MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DI SMA NEGERI 2 PATI TAHUN PELAJARAN 2005/2006

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

Smart, Innovative, Professional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

Transkripsi:

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS Oleh : Ties Setyaningsih NIM : Q.100040077 Program Studi :Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan institusi yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan suatu bangsa. Institusi pendidikan diharapkan mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas secara akademik dan sekaligus mumpuni secara moral. Sebab, diakui atau tidak sumber daya manusia sangat menentukan proses kinerja suatu bangsa (Gerbang Juni 2003:63). Untuk itu, perbaikan sistim pendidikan menjadi suatu keniscayaan dan sangat signifikan dalam sejarah bangsa. Setiap proses pendidikan akan mengembangkan seluas-luasnya potensi individu menuju perbaikan dan perubahan. Perubahan ini sangat penting untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman yang semakin kompleks dan persaingan global yang semakin kompetitif. Memasuki era globalisasi yang sarat dengan perubahan yang sangat cepat, radikal dan penuh tantangan di berbagai aspek kehidupan manusia, globalisasi perlu disikapi secara arif dan dimanfaatkan serta dianggap peluang. Berangkat dari pemikiran tersebut, upaya menciptakan manusia yang bersumber daya unggul, tangguh dan handal diperlukan prasarat utama yaitu terciptanya kualitas sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan serta taqwa kepada Allah SWT Usaha meningkatkan mutu pendidikan merupakan serangkaian kebijakan yang harus dilakukan menyusul adanya indikasi semakin 1

2 merosotnya mutu pendidikan akhir-akhir ini. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, khususnya pasal 3. Dalam pasal tersebut disebutkan, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dicanangkannya Tahun 2006 sebagai tahun era globalisasi pasar bebas yang penuh tantangan dan persaingan tajam di seluruh dunia, termasuk kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara yang berada di kawasan tersebut harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, tangguh, berteknologi tinggi, dan mempunyai kompetensi yang memadai sehingga mampu berkompetisi dengan sumber daya manusia negara lain. Dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan menengah kejuruan perannya menjadi sangat penting dan sangat diperlukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, profesional, dan dapat diandalkan dalam.bekerja dan berkarya. Salah satu contoh sekolah tempat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan sub sistim pendidikan nasional dan bagian dari pendidikan menengah.

3 Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jenjang pendidikan sekolah dibedakan menjadi tiga, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (UU No. 20 tahun2003) Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, pendidikan menengah luar biasa. Disamping tiga jenis tersebut terdapat pendidikan menengah kedinasan dan pendidikan menengah keagamaan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk satuan pendidikan dijalur pendidikan sekolah pada pendidikan menengah kejuruan yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional (Kepmendikbud.No.0490/U/1992, pasal 1, ayat 1.). Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan diuraikan pada Kepmendikbud, No. 0490 / U / 1992, BAB II, pasal 2, yaitu (1) mempersiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dan meluaskan pendidikan dasar; (2) meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar; (3) meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian; (4) menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.

4 Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan sesuai dengan jenis lapangan kerja (PP.No.29/1990). SMK dibedakan menjadi 6 kelompok, yaitu (1) Kelompok Pertanian dan Kehutanan; (2) Kelompok Teknologi Industri; (3) Kelompok Bisnis dan Manajemen; (4) Kelompok Kesejahteraan Masyarakat; (5) Kelompok Pariwisata; (6) Kelompok Seni dan Kriya. Kelompok Pertanian dan Kehutanan terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatan untuk bekerja dan mengembangkan profesi pada berbagai jenis pekerjaan di bidang pertanian dan kehutanan, antara lain agrobisnis, agronomi, peternakan, perikanan,, pengolahan hasil, dan mekanisme pertanian. Kelompok teknologi dan industri terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatan untuk bekerja dan mengembangkan profesi pada berbagai jenis pekerjaan di bidang teknologi dan industri, antara lain: mesin, otomotif, listrik, elektronika, kontruksi bangunan, pertambangan, kemaritiman, grafika, kimia, penerbangan, perkapalan, informatika, dan instrumentasi industri. Kelompok Bisnis dan Manajemen terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatan untuk bekerja dan mengembangkan profesi pada beberapa jenis pekerjaan dibidang bisnis dan manajemen, antara lain : administrasi perkantoran, administrasi perusahaan, kesekretarisan, keuangan dan perbankkan, perdagangan, dan penjualan.

5 Kelompok Kesejahteraan Masyarakat terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatan untuk bekerja dan mengembangkan profesi pada berbagai jenis pekerjaan di bidang kesejahteraan masyarakat, antara lain pelayanan sosial, kesejahteraan masyarakat, dan pengembangan masyarakat. Kelompok Pariwisata terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatan untuk bekerja dan mengembangkan profesi berbagai jenis pekerjaan di bidang pariwisata, antara lain perhotelan, boga, busana, dan kecantikan. Kelompok seni dan kriya terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatan untuk bekerja dan mengembangkan profesi pada berbagai jenis pekerjaan dibidang seni dan kriya, antara lain kriyawan kayu, kriyawan tekstil, kriyawan logam, kriyawan keramik, kriyawan kulit, seni rupawan, dan seni pertunjukan. Beberapa jenis pengelompokan sekolah dan jenis pekerjaan tersebut dapat disimpulkan bahwa SMK sangat tergantung pada dunia kerja dan dunia industri. Salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan menengah kejuruan adalah keterserapan tamatan pada dunia kerja.semakin tinggi daya serap tamatan dalam dunia kerja pendidikan menengah kejuruan di kategorikan semakin berhasil. Namun bila sebaliknya daya serap tamatan dalam dunia kerja kecil, pendidikan menengah kejuruan dikatakan kurang berhasil atau bahkan dinyatakan gagal. Sayangnya, sampai saat ini tingkat keberhasilan proses belajar di SMK masih rendah, hal ini dapat dilihat dari daya serap industri terhadap tamatan SMK yang cenderung lebih rendah apabila

6 dibandingkan dengan daya serap industri terhadap tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Keberhasilan pendidikan menengah kejuruan dipengaruhi faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal antara lain berupa ketersediaan sarana prasarana, keterbacaan kurikulum, kualitas tenaga pendidik, dan keterlaksanaan proses belajar mengajar, sedangkan faktor eksternal antara lain keterlibatan dunia usaha dan dunia industri, lingkungan sekolah, keterlibatan orang tua dan masyarakat terhadap kegiatan belajar mengajar. Kehadiran tenaga pendidik yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Tenaga pendidik yang baik dan kreatif dapat meminimalkan akibat dari segala kekurangan, baik kekurangan sarana prasarana maupun kekurangan dukungan manajemen. Tenaga pendidik meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, ketua jurusan, pustakawan, labora, teknisi, sumber belajar, dan kepala instansi (Kepmen dikbud, No. 0490 / u / 1992, Bab VIII, pasal 20, ayat:1) Dengan memperhatikan bahwa persaingan terletak pada kualitas kemampuan sumber daya manusia, maka pemerintah memutuskan untuk menerapkan pendidikan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang diberlakukan pada pada tahun pelajaran 2004/2005. Tujuan utama Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah memandirikan serta memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan (E.Mulyasa,2002:10). Hal ini selaras dengan perubahan sistim pendidikan

7 yang baru berjalan yakni dari sentralistik menuju desentralistik. Sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan potensi yang ada, termasuk kompetensi yang diharapakan dari peserta didik setelah peserta didik selesai menamatkan salah satu jenjang pendidikan. Pemberian otonomi luas dalam mengembangkan kurikulum dan pembelajaran beserta sistim evaluasinya merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum (E. Mulyasa,2003:48) Implementsi Kurikulum Berbasis Kompetensi di sekolah menuntut adanya dukungan sumber daya manusia yang terampil, berkualitas serta kompeten dari unsur kepala sekolah, guru, serta tenaga pendidikan yang lain. Perubahan kurikulum tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya perubahan pada guru sendiri (Nasution 2003:124). Pembuat keputusan dalam pembinaan kurikulum bukan saja menjadi tanggung jawab para penentu dan perencana kurikulum, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab para guru di sekolah (Hamalik,2002:20). Disadari atau tidak guru merupakan pengembang kurikulum terdepan. Disisi lain betapapun baiknya kurikulum, berhasil atau tidaknya akan sangat tergantung kepada tindakan guru selaku sumber daya manusia di sekolah dalam melaksanakan kurikulum. Mars dalam Mulyasa (2002:94) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat, dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari berbagai faktor tersebut guru merupakan faktor penentu disamping faktor lain. Dengan kata lain keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah tersebut sangat ditentukan oleh manajemen sumber daya manusia,

8 karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila komponen SDM tidak melaksanakan dengan baik, maka hasil implementasi kurikulum pembelajaran tidak akan tercapai sesuai harapan. Peneliti melihat kondisi SMK Negeri 9 dalam proses belajar mengajar sudah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, namun disisi lain penulis merasa penerapannya seperti belum menghasilkan hasil yang maksimal sesuai dengan harapan. Berkaitan diberlakukannya kurikulum 2004 atau disebut juga kurikulum berbasis kompetensi, maka perlu ditinjau kembali bagaimana manajemen sumber daya manusia dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Atas dasar hal tersebut penulis ingin mengadakan penelitian berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi di SMK Negeri 9 Surakarta. B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah diatas, berikut ini peneliti ingin mengungkapkan beberapa poin pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia di SMK Negeri 9 Surakarta? 2. Bagaimanakah pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia di SMKNegeri 9 Surakarta 3. Bagaimanakah pengawasan Manajemen Sumber Daya Manusia di SMK Negeri 9 Surakarta? 4. Bagaimana dukungan Manajemen Sumber Daya Manusia Kepada Kualitas Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMKNegeri 9 Surakarta?

9 C. Tujuan Penelitian Berangkat dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendiskripsikan tentang Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia yang bertempat di SMK Negeri 9 Surakarta. 2. Untuk mengetahi pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia di SMKNegeri 9 Surakarta 3. Untuk mengetahui bentuk pengawasan Manajemen Sumber Daya Manusia di SMKNegeri 9 Surakarta 4. Untuk mengetahui sampai sejauh mana dukungan dari pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia terhadap kualitas pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMKNegeri 9 Surakarta D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan yang mengkait dengan sumber daya manusia dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. b. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan refleksi sehingga dimungkinkan kelemahan dan kekurangan serta solusi terhadap manajemen sumber daya manusia dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di sekolahan tersebut tempat peneliti mengadakan penelitian.

10 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Pendidikan berkenaan dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi di SMK Negeri 9 Surakarta b. Memberikan kontribusi kepada sekolah khususnya di wilayah SMK di Surakarta berkenaan dengan kesiapan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi di tingkat SMK c. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pihak sekolah (SMK Negeri 9 Surakarta) dalam mengoptimalisasi peran dan pemberdayaan sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. d. Memberikan sumbangan kepada peneliti dan tenaga pendidikan lainnya sebagai wahana untuk memperdalam kajian tentang kesiapan sekolah dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi.