BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGHITUNGAN BAGI HASIL. A. Analisis Bagi Hasil Pada Pembiayaan Mudharabah di PT BPR Syariah

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal lembaga keuangan mikro syariah yang bernama BMT. 1 BMT. menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN. kebutuhan rakyat banyak dan dilakukan oleh rakyat banyak atau lebih dikenal

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Simpanan Sukarela terhadap Perhitungan Bagi Hasil BMT. Istiqomah Karangrejo Tulungagung

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Model Pembiayaan Akad Mudharabah Di BMT HARUM

BAB III PEMBAHASAN. antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

Question & Answer a T bu b nga g nku

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI BANK SYARIAH

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. A. Profil Objek Penelitian (Lembaga Keuangan Syariah Berkah Banua Banjarmasin)

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB III GAMBARAN UMUM BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN. berlaku di Indonesia adalah system ekonomi yang berorientasi pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

Transkripsi:

BAB IV Analisis Hasil Penelitian A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan KJKS BMT Nurussa adah merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai fungsi dan peranan yaitu sebagai lembaga yang menjembatani antara masyarakat yang memiliki dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Dana yang telah dikumpulkan oleh KJKS BMT Nurussa adah dari titipan dana pihak ketiga atau lainnya untuk dikelola dengan harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk anggota maupun untuk pihak KJKS BMT Nurussa adah. Salah satu produk simpanan yang ditawarkan oleh KJKS BMT Nurussa adah adalah simpanan dengan prinsip / akad mudharabah muthlaqoh. Mudharabah muthlaqoh yaitu bentuk kerja sama antara anggota (shahibul maal) dan KJKS BMT Nurussa adah (mudharib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Produk simpanan mudharabah yang ada di KJKS BMT Nurussa adah ada 2 (dua) yaitu Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah. Simpanan Nusa adalah simpanan yang diperuntukan untuk perorangan atau badan hukum, dimana simpanan dapat diambil kapanpun pada saat kas buka. Sedangkan Simpanan Berjangka Mudharabah adalah dana simpanan yang dikelola untuk diinvestasikan pada usaha produktif di sektor mikro. Jangka waktu yang disediakan KJKS BMT

Nurussa adah untuk Simpanan Berjangka Mudharabah adalah 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. 1 Gambar 4.1 Skema Simpanan Mudharabah 2 KJKS BMT Nurussa adah Nasabah Pembiayaan Pendapatan Saldo Simpanan Keterangan : a. Nasabah menempatkan dananya dalam bentuk simpanan mudharabah b. KJKS BMT Nurussa adah menyalurkan seluruh dana nasabah penabung dalam bentuk pembiayaan c. KJKS BMT Nurussa adah memperoleh pendapatan atas pembiayaan yang telah disalurkan 1 Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus 2014 2 Sumber: data diolah penulis berdasarkan wawancara dengan Bustomy Ardie selaku Remidial, tanggal 25 Juli 2014

d. KJKS BMT Nurussa adah akan menghitung bagi hasil atas dasar profit sharing e. Pada akhir bulan, nasabah penabung mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati f. Pada saat nasabah memerlukan dana, maka dana nasabah akan dikembalikan sesuai dengan jumlah penarikannya. Berdasarkan profil KJKS BMT Nurussa adah yang telah dipaparkan penulis pada Bab III, bahwa KJKS BMT Nurussa adah mempunyai 1 kantor pusat di Samborejo Tirto Pekalongan dan 2 kantor cabang yaitu di Karanganyar Tirto Pekalongan dan Sapugarut Pekalongan. Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data penelitian di KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Alasan penulis adalah pertama KJKS BMT Nurussa adah melakukan distribusi bagi hasil dengan cara decentralisasi. Decentralisasi 3 adalah bagi hasil dihitung oleh masing-masing cabang kantor, sehingga LKS tersebut memberikan bagi hasil yang berbeda-beda antar masing-masing cabangnya. Kedua, program yang digunakan KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan lebih modern daripada kantor pusat di Samborejo Tirto dan kantor cabang Karanganyar Tirto. Pertumbuhan produk simpanan mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan untuk jumlah nasabah dalam 3 tahun terakhir, dapat dilihat pada grafik berikut : 3 Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Edisi Keempat, hlm 397

Gambar 5.1 Grafik Jumlah Nasabah Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah Desember 2011- Juni 2014 4 Simp Nusa Simp Berjangka 700 795 912 963 30 32 64 75 Des-11 Des-12 Des-13 Jun-14 Grafik diatas menunjukan bahwa dari tahun ke tahun jumlah nasabah Smpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah KJKS BMT Nurussa adah mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa KJKS BMT Nurussa adah dipercaya oleh nasabah khususnya Simpanan Nusa sebagai tempat menyimpan uangnya. Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah yang berasal dari masyarakat tersebut pada prinsipnya merupakan dana yang harus dikelola KJKS BMT Nurussa adah dengan harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk nasabah maupun BMT. Bagi hasil yang diperoleh penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional, dan mampu menarik bagi hasil dari debitur lebih 4 Sumber: File KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan

rendah dari pada bunga yang berlaku di bank konvensional, sehingga dimungkinkan banyak nasabah BMT yang tidak menutup rekening simpanannya. Jadi dapat dikatakan bahwa besarnya bagi hasil merupakan faktor penting bagi BMT dalam menarik masyarakat untuk memilih tempat penyimpanan uangnya. Pada produk Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah terdapat nisbah yang harus disepakati pada awal akad. Masing-masing simpanan tersebut memiliki jangka waktu yang berbeda, sehingga nisbah bagi hasilnya pun juga berbeda. Pada prinsipnya semakin panjang jangka waktu simpanan, semakin luas kesempatan yang dimiliki KJKS BMT Nurussa adah untuk memanfaatkan dana tersebut. 5 Hal inilah yang membedakan tingkat nisbah antara Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah. Simpanan Berjangka Mudharabah biasanya memiliki nisbah bagi hasil yang lebih besar dibanding Simpanan Nusa, karena Simpanan Berjangka Mudharabah merupakan sumber dana yang terkendali. Artinya BMT mengetahui secara pasti jangka waktu mengendapnya dana. Berdasarkan hasil wawancara, sistem bagi hasil simpanan mudharabah baik Simpanan Nusa maupun Simpanan Berjangka Mudharabah yang diterapkan oleh KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan menggunakan metode profit sharing. 6 Metode ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian keuntungan antara 5 Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus 2014 6 Wawancara secara langsung dengan Bustomy Ardie selaku remidial, tanggal 25 Juli 2014

shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (KJKS BMT Nurussa adah) sesuai nisbah kesepakatan diawal dan begitu pula bila mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Pembagian hasil yang diberikan oleh KJKS BMT Nurussa adah sebagai mudharib dilakukan dengan proses perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan bagi hasil, langkah-langkah awal dalam penentuan bagi hasil adalah 1. Penentuan nisbah bagi hasil untuk Simpanan Nusa sebesar 30:70. Sedangkan untuk Simpanan Berjangka Mudharabah, KJKS BMT Nurussa adah lebih memberi kewenangan kepada nasabah dalam menentukan nisbah yang akan disepakati (adanya tawar-menawar antara KJKS BMT Nurussa adah dengan nasabah). Biasanya nisbah bagi hasil yang disepakati 45:55 2. Menghitung saldo rata-rata nasabah. 3. Menghitung jumlah pendapatan / keuntungan yang akan dibagihasilkan. 7 Dengan mengetahui langkah-langkah diatas, maka diketahui rumus perhitungan bagi hasil yang digunakan KJKS BMT Nurussa adah adalah Rumus perhitungan bagi hasil Simpanan Nusa : Bagi hasil = saldo rata-rata simpanan nasabah keuntungan yang dibagihasilkan nisbah saldo rata-rata simpanan Rumus perhitungan Simpanan Berjangka Mudharabah : Bagi hasil = saldo rata-rata simpanan nasabah pendapatan yang dibagihasilkan nisbah saldo rata-rata simpanan berjangka Untuk lebih jelasnya, dibawah ini merupakan contoh perhitungan bagi hasil di KJKS BMT Nurussa adah berdasarkan simpanan salah satu nasabah. 7 Wawancara secara langsung dengan Bustomy Ardie selaku remidial di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 25 Juli 2014

Contoh I : Nasabah A memiliki rekening Simpanan Nusa di KJKS BMT Nurusa adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Selama bulan Juni 2014 terjadi transaksi sebagai berikut, dimana keuntungan yang dibagihasilkan untuk nasabah Rp. 205.336 dan total saldo rata-rata Simpanan Nusa Rp. 33.198.000. Nisbah bagi hasil 30:70. Nama : No. Rek : Alamat : Tanggal No. Ref Debet Kredit Saldo 01/06/2014 785.957 02/06/2014 001 450.000 1.235.957 04/06/2014 001 375.000 1.610.957 05/06/2014 001 675.000 2.285.957 06/06/2014 001 975.000 3.260.957 07/06/2014 001 150.000 3.410.957 09/06/2014 001 525.000 3.935.957 10/06/2014 001 1.650.000 5.585.957 11/06/2014 002 5.550.000 35.957 13/06/2014 001 75.000 110.957 14/06/2014 001 75.000 185.957 16/06/2014 001 75.000 260.957 17/06/2014 001 375.000 635.957 18/06/2014 001 75.000 710.957 21/06/2014 001 75.000 785.957 23/06/2014 001 300.000 1.085.957 26/06/2014 001 225.000 1.310.957

Dari transaksi diatas 8, kemudian dihitung saldo rata-rata harian perbulan pada tanggal 30 Juni 2014, yaitu pada tanggal pembagian bagi hasil bank kepada nasabah, sebagai berikut : 01/06/14 01/06/14 = 1 hari x 785.957 = 785.957 02/06/14 03/06/14 = 2 hari x 1.235.957 = 2.471.914 04/06/14 04/06/14 = 1 hari x 1.610.957 = 1.610.957 05/06/14 05/06/14 = 1 hari x 2.285.957 = 2.285.957 06/06/14 06/06/14 = 1 hari x 3.260.957 = 3.260.957 07/06/14 08/06/14 = 2 hari x 3.410.957 = 6.821.914 09/06/14 09/06/14 = 1 hari x 3.935.957 = 3.935.957 10/06/14 10/06/14 = 1 hari x 5. 585.957 = 5.585.957 11/06/14 12/06/14 = 2 hari x 35.957 = 71.914 13/06/14 13/06/14 = 1 hari x 110.957 = 110.957 14/06/14 15/06/14 = 2 hari x 185.957 = 371.914 16/06/14 16/06/14 = 1 hari x 260.957 = 260.957 17/06/14 17/06/14 = 1 hari x 635.957 = 635.957 18/06/14 20/06/14 = 3 hari x 710.957 = 2.132.871 21/06/14 22/06/14 = 2 hari x 785.957 = 1.571.914 23/06/14 25/06/14 = 3 hari x 1.085.957 = 3.257.871 26/06/14 30/06/14 = 5 hari x 1.310.957 = 6.554.785 Jumlah 30 hari 41.734.710 8 Sumber: data diperoleh penulis dari Dhati Auliana Rosanti selaku teller, tanggal 1 September 2014

Sehingga, saldo rata-rata simpanan harian = 41.734.710 30 = 1.391.157 Maka bagi hasil yang diperoleh nasabah A pada bulan Juni adalah Bagi Hasil = 1.391.157 33.198.000 205.336 30% = 2.581 Zakat = 2.581 2,5% = 65 Bagi hasil setelah zakat = 2.581 65 = 2.516 Contoh II : Pak B memiliki rekening Simpanan Berjangka mudharabah dengan jangka waktu 3 bulan di KJKS BMT Nurussa adah, saldo rata-rata simpanan Rp 5.000.000. Pendapatan yang dibagihasilkan Rp.210.606. Total saldo rata-rata Simpanan Berjangka Mudharabah jangka waktu 3 bulan bulan Juni adalah Rp. 22.700.000. Nisbah bagi hasil 45:55. Maka bagi hasil yang diperoleh Pak B pada bulan Juni adalah Bagi hasil = 5.000.000 22.700.000 210.606 45% = 20.875 zakat =2,5% 20.875 =522 bagi hasil setelah zakat =20.875-522 =20.353 Pada saat penarikan Simpanan Berjangka Mudharabah, maka jumlah uang yang diterima deposan tersebut adalah sebesar Rp. 5.000.000 + Rp. 20.353 = Rp. 5.020.353

Namun apabila deposan tersebut ingin menarik atau menutup rekening Simpanan Berjangka Mudharabah sebelum jatuh tempo, maka deposan tersebut akan dikenakan biaya administratif, perhitungannya adalah sebagai berikut : Saldo Juni 2014 = Rp. 5.020.353 Biaya administrasi (1% Rp.5.020.353) = Rp. 50.203 Jumlah uang yang diterima Rp. 4.970.150 Berdasarkan perhitungan bagi hasil diatas, ada pemotongan zakat dari bagi hasil yang diperoleh. Ketentuan tersebut berlaku apabila saldo simpanan nasabah diatas Rp 1.000.000. Dan hal itu sudah ada kesepakatan antara nasabah dan KJKS BMT Nurussa adah untuk nasabah mengeluarkan zakat. Pada perhitungan berikut ini, penulis melakukan simulasi, apabila KJKS BMT Nurussa adah menggunakan metode dalam perhitungannya adalah revenue sharing. Contoh : Nasabah A memiliki rekening Simpanan Nusa di KJKS BMT Nurusa adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Selama bulan Juni 2014 terjadi transaksi. Diketahui saldo rata-rata nasabah sebesar Rp 1.391.157 dimana keuntungan yang dibagihasilkan untuk nasabah Rp. 727.030 dan total saldo rata-rata Simpanan Nusa Rp. 33.198.000. Nisbah bagi hasil 30:70.

Maka bagi hasil yang diperoleh adalah bagi hasil = 1.391.157 33.198.000 727.030 30% = 9.140 zakat =2,5% 9.140 = 228 bagi hasil setelah zakat =9.140-228 = 8.912 Berdasarkan perhitungan bagi hasil simpanan diatas, ada perbedaan bagi hasil yang diperoleh nasabah Simpanan Nusa. Bagi hasil yang diperoleh dengan metode profit sharing lebih kecil dibanding dengan metode revenue sharing. B. Analisis Metode Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan (Perspektif Fatwa DSN No. 15/DSN- MUI/IX/2000) Metode perhitungan bagi hasil simpanan mudharabah yang digunakan KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan adalah profit sharing yaitu sesuai dengan Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000 pada Ketentuan Umum butir ke - 1. Profit sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan biaya-biaya. Dimana nasabah memperoleh bagi hasil dari keuntungan bersih yang diperoleh KJKS BMT Nurussa adah atas dikelolanya dana dari simpanan mudharabah. KJKS BMT Nurussa adah menggunakan metode profit sharing, dengan alasan sebagai berikut :

1. Konsep metode yang masih dipahami pihak KJKS BMT Nurussa adah adalah profit sharing 2. Profit sharing lebih menyimpan unsur keadilan, karena pada prakteknya memberikan tanggungjawab yang sama antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (KJKS BMT Nurussa adah) dalam keuntungan dan begitu sebaliknya apabila ada kerugian. 3. KJKS BMT Nurussa adah memberikan porsi keuntungan yang sebenarnya didapat oleh nasabah. 9 Mengacu pada Ketentuan Umum Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000 butir ke 2 dijelaskan bahwa dilihat dari kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (Net Revenue Sharing). Artinya revenue sharing lebih mempunyai nilai maslahat daripada profit sharing. Dari penjelasan sebelumnya, penulis melakukan simulasi metode perhitungan profit sharing dan revenue sharing. KJKS BMT Nurussa adah dengan menggunakan metode profit sharing, bagi hasil yang diberikan kepada nasabah Simpanan Nusa sebesar Rp. 2.516. Sedangkan apabila KJKS BMT Nurussa adah lebih menggunakan metode revenue sharing, bagi hasil yang diperoleh nasabah Simpanan Nusa sebesar Rp. 8.912. Dari bagi hasil tersebut, dapat dilihat bahwa bagi hasil yang diperoleh dengan metode profit sharing lebih kecil dibanding dengan metode revenue sharing. 9 Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus 2014

Secara umum, lembaga keuangan syariah saat ini, sudah banyak yang menggunakan metode revenue sharing dalam distribusi bagi hasil simpanan. Berdasarkan asumsi bahwa masyarakat belum terbiasa menerima kondisi berbagi hasil dan berbagi resiko. Maka, hal inilah yang harus dipertimbangkan kembali oleh KJKS BMT Nurussa adah dalam menerapkan metode bagi hasil. KJKS BMT Nurussa adah menerapkan metode profit sharing, dimana bagi hasil diperoleh dari seluruh pendapatan, baik hasil investasi dana maupun pendapatan fee atas jasa-jasa yang diberikan oleh BMT setelah dikurangi biayabiaya operasional BMT. Hal ini akan mempengaruhi bagi hasil yang diperoleh shahibul maal (nasabah). Shahibul maal akan memperoleh bagi hasil yang lebih kecil dan akan berdampak pada jumlah nasabah simpanan, karena berkurangnya keinginan nasabah untuk menyimpan uangnya atau bahkan beralih menyimpan uangnya pada lembaga keuangan syariah lain.