Benteng Fort Rotterdam

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN DI FORT ROTTERDAM OLEH: ALAMANDA AKUNTANSI-II/A

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU ILUSTRASI FORT ROTTERDAM

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

Ditulis oleh Administrator Rabu, 13 November :09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 13 November :29

Karakteristik Benteng Fort Rotterdam sebagai Urban Artefact Kota Makassar

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

SD kelas 5 - BAHASA INDONESIA BAB 7. Tema 7 Sejarah Peradaban IndonesiaLatihan Soal 7.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

L2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.70/UM.001/MP/2016 TENTANG PENETAPAN OBYEK VITAL NASIONAL DI SEKTOR PARIWISATA

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

8. Apa perjuangan beliau? 9. Apa strategi beliau dalam mengusir penjajah? 10. Apa sikap yang harus diambil dari para pahlawan?

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

ARAHAN KONSEP PERANCANGAN KAWASAN KONSERVASI BENTENG MARLBOROUGH KOTA BENGKULU TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

APLIKASI KONSEP TERRITORIALITY PADA ARSITEKTUR BENTENG

P E N D A H U L U A N

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah

JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. ordinat 5º- 6º Lintang Selatan dan 131º- 133,5º Bujur Timur dan secara geografis,

Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Kerajaan Islam di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Daya tarik kepariwisataan di kota Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

6 Kota Tempat Patung Jenderal Sudirman Berdiri Gagah

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

Dua Saudara. Tarian sedih. Reporter: Evi Tresnawati Foto-foto: Evi Tresnawati

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c atau d di depan jawaban yang paling benar!

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

Perancangan Buku History Taman Sari Sebagai Promosi Wisata Sejarah Jogjakarta

I. PENDAHULUAN. Palembang muncul sebagai Kesultanan Palembang sekitar pada tahun 1659 dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARAAN SAIL BUNAKEN TAHUN 2009

Luncur Buku Mehmet Ozay & Bincang Kebudayaan Aceh dan Turki 19 Nopember 2014

dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km 2, di mana sekitar 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

BAB I PENDAHULUAN. keberadaban. Pengalihan kewenangan pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERADABAN MESOPOTAMIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu paradigma arkeologi sebagai ilmu yang mempelajari masa

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PANITIA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

PASAR IKAN DAN PASAR FESTIVAL IKAN DI SUNDA KELAPA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai

Batam Dalam Data

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

Mengenal Etnis Tionghoa di Taman Budaya TMII

KARAKTERISTIK ARSITEKTUR RUMAH ADAT WAJO DI KOMPLEKS MINIATUR BUDAYA SULAWESI SELATAN BENTENG SOMBAOPU MAKASSAR

Transkripsi:

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan benteng ini sebagai the best preserved Dutch fort in Asia. Pada awalnya, benteng ini disebut dengan nama Benteng Jumpandang (Ujung Pandang). Benteng ini merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa di Sulawesi Selatan. Kesultanan ini pernah berjaya sekitar abad ke-17 dengan ibukotanya Ujung Pandang (Makassar). Kini, kesultanan ini masuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kesultanan ini sebenarnya memiliki 17 buah benteng yang mengitari seluruh ibukota dan daerah sekitarnya. Hanya saja, Benteng Fort Rotterdam merupakan bentang paling megah di antara bentengbenteng lainnya dan keasliannya masih terpelihara hingga kini. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-x yang bernama Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung atau Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Pada awalnya, bentuk benteng ini adalah segi empat, seperti halnya arsitektur benteng ala Portugis.

Bahan dasarnya adalah batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering. Temboknya berwarna hitam dan berlumut. Pada tanggal 9 Agustus 1634, Sultan Gowa ke-14 (I Mangerangi Daeng Manrabbia, dengan gelar Sultan Alauddin) membuat dinding tembok benteng dengan batu padas yang berwarna hitam keras. Pada tanggal 23 Juni 1635, dibangun lagi dinding tembok kedua dekat pintu gerbang. Benteng ini pernah hancur pada masa penjajahan Belanda, meski pada akhirnya dapat dibangun kembali. Belanda pernah menyerang Kesultanan Gowa yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, yaitu antara tahun 1655 hingga tahun 1669. Tujuan penyerangan Belanda adalah untuk mengembangkan sayap perdagangannya, sehingga dengan demikian mereka dapat dengan mudah masuk ke wilayah Banda dan Maluku, sebagai pusat perdagangan di wilayah timur pada saat itu. Sejak tahun 1666, berkobarlah perang pertama antara Belanda dan Kesultanan Gowa. Pada saat itu, armada perang Belanda dipimpin oleh Gubernur Jenderal Admiral Cornelis Janszoon Speelman. Selama satu tahun penuh, Kesultanan Gowa diserang. Serangan ini mengakibatkan Benteng Fort Rotterdam hancur (meski tidak sepenuhnya). Bahkan, rumah raja yang ada di dalam benteng juga hancur dan dibakar oleh tentara musuh. Akibat dari kekalahan ini, Sultan Gowa dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667. Gubernur Jenderal Speelman kemudian berinisiatif memerintahkan bawahannya agar membangun kembali benteng yang telah hancur itu dengan model arsitektur Belanda. Bentuk benteng yang awalnya berupa segi empat dengan dikelilingi oleh lima bastion, kemudian ditambahkan satu bastion lagi yang ada di sisi barat. Nama benteng kemudian dinamakan Fort Rotterdam, yang merupakan nama tempat kelahiran Speelman.

Sejak saat itu, benteng ini berfungsi sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan Hindia Belanda di wilayah timur, khususnya kawasan Sulawesi Selatan. Benteng ini pernah dijadikan sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro ketika dirinya kalah perang dalam melawan penjajah Belanda di Jawa antara tahun 1925-1930. Ia dibuang dan diasingkan di dalam benteng ini selama 26 tahun. 2. Lokasi Benteng ini terletak di Jl. Ujung Pandang No.1, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Letaknya persis di depan pelabuhan laut Kota Makassar. 3. Deskripsi Benteng Benteng ini berdiri kokoh menjulang hampir setinggi 5 meter. Pintu utamanya berukuran kecil. Jika dilihat dari letak yang tinggi, benteng ini menyerupai bentuk penyu yang hendak masuk ke dalam pantai. Bentuk penyu ini mengilustrasikan fakta bahwa Kesultanan Gowa pada saat itu merupakan kerajaan maritim yang memiliki kekuatan perekonomian dan pelayaran yang sangat besar, sehingga benteng berperan sebagai media perlindungan atau pertahanan ibukota dari serangan musuh.

Sejak dahulu, banyak orang Makassar dikenal sebagai pelaut yang berlayar hingga ke pesisir-pesisir Indonesia, bahkan hingga ke Samudera Hindia dan Pulau Madagaskar. Karena bentuknya mirip penyu, benteng ini kadang juga dinamakan sebagai Benteng Panyua (Penyu). 4. Fungsi Sosial Benteng ini pernah berfungsi sebagai pusat perdagangan, pemerintahan, dan perekonomian Kesultanan Gowa. Ketika Belanda mampu menguasai Kesultanan Gowa, benteng ini juga dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan Hindia Belanda. Di kompleks benteng terdapat Museum Negeri La Galigo yang menyimpan berbagai pernak-pernik asal Tanah Toraja. Museum ini juga menyimpan berbagai benda sejarah, manuskrip (berisi tentang perjanjian antara Sri Sultan Sjahbaddin dengan VOC pada tanggal 19 Mei 1710), patung, keramik, pakaian tradisional, dan budaya Sulawesi Selatan lainnya. Museum ini diresmikan pada tanggal 24 Februari 1974 oleh Dirjen Kebudayaan, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Nama museum ini berasal dari sebuah epos bernama I La Galigo. Nama ini juga merupakan tokoh yang berperan dalam epos ini sebagai seorang ahli sastra. Bangunan dalam benteng terdapat rumah panggung khas Gowa yang dulunya pernah ditempati oleh raja dan keluarganya.

Sebenarnya, benteng ini kini tidak hanya berfungsi sebagai museum saja, namun juga berfungsi sebagai kantor Pusat Kebudayaan Makassar. Di samping itu, kompleks dalam benteng juga difungsikan sebagai Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala dan Taman Budaya yang sering menggelar acara-acara kesenian, pagelaran tari, konser musik, dan lain-lain.