BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tubuh memang memerlukan keseimbangan dalam kehidupan. Selain. keseimbangan fisik manusia juga memerlukan keseimbangan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

PERBANDINGAN KESEIMBANGAN ANTARA ANAK LAKI-LAKI USIA 7-10 TAHUN DAN TAHUN DENGAN CLINICAL TEST OF SENSORY INTERACTION AND BALANCE

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

KATA PENGANTAR. menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Perbedaan Antara Intervensi

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkembangan fisik- motoriknya (Endah, 2008). mengalami kesulitan pada pengaturan keseimbangan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak (Needlman, 2000). Perkembangan adalah bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

HUBUNGAN LAMANYA MENGIKUTI SENAM PERNAFASAN SINAR PUTIH DENGAN KESEIMBANGAN STATIK

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

BAB I PENDAHULUAN. mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE DAN ANKLE BALANCE STRATEGY EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN STATIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, dan interaksi dengan lingkungan sehingga mengakibatkan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar tubuh. Proses menua terjadi secara terus menerus secara

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak dengan terjadinya peningkatan jumlah anak yang. mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pasti bergerak, karena tidak ada kehidupan di dunia ini tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang mendambakan untuk dapat memiliki hidup yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penentu negara ini memiliki investasi sumber daya manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh ideal merupakan impian semua orang di dunia ini, tidak termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain demi menjaga kesehatan mereka juga ingin membentuk tubuh yang sempurna. Salah satu faktor terciptanya postur tubuh ideal yaitu dengan menjaga kebugaran tubuh, dimana keadaan tubuh sehat, mampu melakukan kerja sehari hari tanpa mudah lelah yang berarti masih memiliki sisa tenaga untuk menikmati waktu senggang atau kesenangan dan kegiatan tambahan yang mendadak. Kebugaran jasmani masyarakat merupakan salah satu parameter bagi upaya untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran yaitu factor internal berupa genetik, umur dan jenis kelamin sedangkan faktor yang bersifat eksternal berupa kegiatan fisik, kebiasaan merokok, lingkungan tempat tinggi rendah, kelembaban relative, serta suhu tubuh. 1

2 Unsur unsur untuk mendapatkan kebugaran dibutuhkan daya tahan (endurance), kekuatan (strength), tenaga ledak (power), kelincahan (agility), kelenturan (fleksibility), dan keseimbangan (balance). Diantara unsur unsur tersebut, penulis akan membahas lebih dalam mengenai keseimbangan ( balance) dimana merupakan komponen yang paling penting dan mendasar dari aktivitas sehari hari. Keseimbangan sangat berhubungan dengan system vestibular, dimana system vestibular merupakan system dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan, postur, dan orientasi tubuh dalam ruangan. System ini juga mengatur benda benda berada pada focus visual saat tubuh bergerak. Keseimbangan membutuhkan interaksi yang kompleks dari system musculoskeletal dan system persarafan. Keseimbangan yang diperlukan seseorang untuk mempertahankan posisi tertentu adalah keseimbangan statis, sedangkan kemampuan tubuh menjaga keseimbangan saat melakukan gerakan atau aktifitas fungsional merupakan keseimbangan dinamis. Kemampuan untuk mempertahankan postur diatur dan dikontrol system yang kompleks yaitu oleh system visual, vestibular, dan somatosensoris. Perkembangan dari ketiga system ini terjadi pada

3 usia yang berbeda, system somatosensoris yang lebih dahulu mencapai fungsinya, lalu diikuti oleh visual dan kemudian system vestibular. Dalam peranannya Fisioterapi dapat membantu dalam meningkatkan fungsi vestibular yaitu dengan cara memberikan latihan latihan yang berkaitan dengan berkesinambungan antara system informasi sensoris seperti visual, system vestibular, dan somatosensoris. Selain itu ada juga respon otot otot postural yang sinergis, kekuatan otot, adaptive system, dan lingkup gerak sendi yang mencangkup base of support dan center of gravity. Gangguan keseimbangan merupakan salah satu gangguan yang sering kita jumpai dan dapat mengenai segala usia. Seringkali pasien datang berobat walaupun tingkat gangguan keseimbangan masih dalam taraf yang ringan. Hal ini disebabkan oleh terganggunya aktivitas sehari-hari dan rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkannya. Sistem keseimbangan manusia bergantung kepada telinga dalam, mata, dan otot dan sendi untuk menyampaikan informasi yang dapat dipercaya tentang pergerakan dan orientasi tubuh di dalam ruang. Jika telinga dalam atau elemen sistem keseimbangan lainnya rusak, dapat menyebabkan vertigo, pusing, ketidakseimbangan dan gejala lainnya.

4 Pada gangguan keseimbangan, tipe dan beratnya gejala bisa sangat bervariasi. Gejala mungkin menakutkan dan sulit untuk dijelaskan. Orang yang dipengaruhi gejala gangguan keseimbangan tertentu mungkin dirasakan sebagai kurang perhatian, malas, cemas berlebihan atau mencari perhatian. Mereka mungkin memiliki masalah membaca atau melakukan perhitungan sederhana. Melakukan pekerjaan, ke sekolah, melakukan tugas rutin sehari-hari atau hanya sekedar bangkit dari tempat tidur di pagi hari mungkin sulit untuk beberapa orang. Kelainan sistem keseimbangan mengenai lebih dari 30 juta orang Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan mengakibatkan lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada populasi lansia setiap tahun. Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata (sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa informasi mengenai keseimbangan, ke otak untuk koordinasi dan persepsi korteks serebelum. Otak, tentu saja, mendapatkan asupan darah dari jantung dan sistem arteri. Satu gangguan pada salah satu dari daerah ini seperti arteriosklerosis atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan

5 gangguan keseimbangan. Aparatus vestibularis telinga tengah memberi umpan balik mengenai gerakan dan posisi kepala, mengkoordinasikan semua otot tubuh, dan posisi mata selama gerakan cepat gerakan kepala. Maka dari itu fungsi vestibular sangat diperlukan dalam keseimbangan dan menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Menurut defenisinya Fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan yang menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dam mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi (KEPMENKES 1363, 2001). Salah satu tehnik untuk meningkatkan fungsi keseimbangan maka dilakukan dua jenis latihan yaitu perbedaan wobble board dan

6 core stability terhadap keseimbangan pada mahasiswa esa unggul. Latihan dengan menggunakan Wobble board merupakan latihan keseimbangan pada posisi tubuh statis, yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada posisi tetap, dengan cara berdiri pada satu kaki diatas wobble board. Prinsip dari latihan wooble board ialah meningkatkan fungsi dari pengontrol keseimbangan tubuh, yaitu system informasi sensorik, central processing, dan effektor untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Latihan dengan menggunakan core stability merupakan suatu latihan yang menggunakan kemampuan dari lumbal spine dan pelvis dengan bantuan sendiri sesuai dengan aligment tubuh yang simetris. Latihan ini dilakukan sebanyak 3 set dan setiap set dilakukan 5 gerakan/30 detik diselingi istirahat selama satu menit dengan intensitas mudah, dan dilakukan lima kali seminggu. Pengaruh latihan wobble board dan core stability terhadap peningkatan keseimbangan yaitu dengan latihan wooble board dan core stability memberikan efek meningkatkan fungsi proprioceptive pada stabilisator aktif sendi dan mengembangkan tonus antar otot akibat imbalance otot. Latihan wobble board dan core stability meningkatkan recruitment motor unit yang akan mengaktivasi golgi tendon dan

7 memperbaiki koordinasi serabut intrafusal dan serabut ekstrafusal dengan saraf afferent yang ada dimuscle spindle sehingga dapat meningkatkan fungsi proprioceptive. Dengan meningkatnya fungsi dari proprioceptive maka hal tersebut juga akan meningkatkan input sensoris yang akan diproses diotak sebagai central processing. Selanjutnya, otak akan meneruskan impuls tersebut ke effektor agar tubuh mampu menciptakan keseimbangan yang baik ketika bergerak ataupun keadaan diam. Alasan mengapa penulis mengambil hal tersebut karena keseimbangan ( balance) merupakan salah satu bagian postur yang ergonomi atau hal yang paling penting dalam beraktifitas dimana setiap seseorang memerlukan keseimbangan dalam mempertahankan posisi tubuhnya dalam bergerak atau beraktifitas. Tidak hanya untuk orang sehat bahkan orang yang sakit sekalipun hal utama yang harus diperhatikan yaitu menjaga serta melatih fungsi keseimbangan tubuhnya agar berfungsi secara baik. Keseimbangan itu tidak hanya dalam keadaan static, dalam keadaan dynamic pun hal dasar yang harus dimiliki pada saat beraktifitas yaitu keseimbangan yang baik dari tubuh. Jika adanya penurunan fungsi keseimbangan maka akan menyebabkan menurunnya control postur, menurunnya alignment

8 tubuh, monitoring kepala, control reflek gerak mata serta dalam mengarahkan gerakan. Oleh karena itu penulis mengambil fungsi dari system vestibular, yang mana sangat erat kaitannya dengan keseimbangan. Untuk tercapainya suatu keseimbangan yang baik butuh interaksi dan integrasi yang cukup kuat antara system sensorik, serta musculoskeletal yang dimodifikasi dan diatur dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan ekternal. Maka jika dilakukan suatu pengukuran keseimbangan dengan dengan test marsden dan ditemukan adanya penurunan fungsi keseimbangan maka disini penulis memberikan 2 jenis latihan keseimbangan dengan perbedaan latihan wooble board dan latihan core stability terhadap keseimbangan. Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi keseimbangan. Karena dengan meningkatkan fleksibilitas otot, koordinasi gerak dan sendi, meningkatkan fungsi visual serta lingkup gerak sendi dapat terjadi suatu integritas antara system sensoris, central processing dan system motorik. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk mengangkat topic diatas dalam bentuk penelitian dan memaparkan dengan skripsi yang berjudul Perbedaan latihan wooble board pada latihan core stability terhadap peningkatan fungsi keseimbangan.

9 B. Indentifikasi Masalah Dalam menentukan adanya suatu peningkatan keseimbangan ( balance), maka diperlukan adanya suatu analisa dan sintesa yang benar dan tepat dalam mengumpulkan suatu data. Dimana system keseimbangan ini membutuhkan kerjasama dari sistem sensoris perifer, system saraf pusat dan system efektor dan memerlukan interaksi yang kompleks dari system sensoris yang terdiri atas vestibular, visual, somatosensoris termasuk didalamnya proprioceptor dan system motoris yang terdiri atas otot, sendi, dan jaringan lunak lain. Faktor faktor yang mempengaruhi keseimbangan diantaranya adalah faktor usia, jenis kelamin, serta aktivitas fisik. Masalah yang terjadi pada penurunan keseimbangan yaitu disebabkan oleh penurunan komponen-komponen pengontrol keseimbangan seperti: Penurunan sistem vestibular, Penurunan fungsi visual, Penurunan sistem somatosensoris. Jika ada masalah yang terjadi adanya penurunan fungsi keseimbangan maka akan menyebabkan ; Menurunnya control postur,menurunnya aligment tubuh,mnurunnya Monitoring kepala,menurunnya control reflek gerak mata

10 Pada penelitian ini dilakukan latihan untuk meningkatkan fungsi keseimbangan dengan membandingkan perbedaan efek dari dua jenis latihan keseimbangan yang berbeda yaitu antara latihan keseimbangan menggunakan core stability dengan latihan keseimbangan menggunakan wobble board. Latihan dengan menggunakan core stability suatu latihan yang menggunakan kemampuan dari lumbal spine dan pelvis dengan bantuan sendiri sesuai dengan aligment tubuh yang simetris. Latihan ini dilakukan sebanyak 3 set dan setiap set dilakukan 10 gerakan/30 detik diselingi istirahat selama satu menit dengan intensitas mudah, dan dilakukan lima kali seminggu. Latihan keseimbangan menggunakan wobble board. Dimana latihan wobble board merupakan latihan keseimbangan pada posisi tubuh statis, yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada posisi tetap, dengan cara berdiri pada satu kaki diatas wobble board. Prinsip dari latihan wobble board ialah meningkatkan fungsi dari pengontrol keseimbangan tubuh, yaitu system informasi sensorik, central processing, dan effektor untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

11 C. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah yaitu : 1. Apakah pemberian latihan wooble board meningkatkan keseimbangan pada mahasiswa esa unggul? 2. Apakah pemberian latihan core stability meningkatkan keseimbangan pada mahasiswa esa unggul? 3. Apakah ada perbedaan pemberian latihan wobble board dengan latihan core stability terhadap peningkatan keseimbangan pada mahasiswa esa unggul? D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui adanya perbedaan pemberian latihan wobble board dengan latihan core stability terhadap peningkatan keseimbangan pada mahasiswa esa unggul. b. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pemberian latihan core stability meningkatkan keseimbangan pada mahasiswa esa unggul. b. Untuk mengetahui pemberian latihan wobble board dan core stability meningkatkan keseimbangan pada mahasiswa esa unggul.

12 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Untuk mengetahui dan memahami manfaat latihan menggunakan core stability dan wobble board terhadap peningkatan keseimbangan. b. Untuk membuktikan perbedaan pengaruh pemberian latihan menggunakan core stability dengan latihan kmenggunakan wobble board terhadap peningkatan keseimbangan. 2. Bagi Fisioterapi a. Memberikan bukti empiris, teori tentang keseimbangan dan penanganan yang berpengaruh terhadap peningkatan keseimbangan sehingga dapat diterapkan dalam praktek klinis. b. Menjadi dasar penelitian dan pengembangan ilmu fisioterapi di masa yang akan datang. 3. Bagi Masyarakat Sebagai sarana edukasi dan informasi serta agar menyadari pentingnya fungsi keseimbangan dalam melakukan segala hal atau aktivitas dan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat.