wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB V PENUTUP. hasil penyajian data yang sudah penulis paparkan. a. memberikan motivasi. yang bersangkutan. e. Mengetahui hasil.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai pelayanan yang optimal hanya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. orang merupakan perpaduan di antara tipe-tipe tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

BAB II KAJIAN TEORI. pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan. pengalaman-pengalaman yang dapat memberi sumbangan yang berarti bagi

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran islam. 1

BAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. both for personal happiness and sosial usefulness. Definisi tersebut menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses. mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 1 UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA

BAB V PENUTUP. simpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. bingung, potensi apa yang kita miliki. Mana yang benar-benar bakat alami dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Sebagaimana yang diungkapkan Slameto (2003), belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB V PENUTUP. hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi:

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya kurikulum 1975 yang menyatakan bawa bimbingan dan penyuluhan

BAB l PENDAHULUAN. untuk bebas atau tidak terkait oleh suatu tugas, dan pekerjaan yang harus dikerjakan

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

Pemetaan Materi Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Layanan informasi karier pada siswa kelas VIII SMPN 1 Piyungan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PEDOMAN WAWANCARA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

PEMANFAATAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 BANJARMASIN

Mahasiswa Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial di masyarakat, seorang individu tidak

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar (SD) pada hakekatnya merupakan lingkungan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. 1

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN ANGKET TERBUKA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

DAFTAR PUSTAKA. ( Diunduh tanggal 30 April 2011

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dari persepsi siswa terhadap Bimbingan dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan layanan bimbingan konseling secara menyeluruh meliputi enam bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, bimbingan kehidupan keluarga, bimbingan kehidupan beragama.untuk mengembangkan keenam bidang bimbingan tersebut maka dilaksanakan sembilan jenis layanan, yaitu : layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi. Dalam pelaksanaan kesembilan jenis layanan tersebut, guru pembimbing mempunyai enam kegiatan pendukung untuk kelancaran pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah, yaitu: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan tampilan kepustakaan. Pengembangan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling bisa diwujudkan melalui layanan bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi adalah bidang bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Bidang pengembangan pribadi itu mencakup masalah yang berkenaan dengan Tuhannya dan ada yang berkenaan dengan dirinya sendiri, yakni 1

2 mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut dengan Tuhan dan dirinya sendiri. 1 Banyak program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah, Prayitno mengungkapkan yang paling tinggi tingkatannya adalah layanan informasi karena layanan informasi merupakan layanan yang bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan tentang pemahaman berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri. Merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi. Digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan 2. Layanan informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka dapat belajar tentang lingkungan hidupnya dan lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Selain itu layanan informasi bertujuan agar individu ( peserta didik) mengetahui menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Layanan informasi juga bertujuan untuk pengembangan kemandirian. Pemahaman dan 1 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta : Rajawali Pers,2009, h. 123 2 Prayitno Dkk, Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan Konseling Sekolah ( SPPBKS) jilid III untuk SMU,Padang: UNP,2004,h. 76

3 penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan individu : (a) mampu memahami dan menerima lingkungannya secara objektif, positif, dan dinamis,(b) mengambil keputusan, (c) mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil, dan (d) mengaktualisasikan secara terintegrasi 3. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatka minat siswa dalam proses pembelajaran serta pemahaman diri. Minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya ditunjukkan melalui pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Pekanbaru merupakan salah satu lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling. Pola BK yang dilaksanakan adalah BK pola 17 plus, sesuai dengan program yang dibuat, guru pembimbing berusaha dengan maksimal untuk melaksanakan layanan informasi kepada siswa agar siswa mendapatkan informasi-informasi tertentu mengenai perubahan-perubahan terhadap diri 3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, Jakarta: Rajawali Press, 2007, h. 148

4 individu itu sendiri. Layanan ini penting dilakukan karena merupakan layanan yang juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Adapun materi layanan informasi yang diberikan kepada siswa kelas X di SMA Negeri 10 Pekanbaru yaitu memilih jurusan di SMA yang sesuai dengan bakat dan minat, belajar mengambil keputusan sendiri secara mandiri, perkembangan masa remaja awal, khususnya tentang kemampuan dan perkembangan pribadi, serta usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentuk-bentuk pembinaan pengembangan dan penyalurannya. Penulis melakukan studi pendahuluan di SMA Negeri 10 Pekanbaru yang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki organisasi bimbingan dan konseling. Salah satu kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tersebut adalah layanan informasi. Berdasarkan pengamatan awal penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Guru pembimbing menyelenggarakan layanan informasi dan siswa menunjukkan tingkah laku yang sama sebelum dan sesudah mendapatkan layanan informasi 2. Siswa kurang memahami informasi yang telah diberikan 3. Adanya siswa yang meninggalkan kelas ketika layanan informasi diberikan oleh guru pembimbing 4. Siswa tidak semangat mengikuti layanan 5. Siswa ribut ketika guru pembimbing memberikan layanan

5 Berdasarkan gejala-gejala yang peneliti temukan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul MINAT SISWA DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG BIMBINGAN PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 PEKANBARU B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minatnya. 4 2. Siswa adalah manusia yang berpotensi yang layak dikembangkan untuk mencapai kemandirian, kreativitas dan produktivitas. 5 Siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan dalam ruang lingkup sekolah. 6 3. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan ( rancangan, keputusan). 7 Pelaksanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan layanan informasi di SMA Negeri 10 Pekanbaru. 4 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2009,h.121 5 Sofyan S, Willis,Konseling Individual Teori dan Praktek,Bandung:Alfabeta,2007,h.23 6 Ibid.,h.166 7 DEPDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2003,h. 488

6 4. Layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki 8 5. Bimbingan Pribadi berarti bimbingan dalam memahami keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya. 9 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Dari penjelasan yang dipaparkan dalam latar belakang masalah bahwa pokok permasalahan penelitian ini adalah minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru. Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka permasalahanpermasalahan yang terkait dengan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru. b. Pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru. c. Layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru 8 Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,Jakarta : PT. Rineka Cipta,2004,h.259-260 9 Winkel & Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi,2006,h.118-119

7 d. Faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru 2. Pembatasan masalah Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti memaparkan wilayah dan batasan permasalahan yang diteliti supaya tetap fokus bahasannya serta dapat dipahami secara baik dan benar. Maka penelitian ini hanya membahas masalah minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA Negeri 10 Pekanbaru. D. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas maka dapat disusun rumusan masalahnya sebagai berikut : a. Bagaimana minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru? b. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbibingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru

8 b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan pribadi di SMA 10 Pekanbaru 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna : a. Bagi penulis, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Bimbingan dan Konseling b. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk kemajuan kegiatan BK di SMA Negeri 10 Pekanbaru c. Bagi siswa, sebagai masukan agar lebih memanfaatkan layanan informasi untuk membantu masalah mereka. d. Bagi guru Pembimbing, sebagai bahan masukan dan informasi agar dapat melaksanakan layanan informasi sesuai ketentuan yang berlaku. e. Bagi Fakultas, sebagai bahan referensi mahasiswa dalam melaksanakan penelitian.