LAMPIRAN A PENGGUNAAN PROGRAM. Program FAARFIELD V1.305 ini dapat di download dari internet, kemudian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk kemudian diolah

DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN

KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

2.3 Dasar - Dasar Perancangan Tebal Lapis Keras Lentur Kapasitas Lalulintas Udara 20

BAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS. dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut :

ANALISA PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) APRON BANDAR UDARA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

PENGARUH BEBAN PESAWAT BOEING B ER TERHADAP TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

ANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS

Perencanaan Bandar Udara

Bandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD

ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT

DAFTAR lsi. ii DAFTAR lsi. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii ISTILAH - ISTILAH. ix NOTASI- NOTASI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

parameter, yaitu: tebal /(bidang kontak)^ dan CBR/tekanan roda, serta memisahkan

BAB III METODE PERENCANAAN. Mulai. Perumusan masalah. Studi literatur. Pengumpulan data sekunder & primer. Selesai

EVALUASI TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU DAN PANJANG LANDAS PACU PADA BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA ABSTRAK

TINJAUAN PENGEMBANGAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA KASIGUNCU KABUPATEN POSO

ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI

BAB IV PRESENTASI DATA DAN ANALISIS

Menghitung nilai PCN dengan interpolasi linier nilai ACN pesawat sesuai dengan daya dukung perkerasan hasil perhitungan pada

Analisis Perbandingan Material Slab Beton Pada Perkerasan Apron dengan Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga

Langkah perhitungan PCN maupun penentuan nilai ACN pesawat dengan menggunakan software COMFAA secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian

PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU. B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.

Analisis Disain Struktur Perkerasan Kaku Landasan Pesawat Udara dengan menggunakan Program Airfield

(^ Mulai j. Tipe. Konstruksi. Hilung Rasio Lapisan Aspal dan Beton (()) Asumsikan tebal aspal=tebalslab beton

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

EVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION

STUDI PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU UNTUK LAPANGAN TERBANG MONICA SARI

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda

JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Gambar III.1 Diagram Alir Program Penelitian

Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.

BAB III LANDASAN TEORI. Peramalan dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang diperkirakan akan

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN. Berdasarkan data umum dilapangan pada Bandara Internasional

Kategori kekuatan sub-grade dan mewakili semua nilai CBR di bawah 4 untuk perkerasan fleksibel. Kode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BANDAR UDARA DR. F.L. TOBING MENGGUNAKAN METODE UNITED STATES OF AMERICAN PRACTICE

Sebagian FAKULTAS TEKNIKK. Number)

STUDI PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA MALI KABUPATEN ALOR UNTUK JENIS PESAWAT BOEING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN PERENCANAAN RUNWAY DAN ALAT BANTU PENDARATAN BANDAR UDARA NUSAWIRU KABUPATEN PANGANDARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN MEKANISTIK EMPIRIS OVERLAY PERKERASAN LENTUR

Analisis Nilai ACN dan PCN untuk Struktur Perkerasan Kaku dengan menggunakan Program Airfield. Djunaedi Kosasih 1)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA KUALA NAMU, DELI SERDANG SUMATRA UTARA. DISUSUN OLEH : Aditya Imam Dwi Prastyo ( )

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

ANALISIS DESAIN TEBAL STRUKTUR PERKERASAN KAKU DENGAN METODE PCA DAN FAA PADA APRON BANDAR UDARA ADISUMARMO SURAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

ANALISA METODE-METODE PERENCANAAN PERKERASAN STRUKTURAL RUNWAY BANDAR UDARA TUGAS AKHIR

ANALISIS DESAIN STRUKTUR PERKERASAN KAKU LANDASAN PESAWAT UDARA BERDASARKAN METODA ICAO TESIS ARIE FIBRYANTO NIM :

PENDAHULUAN Seiring perkembangan zaman, transportasi udara semakin menjadi sarana mobilisasi yang efisien. Dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku atau rigid pavement adalah jenis perkerasan yang

Tahap-tahap menginstall ORACLE 10g

Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380)

BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM

BAB III METODOLOGI. Dalam diagram alir, proses perencanaan geometrik akan dilakukan seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1.

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

Pada gambar IV-1, melihatkan hubungan klasifikasi tanah dengan daya dukung tanah (nilai CBR) pada umumnya.

1) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, FTSP-ITB, Bandung, dan Jurusan Teknik Sipil, FT-Untar, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan transportasi udara adalah tersedianya Bandar Udara (Airport)

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun

KAJIAN NILAI PCN RUNWAY BERDASAR METODE ANALITIK DAN METODE TEORITIK DI BANDARA H. ASAN SAMPIT

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Baru Menggunakan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013 Dengan Metode Road Note 31

ANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II

ANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KUABANG KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SEMARANG)

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

ANALISIS PERPANJANGAN LANDAS PACU (RUNWAY) DAN KOMPARASI BIAYA TEBAL PERKERASAN (Studi Kasus pada Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang)

DC GW ,6 2,000. Gambar 22 Diagram Perbandingan Nilai PCN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

Studi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Di Atas Perkerasan Kaku

ANALISIS DESAIN STRUKTUR PERKERASAN KAKU LANDASAN PESAWAT UDARA BERDASARKAN METODA ICAO TESIS ARIE FIBRYANTO NIM :

DESKRIPSI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE AASHTO

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen

BAB III PROGRAM KENPAVE DAN METODE BINA MARGA Pt-T B

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Keterangan Minimal Disarankan Processor. Intel Pentium III atau sederajat

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

L1 LAMPIRAN A PENGGUNAAN PROGRAM 1. Instalasi Program Program FAARFIELD V1.305 ini dapat di download dari internet, kemudian diinstal dengan menggunakan Autorun atau setup.exe. Pada saat instalasi, akan tampil layar pembuka sebagai berikut:

L2 Pada layar pembuka user dapat mengklik next untuk menginstal program tersebut, dan kemudian akan muncul tampilan proses instal seperti gambar di bawah: Setelah proses instal selesai maka Program FAARFIEL sudah langsung dapat digunakan.

L3 2. Penggunaan Program FAARFIELD a. pertama-tama user harus mengklik menu berkas baru atau New job seperti gambar di bawah: b. Klik new job maka muncul kotak untuk mengisi nama job yang mau di buat seperti contoh di bwah nama dibuat Project, dan isikan nama yang ingin dibuat dan klik ok.

L4 c. Copy struktur perkerasan yang telah ada di sample dan dimasukkan ke new job yang di buat oleh user. Klik sample, kemudian klik new Flexible dan klik copy section.

L5 Klik new flexible, kemudian klik Project dan klik new flexible akan di save diproject yang dibuat diawal.

L6 d. Pada kolom copy section masukan nama section contoh new flexible klik ok dan pada gambar di atas klik structure. Kemudian muncul tampilan berikut untuk mengganti struktur yaitu: layer material, ketebalan, dan umur rencana e. Program FAARFIELD sudah memiliki database sifat-sifat material seperti nilai E dan µ. Untuk itu masukan yang mungkin dilakukan oleh user/pengguna adalah tebal minimum dan jenis material yang mau digunakan. Gambar di bawah ini menerangkan masukan-masukan tersebut.

Tebal minimum yang kita harapkan, dalam hal ini diambil 6 in; 10 in dan 5 in masing-masing untuk surface, base dan Umur Rencana = 20 tahun (standar FAA) L7 Surface course menggunakan Hot Mixed Asphalt dengan nilai E=200.000 psi ~ 1.378,95 MPa Base course menggunakan CTB dengan nilai E = 500.000 psi ~ 3.447,38 MPa Surface course menggunakan Hot Mixed Asphalt dengan nilai E=200.000 psi ~ 1.378,95 MPa Base course menggunakan high quality unstabilized subbase course dengan material sejenis P-208 Crushed Ag.Base Course CBR subgrade diambil 8% f. Kemudian pada tampilan berikut untuk klik Airplane untuk masukan data pesawat yang digunakan pada landasan pacu. Gambar di atas adalah contoh data masukan berbagai jenis pesawat yang digunakan pada suatu landasan pacu.

L8 g. Untuk tahap ahir adalah perhitungan tebal perkerasan dengan cara klik Design Structure. Out put dari desain tebal perkerasan berupa informasi dari setiap jenis pesawat yang dihitung dapat dilihat secara rinci melalui note dari program FAARFIELD tersebut.

L9 LAMPIRAN B HITUNGAN TEBAL PERKERASAN LANDASAN PACU DENGAN SOFTWARE FAARFIELD 1. Pesawat A-380-800 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 6,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 5,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 8.96 34.329 0,35 Total Tebal Perkerasan = 19 in 2. Pesawat B-747-400 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 20,98 59.035 0,35 Total Tebal Perkerasan = 33,98 in 3. Pesawat MD-11 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 21,09 59.143 0,35 Total Tebal Perkerasan = 34,09 in 4. Pesawat DC-10-10 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 17,39 50.047 0,35 Total Tebal Perkerasan = 30,39 in

L10 5. Pesawat A-330-200 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 6,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 10,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 14,10 60.823 0,35 Total Tebal Perkerasan = 30.10 in 6. Pesawat A-300-B2 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 13,00 44.769 0,35 Total Tebal Perkerasan = 26,00 in 7. Pesawat B-737-300 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 6,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 12,58 44.176 0,35 Total Tebal Perkerasan = 23,58 in 8. Fokker-100 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 4,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 11,52 42.572 0,35 Total Tebal Perkerasan = 20,52 in 9. Fokker-28-1000 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 4,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 5,59 23.905 0,35 Total Tebal Perkerasan = 14,59 in

L11 10. Sngl Whl-30 No. Type Thickness Modulus Poisson's Strength in psi Ratio R,psi 1 P-401/ P-403 HMA Surface 4,00 200.000 0,35 0 2 P-304 CTB 4,00 500.000 0,20 0 3 P-208 Cr Ag 5,77 14.004 0,35 0 4 Subgrade 0,00 4.500 0,35 0 Total Tebal Perkerasan = 13,77 in

L12 LAMPIRAN C KONFIGURASI SUMBU PESAWAT 1. Konfigurasi sumbu pesawat Airbus A380-800

2. Konfigurasi sumbu pesawat B747-400B Combi L13

3. Konfigurasi sumbu pesawat MD11ER L14

4. Konfigurasi sumbu pesawat A330-200 std L15

5. Konfigurasi sumbu pesawat A300-B2 std. L16

6. Konfigurasi sumbu pesawat B737-300 L17

7. Konfigurasi sumbu pesawat Fokker F100. L18

8. Konfigurasi sumbu pesawat Sngl whl-30. L19

L20 LAMPIRAN D GRAFIK UNTUK MENENTUKAN TEBAL PERKERASAN Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk Daerah Kritis, Poros, Roda Pendaratan Beroda Tunggal FAA.

L21 (Sumber : Planning & Design Of Airports, Horonjeff) Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur Untuk B-300B2 (Sumber : AC No.150_5320_6D)

L22 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk DC10-10 (Sumber : AC No.150_5320_6D)

L23 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk B-737-300 (Sumber : Airplane Characteristic for Airport Planning)

Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk MD-11 (Sumber : Airplane Characteristic for Airport Planning) L24

Grafik Tebal Perkerasan Lentur untuk Pesawat A-380-800 (Sumber : Airplane characteristics for airport planning) L25

L26 Grafik Tebal Perkerasan Lentur untuk Pesawat B747-400 (Sumber : Planning & Design Of Airports, Horonjeff)

L27 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur Untuk A330-200 (Sumber : AC No.150_5320_6D)

L28 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur Untuk Dual Wheel Gear (Sumber : AC No.150_5320_6D)

L29 1. Pesawat A-380-800 Dari grafik L26, dengan menggunakan berat roda pendaratan pada body landing gear sebesar 129.000 kg, maka didapat tebal total perkerasan sebesar 21 in. 2. Pesawat B-747-400 Dari grafik L27, dengan MTOW 877000 lb, annual departure 17144 kali keberangkatan maka didapat tebal total perkerasan sebesar 39 in. 3. Pesawat MD-11 Dari grafik L25, dengan MTOW 633000 lb, annual departure 9231 kali keberangkatan maka didapat tebal total perkerasan sebesar 38 in. 4. Pesawat DC-10-10 Dari grafik L23, dengan MTOW 458000 lb, annual departure 10683 kali keberangkatan maka didapat tebal total perkerasan sebesar 35 in. 5. Pesawat A-330-200 Dari grafik L28, dengan MTOW 509047 lb, annual departure 16023 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 31 in. 6. Pesawat A-300-B2 Dari grafik L22, dengan MTOW 315041 lb, annual departure 10804 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 32 in. 7. Pesawat B737-300 Dari grafik L24, dengan MTOW 140000 lb, annual departure 10804 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 25 in. 8. Pesawat F-100 Dari grafik L28, dengan MTOW 101000 lb, annual departure 4494 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 23 in.

L30 9. Pesawat F-28 Dari grafik L, dengan MTOW 66500 lb, annual departure 2482 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 17 in. 10. Pesawat Sngl Whl-30 Dari grafik L20, dengan MTOW 30000 lb, annual departure 1288 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 14 in.