BAB I PENDAHULUAN. tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RUSLAN

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar yaitu penggunaan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat sesuai dengan kebutuhan hidup manusia yang semakin hari

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA. menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajarmengajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masih banyak guru IPA yang hanya menyampaikan materi dari buku

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah di daerahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. Menurut (Hamzah, 2014: h.1) Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi juga adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Manusia dalam kehidupannya dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan penting lainnya. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Abdorrakhman Gintings, (2010: h.86) istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu Movere yang dalam bahasa Inggris berarti to move adalah kata kerja yang artinya menggerakkan.motivasi itu sendiri dalam bahasa

2 Inggris adalah motivation yaitu sebuah kata benda yang artinya penggerakan.oleh sebab itu ada juga yang menyatakan bahwa motives drive at me atau motif lah yang menggerakkan saya.tidak jarang juga dikatakan bahwa seorang siswa gagal dalam mata pelajaran tertentu karena kurang motivasi. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka akan lebih baik jika dalam kegiatan belajar siswa memiliki motivasi saat kegiatan belajar berlangsung. Secara psikologi ada yang mendefinisikan: motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu. Mitchell, Winardi, (2001, 1) dalam Abdorrakhman Gintings, (2010: h. 86) Kesungguhan ditentukan oleh motivasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberi perhatian dan menumbuh kembangkan motivasi belajar siswa. Sejak dini, guru perlu memikirkan perilaku pembelajarannya terhadap siswa, khususnya dalam menarik perhatian dan mendorong motivasi belajar siswa. Tujuannya adalah untuk menciptakan kepedulian, ketertarikan, minat, gairah, dan lain-lainnya dalam diri siswa untuk menjalankan proses belajarnya. Perilaku pembelajaran guru yang kurang mendorong perhatian dan motivasi siswa cenderung kurang menyenangkan dan membosankan, sehingga langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap hasil belajar yang kurang memuaskan. Motivasi yang lemah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena siswa merasa tidak ada hal yang mendorongnya baik itu dorongan dari dalam dirinya sendiri

3 maupun dorongan dari luar. Apabila hasil belajar yang rendah akan mempengaruhi kualitas dalam pembelajaran tersebut karena tujuan pembelajaran tidak tercapai. Hasil belajar yang dicapai dalam bentuk angka ataupun skor, perubahan tingkah laku pada seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan setelah dilakukannya aktivitas belajar. Penggunaan model pembelajaran akan cocok untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran ini siswa dituntun untuk berpikir kritis berdasarkan masalah yang disajikan dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa secara berkelompok dituntut bekerja sama untuk memecahkan masalah. Dengan kerja sama yang dilakuan dengan anggota kelompok siswa akan lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Dengan semangat siswa yang tinggi dalam pembelajaran maka tujuan dalam pembelajaran pun sesuai dengan harapan yang akan dicapai yakni meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat menurut (Ibrahim dan Nur, 2000: 5-7 dalam Hosnan, 2014:297) pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama lain baik secara berkelompok maupun berpasangan. Siswa secara berkelompok memberikan motivasi berkelanjutan dengan keterlibatan dalam tugas-tugas. Berdasarkan pendapat diatas, penggunaan PBL akan memberikan pengaruh yang baik dalam peningkatan motivasi belajar siswa. Dimana disebutkan oleh Arends, Abbas, 2000; 13) dalam buku Hosnan,pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21,

4 mendefinisikan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) yaitu: Model Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai suatu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada msalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaraan berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penekanaan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan hasil pembelajaran. Strategi ini memperkenalkan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkonstruksikan hasil autentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang baik bukan hanya terlihat dari cara guru yang piawai dalam memberikan segala informasi dan ilmu yang dimilikinya serta pengunaan metode dan model yang bervariasi yang diterapkan, akan tetapi pembelajaran yang baik juga terlihat pada potensi yang ada pada diri siswa dalam mengembangkan apa yang dimilikinya. Guru tersebut memberikan kesempatan kepada siswa dalam menggali dan mengasah kemampuan siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melalui pembelajaran langsung atau

5 Learning by doing(belajar sambil melakukan) akan membekas lebih lama dalam memori siswa. Pembelajaran itu akan lebih bermakna pada siswa. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa permasalahan-permasalahan di dalamnya, baik itu permasalahan pada standar KKM 75 pada mata pelajaran IPS, permasalahn pada pendidiknya, peserta didik, serta sarana dan prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam permasalahan tersebut ditemukan juga pada mata pelajaran IPS yaitu, motivasi belajar siswa yang kurang, guru tidak kreatif dalam penggunaan model-model pembelajaran, kurangnya kualitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar, aktivitas siswa sangat pasif dan statis, siswa hanya mendengarkan ceramah guru mengenai materi, siswa disuruh membaca materi, mengerjakan tugas tanpa adanya aktivitas yang membuat para siswa itu dapat berpikir kritis, mandiri, memecahkan masalah, memahami konsep, berdiskusi, aktif bertanya dan sebagainya. Disamping permasalahan tersebut terdapat juga permasalahan pada hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut menjadi acuan peneliti untuk menemukan solusi yang tepat sasaran dalam memecahkan berbagai masalah diatas. Peneliti melakukan sebuah inovasi dengan penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Peneliti memilih dan menggunakan model pembelajaran ini karena dianggap cocok dalam membangkitkan motivasi siswa untuk pembelajaran IPS. Dengan adanya berbagai masalah tersebut yang dipaparkan di atas dari mulai permasalahan

6 saat proses belajar mengajar berlangsung hingga masalah hasil belajar siswa, peneliti berharap dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) akan membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa serta peningkatan hasil belajar siswa. B. Identifikasi Masalah 1. Pembelajaran yang monoton yang tidak membuat siswa aktif. 2. Motivasi dalam belajar yang sangat kurang terlihat pada diri siswa. 3. Pada pelajaran IPS aktivitas siswa yang pasif dan statis. 4. Guru menggunakan metode konvensional yaitu ceramah mengenai materi dan siswa hanya mendengarkan. 5. Kurangnya kualitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. 6. Kurangnya penggunaan model-model pembelajaran yang inovatif. 7. Hasil belajar siswa yang di bawah KKM. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat pada siswa kelas IV SDN Tilil 2? 2. Bagaiamana aktivitas guru dalam menerapkan modelpbl pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat pada siswa kelas IV SDN Tilil 2?

7 3. Bagaiamana aktivitas siswa pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat dengan mode PBL pada siswa kelas IV SDN Tilil 2? 4. Bagaimana peningkatan motivasi siswa pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat dengan mode PBLpada siswa kelas IV SDN Tilil 2? 5. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat dengan mode PBLpada siswa kelas IV SDN Tilil 2? D. Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui Ingin mengetahui penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat pada siswa kelas IV SDN Tilil 2 2. Ingin mengetahuiaktivitas guru dalam menerapkan modelpbl pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat pada siswa kelas IV SDN Tilil 2 3. Ingin mengetahuiaktivitas siswa pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat dengan mode PBLpada siswa kelas IV SDN Tilil 2 4. Ingin mengetahuipeningkatan motivasi siswa pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat dengan mode PBLpada siswa kelas IV SDN Tilil 2 5. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS tentang peta lingkungan setempat dengan model PBL pada siswa kelas IV SDN Tilil 2

8 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Siswa diharapkan akan lebih termotivasi yang mana siswa bekerja secara berkeompok untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS materi Peta lingkungan setempat. Siswa diberikan banyak kesempatan untuk mengungkapkan ide, gagasan, mengembangkan kemapuan yang dimilikinya, serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Bagi Guru Guru dapat menambah keterampilan dalam menyusun rangkaian kegiatan pembelajaran serta lebih kreatif dalam menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), guru lebih terpacu untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi/metode, model pembelajaran, media, dan bahan ajar yang cocok agar kinerja guru meningkat. 3. Bagi Sekolah Bagi sekolah hasil penelitian ini memberikan kontribusi untuk meningkatkan mutu sekolah serta memperbaiki kualitas sekolah. F. Definisi Operasional Definisioperasional adalahdefinisi yang memberikan penjelasan atau suatu variabel dalam benuk yang dapat di ukur unuk mengetahui ketidakjelasan makna dan perbedaan pemahaman. Mengenai istilah yang digunakan

9 dalam judul peneilitian ini, maka istilah tersebut perlu dijelaskan. Definisioperasional dan istilah yang digunakan dalam judul peneilitian iniadalah sebagai berikut a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Penerapan adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa penerapan adalah suatu perbuatan mempraktikan suatu teori, metode, dan hallain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telahterencana dan tersusun sebelumnya. b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning) adalah suatumodel pembelajaranyang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar,bekerja secara kelompokuntuk mencari solusi daripermasalahan dunianyata. c. hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka ataupun skor yang dilalui oleh siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan setelah dilakukannya aktivitas belajar. d. motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.