STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB SD N PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh ADI PRASETYO ASMAUL KHAIR SISWANTORO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

ARTIKEL. Oleh AGUSMAWATI NPM

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

454 Penerapan Model Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

Kata kunci: Model, Pembelajaran Tematik, Pengalaman

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT


BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IVB

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS PADA BAHASA INDONESIA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

Transkripsi:

Studi Analisis Ketuntasan... (Candra Kirana) 395 STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB SD N PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA AN ANALYTICAL STUDY OF THE MASTERY OF BASIC COMPETENCIES OF THE GRADE PROMOTION TEST AMONG GRADE VB STUDENTS OF SD N PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA Oleh: Candra Kirana, PSD/PGSD, candrha.ck@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa kelas Vb di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini siswa kelas Vb SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan trianggulasi. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil UKK siswa kelas Vb, dan metode trianggulasi digunakan untuk mengetahui apakah data berupa lembar jawaban UKK dapat digunakan untuk mengukur ketuntasan Kompetensi Dasar siswa kelas Vb. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketuntasan kompetensi dasar kelas Vb semester 2 SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta tergolong kategori cukup. Hal ini dibuktikan dari 49 kompetensi dasar yang dicari ketuntasannya diperoleh 22 kompetensi dasar yang mencapai ketuntasan dengan presentase ketuntasan 45%. Sedangkan jumlah kompetensi dasar yang tidak mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 27 kompetensi dasar dengan presentase 55%. Kata kunci: UKK, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Abstract This study aimed to investigate the achievement of UKK basic competency of the VB at SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta. The research type was qualitative qualitative research. The research subjects were students at class VB, betch 2014/2015 as numbered 28 students. The documentation method was used to collect the data on the results of the grade promotion test (GPT) of Grade VB students and the triangulation mothod was used to find out whether the data on the GPT answer sheets could be used to measure the mastery of basic competencies of the GPT among Grade VB students. The results of the study showed that basic competency of class VB semester 2 is categorized adequate. This was proven by 49 basic competency that was look for the completeness was obtained 22 basic competencies that achieved completeness by the percentage 45%. Meanwhile, number of basic competency that did not achieve completeness criteria was 27 basic competencies with the percentage 55%. Keywords: GPT, Subject Basic Competensi

396 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-5 2016 PENDAHULUAN pasal 36 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantang zaman (E. Mulyasa, 2013:59). Dalam pendidikan Sekolah Dasar, kurikulum yang berlaku saat ini yaitu tahun 2015 ada dua versi. Ada sekolah yang menggunakan KTSP, dan ada pula yang menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diberlakukan untuk sekolah-sekolah pilot project. Membahas tentang kurikulum 2013 yang diberlakukan di SD, merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004 dan menjadi acuan serta pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah diantaranya ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengembangan ranah dalam kurikulum 2013 tersebut, dilakukan untuk memfokuskan pada pemerolehan kompetensi tertentu oleh siswa, sehingga dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan siswa sebagai suatu kriteria keberhasilan. yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan imam dan takwa, akhlak mulia, potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik. Serta, tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan pada pasal 3 UU No. 20 tahun 2003, yakni: berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Ridwan Abdullah Sani, 2014:45). Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pembelajaran kurikulum 2013 yang diberlakukan di SD, menggunakan pendekatan saintifik dan pembelajaran bersifat terintegratif, dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema. Bukan hanya itu saja, pendidikan karakter juga di integrasikan. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dengan menggunakan langkah ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SD dikenal dengan nama 5M, yaitu mengamati, menanya, Pengembangan-pengembangan yang mencoba/mengumpulkan informasi, menalar, dan terdapat dalam kurikulum 2013 mengacu pada membentuk jejaring/mengkomunikasikan. acuan dan prinsip penyusunan yang terdapat pada Pengintegrasian yang dilakukan dengan tujuan

untuk mempermudah siswa dalam belajar, di karenakan pembelajaran berbasis pada lingkungan siswa dan secara tidak langsung siswa dibentuk karakternya. Pembagian pembelajaran kedalam tema dan sub-tema, dilakukan dengan tujuan agar mempermudah siswa dalam memusatkan perhatian pada suatu topik tertentu, meningkatkan pemahaman dan keterampilan komunikasi, meningkatkan gairah belajar siswa dan kepekaan siswa terhadap lingkungan, serta penghematan waktu, karena pembelajaran disajikan secara terpadu (Andi Prastowo, 2013 : 251). Tema yang terdapat dalam kurikulum 2013, diharapkan dapat menghasilkan insan yang kreatif melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diintegrasikan. Untuk mencapai hal tersebut profesionalisme guru sangat dibutuhkan, baik kemampuan merancang dan melaksanakan serta mengelola pembelajaran secara tepat dan baik. Adapun kemampuan guru yang dibutuhkan tersebut, misalnya kemampuan guru dari segi wawasan, kreativitas, keterampilan, rasa percaya diri, kemampuan mengemas dan mengembangkan materi. Kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Keberhasilan Studi Analisis Ketuntasan... (Candra Kirana) 397 suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya penguasaan materi yang baik maka ketercapaian kompetensi dasar dan indikator bukanlah tidak mungkin. Adapun keberhasilan dalam implementasi kurikulum 2013 dalam pembentukan kompetensi dan karakter siswa dapat dilihat hasil penilaian ketuntasan belajar dalam suatu pembelajaran berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan baik oleh pihak sekolah maupun guru itu sendiri. Dalam penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) perlu mempertimbangkan tiga komponen, yaitu: 1) kompleksitas materi dan kompetensi yang harus dicapai; 2) daya dukung; dan 3) kemampuan awal siswa. Adapun kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh guru dalam pembelajaran adalah 75%. Pendapat tersebut diatas didukung oleh Asep Jihad dan Abdul Haris, (2013: 118), yang mengemukakan bahwa kriteria ketuntasan balajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% -. Penetapan kriteria tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah, misalnya tingkat akademis siswa, kompleksitas indikator, daya dukung guru, serta ketersediaan sarana dan prasarana. Lebih jauh

398 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-5 2016 Suharsimi Arikunto (2014 : 35), mengungkapkan dengan materi bagun datar (jajargenjang). Siswa bahwa dalam penyusunan kriteria dapat dilakukan dengan tanpa mempertimbangkan apa-apa. Adapun rentang krieteria tanpa pertimbangan yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Rentang kriteria tanpa pertimbangan. No Rentang presentase Keterangan 5 81%- Baik Sekali 4 61%- Baik 3 41%-60% Cukup 2 21%- Kurang 1 < 21% Kurang Sekali Dengan adanya penetapan tersebut, siswa harus berusaha mendapatkan nilai di atas nilai kriteria yang telah ditentukan atau setidaknya siswa mampu mencapai kriteria, dan apabila terdapat siswa yang tidak mencapai nilai KKM, maka siswa digolongkan dalam berkesulitan belajar. Pendapat tersebut didukung oleh H. Abin mengalami kesulitan dalam menghitung hasil dari soal yang diberikan. Kesulitan siswa dalam memahami materi tersebut dikarenakan adanya pengembangan atau perubahan dalam konsep materi sehingga guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan materi dan berdampak pada pemahaman siswa. Tentunya tidak hanya dalam pelajaran matematika, begitupun dengan pelajaran yang lain. Selain itu, guru juga mengungkapkan kendala yang dialami siswa juga terjadi pada mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, dan lain-lain yang pembelajarannya dilakukan secara tematik integratif. Tujuan utama dalam penilitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa kelas Vb SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. Syamsuddin Makmun (2005: 308), bahwa siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi belajar tertentu. Penelitian ini dilakukan di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh fakta bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar pada materi siswa kelas Vb di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. memahami materi tertentu. Salah satunya adalah pelajaran Matematika dalam salah satu tema,

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas Vb SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta, pada bulan september 2015 tahun ajaran 2014/2015. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Bojokusuman 1 kelas Vb dengan jumlah 28 siswa. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data hasil post test (hasil UKK) siswa atau lembar jawaban ujian akhir sekolah, yang kemudian dianalisis. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif Miles & Huberman, yaitu 1)data reduction; 2)data display; dan 3)conclusion drawing/verification. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada bulan juni, menghasilkan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi tentang hasil UKK siswa kelas V. Studi Analisis Ketuntasan... (Candra Kirana) 399 Dalam pelaksanaan ujian kenaikan kelas (UKK), guru menggunakan tes tertulis, yang terdiri dari soal pilihan ganda dan essay, dimana setiap mata pelajaran dan kompetensi dasar (KD) terdiri atas beberapa soal. Ketercapaian kompetensi dasar (KD) dapat dilihat dengan menganalisis hasil atau lembar jawaban UKK siswa. Penganalisaan ini pada dasarnya dilakukan untuk melihat apakah kompetensi dasar dapat tercapai dengan cara melihat hasil jawaban soal dalam UK, kemudian dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditentukan baik oleh pihak sekolah maupun guru sendiri. Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis, maka data dikelompokkan berdasarkan sub tema. Kemudian, data kembali dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu pilihan ganda dan essay. Selanjutnya dilakukan perhitungan kembali berdasarkan tema, sehingga dapat menghasilkan perbandingan ketercapaian KD dalam tema maupun sub-tema. Pengelompokan-pengelompokan diatas dilakukan agar peniliti dapat secara fokus menganalisa hasil UKK siswa kelas V. Jumlah keseluruhan soal yang terdapat dalam beberapa tema yang digunakan dalam UKK kelas V yaitu, 280 soal terbagi atas 112 soal pilihan ganda dan 168 soal essai,. Untuk jumlah

400 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-5 2016 soal yang terdapat dalam tema yaitu kisaran 65 sampai dengan 75. Jumlah soal tersebut kemudian dibagi kembali kedalam beberapa sub tema dalam beberapa tema. Untuk tema 6 terdiri dari 70 soal, diantaranya 40 soal untuk sub-tema 1 dan 2 yang SBdp/3.5 IPS/3.3 IPA/3.7 Matematika/3.3 Bahasa Indonesia/3.2 PKn/3.6 Tema 6 sub tema 3 0% 20% 50% 60% 67% 60% kemudian terbagi dalam 19 soal untuk pilihan ganda, dan 21 soal untuk essai. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 1. SBdp/3.5 IPS/3.1 IPA/3.1 IPA/3.2 Matematika/3.3 Bahasa Indonesia/3.2 PKn/3.6 Gambar 1. Hasil analasis tema 6 sub tema 1&2 tidak Soal yang terdapat dalam sub-tema 3 sebanyak 30 soal, terdiri atas 12 soal pilihan ganda dan 18 soal essai. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 2. Tema 6 sub tema 1 dan 2 25% 29% 67% 0% 20% 60% Gambar 2. Hasil analasis tema 6 sub tema 3 tidak masuk dalam kategori tuntas UKK tema 7 yang dilaksanakan pada hari, terdapat 75 soal diantaranya 40 soal yang terdapat dalam sub-tema 1 dan 2 yang terdiri atas 16 soal pilihan ganda dan 14 soal essai. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 3. Tema 7 sub tema 1 dan 2 SBdp/3.5 20% IPS/3.2 IPA/3.5 Matematika/3.3 Bahasa Indonesia/3.5 PKn/3.5 0% 20% 67% 71% 71% 89% 60% Gambar 3. Hasil analasis tema 7 sub tema 1&2 tidak masuk dalam kategori tuntas

Soal yang terdapat dalam tema 7 sub-tema 3 terdiri atas 35 soal yang kemudian terbagi atas 11 soal pilihan ganda dan Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa semua kompetensi dasar dalam tema 7 sub tema 3 telah tuntas. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 4. SBdp/3.5 75% IPS/3.2 IPA/3.5 Matematika/3.3 Bahasa Indonesia/3.5 PPKn/3.5 Gambar 4. Hasil analasis tema 7 sub tema 3. ST : jumlah soal yang mampu di jawab dan SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak UKK tema 8 yang dilaksanakan pada hari, terdapat 70 soal diantaranyaa 40 soal yang terdapat pada sub-tema 1 dan 2 yang terdiri dari 13 soal pilihan ganda dan 27 soal essai. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 5. Tema 7 sub tema 3 24 soal essai. 83% 86% 86% 65% 70% 75% 85% 90% Studi Analisis Ketuntasan... (Candra Kirana) 401 SBdp/3.2 IPS/3.4 IPA/3.6 Matematika/3.7 Bahasa Indonesia/3.1 PKn/3.3 0% Gambar 5. Hasil analasis tema 8 sub tema 1&2. masuk dalam kategori tuntas tidak Soal yang terdapat dalam tema 8 sub-tema 3 sebanyak 30 soal, yang terdiri atas 11 soal pilihan ganda dan ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 6. SBdp/3.1 IPS/3.4 IPA/3.6 Matematika/3.1 Bahasa Indonesia/3.1 PKn/3.3 Tema 8 sub tema 1 dan 2 29% 20% 60% 19 soal essai. Kriteria Tema 8 sub tema 3 20% 33% 50% 57% 50% 50% 0% 20% 60% Gambar 6. Hasil analasis tema 8 sub tema 3. 71% 78% masuk dalam kategori tuntas tidak

402 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-5 2016 UKK tema 9 yang dilaksanakann pada hari Tema 9 sub tema 3,terdapat 75 soal, yang terdiri atas 35 soal yang SBdp/3.1 terdapat dalam sub-tema 1 dan 2 yang kemudian IPS/3.5 75% Matematika/3.8 75% terbagi atas 19 soal pilihan ganda dan 16 soal IPA/3.4 essai. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 7. Bahasa Indonesia/3.1 83% PPKn/3.4 0% 20% 60% Tema 9 sub tema 1 dan 2 SBdp/3.2 Matematika/3.8 57% IPS/3.4 IPA/3.4 86% Bahasa Indonesia/3.1 PKn/3.4 0% 20% 60% Gambar 7. Hasil analasis tema 9 sub tema 1&2 tidak Soal yang terdapat dalam tema 9 sub-tema 3 sebanyak 30 soal, terdiri dari 11 soal pilihan ganda dan 19 soal essai. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar8. Gambar 8. Hasil analasis tema 9 sub tema 3. tidak masuk dalam kategori tuntas PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan kompetensi dasar kelas Vb semeseter 2 SDN Pujokusuman 1 Yogyakarta tergolong kategori cukup. Pengkategorian tersebut diperoleh dari perbandingan hasil perhitungan data ketercapaian kompetensi dasar dengan tabel 2 tabel rentang kriteria tanpa pertimbangan (Suharsimi Aikunto, 2014:35). Hal ini dibuktikan dari 49 komptensi dasar yang dicari ketuntasannya diperoleh 22 kompetensi dasar dengan presentease ketercapaian sebesar 45% yang mencapai ketuntasan. Sedangkan jumlah kompetensi dasar yang tidak mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 27 kompetensi dasar dengan

presentase 55%. Kriteria ketuntasan tersebut dapat dilihat pada gambar 9. Kriteria Ketuntasan Kompetensi Dasar UKK 55% 60% 45% 20% 0% Tuntas Belum tuntas Gambar 9. Kriteria ketuntasan Kompetensi Dasar UKK siswa kelas Vb. Ketidaktuntasan kompetensi dasar dapat Studi Analisis Ketuntasaan... (Candra Kirana) 403 kurikulum 2013 tidakk hanya menilai kemampuan kognitif siswa melaiinnkan berbagai aspek yang terkait dengan proosses pembelajaran dinilai, sehingga memungkkinkan siswa mencapai kompetensi yang diteenntukan. Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran berbasis tematik, dengan cara pengintegrasian beberapa mata pelajaran yang berbeda dalam bentuk tema. Tema yang digunakan dalam kurikulum 2013 sangat dekat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya dengan lingkungan siswa. Berdasarkan hal adalah kesulitan siswa dalam belajar. Akan tetapi, tersebut dapat dikatakan bahwa kurikulum 2013 dalam penelitian ini peneliti tidak meneliti sangat bagus diterapkan di sekolah dasar. tentang kesulitan belajar siswa. Ketidaktuntasan kompetensi dasar dalam pembelajaran bukan menjadi hambatan bagi siswa untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, dikarenakan dalam kurikulum 2013 sistem penilaian mencakup tiga ranah yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian rendahnya aspek kognitif siswa dapat tertutupi oleh aspek lain. Namun demikian, siswa tetap diberikan kesempatan untuk mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan melalui remedial. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kurikulum 2013 memiliki kelebihan sebagai SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas Vb SD N Pujokusuman 1 sebesar 75% (3 dari 4 tema), atau dalam kategori baik. Tema-tema yang sudah tuntas adalah adalah tema 7, 8, dan 9 dengan persentase penguasaann materi berturut-turut 82%, 76%, dan 95%. Adapun tema yang belum tuntas adalah tema 6 dengan persentase penguasaan materi siswa hanya mencapai 69% dari total keseluruhan materi yang wajib dikuasai. pedoman pelaksanaan pendidikan, karena

404 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-5 2016 Saran Penelitian ini dapat digunakan bagi Berdasarkan pembahasan, kesimpulan dan implikasi, maka disarankan agar sekolah sebaiknya menyediakan waktu sehingga siswa dapat melakukan remedial dan memberikan pelatihan kepada guru tentang kurikulum 2013. Selain itu guru juga sebaiknya memberikan bantuan kepada siswa dengan cara memberikan waktu dan kesempatan untuk mencapai kriteria yang ditentukan (program remedial), sehingga dengan adanya kesempatan seperti demikian maka siswa yang belum mampu mencapai kriteria yang ditentukan sebaiknya lebih giat belajar. peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Andi Prastowo, (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Cetakan ke-1, Jogjakarta: Diva Press. Asep Jihad., & Abdul Haris, (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. H. Abin Syamsuddin Makmun, (2005), Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Cetakan ke-8, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah, (2013), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cetakan ke- 18, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Mulyono Aburrahman, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Cetakan ke-2, Jakarta: P.T Rineka Cipta