KONTINUITAS PEMAKAIAN KB PASCA SALIN PADA PASEN JAMPERSAL DI RS.DR M.DJAMIL PADANG PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. serta Milenium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

Jurnal Kebidanan 07 (01) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas.2013:169). sampai bulan November jumlah K1 33, K4 33, Persalinan Nakes 33, dari

BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan, infeksi dan pre eklamsia masih. menjadi penyebab utama kematian ibu di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Laporan Penelitian. Neni Anggraini, Desmiwarti, Hafni Bachtiar Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun Jumlah penduduk yang

PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN IUD POST PLASENTA. Risneni*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

Profil persalinan pada era JKN-BPJS di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 30 Juni 2016

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

Descriptive Study of Maternal and Neonatal Child Health In Lengkong Village, Jember Regency

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

EKUITAS DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN EQUITY IN HEALTHCARE DELIVERY

KEBIJAKAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DALAM JAMPERSAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

Transkripsi:

Laporan Penelitian KONTINUITAS PEMAKAIAN KB PASCA SALIN PADA PASEN JAMPERSAL DI RS.DR M.DJAMIL PADANG PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 01 Continuity of Post Labor Contraception Usage on Jampersal Patient in RSUP DR. M. Djamil Padang on January September 01 Djusar Sulin, Dewi Arita, Zulkarnain Agus Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Abstrak Konsep mengenai kontrasepsi pasca persalinan bukanlah hal yang baru. Pada saat sekarang ini perhatian dari pengelola program kesehatan, penyedia jasa pelayanan kesehatan dan pembuat kebijakan semakin meningkat. Meningkatnya perhatian pemerintah mengenai kontrasepsi Pasca persalinan juga terjadi di Indonesia. Program jampersal ini memberi keuntungan bagi ibu hamil karena menghapus faktor biaya untuk bisa mendapat pertolongan persalinan yang baik, namun disisi lain pertolongan persalinan gratis tersebut harus disertai pemakaian KB PASCA salin. Hal ini membuat kesan pemakaian KB PASCA salin seperti dipaksakan agar peserta jampersal tersebut dapat menikmati pertolongan persalinan yang gratis. Sehingga menjadi pertanyaan apakah pasien tersebut akan terus menggunakan kontrasepsi tersebut. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang menggunakan KB PASCA persalinan dari bulan Januari 01 sampai dengan bulan September tahun 01 di RSUP dr. M.Djamil Padang sebanyak orang. Kontinuitas pemakaian yang tertinggi adalah pada responden yang melahirkan secara forsep (7%) diikuti oleh seksio (,7%) diikuti oleh persalinan normal (0%) dan vakum (7,%). Lebih kurang separuh peserta Jampersal PASCA persalinan yang masih menggunakan.(1,%) Kata Kunci:, KB PASCA salin, Jampersal Abstract The concept of post labor contraception is not a new concept. Nowadays, the attention of the health program managers, health care providers and policy makers about contraception is increasing, especially in Indonesia. Jampersal program is a benefit for pregnant women because it removes the cost factor for labor, but on the other hand it must be accompanied by the use of post labor contraception. This makes the idea of using post labor contraception as forced in order to get free labor cost. So it becomes a question whether these patients will continue to use contraception. The population is all women who use post labor contraception deliveries from January 01 to September 01 in dr. M.Djamil Padang as many as people. Continuity of IUD use were highest for respondents who give birth by forceps (7%) followed by the section (.7%) followed by normal delivery (0%) and vacuum (7.%). Approximately half of the Jampersal participants still use post labor contraception (1.%). Keywords: IUD, post labor contraception, Jampersal Koresponden: Dewi Arita, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil Padang.

OBGIN EMAS, Tahun V, Volume, Nomor 17, September Desember 0 PENDAHULUAN Komitmen Indonesia untuk mencapai Millenium Develompment Goals (MDGs) adalah mencerminkan komitmen Indonesia untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Karena itu, MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan nasional. Indonesia menargetkan pengurangan Angka Kematian Bayi (AKB) dari menjadi per-1000 kelahiran hidup pada tahun 0. Hal ini sesuai dengan yang telah dicanangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) tahun 000 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu pengurangan dua pertiga Angka Kematian Anak (AKA) pada tahun 0. 8 kelahiran di Indonesia diperkirakan sekitar.-. juta (BPS 00) dan 1,7 % merupakan kehamilan yang tidak diinginkan dari jumlah kelahiran. Mengingat tingginya jumlah kelahiran dan keguguran maka diperlukan suatu perencanaan kehamilan sehingga kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang diinginkan. Salah satu program strategis untuk menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan menjadi % pada tahun 0 adalah melalui KB PASCA persalinan. 8 Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB PASCA salin dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Depkes 011 Program jampersal ini memberi keuntungan bagi ibu hamil karena menghapus faktor biaya untuk bisa mendapat pertolongan persalinan yang baik. Namun disisi lain, kebijakan pelayanan KB PASCA salin memberikan dilema bagi peserta jampersal. Disatu sisi, peserta jampersal mendapatkan pertolongan persalinan yang gratis namun disisi lain pertolongan persalinan gratis tersebut harus disertai pemakaian KB PASCA salin. Hal ini membuat kesan pemakaian KB PASCA salin seperti dipaksakan agar peserta jampersal tersebut dapat menikmati pertolongan persalinan yang gratis. Sehingga menjadi pertanyaan apakah pasien tersebut akan terus menggunakan kontrasepsi tersebut. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di lingkungan kota Padang sesuai data yang didapat dari rekam medis RSUP dr. M. Djamil Padang. Penelitian dimulai bulan Maret 01 dengan jumlah sampel orang. Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi kontinuitas pemakaian PASCA persalinan, melalui wawancara langsung terhadap pasien. Data sekunder diperoleh dari dokumen medik yang ada pada bagian medical record pada lokasi penelitian. HASIL & DISKUSI Telah dilakukan pengumpulan data dari responden yaitu ibu-ibu peserta Jampersal yang menggunakan alat kontrasepsi PASCA persalinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ditemukan beberapa kendala dalam pengumpulan data terutama pencarian responden yang membutuhkan waktu lama karena alamat kurang lengkap. Disamping itu juga ada responden yang tidak dapat ditemukan pada kunjungan pertama dan harus diulang pada kunjungan berikutnya. Tabel 1.Karakteristik Responden Karakteristik Umur (tahun) Paritas Ratarata,8,11 Simpangan baku, 1,08 Minimum Maksimum Karakteristik responden berdasarkan umur adalah rata-rata,8±, tahun, yang paling muda berumur 17 tahun dan yang tertua berumur 0 tahun. Rata-rata paritas adalah,11±1,08 orang berkisar dari 1 orang. (Tabel 1) Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konseling 17 1 Konseling F % Pernah pernah 7 1 0 8,8 1, Berdasarkan tabel terlihat sebagian besar responden (8,8%) sudah pernah mendapatkan

Djusar Sulin, dkk, Kontinuitas Pemakaian Kb Pasca Salin Pada Pasen Jampersal Di Rs.dr M. Djamil Padang... konseling tentang penggunaan. Masih ditemukan responden yang tidak pernah mendapatkan konseling, walaupun hanya sebagian kecil (1.%), seharusnya semua mendapatkan konseling. Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu Mendapatkan Konseling Waktu Konseling f % Hamil pertama Hamil sekarang ingat 7 8, 7,, Dari 7 responden yang pernah mendapatkan konseling, lebih dari separuh (8,%) mengemukakan konseling didapatkan pada hamil pertama dan ada yang tidak ingat lagi waktu mendapatkan konseling yaitu sebesar.%. Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komplikasi Komplikasi f % Ada ada 71 11. 88,7 Berdasarkan tabel hanya sebagian kecil responden yang mengalami komplikasi dalam penggunaan (11,%). Hasil ini menunjukkan bahwa komplikasi penggunaan tidak menjadi masalah besar. Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelanjutan Menggunakan Menggunakan f % 1, 8,8 Berdasarkan tabel sebanyak 8.8% responden tidak lagi menggunakan. Hal ini menunjukkan kontinuitas penggunaan masih rendah. Tabel 7. Kontinuitas Penggunaan Berdasarkan Cara Persalinan Cara persalinan Normal Vakum Forsep Seksio Kontinuitas 18 (0,0%) (7,%) (7,0%) (,7%) (1,%) 1 (0%) (%) (7,0%) 1 (,%) (8,8%) 0 (7,%) 8 (10%) 8 (10%) (,%) 100%) Dari tabel 7 dapat di lihat bahwa cara persalinan yang terbanyak adalah dengan cara seksio yaitu sebanyak (,%) orang, selanjutnya dengan cara normal sebanyak 0 (7,%) dan vakum serta forsep masing-masing 8 (10%). Kontinuitas pemakaian yang tertinggi adalah pada responden yang melahirkan secara forsep (7%) diikuti oleh seksio (,7%) diikuti oleh persalinan normal (0%) dan vakum (7,%). Tabel. Distribusi Frekuensi Responden yang Masih Menggunakan Berdasarkan yang Mengalami Komplikasi Masihpakai f %,, Lebih dari separuh responden (.%) yang mengalami komplikasi masih tetap menggunakan alat kontrasepsi tesebut, berarti masih ada responden yang tidak menjadikan komplikasi sebagai alasan untuk mengganti. (Tabel ) Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Masih Menggunakan Menggunakan f % Nyaman menggunakan memikirkan biaya dilarang suami 7 8,1 8, 1, Lebih dari separuh responden (,1%) menyatakan nyaman menggunakan sebagai alasan untuk meneruskan penggunaan alat kontrasepsi tersebut. (Tabel 8).

OBGIN EMAS, Tahun V, Volume, Nomor 17, September Desember 0 Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Pembukaan Alasan pembukaan F % Dilarang suami Menimbulkan komplikasi Ingin punya anak Terlepas sendiri 7 8,, 1,1 1, Alasan terbesar yang dikemukakan responden untuk membuka adalah dilarang suami. Terdapat juga alasan karena yang terlepas sendiri yaitu sebanyak 1,%. (Tabel ) Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu Pembukaan Waktu pembukaan < 1 bulan 1 bulan > bulan - bulan > bulan f % 1 1 8,7 1,,7,7 Sebagian besar responden (,%) telah membuka bulan yang lalu dan diantaranya 8,7% kurang dari sebulan yang lalu. (Tabel10) Tabel 11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Pembukaan Tempat pembukaan Puskesmas Bidan praktek Dokter ahli kandungan f % 8,, Dari tabel11 dapat dilihat tempat pembukaan yang terbanyak dilakukan di puskesmas (8,%), diikuti di bidan praktek (,%) dan sebagian kecil di tempat dokter ahli kandungan (%) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi Lain Penggunaan alkon lain f % 10 1, 7,7 Dari responden yang tidak lagi menggunakan, sebanyak,% menggunakan alat kontrasepsi yang lain sedangkan sisanya tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi. (Tabel 1) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Penggunaan Alat Kontrasepsi Lain Alasan mengganti f % cocok Ingin coba yang lain 10 0,0 0,0 Sebanyak 0% responden mengemukakan alasan mengganti alat kontrasepsi dengan yang lain karena merasa tidak cocok menggunakan dan lebih dari separuh (0%) karena ingin mencoba dengan cara lain. (Tabel 1) Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Menggunakan Alat Kontrasepsi Lain Alasan f % Cocok dengan tapi dilarang suami cocok dengan tapi tidak mau pakai yang lain 1 1, 0, Berdasarkan tabel, umumnya (0,%) responden mengemukakan alasan tidak menggunakan alat kontrasepsi lain karena tidak cocok lagi pakai. Tabel. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keinginan Untuk Hamil Lagi Keinginan hamil lagi f % 1 1, 7,1 1

Djusar Sulin, dkk, Kontinuitas Pemakaian Kb Pasca Salin Pada Pasen Jampersal Di Rs.dr M. Djamil Padang... Lebih dari separuh (7,1%) dari responden tidak berkeinginan untuk hamil lagi. Namun persentase resdponden yang ingin hamil lagi masih cukup besar yaitu,%. (Tabel ) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kesediaani Pakai Lagi Setelah Melahirkan Kesediaan pakai f % Bersedia bersedia,7, Berdasarkan tabel 1, responden yang ingin hamil lagi, masih banyak yang bersedia menggunakan setelah melahirkan nanti (,7%). Tabel 17. Distribusi Frekuensi Paritas Responden pada Kelompok Diskontinuitas Paritas F % Paritas 1 Paritas Paritas Paritas,1,0 1, Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat yang membuka terbanyak adalah pada responden dengan paritas 1 dan yang terkecil pada paritas. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Responden pada Kelompok Diskontinuitas Kelompok Umur F % < 0 tahun 0 tahun 0 tahun > tahun 1 8, 8,7 KESIMPULAN Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Kontinuitas penggunaan pada peserta Jampersal PASCA persalinan tergolong rendah. Diskontinuitas pemakain tinggi(8,8%). Alasan terbesar bagi yang meneruskan penggunaan adalah kenyamanan pemakaian(,1%) sedangkan yang tergolong diskontinuitas mengatakan karena dilarang suami(8,%) disamping alasan lainnya seperti karena adanya komplikasi(,%), punya anak(1,1%) dan lepas sendiri.(1,%). DAFTAR PUSTAKA 1. Affandi B. Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja. Jakarta: Seminar Kesehatan Reproduksi BKS Penfin, 1.. BAPPENAS. Laporan Pencapaian Tujuan 00.. BAPPENAS. Laporan Pencapaian Tujuan 007.. BAPPENAS. Laporan Pencapaian Tujuan 010.. Baringin J. Metode IUD Pasca Salin di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, 010. Contraseptive Training Up date, DEPKES, 011 Dari Tabel 18 didapatkan responden yang termasuk diskontinuitas yang terbanyak berada pada kelompok umur 0 tahun sedangkan yang paling rendah pada kelompok umur < 0 tahun dan> tahun, masing-masingnya %. 17