Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

dokumen-dokumen yang mirip
Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

FILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

FILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi

Modul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Kegiatan dan Landasan Komunikasi Manusia

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.

Bab 5 JIWA DAN BADAN MANUSIA

Filsafat Ilmu dan Logika

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Filsafat eksistensialisme

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

FILSAFAT MANUSIA. Hostoritas Manusia OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

FILSAFAT BARAT MODERN

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

Pengetahuan dan Kebenaran

Modul ke: Filsafat Manusia. Badan dan Jiwa. 06Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

ANALITIK (1) Analitik:

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

Kehendak dan Kebebasan

Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN. Dra.Erika Revida. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

FILSAFAT MANUSIA. Person dan Individu Manusia dan Review Materi Kuliah I s/d VI. Firman Alamsyah AB, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Modul ke: Filsafat Manusia. Titik Tolak Filsafat Manusia. 02Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

Filsafat Eksitensialisme dan Fenomenologi


Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Sejarah Perkembangan Ilmu

RESUME ALIRAN ALIRAN FILSAFAT ABAD MODERN 1 Oleh : Achmad Syauqi 2

HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

PRAGMATISME (1) Pragmatisme:

BAB II KAJIAN TEORI. esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia. 1. Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya: 2

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

Filsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

Sejarah Perkembangan Ilmu

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 1. Gregorius Martia Suhartoyo 1

A. Dari segi metodologi:

PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

RESPONS - DESEMBER 2009

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB 1: MASALAH YANG TERUTAMA: PARADOKS BERNAMA KESADARAN. Cogito, Ergo Sum (Aku berpikir, maka aku ada)

RASIONALISME DAN EMPIRISME Kontribusi dan dampaknya pada perkembangan filsafat matematika. Tedy Machmud Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Kekerasan Atas Nama Agama : Bentuk Pemaksaan Akan Adaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bertujuan. Setiap pernyataan padadasarnya adalah tindakan

Joseph Schelling oleh: Lilis Widyaningrum

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

FILSAFAT MANUSIA. Historisitas Manusia. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB II RASIONALISME DAN EMPIRISME: DALAM SEBUAH PERTENTANGAN

Transkripsi:

Modul ke: 03Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Sosialitas Manusia Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi

Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai sosialitas manusia menurut pemikiran filsuf mengenai manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami posisi manusia hubungannya dengan yang lainnya.

Sosialitas Manusia

Filsuf yang menolak kemutlakan apa pun Para Skeptisis Mereka yang menolak kepastian Para Sensis Inggris (Hobbes, Locke, Berclay, Hume) Kesadaran manusia terdiri dari kesan-kesan indrawi yang sederhana (simple impression). Mereka merupakan deretan tanpa kesatuan benar, entah didalam isi ataupun subjeknya. Locke masih menerima substansi manusia dan yang lain, namun tanpa mampu mempertanggungjawabkannya. Berclay menolak adanya substansi yang lain dan seluruh kenyataannya. Akhirnya, Hume juga mengingkari substansi manusia, aku tak lain hanya merupakan berkas fenomena kesadaran, yang mengalir dan berturut-turut terus menerus, tanpa ada kepastian apapun dan tanpa ada aku tetap. Pendapat yang serupa dipegang oleh para positivis abad ke-19. Bergson Hidup manusia merupakan dinamik vital (un elan vital). Manusia menyadari dan menghayati evolusi itu di dalam suatu intuisi, yang mengatasi kegiatan rasional. Dengan intuisi itu manusia mengalami aku nya. Akan tetapi Bergson tidak sanggup memakai istilah substansi sebab ia menganggap terlalu statis. Yang lian-lain juga diterima menurut pola yang sama. Pemikir Positivis (Comte, Spencer) dan neo-positivistis Hanya dapat dibuktikan secara ilmiah merupakan fakta. Arti fakta itu hanya faktual belaka, tanpa memiliki kemutlakan atau keharusan metafisik. Kant Harus dicari syarat-syarat minimal mutlak perlu agar pengetahuan manusia itu memang mungkin.

Filsuf yang menerima substansi mutlak, tetapi dalam arti terlalu sempit Monisme eleatis (Parmenides) Hanya satu substansi mutlak yang tidak berbatas dan yang abadi. Tidak ada tempat bagi substansi manusia yang bersifat pribadi Descartes Titik pangkal filsafat terletak di dalam kesadaran subjektif: Cogitu ergo sum. Manusia memiliki kepastian mutlak mengenai adanya sendiri sebab dipahami dengan jelas dn tepat. Itu memberikan patokan bagi kebenaran semua yang dipahami jelas dan tepat, itu benar. Aku yang berpikir ialah substansi spiritual yang berdikari tanpa membutuhkan atau mengandaikan yang lain: disadari secara murni dan dengan langsung. Bahkan aku substansial itu sama dengan pikiran Spinoza Dengan meneruskan metode dan jalan pikiran descartes, hanya dapat diakui substansi ilahi (monisme panteistis). Yang bukan ilahi, termasuk manusia bukan merupakan substansi, melainkan hanya cara berada (modus) dari sifat ilahi. Demikian aku adalah modus dari pikiran.

Molebranche, Leibniz Menurut garis descartes manusia sadar akan diri sendiri saja, merupakan aku yang tertutup tanpa hubungan langsung dengan yang lain. Hanya berantuisi akan Tuhan, dan melalui itu juga tahu akan adanya dunia luar. Atau menurut Leibniz telah menerima ide-ide tentang dunia luar sejak kelahiran. Para Idealis (Fichte, Schelling, Hegel) Hanya ada satu realitas, yaitu aku yang absolut. Manusia individual hanya merupakan momen atau unsur di dalam perkembangan kesadaran Aku yang mutlak. Fenomenologi Realitas dianalisis dengan metode fenomenologis, sejauh dialami di dalam kesadaran. Kesadaran manusia secara hakiki bercorrak intensional yang berasal dari bahasa latin intere yang berarti mengarah kepada. Maksudnya kesadaran manusia terarah kepada objek yang lain dan yang berbeda dari kesadaran sendiri. Dibuat abstraksi dari semua yang ditemukan kesadaran yang transendental. Realitas yang lain tidak dipertimbangkan bahkan rupanya adanya dipersoalkan.

Pendapat yang lebih seimbang Neo-Tomisme modern (Karl Rahner, Marc, Lonergan, Lotz) Metode Kant dapat dipakai dan disempurnakan. Dengan metode transendental, manusia dapat mengeksplisitkan kemampuan mutlak akan adanya dirinya sendiri yang telah diandaikan di dalam fakta keputusan-keputusannya, dan yang dituntut dengan mutlak oleh kepastian keputusan tersebut. Adanya yang lain ditemukan berdasarkan kesatuan subjek dengan objeknya Eksistensialisme (Keikegaard; Heidegger, jaspers, Marcel, Sartre) Metode fenomenologis tidak boleh membuat abstraksi dari realitas. Kenyataan ditemukan di dalam pengalaman melulu pribadi dan personal yang bertitik tolak kepada keyakinan. Oleh karena itu kepastian asali manusia disebut eksistensi yang berarti menempatkan diri ke luar. Eksistensi itu menunjukkan cara berada manusia yang khas, yang membedakannya dari semua makhluk yang lain. Hanya manusia yang bereksistensi dengan keterbukaan hakiki bagi yang lain. Dasein menurut istilah Heidegger yang berarti sein adalah berada dan da adalah sana. Jadi dasein berarti mengemukakan diri ke luar. Di dalam manusia sein sungguh menjadi nampak, dengan kata lain, sifat hakiki manusia ialah berada di dalam dunia (das in-der-weltsein; k etre-au-monde) = manusia selalu berada bersama dunia. Dari semula manusia telah bergaul dengan dunia, tanpa pernah berada sendiri. Jadi manusia bersifat transenden - dia mengatasi diri menurut arti tertentu. Dia lepas dari segala isolasi dan keluar dari diri sendiri, dan menuju kepada yang lain. Manusia juga selalu mengakui yang lain sebagai yang lain.

Psikologi esperimental dan klinis Psikologi positif mempunyai bermacammacam pendapat mengenai diri, aku dan sebagainya. Kerap dipengaruhi oleh filsafat manusia tertentu, dan sesuai dengan itu mengakui substansial manusia atau tidak, menerima pengertian akan substansialitas orang lain atau tidak.

Kesimpulan Aku dan yang-lain (manusia atau bukan) sejauh merupakan substansi yang berdikari, juga memiliki hubungan timbal balik dengan yang-lain yang memberikan arti dan nilai serta saling mengadakan. Bersama-sama merupakan keseluruhan pusat yang ber-otonomi di dalam korelasi dan berkorelasi di dalam otonomi. Korelasi yang dimaksudkan sebagaimana aku dan yang-lain, semua selalu dan dimana-mana berhubungan saling timbal balik dan sejajar.

Terima Kasih Shely Cathrin, M.Phil