Muhammad Luthfi Sonjaya 1, Iman Haryanto 2, Kusnanto 3. *Corresspondence :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SHELLING RATIO DAN JUMLAH PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT PAPAN SERUTAN BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper Backer)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

PENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD DARI BAMBU DAN ECENG GONDOK

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN DAN WAKTU KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN BAMBU PETUNG BERLAPIS MUKA PARTIKEL FESES SAPI

PENGARUH RASIO SEMEN DAN PARTIKEL TERHADAP KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH PARTIKEL INDUSTRI PENSIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT YANG TERBUAT DARI LIMBAH KAYU SENGON DAN KARTON DAUR ULANG

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

Medan (Penulis Korespondensi : 2 Staf Pengajar Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT UREA FORMALDEHIDA DAN BAHAN PENGISI STYROFOAM TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT SKRIPSI

PENGARUH PANJANG PARTIKEL TERHADAP KUALITAS ORIENTED PARTICLE BOARD DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult.

Luthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2. Abstract

VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN PARTIKEL KELAPA SAWIT DAN SERUTAN MERANTI

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BULU DOMBA, SERBUK GERGAJI DAN SERUTAN KAYU DENGAN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN SERAT KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN TEKANAN BERBEDA

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN KONSENTRASI PEREKAT BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KADAR PEREKAT TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL BAMBU ( Effect of resin portion on bamboo particleboard properties )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI RASIO BAHAN BAKU DAN TARGET KERAPATAN

KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI KOMPOSISI PARTIKEL BATANG KELAPA SAWIT DAN MAHONI DENGAN BERBAGAI VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM KLORIDA

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

PENGARUH COMPACTION RATIO TERHADAP SIFAT PAPAN LANTAI PARTIKEL KAYU JATI DAN SENGON

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

SIFAT MEKANIK PAPAN GYPSUM DARI SERBUK LIMBAH KAYU NON KOMERSIAL

Oleh : Febriana Tri Wulandari Prodi Kehutanan Faperta Unram

PENGARUH UKURAN PELUPUH (ZEPHYR) DAN BUKU BAMBU (NODE) TERHADAP KUALITAS LAMINASI BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper)

KARAKTERISTIK FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL BAMBU BETUNG

Kiki Sinaga, M. Dirhamsyah Dan Ahmad Yani Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

17 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PAPAN SEMEN LIMBAH INDUSTRI KAYU DENGAN PERLAKUAN BAHAN DAN KADAR PEREKAT

PENGARUH POSISI RADIAL KAYU BAWANG (Dysoxylum sp.), JENIS FILLER DAN DERAJAT KELEMBUTANNYA TERHADAP KETEGUHAN REKAT

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN SEMEN-GIPSUM

BAB III BAHAN DAN METODE

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKELDARI KAYU SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA. L) DAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA.L)

(Penulis Korespondensi: 2 Dosen Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Oleh :

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI BATANG SINGKONG DAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN PELAPISAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN

Suherti, Farah Diba, Nurhaida Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN PARTIKEL TANPA PEREKAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis acq)

Peningkatan Sifat Fisika dan Mekanika Papan Komposit Serat Kotoran Gajah dengan Penambahan Asam Sitrat

SIFAT FISIS DAN MEKANIS LAMINASI BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper BACKER EX. HEYNE) PADA BERBAGAI JUMLAH LAPISAN DAN POSISI PENGUJIAN

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN PAPAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI BAMBU, FINIR DAN LOG CORE KAYU KARET (Hevea brasiliensis (Willd.Ex A.Juss.) Mull. Arg.

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH INDUSTRI DENGAN PEREKAT CAMPURAN PLASTIK POLYPROPYLENE

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH PLASTIK JENIS HDPE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

KAYU LAPIS BAMBU (BAMBOO PLYWOOD) DARI PEMANFAATAN LIMBAH KERAJINAN BILIK BAMBU

PAPAN PARTIKEL DARI SERAT KOTORAN GAJAH

Anwar Kasim, Yumarni dan Ahmad Fuadi. Abstract. Key words: Elaeis guineensis Jacq., trunk, Uncaria gambir Roxb., adhesive, particleboard.

Karakteristik Papan Partikel dari Pelepah Salak Pondoh (Salacca sp) dengan Penambahan Asam Sitrat

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

PENGARUH POLA SAMBUNGAN DAN BANYAKNYA JUMLAH LAPISAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINA KAYU MERANTI MERAH

VARIASI BERAT LABUR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN LAMINA DARI BATANG KELAPA SAWIT DENGAN PEMADATAN

Effect of Particle Layerson Mechanical Characteristics (MoE And MoR) Of Particle Board Of Ulin Wood (Eusideroxylon Zwageri T.Et.B)

BAB IV PEMBAHASAN. (a) (b) (c) Gambar 10 (a) Bambu tali bagian pangkal, (b) Bambu tali bagian tengah, dan (c) Bambu tali bagian ujung.

Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN LIMBAH PENGOLAHAN KAYU JATI SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL NON PEREKAT

PENINGKATAN KUALITAS LIST PROFILE DENGAN PERLAKUAN KOMPOSISI BAHAN PEREKAT. List Profile Quality Improvement With Treatment Composition Adhesive

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BATANG PANDAN MENGKUANG (Pandanus atrocarpus Griff) BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL DAN KONSENTRASI UREAFORMALDEHIDA

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera L.) SKRIPSI

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI TIGA JENIS BAMBU DENGAN PENAMBAHAN KATALIS MAGNESIUM KLORIDA (MgCl 2 )

KUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PAPAN COM-PLY DARI CAMPURAN KAYU SAWIT DAN KORAN BEKAS. Oleh/By :

KUALITAS PAPAN SERAT BERKERAPATAN SEDANG DARI AKASIA DAN ISOSIANAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

BEBERAPA SIFAT BAMBU LAMINA YANG TERBUAT DARI TIGA JENIS BAMBU. (Some Properties of Laminated Bamboo Board made from Three Bamboo Species)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

Ira Lestari Simbolon 1, Tito Sucipto 2, Rudi Hartono 2 1 Alumni Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BAMBU DENGAN STABILISASI DIMENSI. The Increasing of Bamboo Quality Using Dimensional Stabilization

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS NATRIUM SILIKAT

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT SERAT KULIT BATANG SAGU DAN PLASTIK POLIPROPILENA (PP) BERLAPIS FINIR DAN BAMBU

PEMANFAATAN SAMPAH KERTAS MENJADI PAPAN PARTIKEL SEBAGAI DINDING DEKORATIF RUANGAN

Transkripsi:

ASEAN Journal of Systems Engineering, Vol. 1, No.1, Juli 213:14-18 PENGARUH KOMBINASI LAPISAN PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH PARTIKEL AREN (Arenga pinnata) DAN LIMBAH SERUTAN BAMBU (Dendrocalamus asper) DENGAN JUMLAH PEREKAT UREA FORMALDELHIDA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL Muhammad Luthfi Sonjaya 1, Iman Haryanto 2, Kusnanto 3 Abstract 1 Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2 Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada 3 Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada *Corresspondence : ikhwan.spirit@gmail.com The need of wood for lumber industry in indonesia has got deficit over increasing population that make demand increase dramatically. One of effort that we could do is to find an alternative of wood like make particle board. Sugar palm waste and bamboo waste can be usde as board particle sources because it contains sellulose, hemisellulose and lignin as element of wood structure. The objective of this research is to find out the effect of urea formaldehyde addition and combination of layered particle from aren waste particle and bamboo waste shaving to the properties of particle board. Research methodology was completely randomized design with two factors. The first factor has three kind treatment were combination layered board particle with ratio face (sugar palm) : core (bamboo) : face (sugar palm) are 1%:8%:1%(K1), 2%:6%:2%(K2), 3%:4%:3%(K3). Second factor has three kind treatment were amount of adhesicve 5% (P1), 1%(P2) and 15%(P3). Parameter of property test were density, water absorption, thickness swelling, internal bonding, modulus of rupture and modulus of elasticity with using SNI 3-215-26. The research showed that particle layered composition factor affects significantly to internal bonding and modulus of elasticity but it doesn t effect significantly to density, water absorption, thickness swelling and modulus of rupture. Meanwhile, adhesive factor affects significantly to all of property test. The best particle board made from combination layered arrangement 1% face : 8% core : 1% face (K1) with amount of adhesive 15% (P3). It has the best property as density,77 g/cm3, thickness swelling 22,84%, water arsoption 59,79%, internal bonding 3,56 kgf/cm2, modulus of rupture 182,48 kgf/cm2 and modulus of elasticity 16.352,9 kgf/cm2. Based on SNI 3-215-26, the properties test that had fullfilled were density, modulus of rupture and internal bonding but for water absorption, thickness swelling and modulus elasticity has not fullfill yet. Sejarah: Diterima: 2 Juni 212 Diterima revisi: 6 Desember 212 Disetujui: 4 Januari 213 Tersedia online: 31 Juli 213 Keywords: Board Particle Sugar Palm Waste Bamboo Waste Urea Formaldehyde 1. Pendahuluan Peningkatan jumlah penduduk dan laju pembangunan perumahan yang tinggi mendorong meningkatnya kebutuhan bahan baku kayu, baik digunakan untuk papan tempat tinggal, aksesoris, eksterior maupun interior rumah. Dampaknya tampak pada semakin sempitnya luasan hutan karena adanya konversi dan perambahan, terjadinya penebangan hutan yang berlebihan (over exploitation) dan pemborosan (inefisiensi). Hal ini menyebabkan ketersediaan kayu Indonesia semakin sedikit dan penurunan ketersediaan kayu dari hutan alam setiap tahunnya semakin berkurang. Kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di Indonesia diperkirakan sebesar 7 juta m 3 per tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 14,2% per tahun sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan hanya sebesar 25 juta m 3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit sebesar 45 juta m 3 (Priyono, 21). Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mencari bahan baku alternatif pengganti kayu melalui pemanfaatan limbah menjadi produk yang bermanfaat seperti papan partikel. Hal ini didasarkan kepada kebutuhan papan partikel di Indonesia saat ini terus meningkat, sebagai contoh pabrik furnitur merek Olympic masih mengimpor papan partikel dari China dan Italia sampai 3. meter kubik per bulan dengan harga papan partikel sekitar 13 dolar AS per m 3 (Anonim, 212), padahal bahan baku papan partikel baik dari industri perkayuan maupun agroindustri di Indonesia cukup melimpah. Salah satu limbah agro industri yang potensial untuk dijadikan papan partikel adalah limbah industri tepung aren dan industri pengolahan bambu. Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang pemanfaatan limbah aren dan limbah bambu sebagai alternatif pengganti kayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi limbah partikel aren dan limbah serutan bambu dengan jumlah urea formaldelhid terhadap sifat-sifat fisik mekanik papan partikel (kerapatan, pengembangan tebal, daya serap air, keteguhan tarik tegak lurus permukaan, modulus patah dan modulus elastisitas). 2. Tinjauan pustaka Aren Aren (Arenga pinnata) merupakan tumbuhan berbiji tertutup dimana biji buahnya terbungkus daging buah. Komposisi fisik limbah aren ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Fisik Limbah Aren (kering) Komponen Aren (%) Air 7,68 Serat 38,99 Selulosa 19,49 Lignin 9,1 Xilan 12,4 14 Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse

Pengaruh Kombinasi Lapisan (Muhammad Lutfi Sonjaya, dkk.) Bambu Bambu tergolong keluarga Gramineae (Rumputrumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari rebung, batang muda, dan sudah dewasa yang pada umur 4-5 tahun. Nilai rata rata fisika dan mekanika bambu petung yaitu, keteguhan lentur maksimum 342,47 kg/ cm 2, modulus elastisitas 53.173 kg/ cm 2, keteguhan sejajar serat 416,57 kg/ cm 2, dan berat jenis,68. Berat jenis bambu cenderung naik ke arah bagian ujung dimana kadar air turun. Penyusutan bagian pangkal lebih besar untuk tebal dan lebar dari bagian tengah dan ujung dimana kadar air 12% kering oven (Liese, 1985). Papan Partikel Menurut Maloney (1977) papan partikel adalah istilah umum untuk panil yang dibuat dari bahan-bahan lignoselulosa (biasanya kayu) dalam bentuk potonganpotongan kecil atau partikel yang direkat dengan perekat sintetis atau bahan pengikat lain yang sesuai di bawah kondisi panas dan tekanan dalam suatu pengempa panas. 1) Faktor prosentasi kombinasi aren dan bambu pada papan partikel berlapis(k) a. Aren 1%:bambu 8%:aren 1% (K1). b. Aren 2%:bambu 6%:aren 2% (K2). c. Aren 3%:bambu 4% aren 3% (K3). 2) Faktor jumlah perekat (P) a. 5% dari berat kering bahan (P1). b. 1% dari berat kering bahan (P2). c. 15% dari berat kering bahan (P3). Dari kedua faktor tersebut dikombinasikan sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan dengan ulangan sebanyak 3 kali. Dengan demikian jumlah ulangan akan menjadi 27 kali. Proses pembuatan benda uji papan partikel Proses pembuatan papan partikel tiga lapis, komposisi lapisan berdasarkan dua ukuran dengan menggunakan perekat urea formaldehid mengikuti bagan alir disajikan pada gambar berikut. Perekatan Perekatan (adhesion) didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi ikatan dimana dua permukaan menjadi satu oleh karena adanya gaya-gaya pengikat antar permukaan. Gaya-gaya ini merupakan gaya ikatan yang dikenal dalam teori molekul, dapat berupa gaya valensi atau gaya ikatan ion dan gaya saling mencengkram antara perekat dengan bahan direkat atau interlocking forces (Prayitno, 1996). Teori lima lingkaran garis perekat Teori ini menganalisis perekatan dengan cara memecahkannya dalam gaya-gaya yang mampu dikeluarkan oleh satu atau beberapa molekul bila berdekatan atau berjauhan satu dengan yang lain. Penamaan teori ini disebabkan adanya lima gaya ikatan yang saling bertautan sehingga membentuk sebuah sistem. Lima lingkaran garis perekat dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2. Diagram pembuatan papan partikel Gambar 1. Teori lima rantai dengan gaya perekat 3. Metodologi penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pembuatan produk dan melakukan pengujian terhadap produk yang telah dibuat tersebut. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian blok lengkap yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor, yaitu : Pengujian Papan Partikel Pelaksanaan pengujian papan partikel berpedoman pada ketentuan yang terkait dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) yaitu SNI 3-215-26. Jenis pengujian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Kerapatan papan partikel. 2) Penyerapan air. 3) Pengembangan Tebal. 4) Keteguhan tarik tegak lurus permukaan (Internal Bonding). Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse 15

ASEAN Journal of System Engineering, Vol. 1, No.1, Juli 213:14-18 5) Keteguhan modulus patah (Modulus of Rupture). 6) Keteguhan Elastisitas (Modulus of Elasticity). 4. Hasil dan pembahasan Kerapatan Hasil analisis varians kerapatan menunjukkan bahwa faktor perekat memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kerapatan papan partikel dengan bahan limbah aren dan limbah bambu. Hasil uji lanjutan LSD pada faktor perekat yang disajikan pada Gambar 3, nilai rataan kerapatan pada tingkat perekat 5% berbeda nyata lebih rendah dibanding dengan kerapatan pada persentase perekat 1% dan 15%, sedangkan nilai kerapatan pada persentase 1% dengan 15% tidak berbeda nyata. Adapun histogram pengaruh jumlah perekat terhadap kerapatan di tunjukkan oleh Gambar 3. Gambar 4. Histogram pengaruh persentase jumlah perekat terhadap nilai penyerapan air papan partikel berlapis. Pengembangan Tebal Pengembangan tebal papan partikel merupakan sifat fisika papan partikel yang menunjukkan perubahan ketebalan papan setelah perendaman selama 24 jam. Hasil analisis varians pengembangan tebal menunjukkan bahwa penggunaan perekat 5%, 1% dan 15% masing-masing berpengaruh sangat nyata terhadap pengembangan tebal papan partikel dengan bahan limbah aren dan limbah bambu. Hasil uji lanjut faktor perekat dengan metode LSD menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengembangan tebal pada tingkat 5% nyata lebih tinggi dibanding pada tingkat perekat 1% dan 15%. Gambar 3. Histogram pengaruh jumlah perekat terhadap nilai kerapatan papan partikel berlapis. Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa adanya kecenderungan peningkatan kerapatan seiring bertambahnya jumlah perekat pada papan partikel berlapis dengan bahan limbah bambu dan limbah aren. Prayitno (1994) menjelaskan perekat yang ditambahkan mempengaruhi kerapatan papan karena adanya tambahan beban perekat dalam papan sedangkan volume relatif sama sehingga kerapatan papan partikel meningkat. Gambar 5. Histogram pengaruh persentase jumlah perekat terhadap nilai pengembangan tebal papan partikel berlapis. Daya Serap Air Daya serap air adalah sifat fisis papan partikel yang menunjukkan kemampuan papan menyerap air setelah perendaman dalam air selama 24 jam. Hasil analisis varians daya serap air menunjukkan bahwa faktor perekat memberikan pengaruh sangat nyata terhadap daya serap air papan partikel dengan bahan limbah aren dan limbah bambu. Hasil uji lanjutan LSD menunjukkan bahwa nilai daya serap air pada tingkat perekat 5%, 1% dan 15% masing-masing berbeda nyata, semakin tinggi nilai perekat semakin menurun daya serap apun pengaruh jumlah perekat terhadap daya serap air akan ditunjukkan pada Gambar 4. 16 Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse Gambar 5 menunjukkan adanya penurunan nilai pengembangan tebal papan partikel seiring dengan penambahan jumlah perekat, nilai rataan pengembangan tebal menurun dari 46,6% pada tingkat perekat 5% menjadi 25,6% pada perekat 15%. Hal ini disebabkan peningkatan pemakaian perekat menghasilkan permukaan partikel yang dikenai perekat menjadi semakin luas sehingga terbentuk ikatan antara partikel yang satu dengan lainnya menjadi lebih baik. Tsoumis (1991) menyatakan bahwa jumlah perekat mempengaruhi pengembangan tebal, perubahan dimensi lebih kecil pada papan yang dibuat dengan perekat yang lebih banyak. Keteguhan Tarik Tegak Lurus Permukaan Keteguhan tarik tegak lurus permukaan merupakan suatu nilai yang menunjukkan kekuatan tarik tegak lurus bidang panel (Haygreen dan Bowyer, 1996). Hasil analisis varians menunjukkan bahwa faktor komposisi dan faktor perekat memberikan pengaruh sangat nyata terhadap

Internal Bonding Modulus Patah (Kgf/cm2) Pengaruh Kombinasi Lapisan (Muhammad Lutfi Sonjaya, dkk.) keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan partikel berlapis dengan bahan limbah aren dan limbah bambu dan faktor interaksi komposisi dan perekat memberikan pengaruh nyata. Hal ini berarti bahwa nilai keteguhan tarik tegak lurus dari papan yang dihasilkan akan sangat dipengaruhi oleh kombinasi kedua perlakuan komposisi bahan dan tingkat jumlah perekat. kgf/cm 3. Hasil analisis varians modulus patah menunjukkan bahwa faktor perekat memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kerapatan modulus patah papan partikel dengan bahan limbah aren dan limbah bambu. Hasil uji lanjut faktor perekat dengan metode LSD menunjukkan nilai modulus patah papan partikel pada jumlah perekat 5%, sangat nyata lebih rendah dibanding dengan jumlah perekat 1% dan 15%, sedangkan antara jumlah perekat 1% dengan 15 % tidak berbeda nyata terhadap modulus patah. Gambar 6. Grafik pengaruh interaksi antara komposisi bahan pada berbagai tingkat jumlah perekat terhadap keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan partikel berlapis. 4 3 2 1 Komposisi Bahan Gambar 7. Grafik pengaruh interaksi antara tingkat perekat pada berbagai komposisi bahan penyusun terhadap keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan partikel berlapis. Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin besar perekat maka keteguhan tarik tegak lurus permukaannya semakin besar. Tsoumis (1991) menyatakan bahwa jumlah perekat mempengaruhi nilai keteguhan tarik tegak lurus, perubahan dimensi lebih kecil pada papan yang dibuat dengan perekat yang lebih banyak. Sedangkan pada Gambar 7 menunjukkan terjadinya variasi nilai keteguhan tarik tegak lurus dengan komposisi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi atara komposisi bahan penyusun dengan jumlah perekat. Sehingga akan didapatkan interaksi komposisi dan perekat yang optimal terhadap nilai keteguhan tarik tegak lurus. Modulus Patah (MOR) Modulus patah adalah kemampuan papan partikel untuk menahan beban dengan arah tegak lurus permukaan yang berusaha mematahkannya dan dinyatakan dalam 5% 1% 15% 2 15 1 5 Gambar 8. Histogram pengaruh persentase jumlah perekat terhadap nilai modulus patah papan partikel berlapis. Pada Gambar 8 terlihat terjadinya peningkatan modulus patah seiringnya bertambah jumlah perekat. Jumlah perekat 5% ke jumlah perekat 1% terjadi kenaikan dengan perbedaan sangat nyata. Sedangkan dari jumlah perekat 1% ke jumlah 15% walaupun tidak ada perbedaan yang nyata tetapi nilai modulus patah tetap mengalami kenaikan. Perbedaan nyata terjadi disebabkan pada jumlah perekat 5% yang belum mencapai nilai perekatan yang maksimum. Karena jumlah perekat yang kurang akan mempengaruhi kekuatan adhesi perekat. Prayitno (1996) menyatakan bahwa kegagalan dapat terjadi apabila perekat dilaburkan lebih rendah daripada jumlah minimum perekat yang dibutuhkan oleh kayu. Modulus Elastisitas Modulus elastisitas merupakan ukuran kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk. Hasil analisis varians modulus elastisitas menunjukkan bahwa faktor perekat dan faktor komposisi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap modulus elastisitas papan partikel dengan bahan limbah aren dan limbah bambu. Hasil uji lanjut faktor perekat dengan metode LSD terhadap jumlah perekat menunjukkan bahwa nilai rata-rata modulus elastisitas papan partikel pada jumlah perekat 5% sangat nyata lebih rendah dibanding jumlah perekat 1% dan 15%. Pada Gambar 9 dan Gambar 1 menunjukkan masing-masing hubungan linear antara perekat dan faktor kombinasi bahan terhadap modulus elastisitas. Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse 17 5% 1% 15% Jumlah Perekat

Modulus Elastisitas (kgf/cm2) Modulus Elastisitas (kgf/cm2) ASEAN Journal of System Engineering, Vol. 1, No.1, Juli 213:14-18 14 12 1 8 6 4 2 Gambar 9. Histogram pengaruh kombinasi lapisan terhadap nilai modulus elastisitas papan partikel berlapis. 14 12 1 8 6 4 2 K1 K2 K3 Kombinasi Lapisan 5% 1% 15% Jumlah Perekat papan partikel perlu dilakukan agar didapatkan kadar air yang homogen. Daftar Pustaka Anonim, diakses tanggal 23 Februari 212, Limbah Kayu untuk Industri Papan, http://www.suarakaryaonline.com/news.html?id=14 41. Haygreen, J.G., dan Bowyer, J.L. 1996, Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Liese, W., 1985, Anatomy and Properties of Bamboo, Proc. Int. Bamboo Workshop, Hangzhou. China. Maloney, T., M., 1977, Modern Particleboard and Dry Process Fiberboard Manufacturing, Miller Freeman Inc, San Francisco. Prayitno, T., A., 1994, Perekat Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Prayitno, T., A., 1996, Perekatan Kayu, Yayasan Pembina, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Priyono, 21, Komitmen Berbagai Pihak Dalam Menanggulangi Illegal Logging, Kongres Kehutanan Indonesia III, Jakarta. Tsoumis,G., 1991, Science And Technology of Wood, Structure, Properties, Utilization, Van Nostrand Reinhold, Newyork. Gambar 1. Histogram pengaruh jumlah perekat terhadap nilai modulus elastisitas papan partikel berlapis. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Faktor jumlah perekat berpengaruh nyata terhadap semua sifat fisik dan mekanik papan partikel. Sedangkan faktor komposisi bahan berpengaruh nyata hanya terhadap keteguhan tarik tegak lurus permukaan dan modulus elastisitas. Adapun faktor interaksi perekat dan komposisi bahan berpengaruh nyata hanya terhadap keteguhan tarik tegak lurus permukaan. Papan partikel terbaik secara umum adalah papan partikel berlapis komposisi aren 1% aren : bambu 8% : aren 1% dengan perekat 15%. Sifat-sifat papan partikel hasil penelitian yang memenuhi standar SNI adalah kerapatan dan modulus patah, sedangkan pengembangan tebal dan internal bonding hanya sebagian memenuhi SNI dan modulus elastisitas serta penyerapan air tidak memenuhi SNI. Saran Perlunya penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan modulus elastisitas dan mengurangi daya serap air pada papan partikel berlapis bahan limbah aren dan bahan limbah bambu. Lalu, pengukuran kadar air bahan baku 18 Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse