ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PROFILE ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SMA

Universitas Sebelas Maret, 57126

KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA DITINJAU DARI PROFIL PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

ANALISIS KETUNTASAN BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA KAITANNYA DENGAN UPAYA PEMENUHAN STANDAR PENDIDIKAN

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, korespondensi :

PROFIL PEMENUHAN 8 SNP, PROSES PEMBELAJARAN DAN RELEVANSI BUKU AJAR YANG DIGUNAKAN DI SALAH SATU SMP DI NGAWI

ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN RELEVANSINYATERHADAP KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN SRAGEN

PEMETAAN PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN RELEVANSI TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA/MA

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil

Penelitian dan Kajian Konseptual Mengenai Pembelajaran Sains Berbasis Kemandirian Bangsa

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Saintifik untuk Siswa SMA/MA Kelas XI pada Materi Teori Kinetik Gas

( Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA Semester 2 di SMA Negeri 7 Kota Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015) TESIS

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

ANALISIS KEBUTUHAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS TAKSONOMI THE STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME PADA MATERI KONSEP LARUTAN PENYANGGA

PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI DI KOTA JAMBI

PERAN KOMUNIKASI ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA

Universitas Sebelas Maret Surakarta,Surakarta, korespondensi : Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR.. iii DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL. ix DAFTAR GAMBAR. xi DAFTAR LAMPIRAN.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil dari pedoman siswa mengenai aspek buku-buku pegangan di

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL MATERI SISTEM EKSRESI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BIOLOGI SMA

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

ANALISIS BAHAN AJAR KIMIA SMA PADA MATERI KESETIMBANGAN KELARUTAN BERDASARKAN SINTAKS MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN)

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

Pengaruh Model Discovery learning Dengan Media Teka-Teki Silang Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

ANALIS BAHAN AJAR KIMIA UNTUK SMA/MA DI KABUPATEN KARANGANYAR PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak bisa dilepaskan dari adanya media

Tren Penelitian Sains dan Penelitian Pendidikan Sains

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

*Keperluan korespondensi, HP: ,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Yunita Budi Astuti. Universitas Sebelas Maret Surakarta

DAFTAR ISI BAB III METODE PENELITIAN

*Keperluan korespondensi, HP: ,

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Khusnul Lusi Nursyam Syanas 1, Bakti Mulyani 2*, Sulistyo Saputro 2 1 Mahasiswa Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

NI WAYAN PUTU MEIKAPASA. Fak. Pertanian Univ. Mahasaraswati Mataram.

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Sri Susilogati Sumarti. Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang, Indonesia ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS POTENSI LOKAL KERAJINAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA di SMA DENGAN MODEL CTL

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

*Keperluan korespondensi, telp: ,

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

Kata kunci : Modu Fislika, Model POE, Motivasi Belajar.

PELAKSANAAN MAGANG PROFESI KEPENDIDIKAN MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH

TINGKAT BERPIKIR KOGNITIF MAHASISWA BERDASARKAN BENTUK PERTANYAAN PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PES JLH LLS. Rata. Total Rata. % Nilai KIM. Kota Medan ,98 8,32 50,90 8,48

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) KIMIA SMA/MA BERBASIS LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI LAJU REAKSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEORI MEDAN

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta, 19 November 2015 MAKALAH POSTER ISSN: 2407-4659 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA Elok Norma Khabibah 1, Fatih Ngaisah Wijayanti 2, Yasinta Choirina 3, Sajidan 4 1,2,3,4 Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126 Email korespondensi: fatih.asih@yahoo.com Abstrak Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi, mendeskripsikan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan kebutuhan siswa di salah satu SMA Surakarta, dengan mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa pada indikator yang belum mencapai ketuntasan. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Metode penelitian berupa survei melalui angket yang telah divalidasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa dari 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdapat 2 standar yang memilki nilai GAP tinggi yaitu Standar Proses serta Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebesar 1,85%. Berdasarkan analisis butir soal Ujian Nasional 2013/2014 terdapat 6 kemampuan yang diujikan masih dibawah 60%. Kata kunci: Standar Nasional Pendidikan (SNP), UN I. PENDAHULUAN Standar Nasional Pendidikan merupakan suatu bentuk standar yang harus dipenuhi oleh nsetiap tingkat satuan pendidikan karena indikator setiap standar pendidikan mencakup keadaan semestinya yang dimiliki sekolah. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari 8 standar yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Setiap sekolah berupaya untuk memenuhi indikator dalam setiap Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2015 641

Standar Nasional Pendidikan karena dapat digunakan untuk evaluasi sejauh mana sekolah berkontribusi dalam pendidikan nasional. Kriteria yang ditentukan dalam setiap indikator merupakan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan dan menjadi target dari setiap satuan pendidikan untuk selalu melakukan perbaikan di tiap tahun ajaran. Kualitas setiap satuan pendidikan bergantung pada pemenuhan indikator dari 8 Standar Nasional Pendidikan. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Metode penelitian berupa survei melalui wawancara, angket, dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri Surakarta pada tanggal 19 September sampai 19 Oktober 2015. Subyek penelitian adalah Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan Kesiswaan, guru biologi kelas XI dan siswa kelas XI MIA. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Analisis 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) Persoalan pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Usaha mengatasi persoalan pendidikan yaitu ditetapkannya Standar Nasional Pendidikan (SNP). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013, tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 1 oleh Presiden Republik Indonesia, Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil analisis 8 SNP di salah satu SMA Negeri Surakarta disajikan pada Tabel 1. 8 SNP Jumlah Indikator Skor Ideal Tabel 1. Hasil Analisis 8 SNP Kontrib usi (%) Implementasi Skor SNP (%) GAP (%) Skor Min Max Mean Standar 1 8 24 11.11% 23 10.65% 0.46% 2 3 2.88 Standar 2 10 30 13.89% 26 12.04% 1.85% 2 3 2.60 Standar 3 12 36 16.67% 36 16.67% 0.00% 3 3 3.00 Standar 4 11 33 15.28% 29 13.43% 1.85% 1 3 2.64 Standar 5 11 33 15.28% 33 15.28% 0.00% 3 3 3.00 Standar 6 4 12 5.56% 11 5.09% 0.46% 2 3 2.75 Standar 7 3 9 4.17% 9 4.17% 0.00% 3 3 3.00 Standar 8 13 39 18.06% 38 17.59% 0.46% 2 3 2.92 TOTAL 72 216 100.00 % 205 94.91 % 5.09 % 18 24 21 Berdasarkan tabel analisis 8 Standar Nasional Pendidikan diperoleh hasil nilai GAP tertinggi ada pada standar 2 (Standar Proses) dan standar 4 (Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik) sebesar 1,85%. Standar Proses terdiri dari 10 indikator. Indikator yang mendapat skor 2 adalah indikator pemantauan proses pembelajaran oleh kepala sekolah, penyampaian hasil supervisi oleh kepala 642 Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Persentase sekolah, implementasi tindak lanjut hasil supervisi, dan media pembelajaran. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik terdiri dari 11 indikator. Indikator yang mendapat skor 2 adalah kualifikasi akademik kepala sekolah, lama mengajar kepala sekolah dan indikator yang mendapat skor 1 adalah kesesuaian bidang tugas dengan latar belakang pendidikan kepala perpustakaan. Hasil analisis 8 Standar Nasional Pendidikan memperlihatkan perbandingan persentase skor ideal dan real (implementasi). Berikut disajikan histogram perbandingan persentase skor ideal dan real 8 SNP di salah satu SMA Negeri Surakarta. Data Ideal, Standar 1, 11.11% 10.65% Perbandingan Persentase Skor Ideal dan Real 8 SNP di SMAN 3 Surakarta 3, 16.67% 3, 16.67% Data Ideal, Standar 2, 13.89% 2, 12.04% Data Ideal, Standar 4, 15.28% 4, 13.43% 8 SNP 5, 15.28% 5, 15.28% Gambar 1. Grafik Perbandingan 8, 18.06% 8, 17.59% 6, 5.56% 7, 4.17% 6, 5.09% 7, 4.17% Data Ideal Data Real Berdasarkan histogram hasil analisis 8 Standar Nasional Pendidikan terlihat perbedaan perentase terbesar pada Standar 2 dan 4, yaitu pada Standar Proses dan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Tingginya nilai GAP pada Standar Proses disumbang oleh skor 2 pada indikator pemantauan proses pembelajaran oleh kepala sekolah karena kepala sekolah hanya melakukan pemantauan proses pembelajaran 2-3 kali tiap semester, idealnya pemantauan proses pembelajaran dilakukan lebih dari 4 kali tiap semester. Indikator penyampaian hasil supervisi oleh kepala sekolah mendapat skor 2 karena kepala sekolah hanya melakukan penyampaian supervisi 2-3 kali tiap semester, begitu juga dengan indikator implementasi tindak lanjut hasil supervisi yang mendapat skor 2 karena kepala sekolah melakukan tindak lanjut hasil supervisi 2-3 kali tiap semester yang idealnya penyampaian dan tindak lanjut hasil supervisi dilakukan lebih dari 4 kali tiap semester. Pemantauan proses pembelajaran, penyampaian dan tindak lanjut hasil supervisi merupakan tugas kepala sekolah yang rutin untuk dilakukan karena dapat memotivasi guru untuk meningkatkan kinerja dan kualitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Indikator media pembelajaran juga mendapat skor 2 dikarenakan guru menggunakan media dalam proses pembelajaran 2-3 kali tiap bulan. Media pembelajaran idealnya digunakan lebih dari 4 kali tiap bulan atau disesuaikan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2015 643

dengan jumlah pertemuan di tiap bulannya. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam poses pembelajaran karena dapat memotivasi siswa untuk aktif dan berkontribusi positif dalam proses pembelajaran. Gagne (1970) dalam Sadiman dkk (2010) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) dalam Sadiman dkk (2010) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Nilai GAP tertinggi juga diperoleh Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, ada indikator yang memperoleh skor 1 yaitu pada indikator kesesuaian bidang tugas dengan latar belakang pendidikan kepala perpustakaan. Sebaiknya kepala perpustakaan memiliki latar belakang yang sesuai untuk memudahkan dalam bidang pengelolaan perpustakaan. Indikator yang mendapat skor 2 yaitu kualifikasi akademik kepala sekolah dan lama mengajar kepala sekolah, kepala sekolah berijasah setara S2 dan memangku jabatan kurang dari 10 tahun. Tindak lanjut dari analisis 8 Standar Nasional Pendidikan maka dilakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara dengan beberapa siswa di SMA Negeri 3 Surakarta tentang proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil bahwa siswa belajar biologi dengan cara menghafal, permasalahan yang sering dialami siswa dalam belajar biologi karena banyaknya istilah dan nama latin, penilaian siswa tentang cara mengajar guru biologi menyenamgkan dan memotivasi siswa untuk belajar, strategi yang pernah digunakan guru pada pembelajaran biologi adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah dan inkuiri. Siswa senang dengan strategi belajar biologi berupa tanya jawab, diskusi dan presentasi. Siswa tidak diwajibkan menggunakan buku pegangan tertentu, siswa dipinjami buku pegangan dari perpustakaan, siswa lebih menyukai observasi lapangan atau kegiatan praktikum. Tabel 2. Analisis butir soal Ujian Nasional (UN) 2013/2014 No Kemampuan yang diuji Nilai (%) 1. Siswa dapat menentukan pernyataan tentang teori evolusi 27.20 2. Siswa dapat menjelaskan tahapan yang terjadi pada 39.46 mekanisme pertahanan tubuh 3. Siswa dapat menentukan contoh peristiwa mutasi pada 44.06 makhluk hidup 4. Siswa dapat menghitung kaoasitas udara dalam paru-paru 54.02 berdasarkan data-data yang diberikan 5. Siswa dapat menjelaskan penanggulangan yang sesuai 55.17 dari kasus/permasalahan biologi 6. Siswa dapat menjelaskan proses yang terjadi pada mekanisme gerak otot 59.77 Sumber: Hasil Analisis Butir Soal Ujian Nasional (UN) 2013/2014 644 Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

3.2. Analisis Buku PERHITUNGAN HASIL ANALISIS BUKU SISWA Tabel 3. Aspek Sistematika Penulisan No Indikator Buku ESIS Total skor criteria ada 1 Kesesuaian judul dengan KD yang harus dicapai 2 Kesesuaian urutan subtopic dengan KD dan sistematika keilmuan 3 Kesesuaian komponen penilaian dengan tuntunan penilaian autentik Tidak ada Ada Bobot Bobot Kur Cuk Ba ideal capaian 1 3 3 1 3 3 1 3 1 Jumlah 9 7 Persentase 100% 77,78% Tabel 4. Uraian Materi No Indikator Buku ESIS Total skor criteria ada 1 Pendahuluan bab memotivasi siswa untuk belajar 2 Cakupan materi setiap sub topik /sub bab memenuhi kebutuhan pencapaian KD 3 Kegiatan pada buku memfasilitasi kegiatan saintifik pada siswa Tidak ada Ada Bobot Bobot Kur Cuk Ba ideal capaian 1 3 3 1 3 2 1 3 2 Jumlah 9 7 Persentase 100% 77,78% Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2015 645

Tabel 5. Penilaian Proses dan Hasil Belajar No Indikator Buku ESIS Total skor criteria ada Tidak Ada Bobot Bobot ada Kur Cuk Ba ideal capaian 1 Penilaian pengetahuan 1 3 3 2 Penilaian sikap 1 3 1 3 Penilaian keterampilan 1 3 1 4 Tugas 1 3 2 Jumlah 12 7 Persentase 100% 58,33% IV. SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI 1. Kepala perpustakaan seharusnya memiliki kualifikasi sesuai dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan permendiknas no.16 tahun 2007. Hasil analisis 8 SNP terlihat perbedaan persentase terbesar pada Standar Proses dan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, perlu adanya peningkatan terhadap pemantauan proses pembelajaran, penyampaian dan implementasi tindak lanjut hasil supervisi dengan pelaksanaan lebih dari 4 kali tiap semester, penggunaan media dalam proses pembelajaran dan kepala perpustakaan seharusnya memiliki kualifikasi sesuai dengan latar belakang pendidikan. 2. Berdasarkan hasil analisis butir soal terdapat lima indikator dibawah 60%, yaitu pada indikator menentukan pernyataan tentang teori evolusi, menjelaskan tahapan yang terjadi pada mekanisme pertahanan tubuh, menentukan contoh peristiwa mutasi pada makhluk hidup, menghitung kapasitas udara dalam paru-paru berdasarkan data-data yang diberikan, menjelaskan penanggulangan yang sesuai dari kasus/permasalahan biologi dan menjelaskan proses yang terjadi pada mekanisme gerak otot. 3. Bahan ajar yang digunakan perlu pengembangan disesuaikan dengan pembelajaran berbasis saintifik serta penilaian autentik (sikap, pengetahuan dan keterampilan). V. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Gagne RM. 1970. The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart and Winston. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 Ayat 1. Raharjo, Sabar Budi. 2012. Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan di Indonesia. (Online) (https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8 646 Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

&cad=rja&uact=8&ved=0ahukewj6r8qvva7jahucwi4khexabd8qfgh IMAc&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php% 3Farticle%3D52281%26val%3D448&usg=AFQjCNE3pPzv6WUC8P26gs _tnggugjxjka&sig2=zoyurgvxpjw2ftobwhm7dw) diakses tanggal 26 November 2015. Sadiman AF., dkk. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. hal. 6. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2015 647