BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu konstruksi, tanah merupakan pondasi pendukung suatu bangunan. Keruntuhan suatu konstruksi sangat dipengaruhi oleh tanah dasarnya sehingga tanah dasar atau pondasi pendukung dari suatu konstruksi tersebut harus mempunyai kekuatan tanah yang besar. Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain, zat cair, dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara butiran mineral-mineral padat tersebut. (Wikipedia, 2011). Tanah dasar merupakan salah satu bahan konstruksi yang langsung tersedia di lapangan. Tanah dasar (subgrade) memiliki tebal cm dan terletak di bawah perkerasan jalan. Kekuatan dan keawetan perkerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Apabila suatu tanah yang akan digunakan tidak memiliki sifat-sifat yang disyaratkan untuk suatu tujuan tertentu maka tanah tersebut harus diperbaiki sifat-sifatnya. Oleh karena itu, untuk menambah kekuatan daya dukung dari tanah dasar dilakukan stabilisasi tanah. Stabilisasi tanah merupakan salah satu cara memperbaiki kondisi tanah. Sifat tanah yang paling sering diubah dengan stabilisasi adalah kekuatan, daya tahan, dan permeabilitas. Pada prinsipnya, stabilitas tanah adalah menambah kekuatan lapisan tanah sehingga bahaya kerusakan tanah dapat diperkecil atau membuat tanah menjadi lebih stabil dengan menerima beban yang dapat dikaji terjadinya tegangan dan regangan tanah. Tujuan stabilisasi tanah tersebut adalah untuk meningkatkan kerapatan tanah, menambah material yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi dan atau tahanan gesek yang timbul, menambah bahan untuk merubah sifat fisik atau kimia pada tanah, menurunkan muka air tanah, dan mengganti tanah yang buruk. Rachel Chrisanti, Zenal Ansori, Kajian Perilaku Tanah Dasar... 1

2 Adapun dasar pemilihan abu tempurung kelapa adalah: 1. Abu tempurung kelapa adalah bahan baru dalam pencampuran untuk stabilisasi tanah dasar lunak. 2. Mempertimbangkan biaya bahan material alternatif yang relatif ekonomis dan mudah didapat. 3. Abu tempurung kelapa merupakan limbah yang sering diabaikan masyarakat tetapi sebenarnya dapat dimanfaatkan. 4. Abu tempurung kelapa merupakan bahan yang dapat menjadi sebagai pengisi, pengunci atau perekat senyawa. 5. Terdapat banyak abu tempurung kelapa di beberapa wilayah di Indonesia sehingga pemakaian abu tempurung kelapa ini mudah didapatkan dimanapun untuk bahan stabilisasi. Berdasarkan atas latar belakang tersebut, penulis mengangkat topik Tugas Akhir yaitu Subgrade dari Tanah Lunak dengan Menggunakan Campuran Abu Tempurung Kelapa sebagai Bahan 1.2 Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan yang diamati adalah Jl. Cihampelas Cililin Kab. Bandung Barat. Alasan memilih tanah didaerah Cililin yaitu karena didaerah tersebut merupakan tanah 0 sehingga tanah tersebut memenuhi syarat tanah lunak. Berikut gambar 1.1 menunjukan peta lokasi pengamatan. Rachel Chrisanti, Zenal Ansori, Kajian Perilaku Tanah Dasar... 2

3

4 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian dari stabilisasi tanah dengan abu tempurung kelapa ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap alternatif bahan campuran stabilisasi tanah untuk bahan perkerasan jalan yang dapat lebih menguntungkan dari segi konstruksi maupun dari segi biaya. Abu tempurung kelapa merupakan limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai temuan baru untuk bahan stabilisasi tanah. 1.5 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui komposisi campuran abu tempurung kelapa yang ideal terhadap tanah lunak sehingga menghasilkan proses stabilisasi yang optimum dengan kadar campuran yang berbeda-beda. 2. Mengetahui berapa besar pengaruh perubahan karakteristik dan sifat-sifat tanah lunak yang terjadi setelah penambahan abu tempurung kelapa. 1.6 Ruang Lingkup Bahasan Pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, ruang lingkup pembahasan yang disajikan adalah sebagai berikut : 1. Kadar campuran abu tempurung kelapa dilakukan dengan beberapa variasi. 2. Jenis tanah dasar pada pengujian, meliputi : a. Pengujian DCP (Dynamic Cone Penetration) b. Sifat fisik dan mekanik tanah asli (berat jenis, analisa ukuran butir tanah, batas-batas Atterberg). c. Pengujian pemadatan tanah d. Pengujian UCS (Unconfined Compressive Strength) e. Pengujian CBR (California Bearing Ratio) laboratorium f. Pengujian Swelling Rachel Chrisanti, Zenal Ansori, Kajian Perilaku Tanah Dasar... 4

5 1.7 Metode Penelitian 1. Studi Literatur, yaitu mencari informasi-informasi dan data-data serta mempelajari buku-buku referensi yang mempunyai hubungan dengan bahan pokok bahasan Tugas Akhir ini. 2. Percobaan di lapangan dan di laboratorium. 3. Penyusunan Tugas Akhir melalui tahap konsultasi dengan pembimbing. 1.8 Sistematika Penulisan Penyusunan Proposal laporan Tugas Akhir ini dibuat empat bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian umum tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup Bahasan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan uraian teori yang mendasari masalah yang berkaitan dengan stabilisasi tanah dengan menggunakan abu tempurung kelapa, dan penelitian yang pernah dilakukan mengenai abu tempurung kelapa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang prosedur penelitian atau uraian pelaksanaan stabilisasi tanah di laboratorium maupun di lapangan. BAB IV ANALISIS DATA Berisi tentang hasil pengujian sebelum dan setelah penambahan abu tempurung kelapa. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dari pengujian dan saran. Rachel Chrisanti, Zenal Ansori, Kajian Perilaku Tanah Dasar... 5