BAB II TINJUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kesepakatan Nasional yang secara konseptual mengakui

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIK

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA. kontribusi pada tingkat komitmen seseorang.hal ini termasuk faktorfaktor

resensi buku psikologi pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

HUBUNGAN ANTARA SUASANA KELUARGA DENGAN MINAT BELAJAR PADA REMAJA AWAL

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Langkah awal yang perlu ditempuh oleh perawat profesional adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

WUJUD PEMBAHASAN. Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Sikap Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (Setiawati, 2008). Motivasi menurut Mc.Donald (Nursalam, 2008) adalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan, sebab dengan proses pendidikan manusia akan dapat

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

GAMBARAN MINAT MAHASISWA S1 KEPERAWATAN SEMESTER VIII MELANJUTKAN KE PROGRAM PROFESI NERS DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

BAB II KAJIAN TEORETIS

Transkripsi:

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri (Sardiman, 2011). Slameto (2010) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Kartono (2005) mengungkapkan bahwa minat merupakan suatu bentuk momen dari kecendrungan-kecendrungan yang terarah secara intensif pada satu obyek yang dianggap penting. Pada minat selalu terdapat elemenelemen afektif (perasaan, emosional) yang kuat. Minat sangat bergantung sekali pada totalitas kepribadian kita. Sehingga apabila pribadi kita itu berubah konstitusinya disebabkan oleh perubahan lingkungan, maka minat kita juga akan ikut berubah.

2. Aspek minat Menurut Hurlock (2004) minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: a. Aspek Kognitif Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa. b. Aspek Afektif Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting. yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. c. Aspek Psikomotor Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat. 3. Kriteria minat Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi : a. Rendah: Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat. b. Sedang: Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.

c. Tinggi: Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera. 4. Cara memunculkan minat Minat seseorang dapat dimunculkan dengan cara-cara sebagai berikut (Surybrata, 2002): 1) Membangkitkan suatu kebutuhan. 2) Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau. 3) Memberikan kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik. 5. Macam-macam minat Purwanto (2004) membagi minat menjadi dua macam yaitu : a. Minat primitif disebut juga minat biologis. Yaitu minat yang berkisar soal makanan komfort dan kebebasan aktivitas. b. Minat kultural disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya.. 6. Faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan profesi ners Muhibbin (2008) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor anak melanjutkan pendidikan, antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal: a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi aspek, yakni: 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti: mata dan telinga.

2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) seperti: intelegensi, sikap, bakat, harapan dan motivasi. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Faktor ini meliputi: 1) Lingkungan sosial, seperti: keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman. 2) Lingkungan non sosial, seperti: rumah, sekolah, peralatan, dan alam. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor ini meliputi: 1) Pendekatan tinggi, seperti: speculative, achieving 2) Pendekatan sedang, seperti: analytical, deep 3) Pendekatan rendah, seperti: reproductive, surface Faktor timbulnya minat menurut Crow and Crow (1982) dalam Purwanto (2004) terdiri dari faktor internal dan eksternal, yang dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor internal 1) Faktor dorongan dari dalam Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda sesuai harapannya. Dorongan ini dapat membuat seseorang

berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang. 2) Faktor motivasi sosial Yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri yang muncul dari lingkungan sosial individu dalam meningkatkan pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperolah penghargaan dari keluarga atau teman. Motivasi sosial adalah suatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari, namun kita pelajari dalam kelompok sosial di mana kita hidup. Motivasi sosial ini mencerminkan pula karakteristik dari seseorang dan merupakan komponen yang penting dari kepribadiannya. 3) Faktor Emosional Yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. Kata emosi adalah kata serapan dari bahasa inggris, yakni emotion. Dalam kamus, kata emotion digunakan untuk menggambarkan perasaan yang sangat mnyenangkan atau sangat mengganggu. Misalnya anda merasakan perasaan yang kuat akan sesuatu dan menyanangkan saat bersama seseorang, mungkin anada menganggap diri anda sedang dalam keadaan emosi. Jenisnya, emosi cinta (Mendatu, 2007)

b. Faktor eksternal terdiri 1) Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya mengandung dua unsur, yaitu yang berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat di keluarga. Manusia mempelajari kelakuannya dari orang lain di lingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam keluarga meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan adaptasi kebiasaan dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada pendidikan seseorang. 2) Lingkungan Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung mengikuti lingkungannya. Selain pendapat diatas, Ismani (2001) menjelaskan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi minat yaitu: 1) Faktor keluarga Minat seorang anak sedikit banyak dipaengaruhi oleh orangtuanya, dalam hal ini berkenaan dengan sifat-sifat yang berhubungan dengan

kemampuan menyerap pengetahuan atau sesuatu yang berwujud ketrampilan. 2) Meningkatkan pengetahuan Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi. Sehingga orang selalu ingin mengembangkan dirinya baik melalui pendidikan maupun pelatihan. 3) Tuntutan pekerjaan Pekerja yang melihat kemungkinan akan dipromosikan, merasa jauh lebih puas dengan pekerjaannya dibandingkan pekerja yang tidak memiliki kesempatan tersebut. Pekerja yang berorientasi pada karier mampu bekerja sampai batas kemampuannya untuk meningkatkan ketrampilan dan mengorbankan diri dalam waktu dan usaha dengan harapan mencapai keberhasilan. 4) Mendapat legislasi Legislasi adalah ketetapan hukum yang mengatur tentang hak-hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan, legislasi mengendalikan mutu pendidikan dan praktek. Sedangkan lisensi adalah kegiatan administrasi yang dilakukan profesi atau Departemen Keshatan berupa penerbitan Surat Izin Praktek bagi profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan.

5) Sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan termasuk dalam masalah pendidikan. B. Pendidikan Profesi Keperawatan 1. Konsep pendidikan profesi ners Ners adalah salah satu sebutan untuk profesi perawat yang sudah mengikuti pendidikan profesi ners. Pendidikan profesi ners dilakukan setelah menyelesaikan pendidikan akademik sarjana keperawatan (SKep) (Amalia, 2014). Gaffar (2001) menjelaskan bahwa profesi adalah pekerjaan yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. 2. Tujuan pendidikan keperawatan Tujuan dari pendidikan keperawatan menurut (Nursalam dan Efendi, 2008) adalah: a. Menumbuhkan dan membina sikap serta tingkah laku profesional yang sesuai dengan tuntunan profesi keperawatan. b. Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, untuk melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan profesional, mengembangkan diri pribadi, dan ilmu keperawatan. c. Menumbuhkan keterampilan profesional mencakup keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal. d. Menumbuhkan dan membina landasan etik keperawatan yang kokoh

3. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup (PPNI, 2015): a. Pendidikan Vokasional; yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. b. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu c. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil pendidikan menjadi tenaga profesional. Melalui sistem pendidikan ini, dihasilkan perawat yang dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan profesi untuk memberikan pelayanan profesional kepada masyarakat. Peran perawat sebagai berikut (Simamora, 2008):

a. Mitra kerja Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya,mengasihi dan menghargai. b. Sumber informasi Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, rasional kepada klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab. c. Pendidik Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien atau keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan. d. Pemimpin Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien atau keluarganya terutama dalam mangatasi masalah kesehatan e. Wali atau pengganti Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orangtua, tokoh masyarakat, atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya. f. Konselor Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan lebih mudah dilakukan.

C. Harapan 1. Pengertian Harapan adalah sumber energi kehidupan yang karenannya hidup itu bisa bergerak dan menghasilkan. Harapan bisa juga adalah sesuatu yang membuat kita terus berjuang melakukan sesuatu yang kita anggap hasilnya berharga walaupun kadang kita tahu kemungkinan gagal lebih besar daripada kemungkinan berhasil. Harapan sama seperti mimpu dan tanpa harapan seseorang tidak punya tujuan. Harapan adalah keinginan, cita-cita, sesuatu yang diimpikan, diidamkan, hal yang dirindu kedatangannya (Aksan, 2008). Snyder (2003) menyatakan harapan adalah keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Orang-orang yang bahagia adalah orang yang selalu memiliki harapan. Orang yang memiliki harapan tidak akan pernah berhenti mencapai cita-cita dan kebahagiaan. Orang-orang yang berharap percaya bahwa peluang untuk maju selalu ada. Oleh karena itu harapan adalah dari sikap positif yang harus dipunyai siapapun yang ingin maju (Januar, 2005). 2. Komponen harapan Menurut Snyder (2003), komponen-komponen yang terkandung dalam teori harapan yaitu:

a. Goal Perilaku manusia adalah berorientasi dan memiliki arah tujuan. Goal atau tujuan adalah sasaran dari tahapan tindakan mental yang menghasilkan komponen kognitif. Tujuan menyediakan titik akhir dari tahapan perilaku mental individu. Tujuan harus cukup bernilai agar dapat mencapai pemikiran sadar. b. Pathway Thinking Untuk dapat mencapai tujuan maka individu harus memandang dirinya sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai tujuan. Proses ini yang dinamakan pathway thinking, yang menandakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. c. Agency Thinking Komponen motivasional pada teori harapan adalah agency, yaitu kapasitas untuk menggunakan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Agency mencerminkan persepsi individu bahwa dia mampu mencapai tujuannya melalui jalur-jalur yang dipikirkannya, agency juga dapat mencerminkan penilaian individu mengenai kemampuannya bertahan ketika menghadapi hambatan dalam mencapai tujuan. Individu yang memiliki agency-thinking tinggi dengan kata lain individu tersebut memiliki keinginan atau kemauan yang kuat untuk melakukan usaha dalam mencapai tujuan yang

diinginkannya itu. Berbeda dengan efikasi diri, agency-thinking hanya berada di ranah kognitif, dimana agency thinking ini memunculkan kemauan individu untuk memotivasi diri, sedangkan efikasi diri sudah memunculkan perilaku dari keyakinan atas kemampuan yang dimiliki. D. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu didalam struktur sosial masyarakat; pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh di pembawa status. Pengukuran tingkat sosial ekonomi tinggi, sedang dan rendah dengan mengetahui tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan kekayaan yang dimilikinya (Adi, 2008). Status merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial (status sosial) adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajibannya (Widjdati, 2014). Menurut Nasution (2004) bahwa tingkat status sosial ekonomi dilihat atau di ukur dari pekerjaan orang tua, penghasilan dan kekayaan, tingkat pendidikan orang tua, keadaan rumah dan lokasi, pergaulan dan aktivitas sosial. Hasil penelitian Salmah (2013) tentang pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa MAS Pontianak melanjutkan

pendidikan yang menunjukan bahwa terhadap pengaruh antaar tingkat sosial ekonomi keluarga dengan minat melanjutkan pendidikan. Cara mengukur status sosial ekonomi pada seseorang yaitu dengan cara melihat tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan dan kekayaan, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Ukuran Status Sosial Ekonomi Status Sosial ekonomi Pendidikan a. Rendah b. Menengah c. Tinggi Pekerjaan a. Rendah b. Menengah c. Tinggi Penghasilan a. Rendah - Tidak sekolah - SD - SMP - SMA - Perguruan Tinggi - Tenaga tidak terampil - Tenaga semi terampil - Tenaga terampil - Teknisi - Tenaga profesional - Rendah - Menengah - Tinggi - Dibawah Rp. 1.000.000 - Rp. 1.000.000-1.999.000 - Rp. 2.000.000-2.999.000 b. Menengah - Rendah - Menengah - Tinggi - Rp. 3.000.000- Rp. 3.999.000 - Rp. 4.000.000-4.999.000 - Rp. 5.000.000-5.999.000 c. Tinggi Kekayaan a. Rendah (miskin) b. Menengah (sedang) c. Tinggi (Kaya) - Rendah - Menengah - Tinggi - Rp. 6.000.000- Rp. 6.999.000 - Rp. 7.000.000-7.999.000 - > Rp. 8.000.000 - Memiliki harta dan simpanan uang senilai kurang dari Rp. 5.000.000 - Memiliki harta dan simpanan uang senilai Rp. 5.000.000-Rp. 15.000.000 - Memiliki harta dan simpanan uang senilai diatas Rp. 15.000.000 Sumber: (Adi, 2008)

E. Kerangka Teori Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan: a. Internal - Aspek fisiologis - Aspek psikologis (Harapan, motivasi, persepsi, emosional) b. Eksternal - Lingkungan - Sosial budaya - Status sosial ekonomi Mahasiswa S1 Keperawatan SemesterVII Minat melanjutkan pendidikan profesi ners Cara memunculkan minat: 1. Membangkitkan suatu kebutuhan. 2. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau. 3. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik. Aspek minat: 1. Aspek kognitif 2. Aspek psikomotor 3. Aspek afektif Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi dari Muhibbin (2008), Purwanto (2004), Surybrata (2002) dan Ismani (2001) F. Kerangka konsep - Status sosial ekonomi - Harapan Minat melanjutkan pendidikan profesi ners Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Ada hubungan antara status sosial ekonomi dan harapan dengan minat mahasiswa semester VII melanjutkan pendidikan profesi keperawatan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto