BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan sistematis, melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mempunyai kelebihan yang ditonjolkan agar negara lain bisa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melaluiaktivitas jasmani yang dijadikan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN KASTI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KEMBANGSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

ZANUAR BUDIANTO K

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES BASEBALL KASBOL USING GAME IN CLASS IV SD STATE WARU WEST DISTRICT VI WARU PAMEKASAN LESSONS YEAR

I. PENDAHULUAN. banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis, melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukkan watak. Fungsi pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas-aktivitas jasmani berperan dalam pembinaan dan pengembangan individu dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Tujuan pendidikan jasmani yang termuat dalam GBPP yang tertuang pada KTSP adalah membuat siswa untuk peningkatan kesegaran jasmani melalui pengenalan dan penanaman sikap positif kemampuan gerak dasar, dan berbagai aktivitas jasmani. Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor: IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, tentang sistem pendidikan nasional, nomor 25 Tahun 2000; tentang program pembangunan nasional tahun 2000-2004. Peraturan pemerintah republik Indonesia: a. Nomor 28 Tahun 1990 tentang pendidikan dasar sebagaimana telah diubah dengan nomor 55 tahun 1998; 1

2 b. Nomor 72 tahun 1991, tentang pendidikan luar biasa; c. Nomor 38 Tahun 1992, tentang tenaga kependidikan. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan jasmani tersebut salah satunya adalah meningkatkan peran serta olahraga siswa SD yang berbakat dan berpotensi untuk dikembangkan prestasinya, baik di tingkat daerah, nasional dan internasional. Pendidikan jasmani menekankan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh (kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral) yang merupakan tujuan pendidikan pada umumnya atau secara spesifik melalui pembelajaran pendidikan jasmani, siswa melakukan kegiatan berupa permainan (game) dan berolahraga disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Meskipun demikian unsur prestasi dan kompetisi juga terdapat di dalamnya dan dimanfaatkan sebagai alat pendidikan. Secara hakikat pelajaran pendidikan jasmani marupakan pengembangan kesegaran jasmani yang berkaitan dengan unsur keterampilan motorik dan kesehatan (komponen kebugaran jasmani) Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum tahun 2006 yang harus dijadikan perhatian dan dijalankan serta dipertimbangkan secara khusus, karena di dalamnya mengandung aspek organik, aspek sosial dan aspek emosional. Pendidikan di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) mempunyai tujuan, yakni siswa sekolah dasar memiliki bekal dasar dalam pendidikan, yakni lulusan siswa sekolah dasar memiliki bekal dasar membaca, menulis

3 dan berhitung. SD juga merupakan tahap pendidikan dasar yang kemudian melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya, ini merupakan tujuan pendidkan dari Sekolah Dasar (SD). Selain itu, Pendidikan yang diutamakan selain pembelajaran konkret yang biasa diajarkan dalam kelas adalah pendidikan kesehatan dan jasmani. Pendidikan jasmani dan kesehatan berguna bagi siswa guna memiliki bekal yang satu sama lainnya membantu siswa mengembangkan bakatnya dalam menggerakkan tubuhnya dengan baik. Berdasarkan definisi, Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Dalam hal ini, pendidikan jasmani penting bagi siswa guna melatih kemampuannya agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada tubuhnya. Sehingga pendidikan di sekolah khususnya di sekolah sekolah dasar dapat meningkatkan ranah afektif, kognitif dan psikomotor siswa. Jika melihat kondisi di lapangan (Sekolah Dasar). Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan sebagian besar menggunakan strategi atau teknik pembelajaran yang kurang melibatkan siswa aktif berlatih dalam pembelajaran, yakni hanya guru yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang didapat kurang bermakna. Selain kondisi di atas, berdasarkan pengamatan pada pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di kelas IV SD Negeri 2

4 Batembat Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon dengan materi teknik Memukul Bola Dalam permainan kasti, diperoleh data : Tabel 1.1 Daftar Nilai Tes Awal Praktek Memukul Bola Kasti Kelas IV (empat) No. Nama Aspek yang diamati Gerakan Sikap Awal Sikap Akhir Memukul Jumlah Skor Nilai Akhir 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Tuntas Kriteria 1. AHMAD SUDENI 6 50.0 2. HADI MA MUN 6 50.0 3. ARIF 3 25.0 4. MINADA 7 58.3 5. MASYUDA 6 50.0 6. MUH. SAPA 5 41.7 7. NOPIYANTI 7 58.3 8. RIZIK RIZALDI 7 58.3 9. SUYANTI 4 33.3 10. RIO ANDRIYAN 7 58.3 11. AISYAH AZZAHRO 7 58.3 12. AGIT AGUS S. 7 58.3 13. AMELIYA PUTRI 5 41.7 14. ANA LISRINA 9 75.0 15. ARUL RACHMAN 7 58.3 16. FEBI NURUL ANWAR 5 41.7 17. KARSO 8 66.7 18. MIH. AZKHA 9 75.0 19. SAEPUDIN 4 33.3 20. RUSTOMI 8 66.7 21. SURATNO 7 58.3 22. DINDA AGATHA 3 25.0 23. NUR PATONAH 5 41.7 24. NUR FADILAH 7 58.3 25. OPI PURWANTI 6 50.0 26. PUTRI 5 41.7 27. SITI RAHAYU 4 33.3 28. LINSA HARA 5 41.7 29. RINI ENAWATI 6 50.0 Tidak Tuntas 30. ADRIN AISYAH 8 66.7 Jumlah Skor Aspek 66 59 58 Persentase tiap Aspek 55.00 49.17 48.33 Jumlah Total Nilai Akhir 1525.0 5 25 Rata-raka kelas 50.8 KKM 51 16.67 83.33

5 Kondisi siswa kelas IV SDN 2 Batembat Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon pada waktu pembelajaran teknik dasar memukul bola siswa belum bisa melakukan dengan baik. Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan terhadap salah satu teknik dasar memukul bola, yaitu latihan memukul bola melalui tes terhadap siswa kelas IV SDN 2 Batembat Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon, dari 30 orang siswa yang mampu melakukan memukul bola dengan baik hanya 5 orang siswa atau sekitar 16,67%, selebihnya yaitu 25 orang siswa atau 83,33% tidak mampu melakukan memukul bola dengan baik. Dengan demikian memukul bola dalam pembelajaran permainan bola kecil merupakan suatu masalah yang terjadi pada siswa kelas IV SDN 2 Batembat Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon. Untuk mengatasi masalah tesebut maka diperlukan suatu cara yang sesuai dengan pokok permasalahan yang muncul. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang pakar Pendidikan Jasmani (Supandi, 1992: 5) yang menyatakan tujuannya menciptakan kondisi dan kegiatan belajar yang memungkinkan murid lancar belajar dan mencapai sasaran belajar. Adapun yang dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran teknik dasar memukul bola melalui media bola gantung dalam permainan kasti. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam melakukan memukul bola pada pembelajaran teknik dasar memukul bola. Melihat kondisi tersebut penulis akhirnya terinspirasi untuk menerapkan teknik dasar memukul bola dalam pembelajaran permainan bola

6 kecil sehingga dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal. Untuk mengembangkan lebih lanjut penulis menuangkan penelitian tersebut dalam judul : MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MEMUKUL BOLA MELALUI MEDIA BOLA GANTUNG DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BATEMBAT KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar memukul bola melalui media bola gantung Cirebon? 2. Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar memukul bola melalui media bola gantung Cirebon? 3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar memukul bola melaalui media bola gantung pada siswa kelas IV SDN 2 Batembat Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon? 4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar memukul bola melaalui media bola gantung pada siswa kelas IV SDN 2 Batembat Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon?

7 C. Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka penulis mengajukan pemecahan masalah sebagai berikut : Pada tahap awal siswa diberi informasi atau penjelasan tentang cara memukul bola. Siswa melakukan dengan posisi berdiri, salah satu kaki di depan. Kedua tangan atau satu tangan memegang pemukul. Siswa diberi penjelasan tentang cara memukul bola gantung dengan benar. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mempraktikan gerakan memukul bola tanpa mengunakan bola bergiliran. Pada tahap berikutnya seluruh siswa melakukan memukul bola yang digantung secara bergiliran. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penulis menentukan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar memukul bola melaalui media bola gantung Cirebon. 2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar memukul bola melaalui media bola gantung Cirebon.

8 3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar memukul bola melaalui media bola gantung Cirebon. 4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar memukul bola melaalui media bola gantung Cirebon. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa. a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan, khususnya pada materi teknik dasar memukul bola kasti. b. Dapat memahami konsep atau teknik dari materi teknik dasar memukul bola kasti. c. Dapat menumbuhkan minat dan keterampilan siswa dalam berolahraga. 2. Bagi guru. a. Dapat meningkatkan professionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.

9 b. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman guru tentang penggunaan media pembelajaran, dan teknik dalam permainan olahraga. 3. Bagi penulis. a. Untuk dapat. memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya pengembangan professionalisme atau kemampuan penulis. b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis, ketika di Sekolah Dasar. F. Batasan Istilah Keterampilan dasar adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak yang mendasari gerakan berolahraga. (Sukintaka, 1992 : 16) Kasti adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu, yaitu regu pemukul dan regu jaga. Masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain. Olahraga kasti dimainkan di lapangan terbuka dengan bentuk lapangan persegi panjang. Panjang 60 meter dan lebar 30 meter. Permainan kasti menggunakan bola kecil, ukuran bola kasti keliling 19-20 cm, berat 80 gram. Pemukul terbuat dari kayu 50-60 cm. Penampang berbentuk bulat telur dengan ukuran lebar 5 cm tebal 3,5 cm. Panjang pegangaan 15-20 cm. (Soemitro, 1992 : 86) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

10 dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Krisna http//krisna1.blog.uns.ac.id/ 2009/10/19). Media bola gantung adalah bola yang digantung dengan cara memasukkkan tali ke dalam bola dengan menggunakan jarum karung kemudian pada bagian bawah diikat agar tidak lepas dan digunakan sebagai media yang diharapkan bisa meningkatkan kemampuan memukul bola pada permainan kasti. (Modifikasi Penulis)