KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di


HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

Transkripsi:

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN 2010-2011 CHARACTERISTIC OF HIPERTENTION PATIENT WHO ARE HOSPITALIZED IN GENERAL HOSPITALS PADANGSIDIMPUAN CITY DISTRICT TAPANULI SELATAN 2010-2011 Satria Muharram 1, Rasmalia 2, Jemadi 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155 Email: satria.muharram@gmail.com Abstract Hypertension is one of the degenerative disease a public health problem in the world because hypertension often appears without symptoms. In Indonesia, patient of hypertension pursuant to Researching Into Health of Base ( Riskesdas) 200 hypertension prevalensi in Indonesia very high, namely reach 31,% from totalizeing the amount of adult resident. higher Hypertension Prevalence in Indonesia in comparison with tired Singapore 2,3%, Thailand by 22,% and tired Malaysia 20%. But so many one who do not know and realize that x'self suffer hypertension. To know characteristic of patient of taken care of hypertension lodge in RSUD Town of Padangsidimpuan, have been conducted by research have the character of descriptive with series case desain continued with analysis of statistic. Population and of sampel amount to 165 patient of hypertension take care of to lodge. From the record data, the result obtained of proportion patient of highest woman in the age group 5-64 year ( 15.2%), Islam (.6%), SLTA ( 40%), officer of private sector ( 39.4%), married ( 69.%), Town of Padangsidimpuan ( 92.%), headache ( dizzy, confused ) and weaken ( 35.8%), degree of hypertension 3 ( 45.4%), without comorbidity ( 2.1%), stroke ( 60.9%), average length of stay 4.0 days, medically discharged and becoming out patient ( 2.%), there is no significant difference between age with the degree of hypertension ( p=0,08), there is significant difference between especial sigh with the degree of hypertension ( p=0,000), there is significant difference between average length of stay with the degree of hypertension ( p=0,000), there is significant difference between degree of hypertension with the desease comorbidity (p=0,000), there is significant difference between degree of hypertension with the situation of time went home ( p=0,003) Keywords : hypertension, patient characteristic, General Hospital Area Town of Padangsidimpuan. Pendahuluan Hipertensi adalah faktor resiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Penelitian Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskuler masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilkau 1 bersih dan sehat, mahalnya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi (Mukhtar D, 200). Hipertensi merupakan penyebab utama dari seluruh penyebab gangguan penyakit kardiovaskuler, diantaranya 62% stroke, 49% penyakit jantung koroner dan 14 % penyakit jantung lainnya. Kematian di dunia yang

disebabkan oleh kematian kardiovaskuler akibat hipertensi sebanyak,12 juta (12,8% dari total kematian akibat kardiovaskuler) dan menurut DALY s sebanyak 64,3 juta (Disability Ajusted Life Years) atau 4,4% seluruh DALY s. Telah terbukti melalui studi lebih dari 1 juta penderita dewasa bahwa setiap kenaikan 20 mmhg sistolik dan 10 mmhg diastolik akan meningkatkan risiko kematian kardiovaskuler dua kali lipat (Shadine Muhammad, 2010). Berdasarkan laporan dari Profil Kesehatan Sumatera Utara (2001) bahwa pada tahun 2000 proporsi penderita rawat inap hipertensi pada kelompok umur 60 tahun sebesar 10,21% (Depkes RI, 2001). Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Sumatera Utara (2005), pada tahun 2004 hipertensi menduduki urutan ke delapan dari sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 5,54% (Depkes RI, 2005). Menurut laporan WHO dan CDC (2002), diperkirakan penderita hipertensi di seluruh dunia berjumlah 600 juta orang, dengan 3 juta kematian setiap tahun. Di Amerika diperkirakan 1 dan 4 orang dewasa menderita hipertensi, dan stroke merupakan masalah utama. Oleh sebab itu, Amerika telah mengharuskan penduduk yang berusia di atas 20 tahun untuk memeriksakan tekanan darahnya minimal 1 kali dalam 2 tahun (Rasyid Harun, 2008). Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2005, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 6 tahun. Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH tertinggi adalah DI Yogyakarta (2,4 tahun), DKI Jakarta (2,3 tahun), Sulawesi Utara (0,9 tahun), Sumatera Utara (68.30 tahun). Sedangkan UHH terendah di Provinsi Banten (62,4 tahun), Kalimantan Selatan (61 Tahun) dan Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun). UHH berbeda antara perempuan dan laki-laki. Umumnya UHH perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini antara lain karena faktor genetik dan bilogis yang lebih menguntungkan perempuan. Pada tahun 200 UHH perempuan Kalsel mencapai 64 tahun sedangkan laki-laki mencapai 60 tahun. Pada tahun 2005 UHH Provinsi NAD pada pria adalah 6 tahun sedangkan pada wanita adalah 69 tahun. Di Provinsi DIY, pada tahun 2006 UHH laki-laki adalah 66,38 tahun sedangkan pada wanita mencapai 0,25 tahun (Depkes RI, 2006). Penelitian berskala nasional dilakukan perhimpunan hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension) pada tahun 2002 di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Dari 3.080 subjek dewasa usia 40 tahun atau lebih yang berobat pada praktik dokter, didapatkan prevalensi hipertensi 58,89% dan 3,32% pasien tanpa pengobatan antihipertensi (Dhuha, Syamsud, 2001). Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan adalah hipertensi yang merupakan faktor yang amat penting terhadap timbulnya berbagai gangguan organ-organ vital tubuh. Gangguan ini sering menimbulkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal, dan lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian (Setiawan, dkk, 2008). Hipertensi atau yang disebut the silent killer merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskuler). Penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia. Kurang lebih 10-30% penduduk dewasa di hampir semua Negara mengalami penyakit hipertensi, dan sekitar 50-60% penduduk dewasa adalah mayoritas utama yang status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila tekanan darahnya dapat dikontrol (Hayens Brian, dkk, 2001). Menurut data Indonesian Society of Hipertention (InaSH) tahun 200, secara umum prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang dewasa lebih dari 50 tahun antara 15%- 20%. Berdasarka Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, proporsi kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3% (Marilynn. E. Doengess, 200). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RisKeDas) 200 prevalensi Hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31, persen dari total jumlah penduduk dewasa. Prevalensi Hipertensi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura yang 2

mencapai 2,3%, Thailand dengan 22,% dan Malaysia mencapai 20%. Namun dengan demikian, banyak orang yang tidak mengetahui dan menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi (As, Muhammadun, 2010). Berdasarakan data Lancet (2008), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, misalnya, jumlah penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 10,3 juta orang pada tahun 2025. Di Cina, 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan bakal jadi 151, juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 6,4 juta orang pada tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 1 21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi (As, Muhammadun, 2010). Berdasarkan data pada survey dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2010 adalah sebanyak 15 orang yang di rawat inap, sedangkan pada tahun 2011 adalah sebanyak 118 orang yang dirawat inap. Penyakit Hipertensi menduduki peringkat ke 2 dari 10 distribusi penyakit di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan (Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, 2010). Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Hipertensi Yang di Rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Sidimpuan Tahun 2010-2011. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Belum diketahui Karakteristik Penderita Hipertensi Yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Karakteristik Penderita Hipertensi yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Sidimpuan 2010-2011. Tujuan Khusus penelitian ini adalah: 1. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tempat tinggal. 2. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama. 3. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. 4. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan status komplikasi dan penyakit penyerta. 5. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan rata rata lama rawatan. 6. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan keadaan waktu pulang.. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. 8. Mengetahui distribusi proporsi keluhan utama berdasarkan derajat hipertensi. 9. Mengetahui distribusi lama rawatan ratarata berdasarkan derajat hipertensi. 10. Mengetahi distribusi proporsi status penyakit penyerta berdasaran derajat hipertensi. 11. Mengetahui distribusi proporsi derajat hipertensi berdasarkan keadaan waktu pulang. Manfaat penelitian 1. Bagi Instansi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan sebagai bahan masukan yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan yang optimal. 2. Bagi pendidikan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan desain cross series. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kota Padangsidimpuan. Waktu penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2012 sampai Februari 2013. Populasi penelitian adalah seluruh penderita hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidempuan pada tahun 2010 sampai 2011 berjumlah 25 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang berjumlah 163 penderita hipertensi. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis atau kartu status penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidempuan tahun 2010 3

sebanyak 15 orang penderita hipertensi dan pada tahun 2011 sebanyak 118 orang penderita hipertensi kemudian dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti.. Teknik analisis data menggunakan uji chi-square dan Anova. Hasil dan Pembahasan Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Umur Jenis Kelamin (Tahun) Laki-laki Perempuan f % f % f % 25-32 33-40 41-48 49-56 5-64 65-2 3-80 5 4 12 19 22 10 3.0 2.4.3 11.5 13.3 6.1 4.2 3 6 1 21 25 9 5 1.8 3.6 10.3 12. 15.2 5.5 3.0 8 10 29 40 4 19 12 4.8 6.1 1.6 24.2 28.5 11.5.3 9 4.9 86 52.1 165 100 Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi hipertensi berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan pada kelompok umur 5-64 tahun yaitu sebesar 15,2%, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki teritinggi pada kelompok umur 5-64 tahun sebesar 13,3%. Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2005, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 6 tahun. Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH tertinggi adalah DI Yogyakarta (2,4 tahun), DKI Jakarta (2,3 tahun), Sulawesi Utara (0,9 tahun), Sumatera Utara (68.30 tahun). Sedangkan UHH terendah di Provinsi Banten (62,4 tahun), Kalimantan Selatan (61 Tahun) dan Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun). UHH berbeda antara perempuan dan laki-laki. Umumnya UHH perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini antara lain karena faktor genetik dan bilogis yang lebih menguntungkan perempuan. Pada tahun 200 UHH perempuan Kalsel mencapai 64 tahun sedangkan laki-laki mencapai 60 tahun. Pada tahun 2005 UHH Provinsi NAD pada pria adalah 6 tahun sedangkan pada wanita adalah 69 tahun. Di Provinsi DIY, pada tahun 2006 UHH laki-laki adalah 66,38 tahun sedangkan pada wanita mencapai 0,25 tahun. Tabel 2. Distribusi Proporsi Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Sosiodemografi Lainnya Agama f % Islam Kristen Katolik Budha Hindu Pendidikan SD SLTP SLTA Akademi/P.Tinggi Pekerjaan Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga Petani Pegawai swasta PNS/Pensiunna Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Janda atau duda 128 22 3 5.6 13.3 1.8 4.3 3.0 26 59 66 14 15.8 35. 40.0 8.5 Tempat Tinggal Kota Padangsidimpuan Luar Kota P.sidimpuan 43 33 65 12 4.2 26.1 20.0 39.4 10.3 115 43 69. 4.2 26.1 153 12 92..3 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi penderita hipertensi berdasarkan Agama tertinggi adalah Islam yaitu sebesar 128 orang (.6%) dan yang terendah adalah agama katolik yaitu sebesar 3 orang (1,8%). Berdasarkan Pendidikan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah SLTA yaitu sebesar 60 orang (40.0%) dan terendah adalah yang berpendidikan Akademi/Perguruan Tinggi yaitu sebesar 14 orang (8,5%). Berdasarkan Pekerjaan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah Pegawai swasta yaitu sebesar 65 orang (39.4%) dan yang terendah adalah yang memiliki pekerjaan Pelajar/Mahasiswa yaitu sebesar orang (4,2%). Berdasarkan Status Perkawinan, penderita hipertensi yang tertinggi adalah yang sudah kawin yaitu sebesar 115 orang (69.%) dan yang terendah adalah yang belum kawin yaitu sebesar orang (4,2%). Berdasarkan Temapt tinggal, penderita hipertensi yang tertinggi adalah yang bertempat tinggal di Padangsidimpuan yaitu sebesar 153 orang (92.%) dan yang terendah adalah yang bertempat tinggal di luar kota Padangsidimpuan yaitu sebesar 12 orang (,3 %). Distribusi Proporsi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 4

Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama Keluhan Utama F % 1. Sakit Kepala (Pening, Pusing, Oyong) dan Lemas. 2. Sakit Kepala, Mual, Muntah dan Lemas. 3. Sakit Kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk. 4. Jantung berdebar-debar dan 59 44 2 35 35.8 26.6 16.4 21.2 sesak nafas. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa keluhan utama pada penderita hipertensi yang di rawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011 tertinggi adalah Sakit kepala (Pening, Pusing Oyong) dan lemas sebanyak 59 orang (55.8%) dan terendah adalah sakit kepala,rasa pegal dan tidak nyaman ditengkuk sebesar 2 orang (16,4%). Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi Derajat Hipertensi F % Hipertensi Derajat 1 Hipertensi Derajat 2 Hipertensi Derajat 3 32 58 5 19.4 35.2 45.4 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa derajat tekanan penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, tertinggi pada hipertensi derajat 3 yaitu sebesar 6 orang (40,6%) dan terendah adalah hipertensi derajat 4 yaitu sebesar 8 orang (4,8%). Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Penyakit Penyerta Status Penyakit Penyerta F % Ada Tidak Ada Penyakit Penyerta Jantung Koroner Ginjal Stroke Gangguan Penglihatan 46 2.9 119 2.1 9 6 28 3 19.6 13.0 60.9 6.5 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, tidak ada sebesar 119 orang (2,9%) dan sisanya adalah memiliki penyakit penyerta sebesar 46 orang (2,9%). Distribusi proporsi tertinggi pada penderita Hipertensi yang di rawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011 berdasarkan Jenis Penyakit Penyerta yaitu Stroke sebanyak 28 orang (61.%). Distribusi Proporsi penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Pulang f % Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan Sendiri Pindah Rumah Sakit (Rujuk) Meninggal 120 28 11 6 2. 1.0 6. 3.6 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa keadaan sewaktu pulang penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011 tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar 120 orang (2.%) dan terendah adalah pulang dalam keadaan Meninggal Dunia sebesar 6 orang (3,6%). Analisis Statistik Hubungan umur dengan derajat hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011 Derajat Umur Hipertensi 40 % > 40 % Jumlah % Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 4 21.9 6.9 9.3 25 54 68 8.1 93.1 90. 32 58 5 100 100 100 Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa proporsi umur penderita dengan hipertensi derajat 1 tertinggi adalah umur > 40 tahun dan 5-64 tahun sebesar 8.1%. Dengan hipertensi derajat 2 tertinggi adalah umur > 40 tahun sebesar 93.1%. Dengan hipertensi derajat 3 tertinggi adalah umur > 40 tahun sebesar 90.%. Hasil analisa statistik diperoleh nilai p=0,08, artinya terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara umur dengan derajat hipertensi pada penderita hipertensi. 5

Tabel 8. K.Utama Sakit Kepala dan lemas sakit kepala, mual, muntah dan lemas Sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk Jantung berdebardebar dan sesak nafas Distribusi Proporsi Keluhan Utama Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011 Derajat Hipertensi Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 f % f % F % f % 12 20.3 45 6.3 2 3.4 59 100 13 9.5 11 25.0 20 45.5 44 100 25.9 2.4 18 66. 2 100 0 0 0 0 35 100 35 100 Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa dari 165 penderita Hipertensi yang tertinggi berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala (pusing, pening, oyong) dan lemas sebanyak 20,3% dengan derajat hipertensi 1, 6,3% derajat hipertensi 2, 3,4% derajat hipertensi 3 dan 0% derajat hipertensi 4, sedangkan yang terendah berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala dan rasa tidak nyaman ditengkuk sebanyak % derajat hipertensi 1, 2% derajat hipertensi 2, 18% derajat hipertensi 3 dan 0% derajat hipertensi 4. Tabel 9. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Derajat Lama Rawatan Rata-rata (Hari) Hipertensi f x SD Hipertensi 32 3.9 1.596 Derajat 1 Hipertensi 58 3.29 1.228 Derajat 2 Hipertensi Derajat 3 5 4.2 1.632 berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa dari 165 orang penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, hipertensi derajat 1 sebanyak 32 orang memiliki rata-rata rawatan 3,9 hari dengan SD = 1,596, hipertensi derajat 2 sebanyak 58 orang memiliki rata-rata lama rawatan 3,29 hari dengan SD 1,228, hipertensi derajat 3 sebanyak 5 orang yang memiliki rata-rata lama rawatan 4,2 hari 6 dengan SD = 1,632 Berdasarkan uji anova diperoleh nilai p=0,000 artinya ada perbedaan bermakna rata-rata lama rawatann penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. Tabel 10. Derajat Hipertensi Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Distribusi Proporsi Status Penyakit Penyerta Berdasarkan Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011 Status Penyakit Penyerta Ada Tidak Ada f % f % f % 4 8. 28 23.5 32 100 1 2.2 5 4.9 58 100 41 89.1 34 28.6 5 100 Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2010-2011, pada kelompok hipertensi derajat 1 yang ada penyakit penyerta sebesar 4 orang (8.%) sedangkan yang tidak ada penyakit penyerta sebanyak 28 orang (23,5%). Pada kelompok hipertensi derajat 2 yang ada penyakit penyerta sebesar 1 orang (2.2 %) sedangkan yang tidak ada penyakit penyakit penyerta sebesar 5 orang (4.9 %). Pada kelompok hipertensi derajat 3 yang ada Penyakit penyerta sebesar 41 orang (89.1%) sedangkan yang tidak ada penyakit penyerta sebesar 34 orang (28.6%). Tabel 11. Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi Rawat Inap di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2010-2011 Keadaan Derajat Hipertensi Sewaktu Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Pulang f % F % f % f % PBJ 9 68.8 6 10.3 13 1.3 28 1.0 PAPS 22 28.1 51 8.9 4 62. 120 2. Rujuk 1 3.1 1 1.8 9 12.0 11 6. Meninggal 0 0 0 0 6 8.0 6 3.6 Berdasarkan tabel 4.13, menunjukkan bahwa proporsi derajat penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada Pulang Berobat Jalan (PBJ) tertinggi adalah derajat 3 sebesar 1.3%, Pulang Atas Permintaan Sendiri tertinggi adalah hipertensi derajat 2 sebesar 8.9%. Rujuk tertinggi adalah hipertensi derajat 3 sebesar 12.0%. Meninggal tertinggi adalah hipertensi derajat 3sebesar 8.0%. Analisa statistik dengan uji Chi-Square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel (41.%) yang Expected Countnya kurang dari 5.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan sosiodemografi adalah umur > 40 tahun (89.1%), jenis kelamin perempuan (52.1%), agama islam (,6%), pendidikan SLTA (40%), pekerjaan pegawai swasta (39,4%), status perkawinan kawin (69,%), tempat tinggal Kota Padangsidimpuan (92,%). 2. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan keluhan utama adalah sakit kepala (pening, pusing, oyong) dan lemas yaitu sebesar (35,8%). 3. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan derajat hipertensi adalah hipertensi derajat 3 sebesar (45.4%). 4. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan penyakit penyerta adalah yang tidak ada penyakit penyerta sebesar (2,1%), dengan jenis penyakit penyerta tertinggi adalah stroke yaitu sebesar (60,9%). 5. Lama rawatan rata-rata penderita hipertensi adalah 4,0 hari. 6. Proporsi tertinggi penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ) sebesar (2,%).. Ada perbedaan bermakna antara umur berdasarkan derajat hipertensi (p=0,08). 8. Ada perbedaan bermakna antara keluhan utama berdasarkan derajat hipertensi (p=0,000). 9. Ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat hipertensi (p=0,000). 10. Ada perbedaan bermakna antara derajat hipertensi berdasarkan status penyakit penyerta (p=0,000). 11. Ada perbedaan bermakna antara derajat hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,003). Saran 1. Diharapkan kepada pihak RSUD Kota Padangsidimpuan agar lebih meningkatkan penanganan terhadap penderita hipertensi dan menganjurkan penderita hipertensi untuk melakukan pemeriksaan berkala agar mengurangi factor risiko hipertensi dan mencegah komplikasi bagi penderita yang belum mengalami komplikasi. 2. Bagi penderita hipertensi tetap mengontrol tekanan darah secara rutin, memakan obat secara teratur dan menjaga kebiasaan pola hidup sehat. Daftar Pustaka 1. Mukhtar D, 200. Sekitar Masalah Tekanan Darah Tinggi. 2. Shadine Muhammad, 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan Serangan Jantung. Keen Books. Jakarta. 3. Depkes RI, 2001. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Provinsi Sumatera Utara, Medan. 4. Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004. Kantor Wilayah Kesehatan RI Provinsi Sumatera Utara, Medan 5. Rasyid Harun, 2008. Hipertensi dan Ginjal. USU Press 6. Depkes RI, 2006. Pedoman Teknis dan Penemuan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Meular. Direktorat Jendral PP&P. Kantor Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Medan.. Dhuha, Syamsud, 2011. Prevalensi Hipertensi di Indonesia Sangat Tinggi. Http://www.today.co.id/read/2 011/02/26/as. diakses 1 September 2011. 8. Setiawan, dkk, 2008. Care your Self Hipertensi. Rineka Cipta., Jakarta. 9. Hayens Brian, dkk. 2001. Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Ladang Pustaka & Intermedia. Jakarta.

10. Marilynn. E. Doengess, 200. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta. 11. As, Muhammadun, 2010. Hidup Bersama Hipertensi. In- Books. Yogyakarta 12. Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, 2010. Profil Kesehatan Rumah Sakit Umum Kota P.Sidimpuan. Padangsidimpuan. 8