BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TEKS BERITA TULISAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti

Promotor: Prof. Dr. H. Samsuddin A.R., M.S. Ko-Promotor: Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd. Anggota: Prof. Dr. Hj. Nenden Sri Lengkanawati, M. Pd.

PENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL PADA TEKS IKLAN BROSUR PENAWARAN BARANG ATAU JASA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Ejaan yang salah dalam kehidupan sehari-hari sah-sah saja, tetapi bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Purwokerto kelas VII dengan standar kompetensi menulis yaitu mengungkapkan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dalam bentuk tulisan. Sejalan dengan pendapat Parera menulis

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas VI SD Al-Kautsar

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang untuk menuangkan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa.

PROSIDING SEMNAS KBSP V

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

I. PENDAHULUAN. dituangkan dalam kertas sehingga dapat dibaca oleh para pembaca. Dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dalam bahasa Indonesia kita ini adalah PUEBI (pedoman umum ejaan

BAB I PENDAHULUAN. menulis bisa dilakukan oleh siapapun dibangku sekolah. Kemampuan menulis

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsi utama bahasa sebagai alat

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis, suatu kegiatan yang produktif dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan berita siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta disimpulkan sebagai berikut. 1. Bentuk kesalahan berbahasa dalam tulisan berita siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta dibagi menjadi tiga aspek kesalahan. Pertama, bentuk kesalahan dalam bidang ejaan (57,37%) terdiri dari dua belas jenis, yaitu: penggunaan huruf kapital, huruf miring, tanda titik, tanda koma, tanda hubung, tanda petik, penulisan lambang bilangan, singkatan, kata depan, kata turunan, bentuk ulang, dan gabungan kata. Kedua, bentuk kesalahan dalam bidang diksi (13,33%) terdiri dari tiga jenis, yaitu: ketepatan kata, kebakuan kata, dan kelaziman kata. Ketiga, bentuk kesalahan dalam penyusunan kalimat efektif (29,09%) yang terdiri dari lima jenis, yaitu: kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, kehematan kata, kecermatan dan kesantunan, serta kepaduan makna. 2. Faktor penyebab terjadinya kesalahan ejaan dalam teks berita tulisan siswa meliputi tiga hal, yakni (a) penguasaan kaidah penggunaan ejaan kurang memadai, (b) kurang konsentrasi, (c) pengaruh bahasa gaul. Faktor penyebab terjadinya kesalahan diksi dalam teks berita tulisan siswa meliputi dua hal, yakni (a) kurang memahami kaidah pemilihan kata, (b) kurangnya kosakata siswa. Faktor penyebab terjadinya kesalahan kalimat efektif dalam teks berita tulisan siswa meliputi tiga hal, yakni (a) pemahaman kaidah penulisan kalimat efektif belum memadai, (b) pengaruh bahasa ibu, (c) rendahnya frekuensi menulis. 3. Upaya mengatasi kesalahan bidang ejaan dalam teks berita tulisan siswa, antara lain (a) meningkatkan pemahaman kaidah penggunaan ejaan, (b) menciptakan suasana kelas yang kondusif, (c) menggunakan bahasa yang baik dan benar di lingkungan sekolah. Upaya mengatasi kesalahan bidang diksi dalam teks berita tulisan siswa, antara lain (a) meningkatkan pemahaman kaidah pemilihan kata, 110

111 (b) penggunaan teknik peer-correction. Upaya mengatasi kesalahan penulisan kalimat efektif dalam teks berita tulisan siswa, antara lain (a) meningkatkan pemahaman kaidah penulisan kalimat efektif, (b) menggunakan pendekatan proses, (c) meningkatkan frekuensi menulis. B. Implikasi Dengan adanya teori-teori kebahasaan yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang kesalahan berbahasa, khususnya dalam bidang ejaan, diksi, dan penyusunan kalimat efektif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat memberikan referensi kepada guru, siswa, atau pembaca pada umumnya tentang kesalahan berbahasa dalam karangan. Penelitian ini juga memberikan wawasan bahwa kajian analisis kesalahan berbahasa dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Sebuah karangan yang baik tentu harus memperhatikan penggunaan kaidah kebahasaannya. Hasil tulisan siswa, masih banyak ditemukan penggunaan kaidah kebahasaan yang kurang tepat, baik dalam bidang ejaan, diksi, maupun kalimat efektif. Di sinilah penelitian ini berfungsi memberikan referensi dan contoh cara penulisan ejaan, pemilihat kata, dan penyusunan kalimat efektif yang tepat. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bukti bahwa penguasaan kaidah kebahasaan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh penulis. Seorang penulis harus memiliki penguasaan kaidah kebahasaan yang baik karena akan memanfaatkannya sebagai media dalam menyampaikan gagasan kepada khalayak. Gagasan tersebut harus diorganisasikan dengan sistematis dan logis sehingga menjadi tulisan yang dapat diterima oleh pembaca. Dengan demikian, baik penulis (siswa) maupun guru diharapkan dapat meningkatkan penguasaan tentang kaidah kebahasaan dan mengimplementasikannya dengan tepat. Selain itu, guru dan pihak sekolah harus memberi kontribusi dan perhatian nyata terhadap kondisi ini agar karangan yang dihasilkan siswa semakin berkualitas, baik dari segi isi maupun bahasanya. Selain pemaparan di atas, penelitian ini juga memperkaya khazanah keilmuan tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam bidang

112 ejaan, diksi, dan penyusunan kalimat efektif. Teori-teori dalam penelitian ini juga dapat digunakan oleh peneliti lain yang meneliti dalam bidang yang sama ke depannya. Dengan demikian, akan membuka peluang dilakukannya penelitianpenelitian tentang kesalahan berbahasa Indonesia beserta faktor penyebab dan upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan tersebut. Pemaparan hasil penelitian yang meliputi kesalahan penggunaan ejaan, diksi, dan penyusunan kalimat efektif dapat membantu siswa dalam menghasilkan tulisan yang lebih berkualitas. Dengan menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang tepat,, secara tidak langsung siswa dapat menghasilkan tulisan yang baik. Selain itu, siswa juga bisa membedakan penggunaan bahasa yang benar dan tidak benar. Akhirnya, kesalahan-kesalahan tersebut tidak akan terulang lagi. Terkait hal ini, peran guru sangat penting dalam upaya pembinaan bahasa Indonesia siswa. Guru dapat mengoreksi penggunaan kaidah bahasa siswa. Jika masih ditemukan kesalahan, maka menjadi tugas guru untuk menunjukkan kepada siswa agar kesalahan tersebut diperbaiki. Setelah siswa mengetahui bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam karangannya, siswa akan lebih memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan saat mengarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa adalah kurangnya konsentrasi siswa. Kurangnya konsentrasi siswa ini disebabkan oleh suasana kelas yang gaduh dan cara mengajar guru yang masih monoton. Oleh karena itu, guru harus lebih tegas dan mengubah cara mengajarnya dengan pendekatan yang lebih menarik. Salah satunya dengan pendekatan proses. Dengan menerapkan pendekatan proses, siswa akan melalui tahap-tahap penulisan, seperti tahap prapenulisan, penulisan, dan revisi. Melalui tahap-tahap tersebut siswa akan tahu bagaimana cara membuat perencanaan tulisan, bagaimana proses dalam menuangkan ide-idenya, dan meneliti ulang terkait dengan bahasa yang mereka gunakan. Oleh karena itu, pendekatan menulis berpendekatan proses memang harus dilakukan agar siswa dapat melewati kompleksitas proses pembuatan tulisan. Dengan mengikuti tahapan-tahapan yang semestinya dilakukan,

113 siswa akan belajar dan memperoleh pengalaman bagaimana proses menulis yang benar. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa kesalahan bidang ejaan memiliki frekuensi tertinggi. Selama ini, guru tidak selalu mengembalikan karangan siswa setelah dikumpulkan. Hal ini mengakibatkan ketidaktahuan siswa terkait kekurangan dan kesalahan berbahasa yang ada dalam karangannya. Oleh karena itu, guru seharusnya memberikan koreksi dan membahasnya bersama siswa. Dengan demikian siswa akan mengetahui letak kesalahan berbahasa dan pembenaran dari kesalahan tersebut. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengoreksi kesalahan berbahasa dalam karangan adalah peer-correction. Dengan menggunakan teknik ini, siswa akan jauh lebih paham tentang bentuk-bentuk kesalahan berbahasa sehingga kesalahan serupa tidak akan terulang kembali. Teknik peer-correction ini juga dapat memperingan kerja guru. Karena kesibukannya, guru terkadang tidak bisa mengoreksi karangan siswa satu per satu dengan teliti. Data hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian siswa belum memahami kaidah penulisan teks berita dengan baik. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah teks berita siswa yang memenuhi persyaratan 5W+1H. Oleh karena itu, guru harus menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa, memfasilitasi dan memotivasi siswa agar lebih giat belajar. Saat kegiatan pembelajaran, guru hendaknya lebih memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan karena tidak semua siswa bisa langsung memahami materi tersebut. C. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan, peneliti dapat merumuskan saran sebagai berikut. 1. Saran untuk Siswa a. Siswa harus memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasa Indonesia agar dapat menghasilkan tulisan yang baik dan benar. Untuk memperluas pengetahuan ilmu kebahasaan bidang ejaan, diksi, dan kalimat, siswa dapat membaca berbagai sumber baik dari buku maupun internet sebagai acuan.

114 Siswa juga dapat membaca tulisan fiksi maupun nonfiksi untuk meningkatkan perbendaharaan kata. Tingginya frekuensi membaca tulisan fiksi maupun nonfiksi juga memudahkan siswa saat menuangkan gagasannya dalam bahasa tulis. b. Siswa diharapkan lebih memperhatikan saat guru sedang menjelaskan materi sehingga materi tersebut dapat diterima dengan baik. c. Ketika mengalami kesulitan saat menulis, hendaknya siswa bertanya kepada guru yang bersangkutan agar lebih paham. d. Siswa diharapkan lebih sering latihan menulis. Hal ini dilakukan agar siswa terbiasa dengan kegiatan menulis sehingga tidak mengalami kendala dan meminimalisasi kesalahan berbahasa dalam tulisannya. 2. Saran untuk Guru a. Guru hendaknya memberikan pengetahuan tentang kaidah kebahasaan kepada siswa di setiap proses pembelajaran menulis terlebih pada saat sebelum kegiatan mengarang. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan menerapkan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis. b. Guru hendaknya menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa, dan memancing siswa agar berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. c. Ketika melakukan penilaian hendaknya selalu bersikap objektif dan analitik saat menjumpai kesalahan penggunaan ejaan, diksi, dan kalimat yang kurang efektif. Selanjutnya, guru senantiasa membenarkan kesalahan berbahasa siswa disertai dengan analisis pembahasannya. d. Koreksi antarteman perlu diterapkan sebagai sarana melatih keaktifan siswa.. Selain itu, adanya umpan balik dari guru juga sangat perlu sehingga siswa dan guru bersama-sama dapat mengoreksi dan membenarkan kesalahan berbahasa yang ada.

115 e. Guru hendaknya mampu menguasai kelas dengan baik sehingga suasana pembelajaran tetap kondusif dan menyenangkan. Strategi mengajar yang digunakan hendaknya lebih variatif agar siswa tidak mudah bosan. 3. Saran untuk Sekolah a. Sekolah hendaknya melengkapi sumber pustaka terkait yang memadai, misalnya buku-buku tentang keterampilan menulis, EYD, KBBI, media massa, buku-buku fiksi, dan nonfiksi. Buku-buku tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, dan memperkaya pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan menulis. b. Sekolah hendaknya memaksimalkan dan menyediakan media pembelajaran lain, seperti internet, LCD, dan speaker. Ketersediaan jaringan internet di sekolah dimaksimalkan dengan penambahan komputer yang tersambung dengan internet agar siswa lebih mudah mengakses materi ajar. LCD yang bermasalah di beberapa kelas hendaknya segera diperbaiki agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif. Selanjutnya, setiap kelas perlu diberi speaker agar pemutaran media pembelajaran yang berupa video maupun audio dapat terdengar dengan jelas. c. Saat menerbitkan pengumuman maupun surat dinas di sekolah sebaiknya memperhatikan kaidah kebahasaan yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah pun ikut bertanggung jawab terhadap pembinaan bahasa Indonesia.