BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan dokumen sejarah yang sangat penting, sehingga

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

PROKLAMASI TEHERAN. Diproklamasikan oleh Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia di Teheran pada tanggal 13 Mei 1968

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

Berderma dan Sejarah Sosial Politik Islam Indonesia

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

Konferensi Asia Afrika: Pentingnya Diplomasi dalam Menggalang Ingatan Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanan suatu bangsa pasti melewati banyak proses sejarah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

DIKTAT PERGERAKAN KEMERDEKAAN RAKYAT INDIA. Diktat Sejarah Asia Selatan Baru Disusun Oleh : Supardi, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakatnya

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Shafri Bagus Setiaji. Nim :

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M,

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

Transkripsi:

BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik karena isinya berupa sebuah upaya membangkitkan kesadaran umat manusia di dunia, khususnya bangsa Palestina, untuk melawan segala bentuk penjajahan di muka bumi. Diksi dalam puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy secara simbolis menggambarkan keprihatinan, kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. Puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy juga menggambarkan pendudukan Israel dan tragedi kemanusiaan di dunia Arab yang telah membangunkan kesadaran para sastrawan Palestina, terutama penyair angkatan 1936 dan angkatan 1948. Kedua angkatan itu dipandang sebagai penyair pejuang dan telah menjadi sumber inspirasi bagi semangat perlawanan atas pendudukan Israel terhadap Palestina. Para penyair kedua angkatan ini dalam puisi-puisinya tergambar semangat penolakan terhadap kolonialisme Inggris. Dari kedua angkatan penyair inilah kemudian muncul embrio perlawanan (al-muqāwamah) yang pada akhirnya melahirkan sastra perlawanan (adab al-muqāwamah) dan salah satunya adalah karya-karya Maḥmūd Darwīsy. Kemunculan Maḥmūd Darwīsy di dunia sastra Arab sebagai salah seorang penggagas sastra perlawanan telah melahirkan suatu tegangan sosial-politik sehingga ia menjelma menjadi subjek kolektif yang mendorong terbentuknya daya 485

486 juang yang kuat bagi bangsa Palestina untuk kemerdekaan bangsanya dan mengajak rakyat Palestina serta seluruh bangsa di dunia untuk menghapus segala bentuk penjajahan dengan segala manifestasinya dengan membangun ingatan kolektif tentang bangsa dan tanah air. Puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy termasuk dalam kategori almalḥamah, yaitu genre sastra Arab yang berfungsi mencatat sejarah orang Arab atau mendokumentasi peristiwa-peristiwa besar. Karena karya sastra merupakan dokumen sosial dan sejarah masyarakatnya, maka puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy termasuk dokumen sosial dan gambaran sejarah perjuangan bangsa Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya dari Israel. Jadi, puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy berisi catatan peristiwa-peristiwa besar yang menimpa bangsa dan tanah air Palestina, yaitu pendudukan Israel dan hilangnya bangsa dan tanah Palestina. Puisi Maḥmūd Darwīsy mampu menyuguhkan sejarah Palestina dalam sastra. Bahkan, puisi Maḥmūd Darwīsy mengandung gagasangagasan tentang humanisme, konsep-konsep dunia baru, dan gagasan sosial yang baru. Maḥmūd Darwīsy sebagai sosok penyair Palestina generasi pertama setelah pendudukan Israel adalah aktor intelektual penting dalam transformasi sosial dan yang berperan menghidupkan keautentikan bangsa dan tanah Palestina dalam sastra. Dalam puisi-puisi perlawanannya, Maḥmūd Darwīsy mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan bangsa dan tanah air Palestina, baik sebelum pendudukan Israel maupun sesudahnya. Kedudukan Maḥmūd Darwīsy sebagai penyair generasi pertama mempunyai tugas untuk

487 mendokumentasikan bangsa dan tanah Palestina serta membangun kembali kesadaran akan eksistensi bangsa dan tanah itu untuk generasi berikutnya agar mempunyai kesadaran akan perlunya perjuangan. Penulisan puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy dalam rentang waktu yang panjang menjadikan puisi Maḥmūd Darwīsy memuat peristiwa-peristiwa sejak mulainya pendudukan Israel. Dalam perjalanan penulisan puisi itu, Maḥmūd Darwīsy mengalami berbagai fase pemikiran. Fase pertama berkaitan dengan Palestina di masa-masa awal pendudukan. Pemikiran yang menonjol pada fase ini adalah resistensi terhadap Israel. Pada fase kedua, pemikiran Maḥmūd Darwīsy meluas ke negara-negara Arab yang lain karena sikap Israel yang memperluas aneksasi kolonialismenya ke negara-negara tersebut. Puncak pemikirannya tidak terbatas pada nasib bangsa Palestina dan Arab, melainkan terhadap nilai kemanusiaan secara universal. Pemikiran-pemikiran Maḥmūd Darwīsy yang tertuang dalam puisi perlawanannya menjadi penting bagi perjuangan Palestina, Arab, dan seluruh dunia. Perjalanan pemikiran Maḥmūd Darwīsy adalah bagian integral dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa Palestina, bangsa Arab, dan bangsa di seluruh dunia yang mengalami ketertindasan yang diformulasikan dalam karya sastra sebagai sebuah proses kreatif dan imajinatif. Oleh karena sastra sebagai produk kreatif dan imajinatif, bukan produk mekanik yang dikuasai oleh pasar, puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan produk kebudayaan yang memuat suatu gagasan baru, yaitu gagasan muqāwamah yang memuat gagasan yang matang tentang pertahanan bangsa dan tanah air Palestina dan perlawanan terhadap penjajahan Israel. Di samping itu, puisi Maḥmūd

488 Darwīsy juga memuat gagasan-gagasan baru dalam metafora yang belum digunakan oleh penyair Arab lainnya. Dalam konteks teori sastra Arab, kebaruan gagasan dan kedalaman isi puisinya, Maḥmūd Darwīsy disebut penyair san ah dan puisinya dikategorikan sebagai puisi san ah. Selain kebaruan gagasan dan kedalaman isinya, puisi Maḥmūd Darwīsy merefleksikan secara langsung realitas sosio-historis Palestina berupa penderitaan yang menimpa bangsa Palestina dan merekonstruksi peristiwa historis yang terjadi di masa lalu menjadi sebuah realitas yang bersifat ideologis. Oleh karena itu, puisi Maḥmūd Darwīsy termasuk puisi realis dalam sejarah sastra Arab. Puisi Maḥmūd Darwīsy menekankan pada perjuangan berinstrumen puisi. Kata-kata dalam puisi dapat menjadi sebuah senjata dalam sebuah perjuangan karena dalam setiap perjuangan diperlukan senjata untuk mencapai hasil yang memberi pengaruh terhadap pembacanya. Puisi Maḥmūd Darwīsy dapat menjadi sumber inspirasi bagi perjuangan kemanusiaan yang melintasi ruang dan waktu. Perlawanan dilakukan tidak dengan mengedepankan kebencian terhadap Israel, tetapi lebih menegaskan eksistensi bangsa dan negara Palestina. Bentuk perlawanan puisi Maḥmūd Darwīsy adalah bentuk perlawanan melalui pemikiran, tidak melalui kekerasan sebagaimana yang terjadi dalam perlawanan secara militer. Maḥmūd Darwīsy mengekspresikan dalam puisi-puisinya akan pentingnya sebuah keluarga. Puisi-puisinya menyiratkan bahwa politik pecah belah yang dilakukan Israel tidak boleh menghancurkan kesatuan keluarga, bagaimanapun keadaannya. Keluarga adalah sistem satuan inti dalam suatu tatanan masyarakat

489 dan menjadi penggerak primer dalam hal sosial, ekonomi, bahkan politik sehingga keluarga menjadi elemen terpenting dalam membangun bangsa. Dari sebuah keluarga pula lahir generasi demi generasi. Oleh karena itu, eksistensi bangsa Palestina akan terjaga apabila keluarga-keluarga Palestina sebagai unit terkecil bangsa yang melahirkan generasi muda itu juga terjaga. Generasi muda Palestina adalah harapan bangsa dalam menjaga dan menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan tanah air Palestina. Penelitian-penelitian mengenai puisi Maḥmūd Darwīsy yang terdahulu mengungkapkan peran Maḥmūd Darwīsy sebagai penyair Palestina yang menjadi juru bicara bagi Palestina. Sementara puisi-puisi perlawanannya mengandung nilai-nilai kesastraan, mengandung nilai-nilai kemanusiaan, menandai suasana kultural Palestina dan negara-negara Arab lainnya, dan menggambarkan kesuraman Arab dengan ungkapan yang jujur dan sederhana. Penelitian-penelitian tersebut membahas puisi Maḥmūd Darwīsy secara parsial dan puisi-puisi yang terbit dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu, penelitian ini membahas puisi Maḥmūd Darwīsy mulai dari masa awal hingga akhir sehingga tampak evolusi perjuangan Maḥmūd Darwīsy dalam sumbangannya terhadap ide perdamaian, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan bagi seluruh manusia. Puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy merupakan refleksi dari pengalaman manusia Palestina yang hidup dalam tragedi pendudukan Israel dan kristalisasi ideologi perlawanan untuk membebaskan diri dari penjajahan Israel. Puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy merupakan narasi simbolik atas masa lalu dan sekaligus impian-impian masa depan Palestina dalam membangun memori sosial

490 dan identitas bersama Palestina sebagai sebuah bangsa yang harus dibedakan dari Israel, sang penjajah. Kata demi kata yang ada pada puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan roh penjaga yang mampu menghidupkan terus optimisme Palestina tentang hidup merdeka di tengah-tengah kenyataan tekanan yang paling berat dan kesempatan yang paling kecil sekalipun, yang berhak atas tanah, tumbuhan, air, dan seluruh ruang yang melingkupi beserta isinya. Bangsa Palestina yang mengalami ketertindasan masih berkeyakinan bahwa mereka adalah bangsa yang mempunyai martabat sehingga perlawanan itu adalah perjuangan mempertahankan martabatnya. Oleh karena itu, mereka tidak pernah surut dalam melakukan perjuangan, baik secara individu maupun secara kelompok. Atas keyakinan itu pula, perjuangan kemerdekaan bangsa dan tanah air Palestina dilakukan dengan semangat yang terus menyala. Akan tetapi, kemerdekaan Palestina itu tidak bisa diupayakan oleh bangsa Palestina sendiri karena penjajahan Israel atas Palestina merupakan kesepakatan rezim internasional sehingga untuk menghentikannya diperlukan perlawanan bersama dari bangsa-bangsa di seluruh dunia. Perjuangan bangsa Palestina melalui sarana sastra tidak bisa dianggap kecil karena hakikat sastra, antara lain, adalah memuliakan manusia melalui bahasa. Bahasa puisi perlawanan Maḥmūd Darwīsy merupakan gambaran nyata atas keinginan luhur dan kuat bangsa Palestina untuk menjadi bangsa mulia, bebas dari segala bentuk penjajahan, merdeka dalam menentukan nasib sendiri, dan hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara Arab lainnya khususnya dan dengan negara-negara di dunia pada umumnya.

491 Sumbangsih Maḥmūd Darwīsy dalam kesusastraan Arab modern adalah pemunculan ideologi perlawanan dalam puisi yang bertumpu pada fondasi sosiohistoris yang menumbuhkan kesadaran sosio-politik bangsa Palestina dan membuka mata dunia terhadap strategi besar kolonialisme Israel di dunia Arab. Ideologi perlawanan Maḥmūd Darwīsy ini tentu akan terus menguat sepanjang sejarah kehidupan bangsa Palestina sampai negara Palestina memperoleh kemerdekaannya. Maḥmūd Darwīsy bukan hanya sebagai representasi Palestina secara eksklusif, melainkan secara insklusif yang menjadi representasi seluruh Arab, bahkan manusia secara keseluruhan. Perjuangannya tidak hanya untuk kemerdekaan Palestina atau Arab saja, tetapi untuk kemerdekaan manusia seluruhnya. Posisi Maḥmūd Darwīsy dalam konteks sastra Palestina pasca pendudukan Israel mempunyai kedudukan yang tinggi sehingga bergelar amīru asy-syuʻarāˋu pemimpin para penyair. Pemikirannya tentang sastra perlawanan menyebar ke para penyair Palestina yang hidup semasa dengannya hingga ke penyair penerus masa-masa selanjutnya. Pemikirannya tersebut juga menyebar ke para penyair di negara-negara Arab lainnya sehingga melahirkan generasi baru penyair perlawanan.