BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut Moleong

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. akan diteliti melalui proses analisis yang dilakukan dengan mengumpulkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi gambaran umum remaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. 2

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

3. METODE. Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menggambarkan locus of control pada pasangan suami isteri yang hamil

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. situasi atau berbagai realita masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya untuk. B. Responden Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuatu yang berada di luar individu, manusia tidak secara sederhana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang bertitik tolak pada kasus tertentu. Bagdan dan Taylor dalam Moleong

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. pandangan dasar pendekatan kualitatif menuprut Staruss dan Corbin. organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih

Transkripsi:

55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian didasarkan kepada pendekatan penelitian kualitatif didasari pertimbangan sebagai berikut : a. Penelitian secara spesifik fokus pada proses praktikum konseling individual mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta pada mata kuliah praktikum konseling individual. b. Penelitian dilakukan untuk melakukan analisis terhadap keterampilan attending calon konselor dalam membangun rapport dengan konseli, yang hanya bisa dilakukan dengan pendekatan kualitatif agar data yang didapat lebih mendalam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan ethnomethodology. Denzin,dkk (2009, hlm. 338)menyatakan ethnomethodology memperlakukan realitas objektif sebagai hasil yang interaksional dan diskursif; deskripsi, cerita, atau laporan tidak semata-mata berkisah tentang dunia sosial, ketiganya adalah unsur pembentuk dunia tersebut. Pendekatan yang dilakukan tidak dimaksudkan untuk menggali informasi lewat wawancara atau kuesioner, namun mengandalkan percakapan yang terjadi secara alami untuk menjelaskan bagaimana interaksi sehari-hari memproduksi tatanan sosial di dalam konteks berlangsungnya percakapan tersebut. Ujaran subjek atau informan dipandang sebagai tindakan yang menciptakan realitas lokal itu sendiri. Ethnomethodology berfokus pada penyediaan analisis rasional struktur, prosedur dan strategi yang digunakan masyarakat sendiri ketika mereka membuat rasa keluar dari dunia sehari-hari mereka sendiri dan tindakan dan interaksi. Dalam proses analisis keterampilan konseling calon konselor, peneliti menggunakan berbagai macam pendekatan agar dapat melihat gambaran keterampilan calon konselor secara utuh. Untuk menganalisis keterampilan calon konselor yang bersifat non-verbal peneliti menggunakan alat bantu observasi, serta rekaman audio maupun video dari proses konseling. Untuk respon verbal

56 calon konselor, peneliti menggunakan CA sebagai alat analisis dari skrip konseling hasil praktikum konseling yang telah dilakukan oleh calon konselor. B. Partisipan dan tempat penelitian Prosedur pengambilan partisipan dalam penelitian kualitatif memiliki karakteristik (Poerwandari, 1998,hlm. 53): a. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian.penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah sampel. Jumlah sampel bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci serta kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti (Bungin, 2009). b. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian. c. Tidak diarahkan dalam keterwakilan (dalam arti jumlah/peristiwa acak) melainkan pada kecocokan konteks. Untuk pengambilan partisipan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan theory based/operational construct sampling yakni sampel dipilih dengan kriteria tertentu berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai tujuan penelitian agar sampel sungguh mewakili fenomena yang diteliti. Pada umumnya penelitian kualitatif menggunakan purposif, sampel tidak diambil secara acak tetapi dipilih mengikuti kriteria tertentu (Poerwandari, 1998, hlm. 60), atau juga dalam penelitian berbasis lintas kultural disebut dengan Metodologi kelompok fokus. Penelitian ini biasanya melibatkan partisipan sebanyak 7-10 orang (Shiraev, 2012,hlm.54). Penelitian dilakukan di Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Sesuai dengan theory based/operational construct sampling maka partisipan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta yang sedang mengambil mata kuliah Praktikum Konseling Individu. Peneliti membagi kelompok partisipan dalam penelitian ini

57 kepada dua karakter yang berbeda yakni : Dibedakan sesuai Gender dan latar belakang budaya. C. Pengumpulan Data Pengumpul data yang digunakan sebagai alat atau instrumen dalam penelitian sesuai dengan fokus penelitian yaitu peneliti sendiri dibantu dengan menggunakan pedoman wawancara serta dokumentasi dan observasi. Instrumen tersebut disusun berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Secara lebih rinci proses pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut : 1. Wawancara Mendalam Wawancara dalam penelitian ini merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan dengan atau tanpa pedoman wawancara (Bungin, 2009, hlm. 68). Wawancara ini digunakan untuk menggali lebih dalam mengenai proses konseling dalam praktikum konseling individual baik dari perspektif calon konselor maupun konseli. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pedoman wawancara dalam bentuk Semi-Struktur dimana wawancara mula-mula menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapat keterangan lebih lanjut. Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dilaksanakan pada tempat dan waktu yang telah disepakati oleh peneliti dan responden. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara dalam penelitian ini terlampir pada lampiran 2 dan 3. 2. Analisis Dokumen Untuk dapat memahami respon-respon verbal calon konselor dengan baik, perlu adanya analisis dokumen konseling sebagai bukti otentik dari proses konseling yang dilakukan. Analisis dokumen yaitu teknik analisis yang dipakai untuk memperoleh data melalui bahan-bahan tertulis berupa skrip konseling. Sebagai alat bantu analisis skrip konseling peneliti menggunakan teknik pendekatan conversation analysis. Secara teoritis, CA memfokuskan diri pada kompetensi-kompetensi yang mendukung aktivitas sosial keseharian. CA

58 berupaya untuk menguraikan dan menjelaskan praktik-praktik kolaboratif yang dilakukan dan diyakini oleh penutur ketika mereka melakukan aktivitas interaksi logis. Ada beberapa alasan mengapa CA tepat digunakan untuk menganalisis keterampilan attending calon konselor dalam membangun rapport dengan konseli, yakni : a. CA tepat untuk dipakai sebagai studi percakapan itu sendiri, yaitu, struktur percakapan spontan yang dihasilkan oleh para penutur selama pembicaraan. b. CA dapat digunakan untuk menyelidiki hubungan antara pemahaman masyarakat terhadap institusi dan bagaimana bicara dipengaruhi oleh hubungan kelembagaan dalam konteks tertentu. c. CA dapat digunakan untuk memahami secara rinci ide-ide implisit yang dimiliki tentang berbagai aspek kehidupan kita dan cara-cara di mana ide-ide ini mempengaruhi cara berbicara satu sama lain. Adapun skrip konseling yang dianalisis pada penelitian ini terlampir pada lampiran ke 8. 3. Observasi langsung Observasi merupakan sebagai sumber data tambahan dilakukan melalui observasi langsung terhadap tempat dan peristiwa yang berkaitan dengan implementasi kebijakan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari obyek yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian. Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat calon konselor sedang melaksanakan proses praktikum konseling individual di ruang kelas. Peneliti melakukan observasi dengan mengikuti rangkaian perkuliahan mata kuliah praktikum konseling individual di tiga kelas yang berbeda. Hasil observasi harus dilaporkan secara deskriptif tidak interpretatif. pengamat tidak mencatat kesimpulan atau interpretasi melainkan data kongkrit berkenaan dengan fenomena yang diamati. Deskripsi observasi pun harus detail dan harus ditulis sedemikian rupa untuk memungkinkan pembaca memvisualisasikan setting yang diamati. Sebelum melaksanakan observasi, maka perlu terlebih dahulu dibuat catatan (pedoman observasi) mengenai hal-hal yang

59 perlu diamati sesuai dengan tujuan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun kisi-kisi pedoman observasi dalam penelitian ini terlampir pada lampiran. D. Prosedur penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan pada dasarnya mengikuti alur penelitian dengan pendekatan kualitatif. Berikut ini secara berurutan prosedur penelitian yang dilakukan : a. Tahap Perencanaan penelitian, pada tahap ini dilakukan pengkajian secara mendalam tentang tema dan arah penelitian yang direncanakan. Pada tahap ini ditemukan sejumlah masalah yang kemudian menjadi dasar dilakukannya penelitian ini, oleh karena itu dirumuskan dalam rumusan pertanyaan penelitian. Keseluruhan maksud yang terkandung dalam penelitian sebagaimana dikemukakan pada bab I. b. Tahap Orientasi dan peninjauan, pada tahap ini dilakukan sejumlah penjajakan penelitian terhadap lokasi dan subyek penelitian. Di tahap ini dilakukan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Mei 2014 dengan melakukan wawancara di lokasi penelitian. Sebagian hasil dari tahap ini sebagaimana dipaparkan pada permulaan bab I. c. Tahap eksplorasi penelitian dilakukan merupakan rangkaian pelaksanaan pengumpulan data penelitian. Dalam tahap ini dilakukan pelaksanaan penelitian. Kegiatan utama yang dilakukan pada tahap ini adalah : d. Penyusunan kajian pustaka yang berkenaan dengan topik penelitian e. Pembuatan kisi-kisi pedoman penelitian sebagai dasar ketika mengumpulkan dan mengolah data f. Pembuatan koding untuk analisis sesuai dengan standar CA g. Pelaksanaan pengumpulan data secara intensif melalui berbagai teknik pengumpulan data. h. Terakhir sebagai kegiatan penutup ditahap ini adalah penyusunan lembar observasi, membuat ekstrak dan skrip dari data audio/video, dokumentasi transkrip dan deskripsi wawancara yang dilakukan. Pada kegiatan terakhir ini dilakukan member checking sebagai suatu proses penelitian yang dilakukan

60 untuk memastikan hasil data telah dikumpulkan, dengan menginformasikan kembali hasi penelitian yang telah didapat kepada partisipan penelitian i. Tahap kajian konseptual, tahap ini sebenarnya bukanlah kelanjutan secara berurutan dari tahap sebelumnya ini dikarenakan dalam penelitian kualitatif pengeksplorasi data berjalan berbarengan dengan penganalisaan data. Esensial penting dalam tahap ini adalah analisa hasil temuan yang kemudian dikaitkan dengan kajian pustaka, yakni analisis keterampilan attending calon konselor dalam membangun rapport dengan konseli. j. Tahap perumusan laporan, sebagai kelanjutan dari tahap sebelumnya maka tahap ini tidak lepas dari tahap 3 dan 4. Pada tahap ini pelaporan hasil penelitian dibahas dan dianalisis menjadi suatu kesimpulan. E. Analisis data Peneliti akan menganalisa data melalui tahapan-tahapan berikut: a. Display Data Pada display data ini peneliti mulai memisahkan data yang diperoleh ( baik dari wawancara, observasi, maupun analisa dokumen) ke dalam 3 tema fokus penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. b. Reduksi Data Peneliti merangkum dan memilih pokok yang penting dan ada kaitannya dengan yang akan diteliti setelah mendapatkan informasi dari para partisipan. Data-data yang telah dipisahkan akan peneliti pisahkan menjadi dua bagian. Data yang telah sesuai dengan tema fokus penelitian dan yang tidak sesuai. Kemudian yang tidak sesuai tersebut akan peneliti analisis sebagai temuan baru, jika memang berkaitan dan penting untuk diangkat maka peneliti akan menambahkannya sebagai tema fokus penelitian yang baru. Dari data yang sudah terpilah tersebut, peneliti akan membandingkan data tersebut dengan keterampilan Attending model Carkhuff. c. Membuat Kesimpulan Pengambilan kesimpulan dan memverifikasinya sebelum, selama dan setelah pengumpulan data. Sebelum menjadi data, peneliti memiliki bagian-bagian atau potongan-potongan data yang belum jelas dan belum terbentuk yang nantinya

61 dapat membawa peneliti pada kesimpulan. Begitu analisis dimulai, kesimpulankesimpulan ini akan dites dan akan diproses lebih lanjut hingga menjadi sempurna. Langkah-langkah analisis data peneliti dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Mencatat hasil wawancara dan observasi yang telah diperoleh dengan menggunakan Analisis dokumen, pedoman wawancara dan observasi b) Melakukan interpretasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan fokus penelitian c) Mengambil kesimpulan CA merupakan metode analisis yang ketat karena mendasarkan kesimpulan dalam rincian apa yang sebenarnya dikatakan. Namun, kriteria kualitas lebih lanjut yang berkaitan dengan bentuk analisis telah dikembangkan karena konsep-konsep seperti reliabilitas dan validitas. Secara khusus, Potter (1996) dalam Madill (2001, hlm. 25) mengidentifikasi empat kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas wacana atau percakapan penelitian analitik,yakni : Evaluasi, pemahaman partisipan pemahaman, analisis kasus menyimpang, dan koherensi. Pertama, evaluasi pembaca menyangkut cara ekstrak dan proses analisis diletakkan dan tersedia untuk inspeksi dan bukan hanya kesimpulan. Kedua, ada sejauh mana peneliti memenuhi persyaratan untuk menghadiri bagaimana partisipan tampaknya menunjukan masalah yang sedang dihadapi. Pemahaman ini tersedia melalui berurutan terungkapnya percakapan dan tindakan yang dipasangkan didalamnya. Kriteria ini sepenuhnya digunakan dalam penelitian ini. Kriteria ketiga dan keempat, analisis kasus menyimpang dan koherensi, arahkan ke cara di mana karya ini dapat dikembangkan. F. Kredibiltas Data Kredibilitas menjadi istilah yang paling banyak dipilih untuk menggantikan konsep validitas, dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut penelitian kualitatif. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan atas tercapainya maksud dan tujuan, mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan aspek-aspek

62 yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif (Poerwandari, 1998, hlm. 115). Dalam penelitian kualitatif ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang kredibel dan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Denzin,dkk:2009) Denzin,dkk (2009) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini, teknik triangulasi yang dipergunakan adalah triangulasi metode. Pada Triangulasi dengan metode patton terdapat dua strategi yaitu : pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan sumber data dengan metode yang sama (Poerwandari, 1998, hlm. 131). Selain itu peneliti juga menyertakan partner atau orang-orang yang dapat berperan sebagai pengkritik yang memberikan saran-saran dan pembelaan yang akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap analisis yang dilakukan peneliti, agar dapat mengurangi bias-bias yang mungkin timbul dalam menginterpretasikan penelitian (Poerwandari, 1998, hlm. 131). Adapun tenaga ahli yang berkompeten dalam bidang teori konseling yang turut dilibatkan dalam penelitian ini adalah Prof. Dr. Cece Rakhmat, M.Pd.