TERM OF REFERENCE (TOR)

dokumen-dokumen yang mirip
ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

LSM/NGO/ORMAS/OKP ERA MEA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

Kebijakan dan Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia Unggul

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

TOR (Term of Reference)

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb

DRAFT KERANGKA ACUAN

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

Pesan Ibu Nusantara Bagi Arah Kebangsaan Indonesia: Akui dan Penuhi Hak-hak Konstitusional Pemeluk Agama Leluhur dan Penghayat Kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Persaingan antar perusahaan di Indonesia semakin terasa dengan

Term of Reference Seminar Nasional Brawijaya Accounting Fair 2015

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI PUG TINGKAT OPD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

MENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo *

SEMINAR NASIONAL BBS 2016 Literasi Bahasa, Sastra, dan Budaya di Era Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

KERANGKA ACUAN PELATIHAN KONVENSI HAK ANAK (KHA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

PANDUAN RAPAT KOORDINASI KELOMPOK KERJA AKREDITASI PNF PROVINSI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4, Jakarta Telp : Fax :

MASYARAKAT MARITIM DI INDONESIA; KENDALA, PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN

PEMBUKAAN ACARA PELAKSANAAN PRA MUSRENBANG DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 TANGGAL 2 APRIL 2013, HOTEL SANTIKA

TERM OF REFERENCE (TOR)

IV. MAKSUD DAN TUJUAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL GUGUS KENDALI MUTU-INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (GKM-IKM)

KERANGKA ACUAN RAPAT KOORDINASI GUGUS TUGAS PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK (KLA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

AMANAT MENTERI DALAM NEGERI PADA PERINGATAN HARI OTONOMI DAERAH KE XIX Tanggal 27 April 2015

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN

TOR GELAR TEKNOLOGI HASIL LITBANG DAN INOVASI

NATIONAL PRIORITY WORKSHOP (NPW) CTI CFF INDONESIA, TAHUN , HOTEL GOLDEN FLOWER, BANDUNG, SEPTEMBER 2013

LAPORAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH pada acara

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

Sambutan/Arahan Kepala Bappeda Kalimantan Tengah

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

TERM OF REFERENCE (TOR) PELATIHAN MANAJEMEN DIKLAT BAGI RUMAH SAKIT

PENGAJARAN BIPA DAN TES UKBI DALAM UPAYA MENJAGA EKSISTENSI BAHASA INDONESIA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

Nomor : B-794/BIG/DBIGT/DL/6/ Juni 2013 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan Rakor GeoInt 2013

KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN STRATEGI PUG KEPADA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG

Rembuk Integritas Nasional Integritas Tak Ternilai

TERM OF REFERENCE (TOR) PELATIHAN MANAJEMEN DIKLAT BAGI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Economic Community (AEC) mulai berlaku. Daya saing domestik negara

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

USULAN PROGRAM KEGIATAN TA 2018 BADAN KESBANGPOL DIY DISAMPAIKAN PADA ACARA FORUM PERANGKAT DAERAH TANGGAL 30 MARET 2017

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 44 TAHUN 2011 TENTANG

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Keynote Speech. Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal

50 Tahun ASEAN, Menuju Episentrum Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jumat, 11 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. (Association of Southeast Asian Nations) menyadari bahwa cara terbaik untuk

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH SELAKU KETUA BKPRS PADA: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL SULAWESI TAHUN 2018

Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (MEA), untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN,

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. cara-cara agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, dikarenakan tahun ini

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi. ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.

Pemahaman tentang MEA Minim

ARAHAN KEPALA BAPPEDA DIY TERKAIT FORUM TEMATIK DALAM MUSRENBANG TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH LAPORAN KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PADA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK PADA BIDANG JASA USAHA MENENGAH DALAM RANGKA MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN SKRIPSI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI VISA DAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

PROPOSAL PENDIDIKAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN WORKSHOP PENILAIAN MESIN DAN PERALATAN

KEGIATAN FORUM OPD BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2018

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BURU

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

DICARI!!! Capres & Cawapres yang Lebih Peduli Kesehatan Bangsa STADIUM GENERAL : POLITIK KESEHATAN. Diselenggarakan Oleh:

ANALISIS PEMBENTUKAN ASEAN CROSS BORDER INSOLVENCY REGULATION SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KEPAILITAN LINTAS BATAS DI ASEAN

Bab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

Transkripsi:

TERM OF REFERENCE (TOR) WorkshopKetahananEkonomidanSosial Memperkuat Ketahanan Dan Stabilitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Ditengah Tantangan Nasional Dan Global Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Istimewa Yogyakarta April 2016

Kerangka Acuan / Term of Reference (TOR) Workshop Ketahanan Ekonomi dan Sosial Memperkuat Ketahanan Dan Stabilitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Ditengah Tantangan Nasional Dan Global I. LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan Negara maritim yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hingga pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2 persen. Negara Indonesia termasuk salah satu anggota ASEAN. ASEAN merupakan suatu organisasi perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, ASEAN merencanakan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi Dengan adanya MEA tersebut, maka akan tercipta suatu pasar besar kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian Negara terutama Negara kita banyak dampak positif dari adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN namun di lain pihak berbagai tantangan akan di hadapi indonesia pada tahun 2016 ini mulai dari tantangan tentang perekonomian indonesia hingga sejumlah masalah seperti pengaruh MEA terhadap kearifan lokal bangsa Indonesia serta ketahanan ekonomi Indonesia Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi. Dari kesepakatan yang dilakukanoleh 10 negara anggota ASEAN tersebut bertujuan untuk menciptakan menciptakan pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara. Tujuan dari diciptakannya MEA ini, berdasarkan piagam ASEAN adalah untuk meningkatkan perekonomian kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah regional dan internasional agar ekonomi tumbuh merata. Juga meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN. Konsekuensi dari diberlakukannya MEA yaitu liberalisasi perdagangan barang, jasa, tenaga terampil tanpa hambatan tarif dan non tarif. Akibatnya kompetisi 1

perdagangan di ASEAN akan semakin ketat. Indonesia akan dipenuhi dengan arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas modal dana arus bebas tenaga kerja terampil. Demikian sebaliknya, Indonesia dapat menjual barang dan jasa dengan mudah kenegara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Dilaksanakannya MEA pada 1 Januari 2016 membuat Pemerintah dan Masyarakat mau tidak mau harus siap masuk dalam perdagangan bebas, kondisi masyarakat DIY yang sebagian besar menggantungkan perekonomian dari sektor riil yaitu dalam bentuk ekonomi kreatif harus siap bersaing dengan produk-produk dari negara lain, selain itu persaingan dalam bidang tenaga kerja/sektor jasa yang harus kita perhatikan. Warga negara lain dari negara-negara yang masuk dalam anggota ASEAN sudah menyiapkan masyarakatnya untuk siap bersaing di Indionesia. Jika secara kompetensi masyarakat Indonesia tidak lebih unggul dibandingkan warga negara asing maka nantinya tenagatenaga profesional dari negara lain yang akan digunakan. Selain tantangan global dari MEA, tantangan dari dalam negeri juga harus diwaspadai. Adanya ancaman-ancaman dari organisasi radikal, intoleransi dan gejolakgejolak sosial dimasyarakat harus ditangani. Selain masalah ideologi, masalah ekonomi juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi kondisi keamanan dan ketertiban dimasyarakat. Bermula dari uraiandiatas, maka dibutuhkan upayapenguatan untuk menjaga dan meningkatkan Ketahanan masyarakat dalam bidang ekonomi dan sosial agar masyarakat DIY mampu bertahan ditengah-tengah persaingan bebas dan berbagai tantangan saat ini dalam kegiatan Workshop Ketahanan Ekonomi dan Sosial dengan tema Memperkuat Ketahanan Dan Stabilitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Ditengah Tantangan Nasional Dan Global. II. TUJUAN KEGIATAN Kegiatan WorkshopKetahananEkonomidanSosialini bertujuan untuk: 2

Kegiatan Workshop Ketahanan Ekonomi dan Sosial dapat dijadikan sarana untuk mengkoordinasikan program dan kegiatan instansi-instansi terkait guna mendukung Ketahanan Ekonomi dan Sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta agar kegiatan bisa tersinergi dengan baik; Meningkatkan Komunikasi antar Instansi Pemerintah yang menangani permasalahan ekonomi dan sosial agar permasalahan bisa diselesaikan secara bersama sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi; Mendukung dan memperkuat jaringan kerja yang memungkinkan terjadinya penguatan responsibilitas semua pemangku kepentingan dalam mewujudkan Ketahanan Ekonomi dan Sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta. III. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Hari : Selasa Tanggal : 19 April 2016 Pukul : 08.30 WIB selesai Tempat : Hotel Grage Yogyakarta Jl. Sosrowijayan No. 242 Yogyakarta IV. OUTPUT KEGIATAN Dihasilkannya rekomendasi-rekomendasi yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk Gubernur dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta agar ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat DIY dapat meningkat. V. PESERTA Kegiatan Workshop Ketahanan Ekonomi dan Sosial DIY dengan tema Memperkuat Ketahanan Dan Stabilitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Ditengah Tantangan Nasional Dan Global. ini diikuti oleh para peserta berjumlah 80 (delapan puluh) orang, yang terdiri dari anggota Tim Ketahanan Ekonomi dan Sosial DIY yang merupakan perwakilan dari instansi-instansi terkait di Daerah Istimewa Yogyakarta, anggota PKK, anggota Karang taruna dan staf Badan Kesbangpol DIY serta Kabupaten/Kota di DIY. 3

VI. PENUTUP Kegiatan dilaksanakan dengan niat baik dan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia pada umumnya dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya. Oleh karena itu, para peserta yang terlibat dalam kegiatan ini diharapkan mampu berkontribusi aktif selama kegiatan berlangsung. Yogyakarta, April 2015 KEPALA BADAN KESBANGPOL DIY AGUNG SUPRIYONO, SH NIP. 19601026 199203 1 004 4

SUSUNAN ACARA (Tentative) Memperkuat Ketahanan Dan Stabilitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Ditengah Tantangan Nasional Dan Global NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN SESI PEMBUKAAN 1. 08.00-09.00 Registrasi Penyelenggara 2. 09.00 09.30 1. Menyanyikan Lagu KebangsaanIndonesia Raya 2. Sambutan sekaligus membuka acara: Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY 3. Doa Penyelenggara Kepala Badan Kesbangpol DIY Penyelenggara.M 3. 09.30-12.00 Diskusi Panel - Narasumber Pusat - Kepala Bappeda DIY - Akademisi - Ketua APIKRI Moderator: Drs. Fuad Wahyu Hidayat, M.Si (Kepala Subbidang Ketahanan Ekonomi, Badan Kesbangpol DIY) 5. 12.00 12.30 Penutup Penyelenggara 5