L1 LAMPIRAN A PENGGUNAAN PROGRAM 1. Instalasi Program Program FAARFIELD V1.305 ini dapat di download dari internet, kemudian diinstal dengan menggunakan Autorun atau setup.exe. Pada saat instalasi, akan tampil layar pembuka sebagai berikut:
L2 Pada layar pembuka user dapat mengklik next untuk menginstal program tersebut, dan kemudian akan muncul tampilan proses instal seperti gambar di bawah: Setelah proses instal selesai maka Program FAARFIEL sudah langsung dapat digunakan.
L3 2. Penggunaan Program FAARFIELD a. pertama-tama user harus mengklik menu berkas baru atau New job seperti gambar di bawah: b. Klik new job maka muncul kotak untuk mengisi nama job yang mau di buat seperti contoh di bwah nama dibuat Project, dan isikan nama yang ingin dibuat dan klik ok.
L4 c. Copy struktur perkerasan yang telah ada di sample dan dimasukkan ke new job yang di buat oleh user. Klik sample, kemudian klik new Flexible dan klik copy section.
L5 Klik new flexible, kemudian klik Project dan klik new flexible akan di save diproject yang dibuat diawal.
L6 d. Pada kolom copy section masukan nama section contoh new flexible klik ok dan pada gambar di atas klik structure. Kemudian muncul tampilan berikut untuk mengganti struktur yaitu: layer material, ketebalan, dan umur rencana e. Program FAARFIELD sudah memiliki database sifat-sifat material seperti nilai E dan µ. Untuk itu masukan yang mungkin dilakukan oleh user/pengguna adalah tebal minimum dan jenis material yang mau digunakan. Gambar di bawah ini menerangkan masukan-masukan tersebut.
Tebal minimum yang kita harapkan, dalam hal ini diambil 6 in; 10 in dan 5 in masing-masing untuk surface, base dan Umur Rencana = 20 tahun (standar FAA) L7 Surface course menggunakan Hot Mixed Asphalt dengan nilai E=200.000 psi ~ 1.378,95 MPa Base course menggunakan CTB dengan nilai E = 500.000 psi ~ 3.447,38 MPa Surface course menggunakan Hot Mixed Asphalt dengan nilai E=200.000 psi ~ 1.378,95 MPa Base course menggunakan high quality unstabilized subbase course dengan material sejenis P-208 Crushed Ag.Base Course CBR subgrade diambil 8% f. Kemudian pada tampilan berikut untuk klik Airplane untuk masukan data pesawat yang digunakan pada landasan pacu. Gambar di atas adalah contoh data masukan berbagai jenis pesawat yang digunakan pada suatu landasan pacu.
L8 g. Untuk tahap ahir adalah perhitungan tebal perkerasan dengan cara klik Design Structure. Out put dari desain tebal perkerasan berupa informasi dari setiap jenis pesawat yang dihitung dapat dilihat secara rinci melalui note dari program FAARFIELD tersebut.
L9 LAMPIRAN B HITUNGAN TEBAL PERKERASAN LANDASAN PACU DENGAN SOFTWARE FAARFIELD 1. Pesawat A-380-800 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 6,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 5,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 8.96 34.329 0,35 Total Tebal Perkerasan = 19 in 2. Pesawat B-747-400 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 20,98 59.035 0,35 Total Tebal Perkerasan = 33,98 in 3. Pesawat MD-11 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 21,09 59.143 0,35 Total Tebal Perkerasan = 34,09 in 4. Pesawat DC-10-10 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 17,39 50.047 0,35 Total Tebal Perkerasan = 30,39 in
L10 5. Pesawat A-330-200 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 6,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 10,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 14,10 60.823 0,35 Total Tebal Perkerasan = 30.10 in 6. Pesawat A-300-B2 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 8,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 13,00 44.769 0,35 Total Tebal Perkerasan = 26,00 in 7. Pesawat B-737-300 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 6,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 12,58 44.176 0,35 Total Tebal Perkerasan = 23,58 in 8. Fokker-100 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 4,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 11,52 42.572 0,35 Total Tebal Perkerasan = 20,52 in 9. Fokker-28-1000 No. Type Thickness Modulus Poisson's in psi Ratio 1 P-401/ P-403 HMA Surface 5,00 200.000 0,35 2 P-304 CTB 4,00 500.000 0,20 3 P-208 Cr Ag 5,59 23.905 0,35 Total Tebal Perkerasan = 14,59 in
L11 10. Sngl Whl-30 No. Type Thickness Modulus Poisson's Strength in psi Ratio R,psi 1 P-401/ P-403 HMA Surface 4,00 200.000 0,35 0 2 P-304 CTB 4,00 500.000 0,20 0 3 P-208 Cr Ag 5,77 14.004 0,35 0 4 Subgrade 0,00 4.500 0,35 0 Total Tebal Perkerasan = 13,77 in
L12 LAMPIRAN C KONFIGURASI SUMBU PESAWAT 1. Konfigurasi sumbu pesawat Airbus A380-800
2. Konfigurasi sumbu pesawat B747-400B Combi L13
3. Konfigurasi sumbu pesawat MD11ER L14
4. Konfigurasi sumbu pesawat A330-200 std L15
5. Konfigurasi sumbu pesawat A300-B2 std. L16
6. Konfigurasi sumbu pesawat B737-300 L17
7. Konfigurasi sumbu pesawat Fokker F100. L18
8. Konfigurasi sumbu pesawat Sngl whl-30. L19
L20 LAMPIRAN D GRAFIK UNTUK MENENTUKAN TEBAL PERKERASAN Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk Daerah Kritis, Poros, Roda Pendaratan Beroda Tunggal FAA.
L21 (Sumber : Planning & Design Of Airports, Horonjeff) Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur Untuk B-300B2 (Sumber : AC No.150_5320_6D)
L22 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk DC10-10 (Sumber : AC No.150_5320_6D)
L23 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk B-737-300 (Sumber : Airplane Characteristic for Airport Planning)
Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur untuk MD-11 (Sumber : Airplane Characteristic for Airport Planning) L24
Grafik Tebal Perkerasan Lentur untuk Pesawat A-380-800 (Sumber : Airplane characteristics for airport planning) L25
L26 Grafik Tebal Perkerasan Lentur untuk Pesawat B747-400 (Sumber : Planning & Design Of Airports, Horonjeff)
L27 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur Untuk A330-200 (Sumber : AC No.150_5320_6D)
L28 Grafik Perencanaan Perkerasan Lentur Untuk Dual Wheel Gear (Sumber : AC No.150_5320_6D)
L29 1. Pesawat A-380-800 Dari grafik L26, dengan menggunakan berat roda pendaratan pada body landing gear sebesar 129.000 kg, maka didapat tebal total perkerasan sebesar 21 in. 2. Pesawat B-747-400 Dari grafik L27, dengan MTOW 877000 lb, annual departure 17144 kali keberangkatan maka didapat tebal total perkerasan sebesar 39 in. 3. Pesawat MD-11 Dari grafik L25, dengan MTOW 633000 lb, annual departure 9231 kali keberangkatan maka didapat tebal total perkerasan sebesar 38 in. 4. Pesawat DC-10-10 Dari grafik L23, dengan MTOW 458000 lb, annual departure 10683 kali keberangkatan maka didapat tebal total perkerasan sebesar 35 in. 5. Pesawat A-330-200 Dari grafik L28, dengan MTOW 509047 lb, annual departure 16023 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 31 in. 6. Pesawat A-300-B2 Dari grafik L22, dengan MTOW 315041 lb, annual departure 10804 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 32 in. 7. Pesawat B737-300 Dari grafik L24, dengan MTOW 140000 lb, annual departure 10804 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 25 in. 8. Pesawat F-100 Dari grafik L28, dengan MTOW 101000 lb, annual departure 4494 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 23 in.
L30 9. Pesawat F-28 Dari grafik L, dengan MTOW 66500 lb, annual departure 2482 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 17 in. 10. Pesawat Sngl Whl-30 Dari grafik L20, dengan MTOW 30000 lb, annual departure 1288 kali keberangkatan, didapat tebal perkerasan total sebesar 14 in.