MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

NEONATUS BERESIKO TINGGI

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

KEDARURATAN LINGKUNGAN

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.

MANFAAT ASI BAGI BAYI

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

Pola buang air besar pada anak

LAPORAN PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KELUARGA BAPAK I DENGAN IBU MENYUSUI DI RT 10 RW 08 KELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

Pemeriksaan Fisis Neonatus

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

Pusat Hiperked dan KK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

ASUHAN PADA BAYI DENGAN TETANUS NEONATORUM

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG UPAYA KESEHATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

NEONATUS BERESIKO TINGGI

SILABUS PERKULIAHAN BLOK ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TA PROGRAM STUDI KEBIDANAN FKUB

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

Efikasi terhadap penyebab kematian ibu

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Ditetapkan Tanggal Terbit

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

Transkripsi:

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI

Setelah saudara mempelajari tatalaksana balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun, maka pada modul ini akan dibahas manajemen terpadu bayi muda. Dimaksudkan dengan bayi muda adalah yang berumur 1 hari sampai 2 bulan. Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal, utamanya pada 1 minggu pertama kehidupan bayi. Pada kesempatan ini, saudara akan mempelajari cara memberi pelayanan pada bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua, pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak. Proses penanganan bayi muda mirip dengan yang telah saudara pelajari untuk menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Beberapa hal yang telah saudara pelajari dalam menangani sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun berguna untuk bayi muda. Semua langkah terdapat dalam bagan yang terdiri dari: Penilaian dan Klasifikasi Tindakan dan Pengobatan Konseling dan ibu Pelayanan Tindak lanjut

TUJUAN PEMBELAJARAN Modul ini akan menjelaskan dan memberi kesempatan kepada saudara untuk mempraktekkan keterampilanketerampilan berikut ini: Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapai bayi muda. Memeriksa dan mengklasifikasikan bayi muda untuk: Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat. Ikterus Diare Kemungkinan berat badan rendah Masalah pemberian ASI. Menentukan status imunisasi pada bayi muda Menilai masalah/keluhan lain pada bayi muda maupun ibu. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan pada bayi muda. Melakukan konseling bagi ibu. Memberikan pelayanan tindak lanjut pada bayi muda.

1.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN Tanyakan kepada ibu mengenai masalah bayinya. Tentukan kunjungan ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama pada bayi muda. Jika merupakan kunjungan ulang, saudara harus memberikan pelayanan tindak lanjut yang akan saudara pelajari pada Pelayanan Tindak Lanjut Bayi Muda pada MODUL 6. Jika merupakan kunjungan pertama, ikuti langkah-langkah pemeriksaan berikut ini: Periksa semua bayi muda untuk KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU,INFEKSI BAKTERI. Selanjutnya buatlah klasifikasi berdasarkan tanda/gejala yang ditemukan. Tanyakan kepada ibu apakah bayi DIARE. Jika diare, periksa tanda/gejala yang terkait.

Periksa semau bayi muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada. Periksa juga semua bayi muda untuk KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI. Selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda/gejala yang ditemukan. Tanyakan kepada ibu mengenai IMUNISASI.Tentukan STATUS IMUNISASI bayi muda. Tanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL, TRAUMA LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT, dan sebagainya. Tanyakan kepada ibu keluhan/masalah ibu yang terkait dengan kesehatan bayinya. Jika bayi muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA, teruskan pemeriksaan saudara secara cepat. Lewati penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan.

Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan sistem organ : gangguan kesadaran sampai kejang gangguan napas bayi malas minum tidak bisa minum atau muntah diare, demam atau hipotermi. Infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah, yang sering : infeksi pada tali pusat kulit, mata dan telinga Saudara harus membuka pakaian dan memeriksa seluruh badan bayi. Bila terbangun tentukan tingkat kesadarannya. Amati gerakan tangan dan kakinya.

Bayi menunjukkan tanda tidak biasa minum atau menyusui bila bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa menghisap / menelan apabila diberi minum atau disusui. Bayi mempunyai tanda memuntahkan semuanya jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun. Semua cairan atau makanan yang masuk akan keluar lagi.

1.1.2. MEMERIKSA GEJALA KEJANG. Pemeriksaan ini dilakukan pada semua bayi muda ketika saudara melakukan kunjungan rumah atau bayi muda datang ke klinik saudara. Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat (SSP) dan merupakan keadaan darurat. Kejang pada bayi muda umur < 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir dan kelainan bawaan. Kejang pada umur >2 hari dikaitkan dengan tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan metabolik seperti kurangnya kadar gula darah. Pada bayi kurang bulan, kejang lebih sering disebabkan oleh perdarahan intrakranial. Di Indonesia, kejang pada bayi muda sering disebabkan oleh tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis, perdarahan otak dan akibat cacat bawaan. Tanda/gejala klinis kejang pada bayi muda sangat bervariasai bahkan kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Meskipun demikian, jika saudara menjumpai gejala/gerakan yang tidak biasa, terjadi secara berulang-ulang dan periodik, saudara harus memikirkan kemungkinan bayi kejang.

TANYA: LIHAT, DENGAR, RABA Apakah ada riwayat kejang? Adakah tanda/gejala kejang berikut: Tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? Menangis melengking tiba-tiba? Gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata, atau anggota gerak? Mulut mencucu? Kaku seluruh badan dengan atau tanpa rangsangan?

1.1.3. MEMERIKSA GEJALA GANGGUAN NAPAS Pola napas pada bayi muda tidak teratur. Frekuensi napas normal bayi cukup bulan adalah 30-59 kali/menit. Frekuensi napas > 60 kali/menit atau < 30 kali/menit dan menetap, menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai tanda/gejala bayi biru (sianosis), tarikan dinding dada yag kuat, pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih. Saat menghitung napas, bayi harus dalam keadaan tenang. Bila bayi menangis, minta ibu untuk menenangkan bayinya. LIHAT DAN DENGAR Hitung napas dalam 1 menit Jika napas > 60 kali per menit, ulangi lagi Apakah bayi napas cepat (> 60 kali per menit) atau napas lambat (<30 kali per menit)? Lihat adakah tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat? Dengar apakah bayi merintih?

1.1.4. MEMERIKSA GEJALA HIPOTERMIA Ukur suhu badan semua bayi muda pada waktu saudara melakukan kunjungan neonatal atau memeriksa bayi muda di klinik. Suhu normal adalah 36.5 37.5 0 C. Suhu < 36.5 0 C disebut hipotermia. Suhu bayi pada hari-hari pertama kehidupannya mudah turun terutama pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), lahir kurang bulan dan bayi yang mengalami asfiksia. Bayi dengan hipotermia mudah sekali meninggal. PERIKSA : Ukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi. Mengukur suhu bayi muda menggunakan termomoter pada aksiler (ketiak) selama 5 menit. Tidak dianjurkan mengukur secara rektal karena dapat mengakibatkan terjadinya perlukaan pada anus. Sebelum mengukur suhu, pastikan air raksa pada termometer menunjukkan angka yang terendah. Jika tidak ada termometer, saudara dapat meraba bagian tangan, kaki atau badan bayi untuk mengetahui apakah demam atau dingin. Disebut : Hipotermia Berat : suhu < 35,5 C Hipotermia Sedang : suhu 35,5-36 C Demam : suhu 37,5 C

1.1.5. MEMERIKSA INFEKSI BAKTERI LOKAL Pada infeksi lokal biasanya pada bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah. Infeksi lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit, mata. LIHAT : Apakah ada pustula dikulit Apakah mata bernanah Apakah pusar kemerahan atau bernanah

KLASIFIKASI KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI TANDA / GEJALA Tidak mau minum atau memuntahkan semuanya ATAU Riwayat kejang ATAU Bergerak hanya jika distimulasi ATAU Napas cepat ATAU Tarikan dinding dada kedalam yang kuat ATAU Merintik ATAU Demam ( 37,5 C ) ATAU Hipotermia ( < 35,5 C ) ATAU Nanah yang banyak dimata ATAU Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut. KLASIFIKASI PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT Pustula dikulit ATAU Mata bernanah ATAU Pusar kemrahan atau bernanah Tidak terdapat salah satu tanda diatas INFEKSI BAKTERI LOKAL MUNGKIN BUKAN INFEKSI

1.2. MENILAI DAN MENGKLASIFIKASIKAN DIARE Ibu mudah mengenali bayi yang diare. Biasanya karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak tidak sepeti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada bayi muda yang mendapat ASI saja. 1.2.1 Menilai Diare TANYAKAN: LIHAT DAN RABA Apakah bayi diare? Lihat keadaan umum bayi. Apakah: Letargis atau tidak sadar? Gelisah/rewel? Apakah matanya cekung? Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor. Apakah kembalinya: Sangat lambat (lebih dari 2 detik)? Lambat? Segera?

1.2.2. Klasifikasi Diare Lihat tanda/gejala yang terdapat pada bagan berikut ini. Pilih klasifikasi yang sesuai dengan status dehidrasinya. TANDA/GEJALA Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: Letargis atau tidak sadar, Mata cekung, Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: Gelisah/rewel, Mata cekung, Cubitan kulit perut kembalinya lambat. Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan/sedang KLASIFIKASI DIARE DEHIDRASI BERAT DIARE DEHIDRASI RINGAN / SEDANG DIARE TANPA DEHIDRASI

1.3. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN IKTERUS Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan. Sebagian besar (80%) ikterus merupakan akibat penumpukan bilirubin (merupakan hasil pemecahan sel darah merah), sebagian lainnya karena ketidak-cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada gangguan pengeluarannya. Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan bentuk fisiologik dan patologik. Yang bersifat patologik dikenal sebagai hiperbilirubinemia yang dapat mengakibatkan gangguan susunan saraf pusat (Kern ikterus) atau kematian. Sampai saat ini ikterus masih merupakan maslah pada bayi baru lahir, terjadi sekitar 25-50 % pada bayi lahir cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi lahir, kurang bulan. Memeriksa adanya ikterus pada bayi muda dilakukan pada waktu saudara melakukan kunjungan neonatal atau pada saat memeriksa bayi muda di klinik.

Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara sederhana yaitu metode Kramer. Pada waktu memeriksa ikterus sebaiknya di bawah cahaya/sinar matahari, dan kulit yang diamati sedikit ditekan. Derajat ikterus menurut KRAMER Kramer 1 : Kuning pada daerah kepala dan leher Kramer 2 : Kurang sampai dengan badan bagian atas ( dari pusar keatas ) Kramer 3 : Kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku Kramer 4 : Kuning sampai pergelangan tangan dan kaki Kramer 5 : Kuning sampai daerah tangan dan kaki. 1.3.1. Menilai Ikterus TANYAKAN: Apakah bayi kuning? Jika ya, pada umur berapa timbul kuning? Apakah bayi lahir kurang bulan? Apakah warna tinja bayi pucat? LIHAT: Lihat, adakah kuning pada bayi? Tentukan, sampai di daerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi?

1.3.2. Klasifikasi Ikterus Lihat tanda dan gejala yang terdapat pada bagan dibawah ini. Pilihlah klasifikasi yang sesuai dengan tanda/gejala yang ditemukan. TANDA / GEJALA Timbul kuning pada hari pertama ( < 24 jam ) setelah lahir, ATAU Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih, ATAU Tinja berwarna pucat, ATAU Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki ATAU Timbul kuning pada umur > 24 jam - < 14 hari dan tidak sampai telapak tangan / telapak kaki KLASIFIKASI IKTERUS BERAT IKTERUS

1.4. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI Pemberian ASI merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi pada umur 6 bulan pertama kehidupannya. Jika ada masalah pemberian ASI pada masa ini, bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit. Keadaan ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan kematian. Masalah yang sering ditemui pada bayi muda adalah berat badan rendah menurut umur. Hal ini merupakan salah satu gambaran adanya masalah pemberian ASI. Masalah pemberian ASI pada bayi muda cukup bulan biasanya berkaitan dengan masukan ASI yang kurang. Masalah pemberian ASI pada bayi kurang bulan biasanya berkaitan dengan reflek isap yang belum sempurna.

1.4.1 Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/Atau Masalah Pemberian ASI TANYAKAN: LIHAT Apakah inisiasi menyusi dini dilakukan? Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI? Apakah bayi diberi ASI? Jika YA; berapa kali dalam 24 jam? Apakah bayi diberi makanan/minuman selain ASI? Jika YA; berapa kali dalam 24 jam? Alat apa yang digunakan? Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut? Adakah celah bibir/langit-langit? TIMBANG DAN TENTUKAN : Berat badan Menurut Umur ( standar WHO 2005 )

1.4.2. Menilai Cara Menetek ASI mengandung zat gizi yang paling sempurna untuk kesehatan, pertumbuhan perkembangan dan kecerdasan bayi. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap alergi pada bayi. Ibu yang segera meneteki bayinya dalam 30 menit setelah lahir dan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi umur 6 bulan mempunyai ikatan batin yang erat dengan bayinya. Lakukan penilaian cara pemberian ASI seperti bagan di bawah ini.( hanya dilakukan khusus bayi berumur 1 28 hari )

Jika bayi: * Ada kesulitan pemberian ASI ATAU * Pemberian ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam ATAU * Diberi makanan/minuman lain selain ASI ATAU * Berat badan rendah menurut umur. DAN * Tidak ada indikasi dirujuk LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENETEKI: Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir? Jika TIDAK, minta ibu untuk meneteki. Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menetek lagi Amati pemberian ASI dengan seksama. Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menetek. Lihat, apakah bayi menyusu dengan baik Lihat, apakah posisi bayi benar? Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya, badan bayi dekat ke ibunya. Lihat apakah bayi melekat dengan baik? Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih banyak dibagian atas daripada dibawah mulut. Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif? Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan

1.4.3. Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau Masalah Pemberian ASI TANDA/GEJALA Ada kesulitan pemberian ASI, ATAU Berat badan menurut umur rendah, ATAU ASI kurang dari 8 kali/hari, ATAU Mendapat makanan/minuman lain selain ASI, ATAU Posisi bayi tidak benar, ATAU TTidak melekat dengan baik, ATAU Tidak mengisap dengan efektif, ATAU Terdapat luka atau bercak putih di mulut (thrush). Terdapat celah bibir / langit langit. Tidak terdapat tanda/gejala diatas KLASIFIKASI BERAT BADAN RENDAH DAN / ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI BERAT BADAN TIDAK RENDAH DAN TIDAK ADA MASALAH PEMBERIAN ASI

Semua bayi akan beresiko untuk mengalami perdarahan, karena sistem pembekuan darah pada BBL belum sempurna. Untuk mencegah tersebut, maka pada SEMUA BBL, apalagi BBLR diberikan suntukan vitamin K, sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muskuler pada antero lateral paha kiri, SETELAH proses Inisiasi Dini Menyusui dan SEBELUM pemberian imunisasi Hepatitis B-0. PERIKSA DAN TANYAKAN

1.6. MEMERIKSA STATUS IMUNISASI BAYI MUDA Periksa status imunisasi bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, apakah bayi muda sudah mendapat imunisasi Hepatitis B-0 yang diberikan sedini mungkin (0-7 hari). Mengapa imunisasi Hepatitis B dosis pertama harus diberikan pada bayi umur 0-7 hari? Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis B Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat lahir dari ibu pembawa virus Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi Hepatitis menahun, yang selanjutnya dapat berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primer Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B. Selain Imunisasi Hepatitis B1, bayi muda juga harus mendapat imunisaasi BCG dan Polio 1JADWAL IMUNISASI PADA BAYI MUDA UMUR JENIS IMUNISASI LAHIR DIRUMAH LAHIR DI SARYANKES 0 7 HARI HB0 HB0, BCG, POLIO1 1 BULAN BCG, POLIO 1 --

1.7. MEMERIKSA MASALAH/KELUHAN LAIN Periksa MASALAH / KELUHAN LAIN pada bayi muda yang saudara temukan pada waktu kunjungan neonatal maupun pemeriksaan di klinik 1.7.1. Memeriksa Kelainan Bawaan / Kongenital Kelainan kongenital adalah kelainan pada BBL lahir yang bukan akibat trauma lahir. Kematian pada BBL dengan kelainan kongenital banyak terjadi akibat malformasi yang tidak mungkin hidup / yang memerlukan tindakan bedah namun tidak dapat dilakukan segera. Untuk mengenali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian kelainan fisik. Dari pemeriksaan fisik, saudara dapat mengenali beberapa kelainan bawaan yang sering dijumpai serta tindakan yang harus dilakukan. 1.7.2.Memeriksa Kemungkinan Trauma Lahir Trauma lahir merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada waktu proses persalinan. 1.7.3. Memeriksa Perdarahan Tali Pusat Lakukan pemeriksaan apakah ada perdarahan tali pusat. Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat menjadi longgar setelah beberapa hari. Perdarahan tali pusat yang tidak ditangani secara cepat dapat menyebabkan syok.

TANYA : 1. Bagaimana keadaan ibu? Apakah ada keluhan? Tanya kemungkinan permasalahan yang sering terjadi pada ibu pasca persalinan misalnya : perdarahan, demam, sakit kepala, pusing, stres atau depresi, 2. Apakah ada masalah dengan : Waktu istirahat dan pola tidur? Pola makan dan minum? Kebiasaan buang air kecil atau buang air besar? 3. Apakah merasa mulas? Apakah lokia berbau? Apakah lokia berwarna gelap? Apakah ada nyeri pada perineum? 4. Apakah ASI keluar lancar? Apakah putting payu dara rata? Apakah putting tertarik kedalam? Apakah putting lecet? Apakah payudara bengkak? 5. Apakah ibu mempunyai kesulitan merawat BBl? 6. Apakah ibu minum tablet tambah darah dan vit. A? 7. Apakah ibu minum obat atau jamu? 8. Apakah ibu sudah menggunakan alat kontrasepsi?

LIHAT DAN RABA: 1. Lihat keadaan umum ibu, ukur tanda / gejala vital ( suhu, denyut nadi, tekanan darah, periksa tanda-tanda anemia dan perdarahan ) 2. Periksa payudara ( pembengkakan atau putting ) 3. Periksa uterus ( ukuran dan tonus ) 4. Perisa lokia ( jumlah, warna dan bau ) 5. Periksa daerah perineum ( kebersihan, pembengkakan, hemorhoid, luka, bau ) 6. Periksa edema kaki

Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi sesuai dengan yang tercantum dalam kolom tindakan/pengobatan pada buku bagan Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan RUJUKAN SEGERA ke fasilitas pelayanan yang lebih baik. Sebelum merujuk lakukan tindakan pra rujukan. Jelaskan tindakan pra rujukan, untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak Minta informed consent untuk tindakan ini. Bayi muda yang termasuk klasifikasi kuning dan atau hijau tidak memerlukan rujukan Lakukan tindakan/pengobatan dan nasihat ibu termasuk kapan harus segera kembali serta kunjungan ulang sesuai bagan.

2.1. Menentukan Perlunya Rujukan Bagi Bayi Muda Bayi muda membutuhkan rujukan segera adalah yang mempunyai klasifikasi berat ( BERWARNA MERAH ) seperti : Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat. Ikterus berat Diare dehidrasiberat. Khusus untuk bayi muda dengan DIARE DEHIDRASI BERAT, jika tidak ada klasifikasi berat lainnya dan fasilitas mempunyai kemampuan terapi intravena, maka dapat dilakukan rehidrasi dengan Rencana Terapi C terlebih dahulu sebelum merujuk. Jika fasilitas tidak ada, RUJUK SEGERA Bayi muda dengan klasifikasi merah, memerlukan penanganan awal segera. Lakukan pemeriksaan dan penanganan secara cepat sehingga rujuakan tidak terlambat. Jangan melakukan tindakan yang tak perlu. Siapkan surat rujukan dan jelaskan kepada ibu alasan merujuk bayinya. Ajari ibu segala sesuatu yang perlu dilakukan selama perjalanan ketempat rujukan.

2. 2. TINDAKAN DAN PENGOBATAN PRA RUJUKAN Sebelum merujuk bayi muda ke rumah sakit, berikan semua tindakan pra rujukan yang sesuai dengan klasifikasinya. Bayi muda ditemukan dalam keadaan KEJANG, HENTI NAPAS, segera lakukan tindakan sebelum malkukan penilaian lain dan RUJUK SEGERA. BAYI DAPAT DIRUJUK APABILA : Suhu 36 C Denyut Jantung 100 per menit Tidak ada tanda dehidrasi berat

Tindakan / pengobatan pra rujukan yang harus dilakukan sebelum meruku bayi muda klasifikasi merah : Membebaskan jalan napas dan memberi oksigen Menangani kejang dengan obat anti kejang Mencegah agar gula darah tidak turun Memberi cairan intravena Memberi antibiotik intramuskular Menghangatkan tubuh bayi segera Menasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukan dengan METODE KANGURU Menyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai klasifikasi Ikterus berat Memasang pipa lambung pada bayi dengan klasifikasi DIARE DEHIDRASI BERAT.

Menangani gangguan napas dilakukan jika bayi muda mempunyai gejala KEJANG dan GANGGUAN NAPAS lihat bagan. Cara Menggunakan Alat Pengisap Lendir : ojika alat dimasukkan melalui mulut, maka panjang pipa yang dimasukkan maksimum 5 cm dari ujung bibir. ojika alat dimasukkan melalui hidung, maka panjang pipa yang dimasukkan maksimum 3 cm dari ujung hidung.

Beri obat anti kejang jika bayi muda mengalami kejang saat pemeriksaan. lihat bagan. Bayi kejang jangan diberi minum atau apapun lewat mulut, karena bisa terjadi aspirasi. Jika bayi kejang dicurigai sebagai TETANUS NEONATORIUM dengan tanda / gejala : okejang/ kaku seluruh tubuh baik dirangsang maupun spontan. omulut mencucu seperti mulut ikan. obiasanya kesadaran masih baik, tetapi bayi tak bisa menetek. Lakukan tindakan : oberi obat anti kejang diazepam bukan fenobarbital, sebaiknya per rektal. oberi dosis pertama antibiotika intramuskular Penisillin Procain. olihat pedoman ETN selanjutnya.

2.2.3. Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun 2.2.4. Memberi Cairan Intravena 2.2.5. Memberi Antibiotika Intramuskular 2.2.6. Menghangatkan tubuh bayi segera Metoda Kanguru 2.2.7. Menasehati Ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan, LIHAT BAGAN

Tentukan tindakan / pengobatan untuk setiap klasifikasi bayi muda yang berwarna kuning dan hijau Catat semua tindakan / pengobatan pada formulir pencatatan termasuk kapan kembali segera dan kunjungan ulang. Tindakan / pengobatan bayi muda yang tidak memerlukan rujukan : Menghangatkan tubuh bayi segera Mencegah agar gula darah tidak turun Memberi antibiotik yang sesuai Mengobati infeksi bakteri lokal Menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi Menghangatkan rehidrasi oral baik di klinik maupun di rumah Mengobati luka atau bercak putih ( trush ) di mulut Melakukan asuhan dasar bayi muda LIHAT BAGAN

Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau Lakukan konseling setelah selesai memberikan tindakan Konseling dilakukang dengan : TANYAKAN DENGARKAN BERI PUJIAN ( bila benar ) BERI NASEHAT ( bila keliru ) GUNAKAN BAHASA SEDERHANA YANG MUDAH DIMENGERTI MENGECEK PEMAHAMAN IBU. 3.1. Menggunakan Ketrampilan Komunikasi yang Baik ( sama dengan anak usia 2 bulan 5 tahun )

3.2. MENASEHATI DAN MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH. Tunjukkan, jelaskan alasanya, beri contoh, praktekkan oleh ibu, cek pemahaman ibu. 3.3. MENASEHATI DAN MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI BAKTERI LOKAL DIRUMAH Infeksi mata, kulit / pusar dan luka di mulut. LIHAT BAGAN 3.4. MENASEHATI IBU TENTANG CARA PEMBERIAN ASI 1. Anjuran pemberian ASI ekslusif untuk bayi muda. 2. Mengajari ibu cara meningkatkan produksi ASI 3. Mengajariibu menyusi dengan baik 4. Mengatasi masalah pemberian ASI pada bayi 5. Mengatasi masalah pemberian ASI pada Ibu. 6. Cara pemberian minum dengan cangkir 7. Cara mengeluarkan ASI 8. Cara menyimpan ASI Suhu kamar : 6 8 jam Termos es : 24 jam Lemari es : 2 3 hari 9. Cara memberikan ASI setelah disimpan LIHAT BAGAN

3.5. MENGAJARI CARA MERAWAT TALI PUSAT DAN MENJELASKAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI MUDA 3.6. MENASEHATI IBU UNTUK MEMBERIKAN CAIRAN TAMBAHAN PADA WAKTU BAYI SAKIT. 3.7. MENASEHATI IBU KAPAN HARUS SEGERA KEMBALI MEMBAWA BAYI KE PETUGAS KESEHATAN DAN KAPAN KUNJUNGAN ULANG. LIHAT BAGAN 3.8. MENASEHATI IBU TENTANG KESEHATAN IBUNYA.

Bayi muda yang sakit yang tidak memerlukan rujukan segera perlu kunjungan ulang. Tindak Lanjut diperiksa/ dinilai, membuat klasifikasi membaik tau tidak ada perubahan / menurun. RUJUKLAH BAYI MUDA KE RUMAH SAKIT, jika : Keadaan bayi memburuk ATAU Keadaan bayi tetap dan obat pilihan kedua tidak tersedia ATAU Petugas khawatir tentang keadaan bayi muda ATAU Petugas tidak tahu harus berbuat apa dengan bayi muda.

13.1. KUNJUNGAN ULANG INFEKSI BAKTERI LOKAL 13.2. KUNJUNGAN ULANG DIARE DEHIDRASI RINGAN / DEHIDRASI SEDANG 13.3. KUNJUNGAN ULANG IKTERUS 13.4. KUNJUNGAN ULANG BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR 13.5. KUNJUNGAN ULANG MASALAH ASI 13.6. KUNJUNGAN ULANG LAUKA / THRUSH DI MULUT. LIHAT BAGAN