ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB 3 METODOLOGI. mencari data-data yang diperlukan, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ANGKA KEAMANAN DIAFRAGMA WALL MENGGUNAKAN PERMODELAN MOHR COLOUMB DENGAN PARAMETER TOTAL DAN EFEKTIF

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

ANALISA STABILITAS LERENG PADA CAMPURAN PASIR DAN TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PERMODELAN DI LABORATORIUM ABSTRAK

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

Analisis Stabilitas Lereng Tanah Berbutir Kasar dengan Uji Model Fisik

BAB III PROSEDUR ANALISIS

ABSTRAK

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KRITERIA DESAIN

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mendesain bangunan geoteknik salah satunya konstruksi Basement, diperlukan

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK UNTUK STABILITAS LERENG

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (STUDI KASUS: SEKITAR AREAL PT. TRAKINDO, DESA MAUMBI, KABUPATEN MINAHASA UTARA)

GRAFIK HUBUNGAN ( angka pori dengan kadar air) Pada proses pengeringan

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI DIFERENTIAL SETTLEMENT AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN SIRTU PADA KELOMPOK TIANG DI BAWAH PONDASI TANGKI

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun langkah penelitian adalah:

STUDI PERILAKU TEGANGAN-DEFORMASI DAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH DENGAN METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS PENIMBUNAN PADA TANAH LEMPUNG LUNAK ABSTRAK

Karakterisasi Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau

ANALISA TANAH PADA BUKAAN TEROWONGAN (Studi Kasus: Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng)

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

Pemodelan 3D pada Perbaikan Tanah Lunak Menggunakan Metode Deep Mixed Column

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

ANALISIS NILAI KORELASI PARAMETER E DAN CU PADA KASUS GALIAN DALAM MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN PERKUATAN ANYAMAN KAWAT (STUDI KASUS : KAWASAN TINOOR)

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

III. KUAT GESER TANAH

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

BAB III KOMPILASI DATA

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di

Analisis Perilaku Timbunan Tanah Pasir Menggunakan Uji Model Fisik

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal Pada Tanah Jenuh Sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

Transkripsi:

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA Ferra Fahriani Email : f2_ferra@yahoo.com Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung Kampus Terpadu UBB Balunijuk, Merawang, Kab. Bangka ABSTRAK Tanah yang memiliki kekuatan yang rendah menyebabkan ketidakstabilan konstruksi yang dibangun diatasnya. Salah satu usaha peningkatan stabilitas tanah adalah dengan cara penimbunan tanah. Apabila suatu tanah diberikan tambahan beban berupa timbunan maka akan terbentuk lereng baru yang menyebabkan terjadi perubahan tegangan pada tanah yang berdampak pada perubahan stabilitas pada tanah. Tanah timbunan dapat berupa tanah tanpa bahan tambahan maupun tanah dengan bahan tambahan. Dengan memberikan bahan tambahan diharapkan kekuatan tanah semakin meningkat. Salah satu bahan tambahan yang dapat digunakan untuk peningkatan kekuatan pada tanah adalah sabut kelapa. Secara teoritis peningkatan kekuatan geser tanah mengakibatkan peningkatan nilai angka keamanan lereng yang menunjukkan peningkatan pada stabilitas lereng. Pada penelitian ini dilakukan analisis kestabilan lereng timbunan dengan memodelkan timbunan diatas tanah lunak menggunakan software PLAXIS. Tanah timbunan yang digunakan dalam analisis berupa tanah dengan penambahan sabut kelapa. Hasil analisis angka keamanan lereng timbunan menunjukkan peningkatan kestabilan lereng timbunan pada tanah dengan tambahan 0 sampai 5% sabut kelapa yang ditunjukkan oleh angka keamanan lereng pada masing-masing permodelan yaitu 3,11;3,20;3,24;3,36;3,47. Peningkatan angka keamanan lereng pada kelapa sampai penambahan 5% sabut kelapa pada tanah hanya mencapai 11,90 %, dan rata-rata peningkatan angka keamanan lereng setiap penambahan 1 % sabut kelapa pada tanah timbunan sebesar 2,27 %. Kata Kunci : Stabilitas Timbunan, Angka Keamanan Lereng, Sabut Kelapa PENDAHULUAN Pembangunan suatu konstruksi seringkali dilakukan pada suatu kondisi tanah yang memiliki tingkat kekerasan yang rendah atau tanah lunak. Tanah pada kondisi ini memiliki kekuatan yang rendah sehingga menyebabkan ketidakstabilan konstruksi yang dibangun diatasnya. Contoh kasus pembukaan jalan baru pada daerah rawa yang memerlukan usaha peningkatan stabilitas tanah sebelum jalan tersebut dibangun. Salah satu usaha peningkatan stabilitas tanah adalah dengan cara penimbunan tanah. Apabila suatu tanah diberikan tambahan beban berupa timbunan maka akan terbentuk lereng baru yang menyebabkan terjadi perubahan tegangan pada tanah yang berdampak pada perubahan stabilitas pada tanah. Tanah timbunan dapat berupa tanah tanpa bahan tambahan maupun tanah dengan bahan tambahan. Dengan memberikan bahan tambahan diharapkan kekuatan tanah semakin meningkat. Salah satu bahan tambahan yang dapat digunakan untuk peningkatan kekuatan Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 115

pada tanah adalah sabut kelapa seperti yang dilakukan pada penelitian sebelumnya, penambahan sabut kelapa pada suatu tanah mengakibatkan peningkatan kekuatan geser tanah. Secara teoritis peningkatan kekuatan geser tanah mengakibatkan peningkatan nilai angka keamanan lereng yang menunjukkan peningkatan pada stabilitas lereng. Berdasarkan teori tersebut maka dilakukan penelitian terhadap stabilitas lereng timbunan yang diberikan tambahan sabut kelapa. Salah satu software yang dapat digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng adalah software geoteknik yang berbasis pada analisis metode elemen hingga yaitu PLAXIS. Pada penelitian ini stabilitas lereng ditunjukan oleh angka keamanan lereng hasil analisis software PLAXIS. TINJAUAN PUSTAKA Tanah Type Of Soil Sumber : Braja M Das (1990) Tanah berupa material yang terdiri atas agregat (butiran) dan mineral-mineral yang padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk yang disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Butiran-butiran mineral yang membentuk bagian padat dari tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan. Ukuran setiap butiran padat tersebut sangat bervariasi dan sifat-sifat tanah banyak tergantung dari faktor-faktor ukuran, bentuk, komposisi-kimia dari butiran. Oleh karena itu tanah dapat mempunyai sifat-sifat yang berbeda pada jarak yang berbeda. Setiap tanah memiliki paremeter tanah yang berbeda yang dapat ditentukan menggunakan uji laboratorium, uji lapangan maupun berdasarkan korelasi parametrik tanah. Tabel-tabel berikut menunjukkan korelasi parametrik tanah berdasarkan jenis tanah. Tabel 1. Nilai e,w dan γ d Berdasarkan Tipe Tanah Void Ratio Natural Moisture Content Dry Unit Weight (e) In Saturated Condition (γd) (%) (kn/m 3 ) (lb/ft 3 ) Loose uniform sand 0,8 30 14,5 92 Dense uniform sand 0,45 16 18 115 Loose angular-grained silty sand 0,65 25 16 102 Dense angular-grained silty sand 0,4 15 19 120 Stiff clay 0,6 21 17 108 Soft clay 0,9-1,4 30-50 11,5-14,5 73-92 Loess 0,9 25 13,5 86 Soft organic clay 2,5-3,2 90-120 6-8 38-51 Glacial till 0,3 10 21 134 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 116

Tabel 2. Nilai K Berdasarkan Tipe Tanah Coefisien of Type Of Soil Permeabillity (k) (cm/sec) Medium to coarse gravel Greater than 10-1 Coarse to fine sand 10-1 to 10-3 Fine sand, silty sand 10-3 to 10-5 Silt, clayey silt, silty clay 10-4 to 10-6 Clays Sumber : Braja M Das (1990) 10-7 or less Tabel 3. Nilai Modulus Elastisitas Tanah Es Berdasarkan Jenis Tanah Tanah Lempung sangat lunak 2-15 Lempung lunak 5-25 Sumber : Bowles (1997) Tabel 4 Nilai Poisson Ratio Tanah μ Berdasarkan Jenis Tanah Sumber : Bowles (1997) Kekuatan Geser Tanah Keruntuhan terjadi pada suatu tanah akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser, dan bukan hanya akibat tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum saja. Menurut Mohr Coulomb kriteria keruntuhan geser tanah yaitu, s = c + σ n tg Φ... (1) Dimana: S = tegangan geser pada tanah Es (MPa) Lempung sedang 15-50 Lempung Keras 50-100 Lempung Berpasir 25-250 Tanah Μ Lempung jenuh 0,4-0,5 Lempungtakjenuh 0,1-0,3 Lempung berpasir 0,2-0,3 Lanau 0,3-0,35 Pasir Padat 0,3-0,4 C = kohesi tanah σ n = tegangan normal Ф = sudut geser internal tanah Kohesi (c) dan sudut geser internal tanah Ф merupakan parameter kekuatan geser tanah yang bisa didapatkan dari berbagi pengujian laboratorium, salah satunya adalah uji geser langsung. Uji geser langsung biasanya dilakukan beberapa kali pada sebuah sampel tanah dengan bermacam-macam tegangan normal. Harga tegangan-tegangan normal (σn) dan harga tegangan geser (τf) yang didapat dengan melakukan beberapa kali pengujian. Kemudian hasil pengujian dapat digambarkan pada sebuah grafik dan selanjutnya dapat ditentukan harga-harga parameter kekuatan geser tanah. Penambahan sabut kelapa pada suatu tanah menunjukkan adanya peningkatan tegangan atau kekuatan geser tanah. Secara teoritis peningkatan kekuatan geser tanah akan menyebabkan meningkatnya angka keamanan lereng yang menunjukkan adanya peningkatan pada stabilitas lereng. Sebagaimana hasil penelitian Ridwan (2014) menunjukkan bahwa nilai kekuatan geser tanah yang diberikan tambahan sabut kelapa mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatana sebesar 3,32 %. Pada tanah asli tanpa tambahan sabut kelapa kekuatan geser tanah sebesar 53,50 kn/m 2 sedangkan pada tanah yang diberi tambahan sabut kelapa 5% didapat nilai kekuatan geser tanah 64,05 kn/m 2. Penelitian sebelumnya oleh Hisyam (2013) yang menguji kekuatan geser tanah yang diberi campuran sabut kelapa sawit menggunakan alat direct shear test menunjukan adanya peningkatan kekuatan Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 117

geser tanah akibat penambahan sabut kelapa sawit. Pada ukuran kadar 4,5 % nilai Kuat Geser Tanah (s) sebesar 129,748 kn/m 2 serta kenaikan sebesar 537,083 % dari tanah asli tanpa campuran. Stabilitas Lereng Suatu tanah akan mengalami perubahan tegangan apabila diberikan tambahan beban atau pengurangan beban. Pada kegiatan penimbunan yang akan membentuk suatu lereng baru akan mengakibatkan perubahan tegangan pada tanah yang berpengaruh terhadap kestabilan tanah akibat adanya penambahan beban timbunan. Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk secara alami maupun buatan manusia. Timbunan merupakan suatu lereng buatan manusia. Dalam menentukan stabilitas atau kemantapan lereng dikenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai berikut: Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya penggerak Dimana untuk keadaan : F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbang, dan siap untuk longsor F < 1,0 : lereng tidak mantap Banyak konsep yang diterapkan dalam analisis keamanan suatu lereng. Dalam menganalisis kestabilan suatu lereng selain dilakukan suatu perhitungan secara manual dengan berbagai metode yang telah ada, dapat pula dilakukan perhitungan menggunakan program komputer. Salah satu program yang dapat digunakan untuk analisis angka keamanan lereng adalah adalah program PLAXIS. Program PLAXIS merupakan program yang menggunakan konsep metode elemen hingga. Metode ini dapat menganalisis secara simultan tegangan dan regangan yang terjadi pada tanah. Analisis dengan finite elemant pada lereng, berguna untuk menginvestigasikan banyak faktor yang mengontrol stabilitas lereng. Peningkatan angka keamanan lereng pada suatu lereng akibat penambahan bahan tertentu telah dilakukan sebelumnya oleh Fahriani (2015) pada penelitian berjudul Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Ampas Kelapa Sawit didapatkan hasil angka keamanan lereng pada tanah asli sebesar 2,37, tanah asli ditambah ampas sawit 1,5 % sebesar 10,23, tanah asli ditambah ampas sawit 2,5 % sebesar 11,05, tanah asli ditambah ampas sawit 3,5 % sebesar 16,69 dan tanah asli ditambah ampas sawit 4,5 % sebesar 18,72. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan angka keamanan lereng yang diberi perkuatan tanah berupa ampas kelapa sawit. Sabut Kelapa Kelapa merupakan tanaman monokotil yang dapat dimanfaatkan sabutnya. Sabut kelapa diperoleh dari buah kelapa. Sabut kelapa digolongkan ke dalam jenis sabut alam. Hal ini karena sabut kelapa bisa diperoleh langsung dari alam. Sabut kelapa mengandung selulosa. Selulosa adalah senyawa organik penyusun utama dinding Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 118

sel tumbuhan. Adapun sifat dari selulosa adalah berbentuk senyawa berserat, mempunyai tegangan tarik yang tinggi, tidak larut dalam air, dan pelarut organik. Selulosa merupakan hidrokarbon yang berbentuk polimer dan mempunyai rumus bangun molekul (C6H 10 O 5 ). Sedangkan lignin adalah bagian terbesar dari selulosa. Peran utama lignin adalah membentuk lapisan di antara serat yang berfungsi sebagai pengikat antar serat selulosa dalam kayu maupun non kayu (Paskawati, 2010). Hartati dkk. (2013). dalam penelitiannya mengatakan bahwa selulosa mampu menambah kekuatan dari sabut kelapa. Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35% dari keseluruhan berat kelapa. Sabut kelapa terdiri dari sabut gabus yang menghubungkan sabut kelapa yang satu dengan yang lainnya. Setiap butir kelapa rata-rata mengandung sabut 525 gram (75% dari serabut) dan gabus 175 gram (25% dari serabut). METODE PENELITIAN Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini seperti yang ditunjukkan ditunjukkan pada gambar berikut: Mulai Studi literatur Pengumpulan data sekunder berupa parameter tanah Analisis stabilitas tanah dengan timbunan yang diberikan tambahan sabut kelapa dengan variasi persentase sabut kelapa 0 sampai 5% terhadap berat kering tanah ada menggunakan Program PLAXIS Angka keamanan tanah timbunan yang menunjukkan kestabilan tanah Analisis dan Pembahasan Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Analisis Stabilitas Tanah Menggunakan Program PLAXIS Analisis stabilitas tanah ini dimulai dengan membuat permodelan tanah timbunan pada program PLAXIS sebanyak 6 permodelan tanah sesuai dengan variasi penambahan sabut kelapa pada penelitian terdahulu sebagai berikut: a. Permodelan tanah dengan timbunan tanah tanpa bahan tambahan (Permodelan 1) b. Permodelan tanah dengan timbunan tanah dengan tambahan sabut kelapa 1% terhadap berat kering tanah (Permodelan 2) c. Permodelan tanah dengan timbunan tanah dengan tambahan sabut kelapa 2% terhadap berat kering tanah (Permodelan 3) Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 119

d. Permodelan tanah dengan timbunan tanah dengan tambahan sabut kelapa 3% terhadap berat kering tanah (Permodelan 4) e. Permodelan tanah dengan timbunan tanah dengan tambahan sabut kelapa 4% terhadap berat kering tanah (Permodelan 5) f. Permodelan tanah dengan timbunan tanah dengan tambahan sabut kelapa 5% terhadap berat kering tanah (Permodelan 6) Perhitungan dan analisis stabilitas tanah yang ditunjukkan dengan angka keamanan lereng, dihitung secara simultan pada penelitian ini menggunakan software yang berbasis pada konsep Metode Elemen Hingga yaitu PLAXIS. Adapun tahapan yang digunakan dalam analisis lereng menggunakan software PLAXIS adalah sebagai berikut: a. Input geometri dan material tanah di dalam PLAXIS Gambar 2. Input Geometri Input material pada permodelan disesuaikan dengan data tanah pada sample dari uji laboratorium yang telah dilakukan serta berdasarkan hasil uji korelasi parametrik tanah. Berikut ini disampaikan. i. Input Parameter Tanah Asli Parameter tanah asli merupakan tanah lempung lunak. Parameter tanah lempung lunak diambil berdasarkan penelitian Wibawa (2014) untuk mendapatkan nilai berat jenis tanah Gs = 2,486, Kohesi c = 1,25 kn/m 2 dan sudut geser Ф = 35. Untuk parameter tanah lain yang diperlukan dalam analisis diambil berdasarkan korelasi parametrik tanah. Input parameter tanah asli dalam analisis menggunakan software PLAXIS seperti yang terlihat pada Gambar 3. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 120

ii. Input Parameter Tanah Timbunan Parameter tanah timbunan yang dianalisis dalam penelitian ini didapat dari hasil penelitian Ridwan (2014) yang berjudul Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa Terhadap Perkuatan Tanah Lempung. Pada penelitian ini tanah lunak diberikan penambahan sabut kelapa dengan persentase Tanah Timbunann Tanah + sabut kelapa 0% terahadap berat kering tanah Tanah Timbunan + sabut kelapa 1% Tanah Timbunan + sabut kelapa 2% Tanah Timbunan + sabut kelapa 3% Tanah Timbunan + sabut kelapa 4 % Tanah Timbunan + sabut kelapa 5% Gambar 2. Input Parameter Tanah Asli 0% samapi 5 %, kemudian Tabel 5. Parameter Tanah Timbunan ɣ unsat (kn/m 3 ) ɣ sat (kn/m 3 ) Kx,Ky (m/s) pada sample tanah tersebut dilakukan pengujian direct shear test sehingga didapatkan nilai kohesi C & sudut geser tanah Ф. Untuk parameter tanah lain yang diperlukan dalam analisis diambil berdasarkan korelasi parametrik tanah. Parameter tanah yang digunakan untuk tiap permodelan seperti pada tabel berikut. E (kn/m 2 ) v Kohesi C (kn/m 2 ) Sudut Geser φ ( ) 18,14 21,24 1.10-3 3.10 4 0,3 12,45 47,82 18,14 21,24 1.10-3 3.10 4 0,3 18,17 46,07 18,14 21,24 1.10-3 3.10 4 0,3 21,41 43,96 18,14 21,24 1.10-3 3.10 4 0,3 27,56 39,76 18,14 21,24 1.10-3 3.10 4 0,3 35,07 33,30 18,14 21,24 1.10-3 3.10 4 0,3 41,44 31,29 b. Menentukan kondisi batas dengan standart fixities, input pembebanan pada permodelan PLAXIS, pembentukan jaringan element (mesh) pada lapisan tanah (mesh generation). Mesh generated merupakan pembagian struktur menjadi elemen-elemen cluster dan titik-titik nodal elemen (nodes). Kegunaan mesh ini untuk melakukan perhitungan elemen hingga serta penentuan ground water condition. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 121

Gambar 3. Input standart fixities, pembebanan, jaringan element (mesh), ground water condition pada lapisan tanah c. Analisis angka keamanan menggunakan software PLAXIS Pada analisis angka keamanan menggunakan software PLAXIS, metode Reduksi phi-c digunakan dalam perhitungan. Analisis dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap konstruksi tanah asli, tahap konstruksi tanah timbunan serta tinjauan angka kemanan secara keseluruhan pada tanah asli yang telah dikonstruksikan timbunan, seperti yang terlihat pada Gambar 4. Selanjutnya didapatkan angka kemanan yang ditunjukkan oleh nilai Msf seperti pada Gambar 5. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 122

Gambar 4. Analisis Angka Keamanan Lereng Gambar 5. Hasil Analisis Angka Keamanan Lereng Tahapan analisis yang sama dilakukan untuk 5 permodelan lainya. Pada permodelan 2 sampai 6 dilakukan penggantian parameter tanah timbunan berupa nilai kohesi dan sudut geser tanah sebagaimana yang diuraikan pada Tabel 5 tanpa merubah geometri tanah timbunan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis menggunakan software PLAXIS pada 6 permodelan timbunan tanah didapatkan nilai angka keamanan untuk masing- masing permodelan seperti yang terdapat pada grafik berikut. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 123

Angka Keamanan Lereng (SF) Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016 SF; 0; 3,11 SF; 1; 3,2 SF; 2; 3,25 SF; 3; 3,33 SF; 4; 3,37 SF; 5; 3,48 Persentase Penambahan Sabut Kelapa Pada Tanah (%) Gambar 6. Grafik Angka Kemananan Lereng Terhadap Penambahan Sabut Kelapa Pada Tanah Dari gambar 6 dapat dilihat nilai angka keamanan lereng lebih besar dari 3 menunjukkan lereng timbunan dalam keadaan stabil. Dari gambar dapat dilihat pula peningkatan angka keamanan lereng pada setiap penambahan sabut kelapa. Namun peningkatan yang terjadi tidak signifikan, rata-rata peningkatan angka keamanan lereng untuk penambahan sabut kelapa terhadap tanah tanpa tambahan sabut kelapa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Peningkatan Angka Keamanan Lereng Timbunan Penambahan sabut (%) SF Peningkatan SF (%) 0 3.11 0.00 1 3.2 2.89 2 3.25 4.50 3 3.33 7.07 4 3.37 8.36 5 3.48 11.90 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa peningkatan keamanan lereng timbunan akibat adanya penambahan sabut kelapa sampai penambahan 5% sabut kelapa pada tanah hanya mencapai 11,90 % terhadap angka keamanan lereng timbunan tanpa penambahan sabut kelapa pada tanah. Rata-rata peningkatan angka keamanan lereng setiap penambahan 1 % sabut kelapa pada tanah timbunan sebesar 2,27 %. Peningkatan angka keamanan lereng terjadi karena sabut kelapa mengandung selulosa yang mengakibatkan sabut kelapa memiliki tegangan tarik yang tinggi, sehingga tanah yang diberikan tambahan sabut kelapa akan mengalami peningkatan kekuatan. Peningkatan kekuatan tanah menyebabkan peningkatan kestabilan pada suatu lereng. KESIMPULAN Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan yaitu: 1. Penambahan sabut kelapa pada tanah mengakibatkan peningkatan kestabilan lereng pada timbunan, hal ini ditunjukkan dari meningkatnya angka keamanan lereng tiap penambahan sabut kelapa pada tanah. 2. Peningkatan angka keamanan lereng pada timbunan dengan penambahan sampai 5% sabut kelapa pada tanah Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 124

hanya mencapai 11,90%, dan rata-rata peningkatan angka keamanan lereng setiap penambahan 1% sabut kelapa pada tanah timbunan sebesar 2,27%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang besar terhadap peningkatan kestabilan lereng timbunan akibat adanya penambahan sabut kelapa. DAFTAR PUSTAKA Bowles, JE (1997). Analisis dan Desain Pondasi, Erlangga, Jakarta. Brinkgreve, R.B.J (1998). Plaxis 2D-Versi 8, A.A Balkema, Rotterdam. Das, Braja M.(1990). Principle of Foundation Engineering, Second Edition, PWS-KENT Publishing Company, Boston, 13-23. Fahriani (2015) Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Ampas Kelapa Sawit. FROPIL Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2015 Hardiyatmo, Hary Christady. (2007). Mekanika Tanah 2. Gajah Mada University Press,Yogyakarta. Hisyam, E S. 2013. Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Sawit Untuk Meningkatkan Kekuatan Tanah FROPIL Volume 1 Nomor 2 Edisi September 2013. Ridwan (2014). Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa Terhadap Perkuatan Tanah Lempung. TugasAkhir. Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung. Wibawa A (2014). Pengaruh Penambahan Limbah Gypsum terhadap Nilai Kuat Geser Tanah Lempung. TugasAkhir. Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 125