BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi disebabkan karena pihak manajemen sering kali memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkembang. Salah satu cara untuk bisa bertahan adalah bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah. mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut perusahaan tidak bisa terus stagnan dalam

BAB I PENDAHULUAN. telah diperoleh. Sumber dana dapat berasal dari dalam (internal) ataupun dari

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu, meningkatkan. kemakmuran para pemegang saham perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perusahaan selain meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori mengenai kebijakan hutang dan pendanaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan kondisi perekonomian dunia usaha, baik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ketersediaan dana yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan pada manajer. Pengelolaan asset yang telah dipercayakan kapada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ini adalah laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan operasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (principle) bisa mempercayakan dananya kepada profesional (managerial)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi (Suhayati dan Anggadini, 2013). Bagi sebuah perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tepat, investor akan memperoleh return yang tinggi. Apabila investor ingin

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan. kemakmuran pemiliknya. Perkembangan perusahaan untuk menuju lebih besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan pemilik seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan suatu gaji.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatkan kinerjanya. Bagi perusahaan, salah satu keputusan penting

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membutuhkan beberapa teori yang mendasarinya, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004:2).

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak perusahaan kecil maupun perusahaan besar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan menurut pandangan manajemen keuangan, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang didirikan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Gitman & Zutter (2012) menyatakan bahwa tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. sektor perkebunan karena merupakan komoditi yang paling banyak diminati. Hasil

BAB II LANDASAN TEORI. lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi perusahaan yang besar, sehingga sistem pengelolaan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : Free cash flow, risiko bisnis, kebijakan hutang, nilai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan secara maksimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% perusahaan yang listed di BEI adalah industri manufaktur. Melihat kondisi tersebut, pastinya akan menciptakan persaingan yang ketat, dan masing-masing perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Sjahrial, 2007 : 12). Tujuan lain dari perusahaan yaitu mendapatkan laba dari tahun ke tahun serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan tersebut, salah satu keputusan yang dihadapi oleh manajer adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi keuangan dan hutang, namun didalam menentukan kebijakan pendanaan ini sering kali terjadi konflik kepentingan antara pemegang saham (principal) dan manajer (agent) yang disebut dengan konflik keagenan (agency conflict). Konflik keduanya akan muncul ketika manajer memiliki kepentingan yang berbeda dari pemegang saham. Pemegang saham ingin agar keputusan manajer adalah untuk memaksimalkan kekayaan mereka, tetapi terkadang manajer berperilaku untuk mengambil keuntungan pribadinya, untuk meminimalkan konflik keagenan (agency conflict) 1

antara manajer dan pemegang saham maka dibutuhkan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan pihak-pihak terkait (Wahidahwati, 2002). Namun, adanya mekanisme pengawasan itu menyebabkan munculnya biaya yang disebut agency cost. Menurut Bringham dkk. (1990 dalam Indahningrum dan Handayani, 2009 : 190) agency cost adalah biaya yang meliputi semua biaya untuk monitoring tindakan manajer, mencegah tingkah laku manajer yang tidak dikehendaki dan opportunity cost akibat pembatasan yang dilakukan pemegang saham terhadap tindakan manajer. Salah satu obyek yang memungkinkan terjadinya perbedaan kepentingan adalah penggunaan free cash flow. Free cash flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk operasi atau investasi. Pemegang saham menginginkan kelebihan dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan manajer berkeinginan menggunakan kelebihan dana yang ada untuk investasi pada proyek-proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan menambah insentif bagi manajer. Yang ditakutkan terhadap penggunaan kas yang berlebih (free cash flow) akan berujung kepada pengambilan keputusan investasi yang salah atau kepentingan lain yang menyimpang oleh manajer (fraud) sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan secara tidak langsung mengurangi earnings pemegang saham. Pada perusahaan yang telah go public, berkaitan dengan agency cost dan free cash flow, peningkatan hutang merupakan alternatif dalam menurunkan konflik keagenan dan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan 2

sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajer (Wahidahwati : 2002). Free cash flow adalah hak dari pemegang saham sehingga investor akan menuntut pembagian free cash flow yang ada pada perusahaan sedangkan manajer berpandangan untuk menggunakan free cash flow melalui reinvestasi yang dapat menguntungkan mereka (Syafi i, 2011 : 2). Tekanan pemegang saham untuk dapat memperoleh kas bebas mengharuskan manajer untuk dapat memperoleh sumber pendanaan dari pihak ketiga yaitu debtholders. Dengan adanya hutang maka perusahaan harus melakukan pembayaran secara periodik terhadap bunga dan pinjaman pokoknya sehingga dapat mengurangi keinginan manajer untuk mengunakan free cash flow guna membiayai kegiatankegiatan yang tidak optimal (Jensen 1986 dalam Keown dkk, 2010). Selain untuk mengurangi konflik keagenan dan kelebihan akan arus kas, menurut Babu dan Jain (1998 dalam Mulianti, 2010 : 14) terdapat empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai menggunakan hutang daripada saham baru, yaitu (1) adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran hutang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar adanya hutang baru daripada saham baru. Namun perusahaan harus sangat hati-hati dalam menentukan kebijakan hutangnya karena peningkatan penggunaan hutang akan menurunkan nilai perusahaannya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007 : 2). Menurut trade off theory, semakin tinggi hutang maka semakin tinggi beban kebangkrutan yang ditanggung perusahaan. Penambahan hutang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus 3

pendapatan perusahaan. Semakin besar hutang, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya. Risiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih tinggi daripada penghematan pajak. Selain itu risiko bisnis juga menjadi pertimbangan pada kebijakan hutang. Risiko bisnis ini berkaitan dengan ketidakpastian didalam pendapatan perusahaan. Menurut Mamduh (2004 dalam Mulianti, 2010 : 16), perusahaan yang menghadapi risiko bisnis tinggi sebagai akibat dari kegiatan operasinya, akan menghindari untuk menggunakan hutang yang tinggi dalam mendanai asetnya. Hal ini karena perusahaan tidak akan meningkatkan risiko yang berkaitan dengan kesulitan dalam pengembalian hutangnya. Keputusan pendanaan berupa kebijakan hutang yang akan diambil perusahaan berkaitan dengan pertimbangan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutangnya. Kemampuan perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para kreditur untuk meminjamkan dana kepada perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari struktur aset suatu perusahaan. Struktur aset adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun dalam aset tetap. Perusahaan dengan banyak aset yang dapat digunakan untuk jaminan akan lebih memilih untuk penggunaan utang yang lebih banyak. Besarnya aset tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya penggunaan utang. Menurut Mamduh, (2004 : 345), perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman Struktur aset 4

berhubungan dengan jumlah kekayaan (aset) yang dapat dijadikan jaminan. Perusahaan yang struktur asetnya lebih fleksibel akan cenderung menggunakan utang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel (Manan, 2004 : 28). Selain dari free cash flow dan sruktur aset, profitabilitas perusahaan juga menjadi determinan didalam penentuan kebijakan hutang dan dapat menjadi jaminan dalam meningkatkan kepercayaan kreditor. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Profitabilitas menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasi. Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Perusahaan yang memliki profitabilitas yang tinggi cendrung menggunakan utang yang relatif kecil karena memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan menggunakan laba ditahan sebelum memutuskan untuk menggunakan utang, ini sejalan dengan pendapat Myers dkk. (2006 : 492-493) yang menyarankan manajer untuk menggunakan pecking order theory untuk keputusan pendanaan. Pecking order merupakan urutan penggunaan dana untuk investasi yaitu laba ditahan sebagai pilihan pertama, kemudian selanjutnya oleh utang dan ekuitas. Implikasinya adalah adanya hubungan negatif antara profitabilitas perusahaan dengan debt ratio. 5

Penelitian yang searah atau mendukung penelitian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Darmayanti (2006), Indahningrum & Handayani (2009) dan Susilawati dkk. (2012) yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hardiningsih dan Oktaviani (2012) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara struktur aset perusahaan terhadap kebijakan utang perusahaan. Penelitian oleh Indahningrum & Handayani (2009) dan Susilawati dkk. (2012) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan penelitian yang tidak sesuai dengan penelitian ini, diantaranya Nugroho (2011) dan Hardiningsih Oktaviani (2012) yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang, Susilawati dkk. (2012) yang menyatakan bahwa struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang, serta Kusrini (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Berdasarkan adanya perbedaan pada penelitian-penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan antara fenomena empiris dengan teori yang ada serta ketidakkonsistenan hasil penelitian pengaruh variabel free cash flow, struktur aset dan profitabilitas dan pengaruhnya terhadap kebijakan hutang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur. Peneliti lebih spesifik membahas tentang pengaruh free cash flow, struktur aset dan profitabilitas dan pengaruhnya terhadap kebijakan hutang perusahaan, khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 6

Indonesia. Peneliti memberikan judul Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk replikasi dengan menggunakan sampel yang berbeda dari penelitian terdahulu. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 2. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 4. Apakah free cash flow, struktur asset dan profitabilitas berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012? 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini hanya meneliti tiga variabel independen yaitu free cash flow, struktur aset dan profitabilitas. 2. Penelitian ini mengambil sampel dari laporan keuangan audited dan company report perusahaan manufaktur di www.idx.coid pada periode 2008 sampai dengan 2012. 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh free cash flow, struktur aset dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di BEI. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh free cash flow, struktur aset dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada Perusahaan manufaktur di BEI. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Akademi Penelitian ini bermanfaat untuk diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur ilmu manajemen keuangan, memperkaya referensi kepustakaan serta diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembacanya. 2. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan mampu menerapkan ilmu atau teori yang telah diperoleh pada saat mengikuti perkuliahan dengan permasalahan yang sesungguhnya, sehingga memperoleh gambaran yang jelas sejauh mana tercapai keselarasan antara pengetahuan secara teoritis dan prakteknya. 8

3. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengelola struktur modal yang optimal, termasuk arus kas khususnya free cash flow yang lebih baik, struktur aset dan profitabilitas sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam pengambilan keputusan finansial. 4. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian berikutnya yang mengambil masalah yang sama sebagai bahan penelitian. 9