BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Gambar 7 Kimograf dan stimulator induksi (dokumentasi pribadi)

BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK

Laporan Praktikum. Fisiologi Hewan. Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf

Materi 1. Kardiovaskuler I. A. Jantung katak

A. PENGARUH BESARNYA RANGSANGAN TERHADAP KEKUATAN KONTRAKSI.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI 3.2. Tempat dan Waktu 3.3. Populasi dan Sampel 3.4. Besar Sampel sembilan Universitas Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

Tujuan Mengamati aktivitas rambut getar mulut dan tenggorokan pada katak

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

Materi 7 Pencernaan II

REFLEK SPINAL PADA KATAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

Sistem Saraf pada Manusia

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

Mekanisme Kerja Otot

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

SISTEM SARAF MANUSIA

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum

Sistem Ekskresi Manusia

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

SISTEM SARAF. Sel Saraf

MAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT

MODUL X FOTOSINTESIS

Metodologi Penelitian

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

Intro. - alifis.wordpress.com

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL PENGHANTAR IMPULS, KEPEKAAN SARAF, KERJA OTOT DAN TETANI

Modul l Modul 2 Modul 3

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

BAB I KERJA LABORATORIUM

BAB VII KERJA LABORATORIUM

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TAHUN 2017 TIM KIMIA ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

MEKANISME KERJA OTOT LURIK

Bab III Metodologi Penelitian

KIMIA ELEKTROLISIS

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan kerja untuk masing-masing

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

Pengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2. Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 102CO2 + 92H2O

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Elektrokimia. Sel Volta

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM

Titik Leleh dan Titik Didih

BAB III METODE PENELITIAN

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

BAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt.

Terdiri dari BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Bagian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan

Transkripsi:

BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot saraf. 2. Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang. 3. Mengenal berbagai macam rangsangan terhadap sediaan otot saraf. Dasar teori. 1. Impuls Saraf dan Kontraksi Otot Impuls pada saraf merambat dari dendrit sampai ujung akson. Setiap rangsangan yang kekuatannya mencapai harga ambang akan menimbulkan potensial aksi yang akan merambat sepanjang akson dan ini disebut impuls saraf. Pada ujung akson, pada motor-end-plate, impuls saraf ini menyebabkan sekresi asetilkolin yang ditangkap oleh reseptor, yang terletak pada serabut otot. Reaksi asetikolin-reseptor ini menimbulkan potensial aksi pada serabut otot yang akan menjalar berupa impuls otot melalui tubulus T yang nantinya akan sampai pada sisterne retikulum sarkoplasma, dan menstimulasi pengeluaran Ca ++. Peningkatan kadar Ion Ca ++ bebas intra sel yang berasal dari retikulum sarkoplasma ini diperlukan untuk berlangsungnya kontraksi otot rangka, demikian pula energi dari ATP yang dihidrolisa oleh ATP-ase. Setelah kontraksi selesai ion kalsium harus dipompa kembali ke dalam sisterne secara aktif yang juga memerlukan energi dari ATP. 2. Mekanisme Kerja Alat Perangsang Pinset Galvanis. Kaki-kaki pinset Galvanis terdiri dari tembaga (Cu) dan seng (Zn). Menurut deret volt antar keduanya terdapat perbedaan potensial, yang bila dihubungkan melalui sesuatu larutan elektrolit akan terjadi arus listrik. Cu merupakan kutub positif dan Zn kutub negatif. Bahan dan alat. Dua ekor katak kodok sawah (Fejervarya cancrivora), Sonde ( jarum penusuk) otak katak, papan katak, Beberapa buah jarum pentul, alat diseksi, terutama gunting, larutan garam faali: NaCl 0.65% atau larutan Ringer, gelas arloji atau gelas petri., pinset Galvanis. Stimulator

elektronik lengkap dengan kabel-kabelnya. Kristal garam dapur atau gliserin, cuka glasial, gelas pengaduk, korek api. Tata kerja : 1. Mematikan katak untuk keperluan percobaan Tujuan Praktikum: Memperlakukan hewan percobaan dengan menimbulkan sakit seminimal mungkin agar katak tidak merasakan sakit, otaknya dirusak dan agar tidak meronta selama perlakuan, sumsum punggungnya dirusak. a. Pegang katak seperti pada gambar 16, yaitu pegang kepala katak dengan menempatkan kepala katak tersebut antara telunjuk dan jari tengah, fiksir katak dengan ketiga jari lainnya. Bengkokkan kepalanya. b. Tusuk otak katak dengan sonde yang tajam pada foramen oksipitalenya (pada sudut medial antara garis tulang kepala dengan garis tulang punggung) c. Masukan sonde ke ruang tengkorak, putar kekiri dan kekanan ke atas dan ke bawah. d. Lihat mata hewan percobaan, bila setengah menutup dan tidak ada reaksi lagi terhadap sentuhan, perusakkan dihentikan. e. Sekarang rusaklah sumsum punggungnya dengan menusukkan sonde ke arah belakang ke dalam kanalis vetebralis. f. Yakinkan bahwa sonde masuk kedalam rongga sumsum tulang punggung tersebut. Tusukkan sejauh mungkin. Perhatikan kaki katak yang meronta-ronta sewaktu sonde ditusukan sebagai tanda medula spinalis tertusuk. g. Lepaskan sonde, kaki-kaki katak menjadi lemas. Gambar 23. Cara memegang katak, 1. Tusukkan pertama

2. Arah ke otak 3. Arah kesumsum punggung Gambar 24. VE=m. Vastus externus B=m. Biceps, SM=m. Semimembranosus, Gm=m. Gastrocnimius, TA=Tendo Archilles. 2. Membuat sediaan otot saraf (atau disebut juga preparat saraf otot)) a. Letakan katak yang telah dimatikan pada 1, di atas papan katak. b. Buka kulit dan otot perut. c. Singkirkan jeroan. d. Perhatikan keluarnya n. ischiadicus dari susum tulang belakang. e. Lihatlah masing-masing n. ischiadicus. f. Potong n. ischiadicus pada bagian cranial. g. Balikan badan katak. h. Angkat tulang ekor tinggi-tinggi, potonglah ke arah cranial sejauh mungkin.

i. Telusuri n. ischiadicus ke atas sambil menggunting otot-otot disebelah atasnya. j. Sayat fasia antara m. Biceps femoris dengan m. Semimembranosus, tampaklah n. ischiadicus dan a. Femoralis setelah kedua otot tadi dikuakkan. k. Potong paha di atas seperempat bagian bawah (n. Ischiadicus jangan terpotong) l. Lepaskan m. gastrocnemius dari tulangnya (buang tulangnya). m. Potong tendo achilles maka akan didapatkan preparat otot saraf yang terdiri dari : - Sepertiga bagian bawah paha - n. ischiadicus - m. gastrocnemius 3. Berbagai macam rangsnga pada sediaan otot saraf a. Rangsangan mekanis - Pijitlah pangkal n. ischiadicus dengan batang korek api atau gelas pengaduk. b. Rangsangan Galvanis. - Tempelkan kaki-kaki pinset Galvanis pada saraf. Saraf harus dalam keadaan basah oleh larutan garam faali. - Coba tempelkan satu kaki pinset pada saraf, kaki satunya pada medium garam faali. - Sekarang tempelkan kaki-kaki pinset pada mediumnya saja sementara saraf berada pada diantaranya. Perhatikan pada saat satu kaki diangkat dari medium dan pada saat ditempelkan pada medium. Adakah pada keduanya itu kontraksi otot? c. Rangsangan osmotis. - Dengan kertas atau gelas pengaduk tempelkan sejumlah kecil serbuk garam dapur pada pangkal saraf. - Tunggu beberapa menit, perhatikan sifat kontraksi. - Kalau tak ada garam dapur pakailah gliserin. d. Rangsangan kimiawi. - Celupkan sepotong kertas atau kapas ke dalam cuka glasial dan tempelkan pada pangkal saraf. e. Rangsangan panas. - Nyalakan sebatang korek api, padamkan lalu segera tempelkan pada pangkal saraf.

- Atau rendamlah gelas pengaduk dalam air mendidih. Hati-hati angkat dan tempelkan pada pangkal saraf. f. Rangsangan Faradis. - Rangsanglah saraf dengan rangsangan tunggal dengan elektroda dari suatu stimulator. Atur kekuatan rangsangannya.(voltasenya). Lembar kerja : 1. Rangsangan mekanis sifat kontraksi otot : 2. Rangsangan Galvanis. Sifat kontraksi otot pada rangsagan tutup : Sifat kontraksi otot pada rangsangan buka : 3. Rangsangan osmotis. Sifat kontraksi otot : 4. Rangsangan kimia sifat kontraksi otot : 5. Rangsangan panas sifat kontraksi otot : 6. Rangsangan Faradis B. KONTRAKSI SEDERHANA Tujuan Praktikum Menentukan masa laten, masa kontraksi dan masa relaksasi dari suatu kontraksi sederhana (atau disebut juga kontraksi tunggal) dari otot skelet. Bahan dan alat 1. Sediaan otot saraf (n. ischiadicus dan m. gastrocnemius) 2. Larutan garam faali (NaCl 0.65%). 3. Kimograf lengkap dengan drum dan kertas pencatat. 4. Stimulator

5. Alat fiksasi otot (klem otot), alat pencatat rangsangan dan statif. Tata kerja. 1. Fiksasi otot dengan klem (penjepit otot) atau jarum pentul besar bila digunakan bak khusus. 2. Ikatkan tendo archiles dengan benang pada alat pencatat kontraksi, jangan sampai kendur. 3. Selama perlakuan usahakan agar otot basah oleh larutan garam faali. 4. Hubungkan listrik dengan alat pencatat rangsangan. 5. Sentuhkan elektroda perangsang pada saraf atau ototnya. 6. Kemudian: - Tekan (aktifkan) kunci rangsangan otomatis. - Nyalakan stimulator dan atur untuk rangsangan tunggal. - Buatlah putaran kimograf dengan putaran yang paling cepat. Nyalakan. - Tekan kunci rangsangan tunggal sampai tercatat kontraksi otot pada kertas tromol. - Hentikan putaran drum dengan rem atau tangan sebelum terjadi kontraksi otot yang kedua. 7. Beri tanda-tanda yang diperlukan untuk masa laten, masa kontraksi dan masa relaksasi. Gunakan pencatat kontraksi untuk memproyeksikan puncak kontraksi pada garis dasar. 8. Hitung masa laten, masa kontraksi dan masa relaksasi. Bila kecepatan kimograf berputar dapat diketahui (kecepatan tersebut tertera pada kimografnya) maka masa-masa tadi dapat dihitung dengan membagi jarak masing-masing masa tadi dengan kecepatannya. Hitunglah dengan detik atau milidetik. Lembar kerja : Tempelkan gambar kontraksi sederhana yang telah saudara dapatkan di laporan praktikum. Kecepatan kimograf : mm/detik Jarak masa laten : mm, masa laten : m detik Jarak masa kontraksi : mm, masa kontraski : m detik Jarak masa relaksasi : mm, masa relaksasi : m detik

(m detik = milidetik) Pertanyaan : 1. Mengapa terjadi masa laten? 2. Pada umumnya, mana yang lebih lama, masa kontraksi atau masa relaksasi? mengapa? 3. Mengapa pada percobaan ini kimograf harus dijalankan (drum diputar) dengan kecepatan maksimal? 4. Mengapa sediaan otot saraf harus selalu dalam keadaan basah oleh larutan garam faali?