Kurnia Indah Puspitasari 1, Dwi Kurniawati 2, Gunawan S 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

Pengaruh maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial pada siswa SMA Negeri 1 Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan

PERBEDAAN LEBAR LENGKUNG GIGI PADA MALOKLUSI KLASIFIKASI ANGLE DI SMPN I SALATIGA JAWA TENGAH

Kata kunci: lebar mesiodistal gigi, indeks Bolton, maloklusi kelas I Angle, overjet, overbite, spacing, crowding

BAB 1 PENDAHULUAN. Penampilan fisik mempunyai peranan yang besar dalam interaksi sosial.

ABSTRAK GAMBARAN MALOKLUSI PADA SISWA SISWI SDK 6 BPK PENABUR KELOMPOK USIA TAHUN BERDASARKAN KLASIFIKASI ANGLE DAN KLASIFIKASI PROFFIT-ACKERMAN

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

BAB I PENDAHULUAN. wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan

Kata kunci : palatum, maloklusi Angle, indeks tinggi palatum

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penampilan fisik yang baik terutama penampilan gigi-geligi adalah salah

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN

FREKUENSI KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED DI SMP NEGERI 1 SALATIGA

PERAWATANORTODONTIK KANINUS KIRI MAKSILA IMPAKSI DI DAERAH PALATALDENGAN ALAT CEKATTEKNIK BEGG

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

KUALITAS HIDUP REMAJA SMA NEGERI 6 MANADO YANG MENGALAMI MALOKLUSI

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ASISTENSI LABORATORIUM ANATOMI TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN MAHASISWA KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

The Prevalence and Treatment Success of Removable Orthodontic Appliance with Anterior Crossbite Cases in RSGMP UMY

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA SISWA KELAS II DI SMP NEGERI 2 BITUNG

ABSTRAK. Kata kunci: Maloklusi, tidak mendapatkan ASI. v Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut memiliki peran yang penting bagi fungsi

Persepsi mahasiswa PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Udayana terhadap senyum dan estetika gigi

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA LAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS SIBELA KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. cekat dan cetakan saat pemakaian retainer. 2. Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan Rumus Federer sesuai dengan.

ABSTRAK. Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, pencegahan karies, indeks karies gigi sulung

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

Hubungan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Konsep Diri Pada Remaja di SMPN 7 Pariaman

Kata kunci: Penyakit periodontal, Gingivitis, Kualitas Hidup, OHIP-14

PENGARUH PENAMPILAN GIGI ANTERIOR BERDASARKAN AESTHETIC COMPONENT DARI IOTN TERHADAP PSIKOSOSIAL REMAJA PADA SISWA SMAN 10 PADANG

HUBUNGAN PERSEPSI KERENTANAN PENYAKIT DAN KESERIUSAN PENYAKIT DENGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA HEALTH BELIEF MODEL TESIS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2012). Perawatan ortodontik mempunyai riwayat yang panjang, anjuran tertulis

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Ilmu Ortodonti menurut American Association of Orthodontics adalah

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek.

LAPORAN P E N E L I T I A N. O I eh. Drg. ISNANIAH MALIK NIP

The Relation Between Internet Addicition with Anxiety in Adolescent at SMP Negeri 5 Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN LEBAR LENGKUNG GIGI PADA MALOKLUSI KLASIFIKASI ANGLE DI SMPN I SALATIGA JAWA TENGAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA PENSIUNAN PEGAWAI PERHUTANI SURAKARTA YANG BEKERJA DENGAN YANG TIDAK BEKERJA SKRIPSI

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT DENTAL MALOCCLUSION AND SKELETAL MALOCCLUSION INFLUENCE AGAINST TEMPOROMANDIBULAR DYSFUNCTION

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA USIA REMAJA TAHUN

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA WANITA DI YOGYAKARTA. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG NAPZA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Nikmah Ayu Ramadhani Amir R

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk maloklusi primer yang timbul pada gigi-geligi yang sedang

PENGARUH REAKSI IMUNISASI DPT/HB TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI DPT/HB DI KOTA SEMARANG

PERBEDAAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA INTROVERT DAN EKSTROVERT DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

PERBEDAAN TINGKAT STRES DAN GEJALA SOMATIK ANTARA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

PERUBAHAN INDEKS TINGGI WAJAH PADA PERAWATAN ORTODONTI MALOKLUSI KLAS I DENGAN PENCABUTAN EMPAT GIGI PREMOLAR PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

PERBEDAAN STATUS INSOMNIA ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN YOGA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PEREMPUAN PEKERJA SEKSUAL DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi NATALIA NIM:

HUBUNGAN KEPUASAAN PENAMPILAN GIGI GELIGI ANTERIOR DENGAN KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN SKRIPSI

HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

DALAM PEMILIHAN JENIS GIGITIRUAN DI PULAU KODINGARENG SKRIPSI PRAPRIMADANI MURSYID J

HUBUNGAN PERAWATAN ORTODONTIK DENGAN STATUS PSIKOSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KELEMBABAN UDARA YANG TINGGI DENGAN RASIO FEV 1 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

PENGESAHAN SKRIPSI. Hesthi Krisnawati, NIM: G , Tahun: 2016

ABSTRAK. Kata kunci : IOTN, Dental Health Component, Aesthetic Component, Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodontik

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

PERUBAHAN DIMENSI VERTIKAL PADA PERAWATAN ORTODONTI DENGAN PENCABUTAN EMPAT GIGI PREMOLAR PERTAMA PADA MALOKLUSI KLAS I

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012, DAN 2013.

PENGARUH KEBISINGAN KERETA API TERHADAP KUALITAS HIDUP MASYARAKAT YANG TINGGAL DI BANTARAN REL KERETA API NUSUKAN SURAKARTA SKRIPSI

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA OVERJET DAN OVERBITE DENGAN STATUS PSIKOSOSIAL DEWASA AWAL MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014 Kurnia Indah Puspitasari 1, Dwi Kurniawati 2, Gunawan S 2 1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Staff Pengajar, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Oklusi merupakan gerakan maksila dan mandibula gigi yang saling berkontak. Hubungan gigi saat oklusi normal dipengaruhi posisi overjet dan overbite. Besar overjet dan overbite dapat terlihat jelas ketika berbicara atau berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan pengaruhnya dalam status psikososial seseorang. Kualitas hidup dewasa awal terjadi dengan kemantapan jati diri dan merupakan masa reproduktif, yang merupakan masa peralihan dari remaja ke dewasa. Berbagai penelitian tentang dampak gigi terhadap status psikososial telah banyak dilakukan. Meskipun demikian penelitian seperti ini masih jarang di Indonesia khususnya di Surakarta. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian agar memperoleh data mengenai hubungan overjet dan overbite dengan status psikososial khususnya pada dewasa awal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara overjet dan overbite dengan status psikososial dewasa awal mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Digunakan 96 sampel dewasa awal mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta berusia 20-25 tahun, untuk diukur besar overjet dan overbite tiap mahasiswa. Kemudian pengisian kuesioner menggunakan PIDAQ (Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Questionnaire) untuk melihat persepsi responden mengenai giginya. Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil dari penelitan menunjukkan korelasi overjet dan status psikososial sangat lemah, tidak signifikan, namun searah, dengan nilai p = 0,284 (>0,05) dan r = 0,110. Korelasi antara overbite dan status psikososial sangat lemah, tidak signifikan, dan tidak searah, dengan nilai p = 0,908 (>0,05) dan r = -0,012. Kesimpulan dari penelitian adalah terdapat hubungan yang tidak bermakna antara overjet dan overbite dengan status psikososial dewasa awal mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2014. Kata kunci : overjet, overbite, psikososial, dewasa awal ABSTRACT Occlusion is the relation between maxilla and mandibula movement as they are approach each other. Teeth contact of normal occlusion were affected by the position of overjet and overbite. Overjet-overbite existence can be seen clearly when the people are talking or interacting with others. It can affect someone's psychosocial status. Young adult stage can be identified by self identity establishment, and it is a reproductive phase that caused by transition from childhood to adult. Many studies about teeth effect on psychosocial status have been done before. even so, its still rarely found on Indonesian research, especially in Surakarta. Therefore, it is necessary to hold a reseach to gain and understand the relationship between overjet and overbite with psychosocial status, specifically on young adult stage. The purpose of this study was to understand the relationship between overjet and overbite existence with young adult psychosocial status of 96 student of economics and business faculty of Muhammadiyah University of Surakarta. This was analytical observational study. Some 20-25 age students of FEB of Muhammadiyah University of Surakarta were registered as study sample, each were have overjet and overbite values measured. They were asked to fill PIDAQ (Psychosocial JIKG Vol. 1 No. 1 Januari 2017 38

Impact of Dental Aesthetics Questionnaire) to get responden perception about their own teeth. The data were analyzed using Spearman correlation analyzed. The result showed that the correlation between overjet and psychosocial status was weak, insignificant, in the same direction, according to p value p=0.284 (>0.05) and r=0.110. While the correlation of overbite and psychosocial status was weak, insignificant, not in the same direction, according to p value p=0.908 (>0.05) and r=-0.012. It can be concluded that there was insignificant relationship between overjet and overbite condition with young adult psychosocial status of student of Economics and Business Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta on 2014. Keywords : overjet, overbite, psychosocial, young adult PENDAHULUAN Penampilan fisik seseorang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Keuntungan serta kemudahan di dalam relasi sosial didapat dari penampilan fisik seseorang yang menarik, seperti pada sebuah konsep pemikiran bahwa kecantikan seseorang seringkali disertai dengan berbagai hal yang positif. 1 Maloklusi dapat mempengaruhi estetika wajah dalam berbagai cara, antara lain oklusi gigi yang baik, senyum yang menarik, serta profil wajah menyenangkan. Bentuk gigi yang mempengaruhi profil wajah dapat membuat penampilan fisik terlihat lebih indah atau malah terlihat lebih buruk. 2 Dengan demikian maloklusi gigi dapat mempengaruhi hubungan sosial seseorang. Maloklusi gigi tidak hanya mempengaruhi fungsi pengunyahan dan penampilan lisan, tetapi juga dari faktor ekonomi, sosial, dan efek psikologis. 3 Bentuk maloklusi dilihat pula dari sisi gigi anterior. Hubungan maloklusi gigi anterior dapat dilihat dari overjet dan overbite. Overjet dan overbite mengacu pada hubungan bidang sagital dan vertikal. Pada bidang transversal, gigi-gigi posterior juga mempunyai hubungan ideal yang bervariasi. Pada hubungan ideal, gigi-gigi atas harus menumpuk pada gigi-gigi bawah pada kedua sisi. 4 Kualitas hidup seseorang pada masa dewasa awal sangat terkait dengan masa pencarian kemantapan jati diri, yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah, ketegangan emosional, dan periode isolasi sosial. Mereka memperhatikan dirinya agar terlihat menarik di depan banyak orang. 5 Istilah psikososial kaitannya dengan perkembangan manusia yaitu bahwa tahap kehidupan seseorang dimulai dari lahir sampai mati serta dibentuk oleh pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang nantinya menjadi matang secara fisik dan psikologis. Semakin bertambahnya usia seseorang, secara bertahap ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial pada dewasa menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. 6 Penurunan status psikososial dapat dilihat dari bentuk gigi. Faktor kunci dalam daya tarik fisik seseorang secara keseluruhan merupakan bentuk dari estetika gigi. Seseorang dengan estetika gigi yang ideal dinilai oleh rekan-rekannya sebagai sosok yang lebih atletis, populer dan lebih kompeten dalam semua bidang. Bentuk estetika gigi ini menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas hidup yang berpengaruh pada kondisi psikologis pasien dewasa. Orang dewasa sangat terlihat secara emosional mereka lebih stabil daripada para remaja. 7 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik untuk mengkaji hubungan overjet dan overbite terhadap status psikososial dewasa awal. Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cross-sectional survey untuk menganalisis hubungan variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berusia 20-25 tahun. Penelitan menggunakan 96 sampel untuk diukur besar overjet JIKG Vol. 1 No. 1 Januari 2017 39

dan overbite tiap mahasiswa. Kemudian pengisian kuesioner menggunakan PIDAQ (Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Questionnaire) untuk melihat persepsi responden mengenai giginya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dari sampel di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta yang sesuai kriteria didapatkan distribusi sampel sebagai berikut: Tabel.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden No Karakteristik Jumlah Presentase 1 Perempuan 39 40,6% 2 Laki-laki 57 59,4% Total 96 100,0% Pada Tabel.1 dapat dilihat bahwa, jumlah siswa laki laki yang menjadi responden penelitian lebih banyak dari pada perempuan, atau dengan total responden laki-laki 57 dan responden perempuan 39. Berdasarkan hasil dari penelitian, didapatkan gambaran nilai overjet pada responden, disajikan dalam tabel berikut : Tabel.2 Nilai Overjet Nilai overjet No Kategori Jumlah Presentase 1 < 2 12 12,5% 2 2 4 62 64,6% 3 > 4 22 22,9% Total 96 100,0% Pada Tabel.2 dapat dilihat bahwa overjet yang dimiliki responden dengan kategori normal berjumlah 64,6%, kategori lebih dari 4mm berjumlah 22,9%, dan untuk kategori kurang dari 2mm berjumlah 12,5%. Berdasarkan hasil dari penelitian, didapatkan gambaran nilai overbite pada responden, disajikan dalam tabel berikut : Tabel.3 Nilai Overbite Nilai Overbite No Kategori Jumlah Presentase 1 < 2 14 14,6% 2 2 4 60 62,5% 3 > 4 22 22,9% JIKG Vol. 1 No. 1 Januari 2017 40

Total 96 100,0% Pada Tabel.3 dapat dilihat bahwa overjet yang dimiliki responden dengan kategori normal berjumlah 64,6%, kategori lebih dari 4mm berjumlah 22,9%, dan untuk kategori kurang dari 2mm berjumlah 12,5%. Berdasarkan hasil dari penelitian, didapatkan gambaran karakteristik nilai overjet berdasarkan jenis kelamin responden, disajikan dalam tabel berikut : Tabel.4 Karakteristik Overjet Berdasarkan Jenis Kelamin No Karakter Overjet Jumlah <2mm 2-4 mm >4mm Nominal 1 Perempuan 6 (6,25%) 26 (27,1%) 7 (7,3%) 39 (40,6%) 2 Laki-laki 6 (6,25%) 36 (37,5%) 15 (15,6%) 57 (59,4%) Total 12 (12,5%) 62 (64,6%) 22 (22,9%) 96 (100,0%) Pada Tabel.4 dapat dilihat bahwa overjet yang dimiliki responden perempuan sebesar 2-4mm adalah 27,1%, lebih dari 4 sebesar 7,3%, dan kurang dari 2mm sebesar 6,25%. Sedangkan untuk reponden laki-laki yang memilki overjet 2-4mm adalah 37,5%, lebih dari 4 sebesar 15,6%, dan kurang dari 2mm sebesar 6,25. Berdasarkan hasil dari penelitian, didapatkan gambaran karakteristik nilai overbite berdasarkan jenis kelamin responden, disajikan dalam tabel berikut : Tabel.5 Gambaran Karakteristik Overbite Berdasarkan Jenis Kelamin No Karakter Overbite Jumlah <2mm 2-4 mm >4mm Nominal 1 Perempuan 8 (8,3%) 19 (19,8%) 12 (12,5%) 39 (40,6%) 2 Laki-laki 6 (6,3%) 41 (42,7%) 10 (10,4) 57 (59,4%) Total 14 (14,6%) 60 (62,5%) 22 (22,9%) 96 (100,0%) Pada Tabel.5 dapat dilihat bahwa overbite yang dimiliki responden perempuan sebesar 2-4mm adalah 19,8%, lebih dari 4 sebesar 12,5%, dan kurang dari 2mm sebesar 8,3%. Sedangkan untuk JIKG Vol. 1 No. 1 Januari 2017 41

reponden laki-laki yang memilki overbite 2-4mm adalah 42,7%, lebih dari 4 sebesar 10,4%, dan kurang dari 2mm sebesar 6,3%. Berdasarkan hasil dari penelitian, didapatkan gambaran tentang status psikososial pada responden, disajikan dalam tabel berikut : Tabel.6 dengan overjet Rendah Sedang Tinggi Total Overjet < 2 mm 7 5 0 12 2-4 mm 31 29 2 62 > 4 mm 9 12 1 22 Total 47 46 3 96 Pada Tabel.6 dapat dilihat bahwa responden dengan overjet <2mm memiliki status psikososial rendah sebanyak 7 responden, dan yang memiliki status psikososial sedang sebanyak 5 responden dari total responden sebanyak 12 orang. Responden dengan overjet 2-4mm memiliki status psikososial rendah sebanyak 31 responden, yang memiliki status psikososial sedang sebanyak 29 responden, dan yang memiliki status psikososial tinggi sebanyak 2 responden dari total responden sebanyak 62 orang. Responden dengan overjet >4mm memiliki status psikososial rendah sebanyak 9 responden, yang memiliki status psikososial sedang sebanyak 12 responden, dan yang memiliki status psikososial tinggi sebanyak 1 responden dari total 22responden. Tabel.7 dengan overbite Rendah Sedang Tinggi Total Overbite < 2mm 8 6 0 14 2-4 mm 27 30 3 60 > 4 mm 12 10 0 22 Total 47 46 3 96 Pada Tabel.7 dapat dilihat bahwa responden dengan overbite <2mm memiliki status psikososial rendah sebanyak 8 responden, dan yang memiliki status psikososial sedang sebanyak 6 responden dari total responden sebanyak 14 orang. Responden dengan overbite 2-4mm memiliki status psikososial rendah sebanyak 27 responden, yang memiliki status psikososial sedang sebanyak 30 responden, dan yang memiliki status psikososial tinggi sebanyak 3 responden dari total responden sebanyak 60 orang. Responden dengan ovebitet >4mm memiliki status psikososial rendah sebanyak 12 responden, dan yang memiliki status psikososial sedang sebanyak 10 responden dari total responden sebanyak 22 orang. Berdasarkan uji normalitas data, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu untuk sampel lebih dari 50. Diperoleh nilai p = 0,017. Karena nilai p<0,05 maka distribusi data yang diperoleh dinyatakan tidak normal. Maka untuk uji berikutnya menggunakan uji non parametric Spearman dan didapatkan gambaran tentang hubungan overjet dan overbite terhadap status psikososial yang dapat dilihat pada Tabel.8 dan Tabel.9 sebagai berikut : Tabel.8 uji korelasi overjet dengan status psikososial JIKG Vol. 1 No. 1 Januari 2017 42

R 0,110 Overjet P 0,284 N 96 Berdasarkan uji statistik, diperoleh nilai significancy 0,284 (>0,05) yang menunjukkan bahwa korelasi antara overjet dan overbite adalah tidak bermakna. Nilai korelasi spearman sebesar 0,110 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dan hubungan keduanya searah. Hubungan korelasi sangat lemah, yang ditunjukkan dengan nilai korelasi mendekati 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan overjet dengan pidaq adalah sangat lemah, tidak signifikan, dan searah. Tabel.9 uji korelasi overbite dengan status psikososial R -0,012 Overbite P 0,908 N 96 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan uji statistik, diperoleh nilai significancy 0,908 yang menunjukkan bahwa korelasi antara overjet dan overbite adalah tidak bermakna. Nilai korelasi spearman sebesar -0,012 menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dan hubungan keduanya tidak searah. Hubungan korelasi sangat lemah, yang ditunjukkan dengan nilai korelasi mendekati 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan overbite dengan pidaq adalah sangat lemah, tidak signifikan, dan tidak searah. Hubungan overjet dan overbite tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap status psikososial. Status psikososial itu sendiri tidak dapat dilihat hanya dari besar overjet dan overbite saja. Akan tetapi status psikososial juga dipengaruhi dari bentuk gigi yang tidak teratur atau menonjol, derajat keparahan maloklusi, profil muka, impaksi gigi dan pergeseran gigi. 8 Faktor psikososial dewasa awal secara umum dapat dilihat dari perkembangan fisik, fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berfikir, motif kehidupan, hubungan sosial serta integritas pada masyarakat. 9 Selain itu, faktor luar lainnya meliputi peningkatan dari kesadaran diri/kematangan psikis, harga diri, status sosial, jenis kelamin, tingkat pendidikan, ekonomi dan pengetahuan seseorang. 10 Salah satu penelitian tentang dampak maloklusi di Brazil menyebutkan bahwa, meskipun ketidakpuasan dengan penampilan gigi secara luas terkait dengan tingkat ketidak terarturan gigi baik dari overjet dan overbite, pergeseran gigi, impaksi gigi, dan keparahan penyimpangan, ada perbedaan pengakuan dan evaluasi dari mereka. Beberapa pasien dengan bentuk gigi yang sangat parah bersikap acuh tak acuh terhadap estetika gigi mereka, sementara itu, mereka yang tidak memiliki bentuk gigi yang parah sangat mengkhawatirkan tentang penyimpangan kecil terhadap estetika giginya. 3 KESIMPULAN Hasil dari penelitan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna antara overjet dan overbite terhadap status psikososial dewasa awal di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2014. Korelasi overjet dan status psikososial sangat lemah, tidak signifikan, namun searah, dengan nilai p = 0,284 (>0,05) dan r = 0,110. Korelasi antara overbite dan status psikososial sangat lemah, tidak signifikan, dan tidak searah, dengan nilai p = 0,908 (>0,05) dan r = -0,012. DAFTAR PUSTAKA 1. Gazit Rappaport, T., Haisraeli Shalish, M., & Gazit, E. (2010). Psychosocial Reward of Orthodontic Treatment in Adult Patients. European Journal of Orthodontics, 441-446. JIKG Vol. 1 No. 1 Januari 2017 43

2. Abu Arqoub, S. H., & AL-Khateeb, S. N. (2011). Perception of Facial Profilr Attractiveness of Different Antero-posterior and Vertical Proportions. Europen Journal of Orthodontics, 103-111. 3. Junior, D. F., Santos, N. C., T. da Silva, E., de Fatima Nunes, M., & R. Leles, C. (2009). Psychosocial Impact of Dental Esthetics on Quality of Life in Adolescent. Angle Orthodontist, 79 (6). 4. Foster, T. (2012). Buku Ajar Orthodonsi. Jakarta: EGC. 5. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana. 6. Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. 7. Bellot-Arcís, C., Montiel-Company, J. M., & Almerich-Silla, J. M. (2013). Psychosocial Impact of Malocclusion in Spanish Adolescent. The Korean Journal of Orthodontics, 193-200. 8. Ekuni, D., Furuta, M., Irie, K., Azuma, T., Tomofuji, T., Murakami, T., et al. (2011). Relationship Between Impact Attributed to Malocclusion and Psychosogical Stress in Young Japanese Adults. European Journal of Orthodontics (33), 558-563. 9. Monks, F. A. (2006). Psikologi Perkembangan (Cet.16 ed.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 10. Masood, Y., Masood, M., Nadiah Binti Zainul, N., Binti Abdul Alim Araby, N., Hussain, S. F., & Newton, T. (2013). Impact of Malocclusion on Oral Health Related. BioMed Central, 11-25 JIKG Vol. 1 No. 1 Januari 2017 44