BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 1 Bulawa merupakan satu-satunya Sekolah Menengah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikelilingi persawahan,dan dekat dengan jalan raya. Sekolah SMPN 2

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas simpulan hasil penelitian, yaitu berupa uraian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER NOMOR :. TANGGAL WAWANCARA I. IDENTITAS RESPONDEN NAMA :.

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB VI HASIL PENELITIAN

Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL, BAGAN DAN GAMBAR... xi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, serta merupakan bagian dari

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai!

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa tumbuh kembang yang mengalami peralihan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Bulawa merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang berada di Jln. Simpang Tiga desa Mopuya Kecamatan Bulawa Kab. Bone Bolango. SMP Negeri 1 Bulawa ini didirikan pada tahun 2003. Nama sekolah dulunya SMP Negeri 5 Bonepantai sebelum menjadi SMP Negeri 1 Bulawa. SMP ini Terdiri dari 3 kelas, kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Kelas VII terdiri atas 4 kelas yakni VII A VII B VII C VII D, kelas VIII terdiri atas 3 kelas yakni VIII A VIII B VIII C, dan kelas IX hanya terdiri dari 2 kelas yakni kelas IX A dan IX B. Jumlah seluruh siswa-siswi di SMP Negeri 1 Bulawa ini yaitu sebanyak 206 orang. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah keseluruhan siswa yaitu sebanyak 96 orang dan siswi 110 orang. Berdasarkan kelas Jumlah siswa-siswi Kelas VII 86 orang, Kelas VIII berjumlah 71 orang dan kelas IX berjumlah 49 orang. Berdasarkan jenis kelamin untuk kelas VII jumlah siswa sebanyak 42 orang dan siswi 44 orang, untuk kelas VIII jumlah siswa sebanyak 32 orang dan siswi sebanyak 39 orang, untuk kelas IX jumlah siswa sebanyak 22 orang dan siswi sebanyak 27 orang. 37

38 Sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Bulawa berasal dari Kecamatan Bulawa itu sendiri yang terdiri dari beberapa desa diantaranya Desa Bukit Hijau, Kaidundu Barat, Kaidundu, Mopuya, Dunggilata, Pato a, Mamunga a dan Mamunga a Timur. 4.1.2 Karakteristik Berdasarkan Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden berdasarkan umur siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Responden. Karakteristik Jumlah n % Umur 13-15 thn 68 70,83% 16-18 thn 28 29,17% Total 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden paling banyak berdasarkan karakteristik umur adalah umur 13-15 tahun sebanyak 68 responden (70,83%), sedangkan umur 16-18 tahun sebanyak 28 responden (29,17%).

39 4.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kategori pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa SMP Negeri 1 Bulawa Tahun 2013 Tentang Bahaya Merokok. PENGETAHUAN JUMLAH n % BAIK 42 43,75% CUKUP 30 31,25% KURANG 24 25% TOTAL 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Tabel 4.2 menunjukkan gambaran umum pengetahuan responden tentang bahaya merokok. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa 42 responden (43,75%) memiliki kategori pengetahuan baik, sedangkan 30 responden (31,25%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 24 responden (25%).

40 4.1.4 Pengetahuan Responden Berdasarkan umur Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Umur Responden. Umur Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Jumlah Baik % Cukup % Kurang % n % 13-15 thn 32 33,33 22 22,92 14 14,58 68 70,83 16-18 thn 10 10,42 8 8,33 10 10, 42 28 29,17 Total 42 43,75 30 31,25 24 25 96 100 Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.3 menunjukkan pengetahuan responden tentang bahaya merokok berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang berumur 13-15 tahun, 32 responden (33,33%) memiliki kategori pengetahuan baik, 22 responden (22,92%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 14 responden (14,58%). Sedangkan yang berumur 16-18 tahun, 10 responden (10,42%) memiliki kategori pengetahuan baik, 8 responden (8,33%) memiliki kategori pengetahuan cukup, dan untuk kategori pengetahuan kurang berjumlah 10 responden (10,42%).

41 4.1.5 Perilaku Merokok Responden Perilaku merokok di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu perokok, perokok berat, perokok sedang dan perokok ringan. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori perilaku merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa PERILAKU MEROKOK JUMLAH n % PEROKOK RINGAN 65 67,71% PEROKOK SEDANG 30 31,25% PEROKOK BERAT 1 1,04% TOTAL 96 100% Sumber : Data primer Juni 2013 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang mempunyai perilaku dengan kategori perokok berat sebanyak 1 responden (1,04%), perokok sedang sebanyak 30 responden (31,25%), dan untuk perokok ringan lebih banyak yakni sebanyak 65 responden (67,71%).

42 4.1.6 Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden Umur Tabel 4.5 Distribusi Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Responden. Perilaku Merokok Jumlah Berat % Sedang % Ringan % n % 13-15 thn 1 1,04 18 18,75 49 51,04 68 70,83 16-18 thn 0 0 12 12,5 16 16,67 28 29,17 Total 1 1,04 30 31,25 65 67,71 96 100% Sumber : Data Primer Juni 2013 Tabel 4.5 menunjukkan perilaku merokok responden berdasarkan umur responden. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang berumur 13-15 tahun, 1 responden (1,04%) memiliki kategori perokok Berat, 18 responden (18,75%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 49 responden (51,04%). Sedangkan yang berumur 16-18 tahun, tidak ada responden memiliki kategori perokok berat, 12 responden (12,5%) memiliki kategori perokok sedang, dan untuk kategori perokok ringan berjumlah 16 responden (16,67%).

43 4.1.7 Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.6 hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berat Sedang Perilaku Merokok Ringan Jumlah P Value n % n % n % n % Baik 1 1.04 8 8,33 33 34,38 42 43,75 Cukup 0 0 7 7,29 23 23,96 30 31,25 0,003 Kurang 0 0 15 15,63 9 9,37 24 25 Total 1 1,04 30 31,25 65 67,71 96 100 Sumber : Data primer Juni 2013 Chi Square Test p = 0,003 (p < 0,05) Berdasarkan hasil analisa data didapatkan bahwa nilai p=0,003 atau p<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa.

44 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengetahuan Responden tentang Bahaya Merokok Pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok sudah cukup baik (43,75%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Sabri FP (2007) pada 293 orang siswa SMA laki-laki di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dimana didapatkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46,1%. Hal ini dikarenakan saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 4.2.2 Perilaku Merokok Responden Perilaku Merokok siswa SMP Negeri 1 Bulawa dapat dikategorikan perokok ringan 65 responden (67,71%). Hal ini dikarenakan pengetahuan yang cukup baik tentang bahaya merokok, sehingga mempengaruhi perilaku merokok responden. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Septhin E. Mukuan

45 (2012) pada 223 pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Kawangkoan dimana didapatkan responden terbanyak adalah perokok ringan sebesar 78,4%. Gambaran yang jelas dari perilaku seseorang adalah suatu tindakan, tindakan merupakan suatu yang dilakukan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang didapat bisa berdasarkan informasi dari media komunikasi atau pun dari sumber-sumber yang lain. Pada usia ini dapat dikategorikan pada tahap belajar atau pada tahap ini sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung. Dapat dikatakan sudah bisa memahami informasiinformasi yang diberikan. 4.2.3 Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Responden Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok dimana (p=0,003 atau p <0,05). Penelitian ini sama dengan Septhin E. Mukuan (2012) yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar SMK Kristen Kawangkoan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afdol Rahmadi; Yuniar Lestari dan Yenita (2012) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang.

46 Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya merokok berada pada kategori baik dan perilaku merokok siswa masih tergolong perokok ringan. Artinya, Meski pengetahuan siswa tentang bahaya merokok dikategorikan baik tetapi para siswa masih saja merokok. Hal ini dikarenakan para siswa hanya sekedar tahu saja tentang bahaya merokok, tetapi tidak memahami betul bahaya merokok. Menurut Bloom (2005) pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni : Tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Saat ini sudah banyak informasi tentang bahaya merokok yang bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik. Terlebih lagi pada setiap pembungkus rokok terdapat pesan kesehatan yang bertuliskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Peringatan tersebut bukan tidak disadari oleh para siswa. Mereka menyadarinya tapi tidak begitu mempedulikannya. Karena memang dampak bahaya merokok tersebut tidak dapat dirasakan sekarang, jadi seakan-akan peringatan tentang bahaya merokok hanya sebagai

47 cerita fiktif (bohong) yang belum tentu kebenarannya. Seperti yang dikatakan oleh Mu tadin (2007) Saat ini perilaku merokok merupakan suatu gejala yang dapat kita lihat setiap hari di segala tempat seperti di jalanan, tempat keramaian, bus kota, Rumah Sakit, sekolah dan lain sebagainya. Semua orang mengetahui akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari merokok, tetapi perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Selain itu, dilihat dari segi umur siswa SMP paling banyak 13 15 tahun, yang dalam masa ini masih dalam tahap pencarian jati diri khususnya laki-laki dimana pengaruh teman sebaya bisa mempengaruhi pola pikir mereka yang dalam hal ini tidak peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok.