GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

INTISARI. KARYA TULIS ILMIAH. D III KEBIDANAN NGUDI WALUYO. Silva Octariani 1), Ari Andayani, S.SiT,M.Kes 2), Eti Salafas, S.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG KUNJUNGAN DI POSYANDU REMUJUNG DI KELURAHAN WIROGUNAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

LUTFI NANDA PURNAMASARI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah D III Gizi. Disusun Oleh :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

GAMBARAN KONSELING IMUNISASI TT IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG POSYANDU DI PUCANGANOM WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013

Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

GAMBARAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS SEDAYU I BANTUL YOGYAKARTA TAHUN KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

GAMBARAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEPOK 2 SLEMAN YOGYAKARTA

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

HUBUNGAN PELAYANAN DAN KINERJA KADER TERHADAP MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DESA KARANGMANGU KECAMATAN BATURADEN

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. OLEH : Elisabeth Buku Kumanireng NRP :

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

GAMBARAN PERSEPSI IBU MENYUSUI MENGENAI ASI EKSKLUSIF YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS DANUREJAN 1 YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN Di Desa Karangan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU TENTANG KADARZI (KELUARGA SADAR GIZI) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA KARANGSARI, KECAMATAN KEBUMEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

SUCI ARSITA SARI. R

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

KUESIONER UNTUK KADER

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN BALITA. Di Posyandu Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta INTAN NUGROHO NPM: 1112133 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA 2015

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL, DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta INTAN NUGROHO NPM: 1112133 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA 2015 i

HALAMAN PERSETUJUAN GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL, DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan oleh : INTAN NUGROHO 1112133 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Mengikuti Uji Hasil Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Pembimbing, Tanggal :... Disetujui Oleh : (Budi Rahayu, M.Keb) NIDN : 0523058801 Tanggal:.. ii

HALAMAN PENGESAHAN GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan oleh : INTAN NUGROHO 1112133 Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Penguji, Tanggal :... Menyetujui : (Seri Suprapti, S.KM, M.M) NIP :197212141992032005 Pembimbing, (Budi Rahayu, M.Keb) NIDN :0523058801 Mengesahkan, a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) (Reni Merta Kusuma,M. Keb) NIDN : 0616038302 iii

HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, Agustus 2015 Intan Nugroho iv

MOTTO Open Your Mind Before Open Your Mouth If Today I Lose My Hope, I remember That Your Plans Are Better Than My Dream Apabila kita ikhlas pada sesuatu yang mengecewakan hati kita, Maka percayalah Allah akan menggantikan kekecewaan itu dengan sesuatu yang tak pernah tergantikan Tuhan tidak pernah terlambat,dia juga tidak tergesa-gesa, Percayalah.. Dia selalu tepat waktu. Masa muda bukanlah masa untuk hebat-hebatan pacaran, Tapi untuk menyiapkan diri menjadi pribadi dewasa yang membangun keluarga yang bahagia serta karir yang sukses Sukseslah dahulu, dengan ijin Tuhan semuanya yang terbaik akan mengikuti. Mulailah menyemangati dirimu sendiri,karena semangat terhebat terlahir dari pribadi yang kuat v

PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk: Tuhan YME, atas kuasa dan campur tangan-nya dalam kehidupan saya. Kedua orang tua saya bapak Agus Eka Nugrahadan Ibu Maryatun tercinta yang telah bekerja keras, membimbing, menjaga serta memberikan motivasi, memberikan doa dengan tulus dan penuh kasih sayang. Kakung dan Uti, Tante Anik, bulek Rini, Om Iwan, Pakdhe & Budhe Marwoto, tante Tri, tante Ana, Om Darji,Om Endro, Om Bambang, keluarga besar Sugeng Sutrisno dan seluruh keluarga Besar Kiswanto yang selalu mensuport saya dengan luar biasa hebatnya. Untuk Ibu Budi Rahayu M.Keb terimakasih atas bimbingan, masukan, bantuan, semangat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dan terimakasih juga untukibu Seri Suprapti,.SKM.,MM selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk adikku Shelly Purnama Putri, terimakasih atas semangat dan dukungannya, tetap jadi adik kecilku yang cantik, sukses untuk masa depanmu. Teruntuk Widya Baskara 172 terimakasih untuk kebahagiannya. Untuk Mba Mifta, Syifa AmilHuzni, Gilang Imandajaya.,SH, Mba Kiky & Hana, dan adik-adiku tersayang, Savindra, dek Vina, Angel, Jalu, Gading, Vivi, Cici, Savira yang menjadi semangat tersendiri untuk saya. Untuk sahabat-sahabat saya, Merli Mandasari, Happy Mahmudah, Dwi Leni Mustafida, Septi Budi, Oktama Lilianti, Mira Febrinasari, Novi Windiani, Desy Erma, Yuni Nugraha, dan semua sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih kalian telah menjadi bagian penting dalam hidup saya. Dosen pengajar dan staff jurusan Kebidanan dan almamaterku Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. vi

KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran Pemanfaatan KMS Oleh Kader Posyandu Di Dusun Bedoyo Kidu,Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong,Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk tugas akhir bagi penulis sebagai Mahasiswa Progam Studi D-III Kebidanan Stikes jenderal Achmad Yani Yogyakarta.Penulis menyadari tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak baik berupa bimbingan, dorongan dan nasehat-nasehat. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. dr.kuswanto Hardjo., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3. Budi Rahayu, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat dan materi kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah 4. Seri Suprapti, S.KM., M.M selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah. 5. Posyandu Balita Sehat dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul yang telah memberikan penulis kesempatanuntuk melakukan penelitian ditempat tersebut. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan serta dukungan kepada penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. Demikian hasil Proposal Karya Tulis Ilmiah ini yang tela disusun oleh penulis dapat bermanfaat bagi institusi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan pembaca sekalian. Penulis menyadari penyusunan Karya Tulis Ilimah ini jauh dari sempurna maka penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari para penbaca guna penyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta, 2015 Penulis vii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATAPENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. TujuanPenelitian... 6 D. Manfaat Penelitian... 7 E. Keasllian Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11 A. Landasan Teori... 11 B. Kerangka Teori... 25 C. Kerangka Konsep... 26 D. Pertanyaan Penelitian... 26 BAB III METODE PENELITIAN... 27 A. Rancangan Penelitian... 27 B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 27 C. Populasi... 28 D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian... 28 E. Definisi Operasional... 29 F. Alat dan Metode Pegumpulan Data... 30 G. Validitas dan Reliabilitas... 32 H. Analisa Data... 34 I. Etika Penelitian... 36 J. Pelaksaan Penelitian... 37 viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 39 A. Hasil Penelitian... 39 B. Pembahasan... 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 48 A. Kesimpulan... 48 B. Saran... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Definisi Operasional variabel penelitian... 26 Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner pengetahuan mengenai KMS... 28 Tabel 3. Kisi-kisi kuesioner penggunaan KMS... 38 x

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1.Bagian-bagian KMS.Departemen Kesehatan RI 2009... 13 Gambar 2.Bagian-bagian KMS. Departemen Kesehatan RI 2009... 14 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pengantar Kuesioner Lampiran 2 Inform Concent Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Lampiran 4 Lembar Observasi Lampiran 5 Jawaban Kuesioner Lampiran 6 Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 7 Surat Izin Uji Validitas Puskesmas Ponjong Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Lampiran 9 Kegiatan Bimbingan KTI xii

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL, DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Intan Nugroho 1, Budi Rahayu 2 INTISARI Latar belakang: Indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak adalah perubahan berat badan.pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu. Apabila kegiatan pemantauan pertumbuhan balita yang dinilai dari KMS tidak dapat dilakukan secara optimal, maka upaya pemantauan menjadi kurang efektif. Jika pengetahuan dan kemampuan kader posyandu dalam mengisi grafik berat badan secara benar dan menafsirkan kurang, maka akan berakibat terjadinya penafsiran pertumbuhan sehingga tidak diketahui penyimpangan. Gizi buruk yang seharusnya terdeteksi secara dini tak dapat dilakukan pada akhirnya terjadilah keterlambatan dalam intervensi dan penatalaksaannya,oleh sebab itu perlu diteliti tentang gambaran pemanfaatan KMS oleh kader posyandu Balita Sehat di Dusun Bedoyo Kidul desa Bedoyo Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Tujuan:Diketahuinya gambaran pemanfaatan KMS oleh Kader Posyandu Balita Sehat di dusun Bedoyo Kidul, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Metode penelitian:penelitian ini adalah penelitian survey dan observasional, rancangan diskriptif non analitik dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader yang berjumlah 12 kader yang aktif di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil langsung saat penelitian. Hasil penelitian:didapatkangambaran pemanfaatan KMS oleh Kader Posyandu Balita Sehat di dusun Bedoyo Kidul, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kiduladalah sebagian besar termasuk pada kategori kurang sebanyak 9 responden (75%). Kesimpulan:Gambaranpemanfaatan KMS oleh Kader Posyandu Balita Sehat di dusun Bedoyo Kidul, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidulmenunjukkan tingkat pemanfaatan KMS adalah kurang. Kata kunci:pemanfaatan KMS, Kader 1 Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xiii

THE DESCRIPTION OF KMS UTILIZING OF MATERNAL AND CHILD HEALTH CENTRE (POSYANDU) BALITA SEHAT CADRES IN BEDOYO KIDUL, BEDOYO VILLAGE, PONJONG SUBDISTRICT, GUNUNG KIDUL REGENCY YOGYAKARTA Intan Nugroho 1, Budi Rahayu 2 ABSTRACT Background: The sensitive indicators to monitor the child growth is weight changes. Monitoring is one of Posyandu activity. When the children growth monitoring from KMS is not optimal, it will not be effective. If the knowledge and skill to fill graphic weight of Posyandu cadre are good and less in interpreting, it enables the occurrence of unknown irregularities. The malnutrition should be early detected to prevent intervention and management delaying. Therefore, it is necessity to study about KMS utilizing of maternal and child health center Balita Sehat cadres in Bedoyo Kidul, Bedoyo village, Ponjong Sudistrict, Gunung Kidul Regency. Objective: Study aims to know about the description of KMS utilizing of maternal and child health center Balita Sehat cadres in Bedoyo Kidul, Bedoyo village, Ponjong Sudistrict, Gunung Kidul Regency. Research method: This study is survey and observational study, non-analytic descriptive designa and qualitative approach. The population are 12 active cadres in Bedoyo Kidul, Bedoyo village, Ponjong Sudistrict, Gunung Kidul Regency. The sampling technique used is tota; sampling technique. The data uses is primary data which taken directly from study. Research result: The result shows that description of KMS utilizing of maternal and child health center Balita Sehat cadres in Bedoyo Kidul, Bedoyo village, Ponjong Sudistrict, Gunung Kidul Regency in less category, which is about 9 respondents (75%). Conclusion: The description of KMS utilizing of maternal and child health center Balita Sehat cadres in Bedoyo Kidul, Bedoyo village, Ponjong sudistrict, Gunung Kidul regency shows that they are in less category. Key words: KMS utilizing, Cadres 1 Student of Midwifery Department (Diploma III) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Midwifery Department (Diploma III) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak adalah perubahan berat badan. Apabila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi (Depkes RI, 2009).Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan meningkatkan mutu gizi melalui perbaikan komsumsi makanan, perilaku sadar diri, akses, dan mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gizi akan mempengaruhi berbagai hal, antara lain kekebalan tubuh, kerentanan terhadap penyakit, pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental menurut Kemenkes RI (Infodatin, 2015). Estimasi jumlah balita di Indonesia tahun 2013 mencapai 23.708.844 jiwa dan jumlah balita yang ditimbang sebanyak 10.891.462 jiwa. Hal tersebut menunjukkan perkiraan selisih 12.817.382 jiwa (Pusdatin Kemenkes RI, 2013). Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 terjadi peningkatakan persentase balita dengan gizi buruk dan gizi kurang menurut Berat Badan per Umur (BB/U) di Indonesia sebesar 1,7%. Tahun 2013 mencapai 19,6%, sedangkan pada tahun 2010 mencapai presentase sebesar 17,9%. Berdasarkan laporan hasil pemantauan status gizi tahun 2012, peta Balita Bawah Garis Merah (BGM) memperlihatkan bahwa balita dengan klasifikasi status pertumbuhan di Bawah Garis Merah per Umur (BGM/U) di Daerah Istimewa Yogyakarta 1

2 (DIY) belum mencapai target khususnya di kabupaten Gunungkidul yaitu sebesar 2% dari target yang diharapkan di DIY yaitu sebesar 1%. Peningkatan balita dengan gizi buruk dan gizi kurang kemungkinan terjadi karena adanya balita yang tidak terdeteksi atau tersembunyi dan juga karena kesalahan pencatatan tumbuh kembang bayi dan balita pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan oleh kader. Penimbangan yang dilakukan oleh kader di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) diharapkan dapat dilaksanakan dengan rutin untuk memantau pertumbuhan serta pelaporan ke Puskesmas. KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antopometri berat menurut umur, dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat (Permenkes RI, 2010). KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS (Permenkes RI, 2010). Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan, dan (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan (Permenkes RI, 2010).

3 Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu.jumlah posyandu hingga tahun 2013, yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia sekitar 330.000.Sedangkan capaian posyandu aktif di DIY pada tahun 2012 sebesar 75,52%. Jika dilihat dari strata perkembangannya, Posyandu pratama sebesar 4%, Posyandu madya sebesar 21%, Posyandu purnama sebesar 47% dan Posyandu mandiri sebesar 28%. Masih rendahnya cakupan posyandu mandiri perlu mendapatkan perhatian, terutama untuk penggerakan peran serta masyarakat dan promosi kesehatan yang lebih intensif dengan memanfaatkan berbagai media promosi. Posyandu digerakkan oleh para kader secara sukarela yang peduli dengan perkembangan kesehatan dan gizi anak Indonesia. Pelaksanaan program-program posyandu memerlukan kerjasama dari berbagai pihak terkait diantaranya perangkat desa, kader kesehatan, pemuda, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan seluruh warga masyarakat pada umumnya. Kader kesehatan merupakan pelaksana program posyandu.salah satu indikator keberhasilan pengembangan program posyandu yakni kader kesehatan yang aktif melaksanakan tugasnya dengan baik (Syafrudin dan Hamidah,2009). Menurut Kemenkes (2011), kader bertugas untuk melakukan penimbangan berat badan bayi, menentukan status pertumbuhan berdasarkan kurva KMS serta memberikan penyuluhan dan konseling gizi. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 hanya 46,6% kader posyandu yang pernah mendapat pelatihan tentang KMS. Menurut 58,6% kader yang disurvey, penggunaan KMS adalah untuk memantaupertumbuhan

4 balita. Presentasi kader aktif nasional adalah 69,2% dan kader drop out sebesar 30,8%. Banyak terjadinya angka putus (drop out) ataupun pergantian kader tanpa diikuti pelatihan atau retraining menyebabkan lemahnya pengetahuan kader dalam memberikan pelayanan, salah satunya pengetahuan tentang KMS. Hal ini akan mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita yang dinilai dari KMS tidak dapat dilakukan secara optimal, sehingga upaya pemantauan menjadi kurang efektif (Sulistyorini dkk, 2010). Akibatnya pemanfaatan KMS sebagai sarana penyuluhan gizi dinilai masih rendah.ini membuktikan bahwa masih lemahnya pengetahuan kader tentang KMS bila ditinjau dari aspek pemanfaatan KMS. Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 11 November 2014, di desa Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul. Desa Bedoyo memiliki 1 Puskesmas dan 2 Posyandu.Puskesmas Bedoyo terdapat di dusun Bedoyo Kulon sedangkan wilayah kerja Puskesmas Bedoyo meliputi dusun Bedoyo Wetan, Bedoyo Kidul, Bedoyo Kulon, dan dusun Bedoyo Lor. Posyandu dibagi menjadi 2 yaitu Posyandu Posyandu Balita Sehat di dusun Bedoyo Kidul dengan jumlah kader 12 orang dan Posyandu Balita Mandiri di dusun Bedoyo Lor dengan jumlah kader 10 orang. Berdasarkan laporan hasil pemantauan status gizi tahun 2012, memperlihatkan bahwa status gizi balita BGM/U di Daerah Istimewa Yogyakarta belum mencapai target nasional yang diharapkan. Dusun Bedoyo Kidul, Desa Bedoyo kabupaten Wonosari, Gunung Kidul merupakan wilayah dengan status gizi paling rendah. Jumlah balita di desa Bedoyo 68 balita, dengan pembagian 20 balita di dusun Bedoyo Wetan (5

5 bailta gizi buruk, 3 balita dengan gizi kurang dan 12 balita dengan status gizi normal), 21 balita di dusun Bedoyo Kidul (12 bailta gizi buruk, 3 balita dengan gizi kurang dan 6 balita dengan status gizi normal), 18 balita di dusun Bedoyo Kulon (8 bailta gizi buruk, 5 balita dengan gizi kurang dan 4 balita dengan status gizi normal) dan 9 balita di Dusun Bedoyo Lor (1 bailta gizi buruk, 3 balita dengan gizi kurang dan 5 balita dengan status gizi normal). Pada penelitian ini tempat penelitian yang digunakan adalah di Posyandu Balita Sehat. Posyandu tersebut merupakan posyandu dengan klasifikasi posyandu madya. Pemilihan tempat penelitian tersebut dikarenakan terdapat 12 kader yang belum tepat dalam pengisian KMS. Sudah dilakukan pelatihan kader baik tentang KMS maupun Posyandu di masing-masing desa.bidan desa juga ikut berperan dalam posyandu setiap bulannya dan ikut mengawasi bagaimana kader dalam mengisi KMS Balita. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada 12 kader, 5 di antaranya hanya mampu menimbang dan mengisi pada buku penimbangan. Tetapi untuk mengisi pada grafik berat badan, membaca dan menilai KMS masih belum mampu. Jika pengetahuan dan kemampuan kader posyandu dalam mengisi grafik berat badan secara benar dan menafsirkan kurang, maka akan berakibat terjadinya penafsiran pertumbuhan sehingga tidak diketahui penyimpangan. Gizi buruk yang seharusnya terdeteksi secara dini tak dapat dilakukan pada akhirnya terjadilah keterlambatan dalam intervensi dan penatalaksaannya (Lenocoly, 2008). Sebaliknya jika kader mampu mengisi grafik berat badan dan menafsirkan

6 KMS dengan benar maka keadaan kurang gizi akan cepat terdeteksi dan tertangani sehingga status gizi balita menjadi baik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pemanfaatan KMS oleh Kader Posyandu Balita Sehat di Dusun Bedoyo Kidul Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran pemanfaatan KMS oleh Kader Posyandu Balita Sehat di dusun Bedoyo Kidul, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul?. 1. Tujuan Umum C. Tujuan Penelitian Diketahuinya gambaran pemanfaatan KMS oleh Kader Posyandu Balita Sehat di dusun Bedoyo Kidul, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : a. Diketahuinya tingkat pemanfaatan KMS oleh kader dengan kategori baik, cukup dan kurang. b. Diketahuinya pemanfaatan KMS mengenai pengetahuan kader meliputi pengisian identitas, pengisian hasil penimbangan, pengisian grafik

7 pertumbuhan, pencatatan pemberian imunisasi, pemberian vitamin A dan pemberian ASI eksklusif. c. Diketahuinya pemanfaatan KMS mengenai penggunaan KMS yaitu sebagai alat edukasi, sebagai alat bantu untuk memantau pertumbuhan anak, menilai hasil penimbangan dan memberikan pujian kepada ibu bila BB anak naik. d. Diketahuinya pemanfaatan KMS mengenai tindak lanjut penilaian KMS oleh kader meliputi tindak lanjut bila berat badan naik (N), bila berat badan tidak naik 1 kali dan berat badan naik 2 kali atau bila ada kelainan pertumbuhan (BGM). 1. Manfaat Teoritis D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat menambah wacana ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kebidanan komunitas terutama pada pemanfaatan KMS yang dilakukan oleh kader posyandu. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kader Posyandu Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi kader posyandu mengenai pemanfaatan dan penggunakan KMS sebagai alat komunikasi antara kader dan pasien saat posyandu. b. Bagi Bidan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan memotifasi bidan agar lebih aktif membina kader khususnya dalam menggunakan KMS guna pelaporan status gizi saat posyandu dan kelanjutan posyandu di wilayah tersebut.

8 c. Bagi Ibu-Ibu yang Memiliki Balita Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi ibuibu yang memiliki balita tentang pertumbuhan anak yang dituliskan dalam KMS. d. Bagi Desa Bedoyo Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana bagi desa setempat serta mendorong petugas desa agar lebih memperhatikan ataupun ikut berpartisipasi saat dilakanakannya posyandu. E. Keaslian Penelitian 1. Ayuning,Tyas Ika (2010) dengan judul Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu, alat pengumpulan data yang digunakan berupa format kuesioner. Desain penelitian menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%) mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai pengetahuan cukup dan 4 responden (13,33%) mempunyai pengetahuan kurang. Persamaan dengan penelitian yang akan dibuat adalah penggunaan populasi yaitu kader posyandu dan alat pengumpulan data berupa format kuesioner. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah pada desain atau metode penelitian, analisa data, teknik sampel, tempat penelitian,waktu penelitian dan hasil penelitian.

9 2. Rahman, Nur (2005) dengan judul Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kudu Sukoharjo Tahun 2005. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kudu Sukoharjo yang berjumlah 35 orang, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kudu Sukoharjo, dimana pengetahuan kader yang dikategorikan baik adalah 40% cukup 46% dan kategori kurang adalah 14 %. Persamaan dengan penelitian yang akan dibuat adalah gambaran pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah pada tempat penelitian,waktu penelitian dan hasil penelitian. 3. Indarti, Sri (2014) dengan judul Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dan Kader Tentang Pemanfaatan KMS (Kartu Menuju Sehat) Balita di Desa Kulu Mila Kabupaten Pidie Tahun 2014. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kader posyandu dan seluruh ibu yang datang saat posyandu. Metode penelitian yaitu observasional dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) desa Kulu Kecamatan Mila Kabupaten Pidie tahun 2010 lebih banyak berada pada kategori sedang. Perlu dikembangkan teknik penyuluhan, pendidikan kesehatan lebih terarah, efektif, efisien,

10 menarik dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat. Persamaan dengan penelitian yang akan dibuat adalah alat pengumpulan data yang berupa kuesioner.perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah pada teknik pengambilan sampel tempat penelitian,waktu penelitian dan hasil penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul tepatnya di Posyandu Balita Sehat.Puskesmas Bedoyo merupakan satu dari 30 Puskesmas yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Puskesmas Bedoyo terdapat di dusun Bedoyo Kulon sedangkan wilayah kerja Puskesmas Bedoyo meliputi dusun Bedoyo Wetan, Bedoyo Kidul, Bedoyo Kulon, dan dusun Bedoyo Lor. Posyandu Balita Sehat merupakan satu dari 2 Posyandu yang ada di desa Bedoyo. Posyandu dibagi menjadi 2 yaitu Posyandu Posyandu Balita Sehat di dusun Bedoyo Kidul dengan jumlah kader 12 orang dan Posyandu Balita Mandiri di dusun Bedoyo Lor dengan jumlah kader 10 orang.pelayanan kesehatan yang dilakukan di Posyandu balita Sehat antara lain pelayanan KIA, KB, Imunisasi, Gizi, dan Penanggulangan diare. 2. Karakteristik Responden Pada penelitian ini responden yaitu kader Possyandu Balita Sehat dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong Gunungkidul memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik responden yang dimaksud terletak pada umur kader, lama menjadi kader yang dituliskan dalam bulan atau tahun, tingkat pendidikan kader, dan keikutsertaan kader dalam pelatihan mengenai penggunaan KMS. 39

40 No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase% 1 Umur 20-35 tahun 8 66.7 36-45 tahun 4 33.3 Total 12 100% 2 Lama menjadi kader 1-3 tahun 7 58.3 > 3 tahun 5 41.7 Total 12 100% 3 Pendidikan SMP 2 16.7 SMA 9 75.0 Perguruan Tinggi 1 8.3 Total 12 100% 4 Pelatihan mengenai KMS Pernah 9 75.0 Belum 3 25.0 Total 12 100% Umur responden paling banyak antara 20-35 tahun dengan jumlah 8 kader (66.7%), lama responden menjadi kader paling banyak yaitu 1-3 tahun dengan jumlah 7 kader (58.3%), pendidikan responden paling banyak pada tingkat SMA yaitu 9 kader (75.0%), dan sebanyak 9 responden (75.0%) pernah mengikuti pelatihan mengenai KMS. 3. Tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul Tabel 4.1 Tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong,Gunung Kidul tahun 2015 No Kategori Frekuensi Persentase% 1 Baik 0 0 2 Cukup 3 25.0 3 Kurang 9 75.0 Total 12 100% Sumber : Data Primer, 2015

41 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu memilikitingkat pemanfaatan KMS pada kategori kurang sebanyak 9 responden (75.0%). 4.Tingkat pemanfaatan KMS mengenai pengetahuan kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul Tabel 4.2 Tingkat pemanfaatan KMS mengenai pengetahuan kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong,Gunung Kidul tahun 2015 No Kategori Frekuensi Persentase% 1 Baik 0 0 2 Cukup 3 25.0 3 Kurang 9 75.0 Total 12 100% Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu memiliki pengetahuan kader mengenai pemanfaatan KMS pada kategori kurang sebanyak 9 responden (75.0%). 5. Tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu mengenai penggunaan KMS di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul Tabel 4.3 Tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu mengenai penggunaan KMS di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong Gunung Kidul tahun 2015 No Kategori Frekuensi Persentase% 1 Baik 0 0 2 Cukup 4 33.3 3 Kurang 8 66.7 Total 12 100% Sumber : Data Primer, 2015

42 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu memiliki pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul mengenai penggunaan KMS pada kategori kurang sebanyak 8 responden (66.7%). 6. Tindak Lanjut Penilaian KMS Oleh Kader Tabel 4.4 Tingkatpemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong,Gunung Kidul mengenai tindak lanjut penilaian KMS No Kategori Frekuensi Persentase% 1 Baik 4 33.3 2 Cukup 8 66.7 3 Kurang 0 0 Total 12 100% Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat diketahui bahwa sebagian besar kader tidak dapat melakukan tindak lanjut hasil penilaian pertumbuhan balita sebanyak 9 responden (75.0%).

43 B. Pembahasan a. Tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di Dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul adalah sebagian besar termasuk pada kategori kurang sebanyak 9 responden (75.0%) diikuti oleh kategori cukup sebanyak 3 responden (25.0%). Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu memilikitingkat pemanfaatan KMS pada kategori kurang sebanyak 9 responden (75.0%). Masih kurangnya pemanfaatan KMS oleh kader posyandu disebabkan karena kurangnya keberanian dan pengetahuan yang dimiliki oleh kader posyandu terutama kemampuan kader posyandu dalam mengisi grafik berat badan secara benar dan menafsirkan kurang. Sehingga akan berakibat terjadinya penafsiran pertumbuhan sehingga tidak diketahui penyimpangan. Hal ini seperti diungkapkan oleh Lenocoly yang menyatakan bahwa gizi buruk yang seharusnya terdeteksi secara dini tak dapat dilakukan pada akhirnya terjadilah keterlambatan dalam intervensi dan penatalaksaannya. Apabila kader mampu mengisi grafik berat badan dan menafsirkan KMS dengan benar maka keadaan kurang gizi akan cepat terdeteksi dan tertangani sehingga status gizi balita menjadi baik.

44 Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori dari manfaat KMS bagi kader menurut Permenkes RI nomor 155/Menkes/Per/I/2010 yaitu KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak, mencatat pemberian kapsul vitamin A, menillai hasil penimbangan, dan memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan berikutnya. Pada kenyataan dilapangan banyak kader yang kurang memanfaatkan KMS dan hanya memegang KMS tanpa menjelaskan isi dari KMS sesuai kebutuhan bayi atau balita tersebut. b. Tingkat pemanfaatan KMS mengenai pengetahuan kader posyandu di Dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu memiliki pengetahuan kader mengenai pemanfaatan KMS pada kategori kurang sebanyak 9 responden (75.0%). Hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa sebagian besar kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul hanya mampu menimbang dan mengisi pada buku penimbangan. Hal ini tidak sejalan dengan Kemenkes (2011) bahwa kader bertugas untuk melakukan penimbangan berat badan bayi, menentukan status pertumbuhan berdasarkan kurva KMS serta memberikan penyuluhan dan konseling gizi. Hasil penelitian tersebut juga tidak sejalan dengan teori yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI (2010) yang menyebutkan bahwa tujuan KMS sebagai alat memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah

45 seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan. Pada praktiknya, pengetahuan kader yang dinilai dari jawaban kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar kader kurang paham dengan KMS tersebut. Sebagai kader kesehatan khusunya kader Posyandu balita seharusnya dapat mengerti komponen dalam KMS dan penggunaanna. Sehingga penyimpangan-penyimpangan seperti kesalahan penafsiran berat badan dapat segera diatasi. c. Tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu mengenai penggunaan KMS di Dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu memiliki pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong,Gunung Kidul mengenai penggunaan KMS pada kategori kurang sebanyak 8 responden (66.7%). Hasil penelitian ditinjau dari pemanfaatan KMS mengenai penggunaan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul sebagian besar termasuk pada kategori kurang sebanyak 8 responden (66.7%) diikuti oleh cukup sebanyak 4 responden (33.3%) dan tidak ada responden yang termasuk pada kategori baik. Kurangnya pemanfaatan KMS kader posyandu dalam penggunaan KMS dimungkinkan karena sulitnya

46 pengkaderan yang dilakukan daru warga setempat untuk mengelola posyandu secara sukarela sehingga mengakibatkan pemantauan yang tidak optimal terhadap pertumbuhan balita. Hal ini seperti diungkapkan oleh Sulistyorini dkk (2010) bahwa presentasi kader aktif nasional adalah 69,2% dan kader drop out sebesar 30,8%. Banyak terjadinya angka putus (drop out) ataupun pergantian kader tanpa diikuti pelatihan atau retraining menyebabkan lemahnya pengetahuan kader dalam memberikan pelayanan, salah satunya pengetahuan tentang KMS. Dalam penelitian yang dilihat saat Posyandu, kader banyak yang tidak memberikan penyuluhan tentang gizi Hal ini akan membuat kegiatan pemantauan pertumbuhan balita yang dinilai dari KMS tidak dapat dilakukan secara optimal, sehingga upaya pemantauan menjadi kurang efektif. Akibatnya pemanfaatan KMS sebagai sarana penyuluhan gizi dinilai masih rendah.ini membuktikan bahwa masih lemahnya pengetahuan kader tentang KMS bila ditinjau dari aspek pemanfaatan KMS. d. Pemanfaatan KMS mengenai tindak lanjut penilaian KMS oleh kader Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul mengenai tindak lanjut penilaian KMS oleh kader meliputi tindak lanjut bila berat badan naik (N), bila berat badan tidak naik 1 kali dan berat badan naik 2 kali atau bila ada kelainan pertumbuhan (BGM) maka dapat diketahui bahwa responden dengan kategori baik adalah 4 responden (33.3%), cukup 8 responden (66.7%), dan kurang 0 responden (0%).

47 Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Permenkes No.155 (2010) yang mengemukakan bahwa setiap kader seharusnya dapat menindaklanjuti hasil penilaian pertumbuhan balita sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang dapat menindaklanjuti hasil penelitian sebanyak 66.7%. Tindak lanjut yang dilakukan oleh kader Posyandu dalam praktiknya banyak kader yang tidak melakukan point-point yang tertera dalam Permenkes nomor 155 tahun 2010. Hal tersebut dapat mengakibatkan terlambatnya penanggulangan terhadap bayi atau balita yang mengalami masalah dalam pertumbuhannya. Apabila bayi atau balita yang seharusnya segera dirujuk ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan yang lain tidak segera dilakukan maka akan berdampak pada status pertumbuhan khususnya untuk bayi atau balita tersebut dan juga akan berdampak pada status gizi di wilayah tersebut. Pada klasifikasi tindak lanjut apabila berat badan anak tidak naik satu kali seharusnya kader memberikan penjelasan mengenai masalah yang dialami tanpa menyalahkan ibu atau pendamping anak. Namun dalam praktiknya banyak kader yang tidak memberikan penjelasan bahkan hanya menyayangkan keadaan yang dialami anak. Sehingga ibu ataupun pendamping anak merasa bingung dan tidak mendapatkan solusi atas masalah tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pemanfaatan KMS oleh kader posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul adalah kategori baik 0 responden (0%), cukup sebanyak 3 responden (25.0%), kurang sebanyak 9 responden (75.0%),. 2. Pemanfaatan KMS mengenai pengetahuan kader meliputi pengisian identitas, pengisian hasil penimbangan, pengisian grafik pertumbuhan, pencatatan pemberian imunisasi, pemberian vitamin A dan pemberian ASI eksklusif adalah baik sebanyak 0 reponden (0%), cukup sebanyak 3 responden (25%) kurang sebanyak 9 responden (75%). 3. Pemanfaatan KMS mengenai penggunaan KMS yaitu sebagai alat edukasi, sebagai alat bantu untuk memantau pertumbuhan anak, menilai hasil penimbangan dan memberikan pujian kepada ibu bila BB anak naik adalah baik sebanyak 0 reponden (0%), cukup sebanyak 4 responden (33.3%), kurang sebanyak 8 responden (66.7%), 4. Pemanfaatan KMS mengenai tindak lanjut penilaian KMS oleh kader meliputi tindak lanjut bila berat badan naik (N), bila berat badan tidak naik 1 kali dan berat badan naik 2 kali atau bila ada kelainan pertumbuhan (BGM) adalah responden dengan kategori baik adalah 4 responden (33.3%), cukup 8 responden (66.7%), dan kurang 0 responden (0%) 48

49 B. Saran Dari kesimpulan di atas beberapa saran dapat disampaikan sebagai berikut : 1. Bagi Kader Posyandu Agar menambah pengetahuan mengenai posyandu dengan cara berkonsultasi dan bertanya kepada petugas kesehatan pada saat ada kunjungan. 2. Bagi Bidan Sebaiknya lebih aktif dalam membina kader guna kelanjutan posyandu di dusun Bedoyo Kidul, Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul. 3. Bagi Ibu-Ibu yang Memiliki Balita Selalu membawa balitanya ke posyandu secara rutin agar tumbuh kembang anak dapat dipantau. 4. Bagi Desa Bedoyo Agar lebih mendorong dan memfasilitasi kader saat posyandu dilakukan seperti menambah jumlah KMS yang disediakan dan sarana prasarana lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Alimul Hidayat A.A, (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Heath Books. Jakarta. Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Ayuning Tyas Ika,(2010) Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Di Purwosari Surakarta Tahun 2014. Di Akses dari Jurnal Kebidanan 2014 ;10 (2) : 83 13. Depkes RI. (2006). Buku Pegangan Kader.Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta Direktorat Bina Gizi Masyarakat. (2009). Pedoman Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. DepKes RI. Depkes RI. (2009). Buku Saku Kader Posyandu. Depkes RI. Jakarta. Dinkes RI (2013) Profil Kesehatan Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2013.Dinkes RI, 3 Desember. Di Akses dari Jurnal Kesehatan : 20881 04 24. Hidayat. (2007). Penelitian Untuk Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Indarti Sri, (2014) Hubungan Pengetahuan Kader Posyandu Dengan Kemampuan Melakukan Deteksi Dini Permasalahan Pertumbuhan Balita di Posyandu Kelurahan Guguk Malintang Kota Padang Panjang 2014. Di Akses dari Jurnal Kebidanan 2014 ; 21 (2) : 76 3. Infodatin.(2014). Situasi dan Analisis Gizi.Pusat Data dan Informasi. Intanghina. (2008). Pelaksanaan Posyandu. Rineka Cipta. Jakarta. Kemenkes RI. (2011). Pedoman Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi. Jakarta. Kemenkes RI. (2012). Panduan Pelaksana Gizi Puskesmas dalam Pembinaan Kader Posyandu, Kemenkes RI, Jakarta.

Lenocoly. (2008). Pemanfaatan KMS oleh Petugas Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Meilani, dkk. (2010). Kartu Menuju Sehat yang digunakan Oleh Kader Posyandu dalam Praktiknya di Desa Rawamangun. Di Akses dari Jurnal Kebidanan 2015 :2015-01(1) :12-4. Nursalam. (2009). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Pedoman Skripsi, Thesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Notoatmojo S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmojo S. (2007). Kesehatan Masyarakat :Ilmu & Seni. Rineka Cipta.Jakarta. Permenkes RI. (2010). PMK No. 155 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita. Jakarta. Putri Nodi, Firsta.(2013) 50% Balita Indonesia Jarang Ke Posyandu Berita Satu 9 Oktober.Di Akses dari Koran Online. 2013. 26143263-50. Rahman Nur, (2005) Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kudu Sukoharjo Tahun 2005. Di Akses dari Jurnal Kebidanan 2015 ;2015-03 (2) : 76 3. Riwidikdo.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta. Sembiring. (2009). Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Bagian Kependudukan Dan Biostatistik. Medan. Sulistyorini dkk. (2010). Kartu Menuju Sehat. Transinfo Medika. Jakarta Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. Sujarweni, Wiratna. (2007). Panduan Mudah Menggunakan SPSS. Ardana Media. Yogyakarta. Syafrudin, Hamidah. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Trans Info Media.Jakarta. Syafrudin, Theresia, Jomima. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan.Trans Info Media.Jakarta.

Widagdo, L., dan Husodo, B.T. (2009). Pemanfaatan Buku KIA Oleh Kader Posyandu: Studi Pada Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Makara, Kesehatan, Vol. 13, No.1 Di unduh tanggal 28 Maret 2015 dari Jurnal Kesehatan. 2009 013 01. Zulkifli. (2006). Posyandu dan Kader Kesehatan. FKM-USU.