MATERI DAN METODE. Materi

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KETAWA, AYAM PELUNG DAN AYAM KAMPUNG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI WIDYA FITRI AKBAR KUSWARDANI

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG DI CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR SKRIPSI MURBANDINI DWI WIDIHASTUTI

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Pengamatan

UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM ARAB, AYAM KAMPUNG DAN AYAM PELUNG BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI ACHMADAH KURNIAWATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN UKURAN TUBUH BURUNG MERPATI

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

STUDI MORFOMETRIK PENDUGAAN BOBOT BADAN AYAM KAMPUNG DI CIAMIS TEGAL DAN BLITAR MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA SKRIPSI INDAH NOVATRIAN PUTRI

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

MATERI DAN METODE. Materi

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU SIBORONGBORONG

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh...Listiana

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Parameter yang Diukur Pengambilan Data

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

PERBEDAAN MORFOMETRIK PERMUKAAN TUBUH AYAM KAMPUNG CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR BERDASARKAN VARIABEL PEMBEDA PERMUKAAN LINEAR TUBUH

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK ITIK MAGELANG GENERASI KEDUA DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK BANYUBIRU SKRIPSI

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

ANALISIS MORFOMETRIK DAN SIFAT KUALITATIF WARNA BULU PADA PUYUH LIAR

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

MORFOMETRIK AYAM SENTUL, KAMPUNG DAN KEDU PADA FASE PERTUMBUHAN DARI UMUR 1-12 MINGGU SKRIPSI YUSUP KURNIA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

PENDUGAAN JARAK GENETIK AYAM MERAWANG (STUDI KASUS DI BPTU SAPI DWIGUNA DAN AYAM, SEMBAWA DAN PULAU BANGKA, SUMATERA SELATAN)

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF DAN MORFOMETRIK ANTARA AYAM KAMPUNG, AYAM BANGKOK, AYAM KATAI, AYAM BIRMA, AYAM BAGON DAN MAGON DI MEDAN

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH SAPI PESISIR, SAPI BALI DAN SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN SKRIPSI ARIF PRASETIA

STUDI KARAKTERISTIK MORPHOLOGIK AYAM LOTE DI KABUPATEN TAPANULI UTARA. Henri Hutabarat ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

UKURAN TUBUH AYAM F1 PERSILANGAN AYAM KAMPUNG DENGAN AYAM RAS PEDAGING UMUR 0-12 MINGGU DEVI SIMAMORA

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di Kecamatan

IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG DI LABUHANBATU SELATAN

MORFOMETRIK ITIK CIHATEUP DAN ITIK ALABIO SERTA PERSILANGANNYA YANG DIBERI PAKAN BERBEDA MUHAMMAD RIDHO ISKANDAR

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatf Pada Kalkun... Fauzy Eka Ferianto

UKURAN TUBUH HASIL PERSILANGAN AYAM LOKAL DENGAN RAS PEDAGING UMUR 2 SAMPAI 12 MINGGU KOERUL IHSAN MUHAMAD WIGUNA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan daging ayam di

KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU BABI DAN KERBAU SIBORONGBORONG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda delman sebanyak

LAMPIRAN. 1. Tabel bobot badan belibis kembang dan belibis batu

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi danwaktu Penelitian ayam Ketawa dilaksanakan di tiga tempat, yaitu Peternakan Ayam Ketawa (Arawa) Permata Hijau II Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta Barat dan Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maliki Kelapa Nunggal Cileungsi Bogor,serta Peternakan ayam Ketawa, Godean Yogyakarta. Penelitian ayam Pelung dan ayam Kampung dilaksanakan di Peternakan ayam Pelung Salabenda Bogor, Peternakan Bestari, Bogor dan Peternakan ayam Kampung Bantarjati Kotamadya Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan, yaitu bulan April 2011 sampai Februari 2012. Materi Ternak Ternak digunakan pada penelitian ini adalah ayam Ketawa, ayam Pelung dan ayam Kampung yang telah mencapai dewasa tubuh (tujuh sampai delapan bulan) dan telah mengalami pertumbuhan sempurna. Jumlah ternak yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 148 ekor. Ayam Ketawa yang digunakan berasal dari Peternakan Ayam Ketawa Godean Yogyakarta, Peternakan Arawa dan Pondok Pesantren Darul Mughni Al-Maliki. Ayam Pelung dan ayam Kampung berasal dari Peternakan Salabenda, Peternakan Bestari dan Peternakan ayam Kampung Bantarjati Kotamadya Bogor. Tabel 3. Jumlah Ayam yang Diamati Jenis Kelamin Ayam Ketawa Ayam Pelung Ayam Kampung --------------------------------(ekor)----------------------------------- Jantan 44 15 14 Betina 45 15 15 Total 89 30 29 Peralatan Alat yang digunakan pada saat penelitian terdiri atas jangka sorong digital (digimatic caliper) yang memiliki skala minimum 0 mm dan maksimum 200,00 mm, pita ukur dengan merk Butterfly Brand yang memiliki skala 0 cm dan 150 cm, lembar data ukuran tubuh, alat tulis, komputer, dan digital camera. ii

Prosedur Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan secara berurutan berdasarkan variabel-variabel yang diamati. Variabel yang diukur meliputi Panjang Femur (X 1 ), Panjang Tibia (X 2 ), Panjang Shank (X 3 ), Panjang Lingkar Shank (X 4 ), Panjang Jari Ketiga (X 5 ), Panjang Sayap (X 6 ), Panjang Maxilla Atas (X 7 ), Tinggi Jengger (X 8 ), Panjang Tulang Leher (X 9 ), Panjang Dada (X 10 ) dan Lebar Dada (X 11 ). 1. Panjang femur diukur sepanjang tulang paha dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 2. Panjang tibia diukur mulai dari patella hingga ujung tibia dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 3. Panjang tarsometatarsus (shank) diukur sepanjang tulang tarsometatarsus (shank) dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 4. Panjang jari ketiga diukur mulai dari phalanges hingga ujung jari dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 5. Panjang maxilla atas diukur mulai dari pangkal hingga ujung paruh bagian atas dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 6. Panjang tulang sayap diukur dengan cara merentangkan bagian sayap kemudian diukur mulai dari pangkal humerus sampai ujung phalanges dengan menggunakan benang yang kemudian dikonversikan ke pita ukur, dalam satuan mm. 7. Panjang tulang leher diukur mulai dari ujung tulang leher bagian pangkal hingga ujung leher dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 8. Tinggi jengger diukur mulai dari bagian atas jengger hingga bagian bawah jengger dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 9. Lingkar shank diukur dengan cara melingkari tulang tarsometatarsus (shank) bagian tengah dengan menggunakan benang yang kemudian dikonversikan ke jangka sorong, dalam satuan mm. 10. Panjang Tulang Dada diukur mulai dari ujung tulang dada bagian depan sampai bagian belakang dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. 17 ii

11. Lebar Dada diukur mulai dari sendi tulang Coracoid dan Clavicle dengan menggunakan pita ukur lalu dikonversikan ke jangka sorong, dalam satuan mm. Keterangan: X 1 = Panjang Femur, X 2 = Panjang Tibia, X 3 = Panjang Shank,X 4 = LingkarShank,X 5 = Panjang Jari Ketiga, X 6 = Panjang Sayap, X 7 =Panjang Maxilla, X 8 =Tinggi Jengger, X 9 = Panjang Tulang Leher, X 10 = Panjang Dada dan X 11 = Lebar Dada Gambar 7. Pengukuran Linear Ukuran Tubuh Ayam Sumber: Departement of Animal and Poultry Science, University of Guelph (2011) Statistik Deskriptif Rancangan dan Analisis Data Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak Minitab 15.1.20.0. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman masing-masing variabel yang diamati pada ayam Ketawa, ayam Pelung dan ayam Kampung, dihitung sebagai berikut berdasarkan Steel dantorrie (1993): 18 ii

Keterangan: : rataan data X i N SB : data ke- i : banyak data contoh : simpangan baku KK : koefisien keragaman StatistikT 2 -Hotteling T 2 -Hotteling digunakan untuk membandingkan peubah-peubah antara 2 populasi. Rumpun-rumpun ayam yang diamati adalah ayam Ketawa, ayam Pelung, dan ayam Kampung. Pengujian dilakukan berdasarkan Gaspersz (1992) dengan merumuskan hipotesis, yaitu : H 0 : U 1 = U 2 : vektor nilai rata-rata dari populasi 1 sama dengan populasi 2 H 1 : U 1 U 2 : kedua vektor nilai rata-rata populasi berbeda T 2 -Hotelling digunakan untuk menguji hipotesis seperti yang dianjurkan oleh Gaspersz (1992) sebagai berikut : selanjutanya besaran : akan berdistribusi F dengan derajat bebas V 1 = p dan V 2 = n 1 + n 2 p 1 Keterangan : T 2 = Nilai T 2 -Hotelling 19 ii

F n 1 n 2 = Nilai hitung untuk T 2 -Hotelling = Jumlah data pengamatan pada kelompok jenis ayam pertama = Jumlah data pengamatan pada kelompok jenis ayam kedua = Vektor nilai rata-rata peubah acak dari kelompok jenis ayam pertama = Vektor nilai rata-rata peubah acak dari kelompok jenis ayam kedua P = Banyaknya peubah ukur AnalisisKomponenUtama (AKU) Analisis Komponen Utama (AKU) digunakan untuk menentukan penciri ukuran dan bentuk pada masing-masing jenis ayam yang diamati. Ukuran (size) dapat diartikan sebagai dimensi, besar, volume dan ukuran relatif, sedangkan bentuk (shape) diartikan sebagai model, pola, karakteristik sebagai pembeda penampilan eksternal. Ukuran dan bentuk pada penelitian ini merupakan hasil interpretasi dari pengukuran terhadap peubah-peubah. Model matematika AKU dengan persamaan matriks kovarian menurut Gaspersz (1992) adalah : Y 1 = a 11 X 1 +a 21 X 2 + a 31 X 3 +... + a 111 X 11 Y 2 = a 12 X 1 + a 22 X 2 +a 32 X 3 + + a 112 X 11 Keterangan : Y 1 Y 2 a 11 a 111 a 12 a 112 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 = Komponen utama pertama (ukuran) = Komponen utama kedua (bentuk) = vector eigen untuk persamaan ukuran = vector eigen untuk persamaan bentuk = panjang femur = panjang tibia = panjang shank = lingkar shank = panjang jari ketiga = panjang sayap = panjang maxilla = tinggi jengger ii 20

X 9 X 10 X 11 = panjang tulang leher = panjang dada = lebar dada Korelasi antara ukuran dan variabel-variabel yang diukur diperoleh dari perkalian antara vektor eigen pada persamaan ukuran dibagi dengan simpangan baku. Menurut Gaspersz (1992), rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut: Keterangan: r xiy1 a i1 λ j Si = koefisien korelasi antara variabel ke-i (1,2,3,.,11) dan ukuran = vektor eigen variabel ke-i (1,2,3,.,11) pada persamaan ukuran = nilai eigen (akar ciri) pada persamaan ukuran = simpangan baku variabel ke-i (1,2,3,.,11) Korelasi antara bentuk dan variabel-variabel yang diukur diperoleh dari perkalian antara vektor eigen pada persamaan bentuk dibagi dengan simpangan baku dari masing-masing variabel. Menurut Gaspersz (1992), rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut: Keterangan: r xiy2 a i2 λ j Si = koefisien korelasi antara variabel ke-i (1,2,3,.,11) dan bentuk = vektor eigen variabel ke-i (1,2,3,.,11) pada persamaan bentuk = nilai eigen (akar ciri) pada persamaan bentuk = simpangan baku variabel ke-i (1,2,3,.,11) Diagram kerumunan dibuat berdasarkan skor komponen utama pertama (skor ukuran) sebagai sumbu X dan skor komponen utama kedua (skor bentuk) sebagai sumbu Y yang diperoleh berdasarkan persamaan ukuran dan bentuk. Perbedaan kerumunan antara data-data bangsa sapi yang diamati diperbandingkan. ii 21