AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : 1 10 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi


Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

Leo Amran 1), Eliza 2), Suardi Tarumun 2) Hp: ;

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI TERHADAP KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DAN PENGEMBANGAN EKONOMI DI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

S. Andy Cahyono dan Purwanto

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

A. Realisasi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

30% Pertanian 0% TAHUN

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Tahun Bawang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 2, April 2015 ISSN:

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. (Selasa, 19 Mei 2015)

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Programa Penyuluhan Kab.Bangka

KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

POTENSI DAN PROSPEK PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

Eni Siti Rohaeni. Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Mendukung Usaha Diversifikasi Pangan Di Sulawesi Selatan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

Transkripsi:

AGRITECH : Vol. XVII No. Juni 20 : 0 ISSN : 4063 IMPLEMENTASI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN MELALUI KEGIATAN MKRPL DI KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR Nelson Hasdy Kario Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Timur Jl. Timor Raya Km 32 Naibonat, Kupang email: kario_nelson@yahoo.com Masuk: 28 Desember 204; Diterima: 2 Februari 20 ABSTRACT Sustainable food house area (KRPL) is a governmental program to drive economy to maximize fulfillment of farmer s food need. It was early introduced by Agricultural Ministry in Kayen Village, Pacitan, East Java by President Susilo Bambang Yudhoyono and then was developed by Agricultural Research agency in Indonesia by BPTP. Target area is yard. Kupang is one of town in NTT doing the activity. The objective of the research was to identify implementation of KRPL model in Kupang, to evaluate performance of technology component in KRPL activity and to identify obstacle and continuity of the program. The research was conducted in Kupang for six months from July December 203. The results indicated that the program was implemented in six areas (three military areas and three civil areas) with good results indicated with various plants cultivated such as horticulture, medicinal plant and ground fishery. Performance of component application has run as planned step from dissemination, preparation and realization (polybag filling, planting, transferring, keeping, harvest and post harvest). The dominant obstacles is water PENDAHULUAN Pangan dikenal sebagai salah satu komoditas yang sangat dibutuhkan manusia baik sebagai sumber energi juga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan utama masyarakat sehingga diharapkan mampu menggerakkan perekonomian. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam memaksimalkan kecukupan kebutuhan pangan rumah tangga petani adalah melalui pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL). Model ini digagas oleh Kementrian Pertanian yang selanjutnya dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian di seluruh Indonesia melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Pencanangan model ini pertama kali dilaksanakan di Desa Kayen Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Jawa Timur pada tanggal 3 Januari 202 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Prinsip dasar dari pelaksanaan model MKRPL ini adalah melakukan pengembangan kemandirian suatu kawasan berupa: a. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal

b. Konservasi tanaman pangan, pakan termasuk perkebunan dan hortikultura di masa yang akan datang c. Kesejahteraan petani d. Pemanfaatan sebagai kebun bibit e. Antisipasi perubahan iklim Tujuan utama pengembangan model MKRPL ini (Anonim, 20) adalah : a. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat dengan mengoptimalkan pekarangan b. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan di perkotaan maupun di pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran, toga, ternak dan ikan, pengolahan hasil dan pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai kompos c. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dan melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan. Pekarangan merupakan jenis lahan target yang menjadi sasaran dari pengembangan program ini. Dan dari program ini pula diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sebagian kebutuhan rumah tangga dari hasil optimalisasi pemanfaatan pekarangan ini serta terjadi terjadi penghematan dalam pengeluaran pendapatan terutama untuk konsumsi rumah tangga. Saptana, et al., (203) menjelaskan bahwa programprogram berbasis pekarangan telah banyak yang dikembangkan sejak dahulu namun sejauh ini belum dijumpai adanya program yang dinilai berhasil secara luas. Ada 3 strata yang dikembangkan yaitu : a. Rumah tanpa halaman. Tanaman yang dikembangkan dapat berupa sayuran dalam polibag/pot maupun vertikultur menggunakan rak b. Rumah dengan pekarangan. Tanaman yang dikembangkan adalah sayuran, tanaman obat yang dapat dilakukan melalui bedengan dan vertikultur c. Rumah dengan pekarangan luas, tanaman yang dapat dikembangkan berupa sayuran, tanaman obat, buahbuahan, kolam ikan serta ternak seperti ayam atau kambing. Hasil penelitian Saptana, et al., (202) di Kabupaten Karawang, Magetan dan Timor Tengah Selatan menunjukkan bahwa hasil bahwa program MKRPL memberikan dampak: a. Program MKRPL telah dapat mengurangi pengeluaran untuk konsumsi pangan dan pengeluaran kelompok pangan sayursayuran, umbiumbian serta produk hasil ternak (telur ayam) dan ikan (ikan lele) 2

b. Program MKRPL berdampak meningkatkan produksi khususnya untuk kelompok komoditas sayuran, tambahan konsumsi yang berasal dari produksi MKRPL walaupun belum mengubah pola konsumsi c. Pengembangan MKRPL telah berdampak meningkatkan PPH. Kota Kupang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang melakukan pengembangan kegiatan MKRPL. Pelaksanaan kegiatan di wilayah ini memiliki arti yang paling mendalam karena termasuk dalam wilayah kering yang secara empiris memiliki keterbatasan sumberdaya dalam hal ini adalah air. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan : a. Mengetahui implementasi kegiatan M KRPL di kota Kupang b. Mengkaji kinerja pelaksanaan komponen teknologi kegiatan M KRPL c. Mengetahui kendala dan keberlanjutan kegiatan METODE PENELITIAN Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan di kota Kupang selama enam bulan yaitu dari bulan Juli sampai dengan Desember 203. Lokasi ditentukan secara sengaja yaitu terbagi ke dalam dua jenis yaitu TNI dan Sipil. Lokasi untuk TNI yang terpilih yaitu Unit Perbekalan dan Angkutan (Bekang) Korem Wirasakti (Angkatan Darat), Komando Armada Laut Timur Kupang (Angkatan Laut) dan Lapangan Udara (Lanud) Adi Sucipto Kupang (Angkatan Udara) sedangkan untuk sipil yaitu PKK Dharma Wanita Kota Kupang, Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah dan Attin. Metode Dilaksanakan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin di lahan sekitar rumah atau pekarangan. Tanaman yang ditanam disesuaikan dengan keinginan petani, menggunakan media tanam disesuaikan dengan kondisi pekarangan. Data dan Analisis Jenis data yang dikumpulkan yaitu terdiri atas dua yaitu data primer dan sekunder. Untuk jenis data primer besarnya biaya sarana produksi seperti bibit, pupuk, pestisida, polibag, tenaga kerja sedangkan untuk sekunder yaitu data dukung yang diambil dari kantor instansi pemerintah seperti BPS dan Dinas terkait. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Daerah Penelitian Kota Kupang adalah ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini terletak di ujung barat pulau Timor, memiliki luas 260,27 km 2 yang terdiri atas daratan seluas 80,27 ha dan lautan 3

94,79 Km2 atau 9.479 ha. Berpenduduk sejumlah 36.348 jiwa yang terdistribusi atas 87.69 jiwa lakilaki dan 77.729 jiwa perempuan (Tabel ). Kota ini dilewati oleh 3 buah sungai besar yang airnya hanya nampak disaat memasuki musim penghujan saja yaitu kali Dendeng, Liliba dan Merdeka. Topografi tertinggi berada pada ketinggian 30 m dpl terutama pada bagian Selatan dengan tingkat kemiringan mencapai persen. Lokasi penelitian terdiri atas 6 kecamatan yaitu : Alak, Maulafa, Oebobo, Kotaraja, Kelapa lima dan Kota Lama dengan proporsi kecamatan terluas yaitu Alak mencapai 48,2 persen diikuti Maulafa 30,40 persen. Kelurahan terdiri atas kelurahan dengan jumlah terbanyak yaitu Kelapa lima dengan kelurahan kemudian diikuti Oebobo sebanyak 4 kelurahan. Yang terbagi atas 42 RW/RK dan.294 RT. a. Luas Daratan Lautan b. Penduduk Lakilaki Wanita c. Lahan Ketinggian Kemiringan maksimal d. Administrasi Kecamatan Kelurahan Rukun Warga Rukun Tetangga e. Iklim Temperatur Kelembaban Tabel. Deskripsi Kota Kupang Variabel Satuan Jumlah Sumber : Kota Kupang dalam Angka, 203. km 2 km 2 jiwa jiwa m dpl buah buah buah o C milibar 260,3 80,27 94,79 36.348 87.69 77.729 30 42.294 9,6 34,80 03,8 007, Iklim selama tahun 202 memiliki temperatur ratarata minimal 9,6 o C pada bulan Juni dan maksimal 34,80 o C pada bulan Nopember dengan tingkat kelembaban terendah pada bulan Agustus sebesar 62 % pada Bulan Agustus dan tertinggi pada Januari dan Maret serta tekanan tertinggi pada bulan Agustus mencapai.03,8 milibar sedangkan terendah Desember.007, milibar. Keadaan Pertanian di Lokasi Penelitian Tanaman Pangan Kondisi pertanian secara umum di kota Kupang sangat kontras dibanding 4

wilayah sekitarnya dalam hal ini baik ditinjau dari aspek luas tanam maupun keragaman jenis komoditas yang diusahakan seperti tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Untuk tanaman pangan komoditas yang diusahakan adalah padi sawah, jagung kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar (Tabel 2). Dari Tabel 2 terlihat bahwa Kecamatan Maulafa memiliki luasan penanaman padi sawah, jagung dan ubi kayu terbesar yaitu masingmasing seluas 9 ha, 243 ha dan 29 ha. Sedangkan untuk kacang tanah yaitu Alak seluas 38 ha dan ubi jalar yaitu Kota raja. Khusus Maulafa dan Alak memiliki luasan penanaman yang sangat besar karena berada pada pinggiran kota yang masih memiliki luas areal yang dapat dipergunakan untuk pengembangan komoditas pertanian. Tabel 2. Luas lahan, Produksi dan Produktifitas Tanaman Pangan Kota Kupang 202 K o m o d i t a s Padi sawah Jagung Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar Kecamatan. Alak Luas Lahan Produksi Produktifitas 2. Maulafa Luas Lahan Produksi Produktifitas 3. Oebobo Luas Lahan Produksi Produktifitas 4. Kota Raja Luas Lahan Produksi Produktifitas. Kelapa Lima Luas Lahan Produksi Produktifitas 6. Kota Lama Luas Lahan Produksi Produktifitas 43 49 34,8 9 4 34,8 2 73 34,8 43 49 34,8 3 4 34,8 Sumber: Kota Kupang Dalam Angka, 203. 27 770 60,6 243.473 60,6 4 273 60,6 6 97 60,6 8 48 60,6 38 39 0,3 3 3 0,3 9 9 0,3 0,3 2 26 02,24 29 297 02,24 3 02,24 2 20 02,24 0,83 Hortikultura Komoditas ini sangat diperlukan untuk menopang kehidupan masyarakat yang ada terutama perkotaan yang selama ini memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap wilayah penyanggah dari luar terutama hortikultura atau sayursayuran sebagai sumber energi bagi setiap anggota keluarga terutama kecukupan gizi terutama yang bersumber dari nabati.

Dari Tabel 3 terlihat bahwa kangkung merupakan jenis sayuran yang memiliki proporsi kontribusi yang paling besar dalam pendistribusian dari beragam jenis sayursayuran yang ada di kota Kupang yaitu sebesar 2.46,6 kwintal kemudian diikuti oleh sawi dan bayam masingmasing sebesar.04 kwintal dan 88 kwintal. Selanjutnya yang paling sedikit memberikan kontribusinya adalah Kubis (27 kw), terung (6 kw) dan buncis (70 kw). Tabel 3. Produksi Sayuran Menurut Jenis Di Kota Kupang (Kw) K e c a m a t a n Jenis Alak Maulafa Oebobo Kota Kelapa Kota Jumlah Raja Lima Lama Bawang Merah 90 90 Kubis 27 27 Sawi 67 768 667 2.04 Kacang Panjang 64 232 296 Tomat 6 22 237 Cabe Besar 844,4 860,4 Terung 2 3 6 Buncis 79 9 70 Ketimun 46 224 270 Kangkung 3 888 972 42 0,6 2.46,6 Bayam 87 88 70 0 0,4.22,4 Cabe Rawit 22 74 764 Sumber : Kota Kupang Dalam Angka, 203. Implementasi MKRPL Kharakteristik Koperator Gambaran umum kondisi kelompok pelaksana kegiatan ini seperti tergambar dalam Tabel 4. Dari Tabel tersebut nampak bahwa jumlah kelompok pelaksana sangat terbatas dengan jumlah anggota yang beragam. Khusus angkatan darat, udara dan laut serta PKK kota Kupang jumlah pelaksananya jelas karena yaitu para ibuibu sedangkan pada pondok pesantren Hidayatullah dan Attin yang melaksanakan adalah para pengurus ponpes sedangkan santri hanya pendukung saja. Untuk jumlah tanaman yang diusahakan beragam yaitu : Angkatan Darat : cabe, tomat, bawang merah, terung, kangkung, sawi, seledri (hortikultura), binahong, mayana merah, cocor bebek, daun mint, ki urat, keladi tikus, daun yeos, daun dewa dan daun sambung nyawa (tanaman obat) Angkatan laut : cabe, tomat, bawang merah, terung dan seledri (hortikultura), binahong, mayana merah, daun mint, ki urat, daun yeos, daun dewa, dan daun sambung nyawa (tanaman obat) Angkatan Udara : cabe, tomat dan terung 6

PKK Kota Kupang: cabe, tomat, terung, selada, sawi manis dan bawang merah (hortikultura), binahong, mayana merah, daun mint, daun yeos, daun dewa, dan daun sambung nyawa (tanaman obat) Ponpes Hidayatullah : cabe, tomat, bawang merah dan seledri Ponpes Attin : cabe, tomat, terung, kangkung darat dan bawang merah. Lembaga Jumlah Kelompok Jumlah Anggota Jumlah Tanaman yang diusahakan:. Tanaman hortikultura 2. Tanaman obat Sumber : Data Primer Tabel 4. Karakteristik koperator Angkatan Ponpes PKK Kota Darat Laut Udara Hidayatullah Attin Kupang 300 8 8 0 30 2 7 30 3 3 0 60 0 42 0 2 2 6 6 Tahapan Pelaksanaan dan Implementasi MKRPL Jumlah lokasi implementasi kegiatan MKRPL kota Kupang seperti yang terlihat pada Tabel. Tempat realisasinya terdapat pada 3 lokasi ABRI yaitu Angkatan Darat (lanjutan), Angkatan Laut dan Udara serta 3 tempat pada lokasi sipil yaitu PKK Kota Kupang, Pondok Pesantren Hidayatullah dan Attin. Pelaksanaan kegiatan di 6 lokasi tersebut diatas dilakukan beberapa tahapan yang terdiri atas : Sosialisasi Persiapan Realisasi : pengisian polibag, penanaman, pemindahan tanaman, pemeliharaan, panen/pasca panen Pada tahapan sosialisasi jenis kegiatan yang dilakukan adalah berupa penyampaian atau pemaparan kegiatan yang rencananya akan dilakukan yang kemudian dilanjutkan dengan persiapan berupa pemilihan jenis tanaman baik hortikultura maupun tanaman obat yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan internal masingmasing kelompok. Pada fase persiapan jenis kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian permintaan bahan dan barang pengkajian yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan pemilihan lokasi seperti Kebun Benih Kota (KBK), pelatihan calon petani pelaksana supaya lebih tertarik berupa kunjungan ke tempat yang pelaksanaannya telah lebih dahulu dilaksanakan yang memiliki 7

perkembangan atau kualitas pertumbuhan vegetatif yang sangat baik dalam hal ini lokasi sub Perbekalan dan Angkutan (Bekang) pada Korem Wirasakti Kupang yang telah setahun terlebih dahulu memulai pelaksanaan. Selanjutnya untuk manfaat dari implementasi kegiatan M KRPL di kota Kupang. Dampak Terhadap pendapatan dan Penghematan Pengeluaran Keluarga Untuk mengukur sejauh mana manfaat dampak sebuah penerapan model suatu teknologi dapat diukur melalui pendekatan pendapatan dalam hal ini peningkatan pendapatan dan penghematan pengeluaran keluarga yang selanjutnya dapat dirinci berdasarkan waktu. Berdasarkan hasil pengkajian seperti yang tersaji pada Tabel, terlihat bahwa PKK kota Kupang memiliki kontribusi tambahan pendapatan tertinggi dan penghematan yang terbaik dari ke enam tempat digelarnya pelaksanaan kegiatan di Kota Kupang. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan pendapatan sebesar Rp..27.000/tahun atau setara dengan Rp.06.20/bulan, kemudian diikuti dengan Angkatan Darat (Bekang) dengan Rp..00.000/tahun atau setara dengan Rp.87.00/bulan. Demikian pula dengan besarnya penghematan yang diperoleh PKK kota Kupang yang mampu melakukan penghematan sebesar Rp.637.00/tahun atau setara dengan Rp.3.2/bulan. Besarnya tambahan pendapatan dan penghematan pengeluaran di ke empat lokasi yang lain relatif jauh lebih kecil karena baru dilibatkan pada tahun anggaran ini sehingga masih membutuhkan konsolidasi. Kemudian yang membuat tingginya pendapatan di PKK kota Kupang karena dampak usaha penanaman bawang merah yang disaat panen memiliki harga jual yang cukup baik dipasaran yaitu sekitar Rp.20.000/kg dan usaha selada yang frekuensi panen lebih tinggi dibanding lainnya. Tabel. Tambahan Pendapatan dan Besar Penghematan Pengeluaran Keluarga (per tahun) Lokasi Tambahan pendapatan (Rp) Penghematan Pengeluaran (Rp) Per tahun Per bulan Per tahun Per bulan. Angkatan darat 2. Angkatan Laut 3. Angkatan Udara 4. Pkk Kota Kupang. Ponpes : Hidayatullah Attin.00.000 6.000 270.000.27.000 664.00 37.000 87.00 46.70 22.00 06.20.37 3.20 6.000 49.000 26.000 637.00 480.000 37.000 46.70 4.20 2.70 3.2 40.000 3.20 Sumber : Data Primer 8

Permasalahan/Kendala Pengembangan MKRPL Dari Tabel 6 di bawah nampak bahwa air merupakan kendala utama pengembangan kegiatan di hampir semua lokasi yang ada di kota Kupang kecuali Bekang Korem Wirasakti yang ditunjang dengan peralatan mobil angkutan air. Hal lain yang turut mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kegiatan ini adalah koordinasi. Hal ini sebagai dampak tidak sinkronnya pelaksana di tingkat bawah antara pengurus dan petani/teknisi setempat. Tabel 6. Kendala Pengembangan MKRPL di kota Kupang MT. 203 Lokasi Kendala. Angkatan Darat Saprotan (pupuk kandang) 2. Angkatan Laut Air, tanah 3. Angkatan Udara Koordinasi, air, pendelegasian tugas dan saprotan 4. PKK Kota Kupang Air, koordinasi, partisipasi anggota. Ponpes Hidayatullah Koordinasi 6. Ponpes Attin Air, partisipasi Sumber : Data Primer Pembelajaran dan Keberlanjutan Secara spesifik kegiatan ini memiliki kemiripan dengan pelaksanaan beberapa jenis kegiatan sebelumnya seperti dapur hidup yang mengandalkan beberapa jenis tanaman untuk konsumsi rumah tangga. Namun perbedaan ini nampak pada penempatan komoditas terutama pada lahan pekarangan pada strata yang lebih luas seperti penempatan ternak atau ikan. Khususnya pada pelaksanaan di kota Kupang untuk penempatan ternak dan ikan tidak ada sama sekali karena tidak didukung dengan luasan pekarangan petani pelaksana yang lebih luas, oleh karena itu maka penanaman tanaman pada umumnya dilakukan di polybag. Hasil pelaksanaan melalui pembimbingan nampak bahwa para pelaksana yang umumnya para ibuibu rumah tangga nampak sangat senang karena disamping menambah pengetahuan juga mampu meningkatkan pendapatan, pemanfaatan waktu luang serta terjadi pengiritan biaya konsumsi terutama sayuran. Hal lain yang nampak adalah respon yang sangat tinggi terutama berkaitan dengan optimalisasi penggunaan pupuk kandang (organik) yang sama sekali belum pernah diperoleh terutama dalam bentuk pelatihan karena pada pelaksanaan kegiatan ini diajari oleh penyuluh pendamping terutama berkaitan dengan keberlanjutan program. Dampak dari pelaksanaan ini adalah dilatihnya para ibuibu kader kecamatan sekota Kupang dalam hal penyebaran pengetahuan 9

(knowledge) lebih terperinci sampai ke tingkat kelurahan. KESIMPULAN Implementasi dilakukan di enam kawasan yaitu 3 ABRI dan 3 sipil berjalan cukup baik yang ditandai beragamnya tanaman yang ditanam seperti hortikultura, tanaman obat dan usaha perikanan darat. Kinerja aplikasi komponen berjalan sesuai dengan tahapan yang direncanakan sejak sosialisasi, persiapan sampai realisasi (pengisian polibag, penanaman, pemindahan tanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen). Besarnya peningkatan pendapatan terbesar dan penghematan pengeluaran terbaik diperoleh PKK kota Kupang dengan peningkatan pendapatan sebesar Rp..27.000/tahun atau setara dengan Rp.06.20/bulan atau Rp.3.4,67/hari kemudian diikuti dengan Angkatan Darat (Bekang) dengan Rp..00.000/tahun atau setara dengan Rp.87.00/bulan atau Rp.2.96,67/hari. Kendala yang paling dominan adalah ketersediaan air. Anonimous. 20. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Pengembangannya ke Seluruh Provinsi di Indonesia. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. Biro Pusat Statistik. 203. Kota Kupang Dalam Angka. Kantor Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saptana, t.b., Purwantini, Y., Y. Supriyatna, Ashari, A.M.ArRozi, Tj. Nurasa, S. Haryono, I.W Rusastra, S.H. Susilowati dan J. Situmorang. 22. Dampak Pengembangan ModelKawasan Rumah Pangan Lestari terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga dan Ekonomi di Pedesaan. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Saptana, Sunarsih, dan Supena Friyatno. 203. Prospek ModelKawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) dan Replikasi Pengembangan KRPL. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 3 No. Juli 203. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 203. Pelaksanaan MKRPL di Jawa Timur. Leaflet. 0