1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian kausal,yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent variable) terhadap variable terikat (dependent variable). B. Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran Penelitian ini menggunakan dua variable bebas, satu variable terikat, dan satu variable pemoderasi.. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah corporate social responsibility dan corporate governance, sedangkan variable terikat pada penelitian ini adalah nilai perusahaan dan variable pemoderasinya adalah corporate governance yang diproksi oleh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah komite audit. B.1. Variabel Dependen Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin s Q. Tobin s Q dihitung dengan rumus : Q =
2 Keterangan : Q = Nilai Perusahaan EMV = Nilai Pasar Ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham beredar) D = Nilai buku dari total hutang EBV = Nilai buku dari total aktiva B.2. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance. B.2.1. Corporate Social Responsibility Dalam Standar GRI (GRI, 2006 dalam Riswari, 2012), indikator kinerja di bagi menjadi 3 komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial yang mencakup hak azasi manusia, praktek ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, tanggung jawab produk, dan masyarakat. Total indikator kinerja mencapai 79 indikator, terdiri dari 9 indikator ekonomi, 30 indikator lingkungan hidup, 14 indikator praktek tenaga kerja, 9 indikator Hak Asasi manusia, 8 indikator kemasyarakatan, dan 9 indikator tanggung jawab produk. Jadi, dalam melakukan penilaian luas pengungkapan CSR, item-item yang akan diberikan skor akan mengacu kepada indikator kinerja atau item yang disebutkan dalam GRI guidelines, minimal yang harus ada antara lain GRI (Global Reporting Initiatives) yang berfokus pada beberapa komponen pengungkapan, yaitu : economic,
3 environment, labour practices, human rights, society, dan product responsibility sebagai dasar sustainability reporting yang diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu : Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Pengukuran kemudian dilakukan berdasarkan indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui jumlah item yang sesungguhnya diungkapkan perusahaan dengan jumlah semua item yang mungkin diungkapkan (Bambang Suripto, 1999 dalam Riswari 2012), yang dinotasikan dalam rumus sebagai berikut : CSD = Keterangan : CSD = indeks pengungkapan perusahaan n = jumlah item poengungkapan yang dipenuhi k = jumlah semua item B.3. Variabel Pemoderasi Variabel pemoderasi dalam penelitian kali ini adalah Corporate governance, dalam penelitian ini diproksikan menggunakan:
4 1. Kepemilikan manajerial yang diukur dengan persentase kepemilikan saham dewan direksi dan dewan komisaris dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Rustiarini, 2010). 2. Kepemilikan institusional yang diukur dengan persentase kepemilikan saham institusi dibagi dengan total jumlah saham beredar (Rustiarini, 2010). 3. Proporsi dewan komisaris independen dihitung dengan membagi jumlah dewan komisaris independen dengan total anggota dewan komisaris (Veronica, 2005) 4. Jumlah anggota komite audit yang diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit dari setiap perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini (Rustiarini, 2010) TABEL 3. 1 PENGUKURAN VARIABEL No Variabel Proksi Indikator Pengukuran Skala 1 Dependen Nilai Perusahaan Q = Rasio 2 Independen CSR Ekonomi, Lingkungan Hidup, Sosial 3 Moderating Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Proporsi dewan komisaris independen Jumlah anggota komite audit CSD = Jumlah anggota komite audit dari setiap perusahaan yang dijadikan sample Rasio Rasio Rasio Rasio Nomi nal
5 C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu dengan membuat daftar pengungkapan sosial. Selain itu, untuk menunjang hasil penelitian, maka penelitian ini dilakujan dengan teknik observasi terhadap laporan keuangan, CSR dan GCG yang disediakan oleh perusahaan itu sendiri, yang diperoleh dari website bursa efek Indonesia. D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 sampai 2012. Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu atau tidak acak (Rahayu, 2007 dalam Delina, 2012) agar diperoleh sampel yang tegas dengan penelitian yang dilakukan. Kriteria saham-saham yang akan dilakukan penelitian untuk dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dari periode 2010-2012 2. Perusahaan Manufaktur yang secara berturut-turut terdaftar di BEI selama periode 2010-2012 dan perusahaan manufaktur tersebut mempublikasikan Laporan tahunan (annual report) pada periode 31 Desember 2010-2012 di dalam website Bursa Efek Indonesia. 3. Perusahaan Manufaktur yang mengungkapakan informasi pelaksanaan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunannya.
6 4. Perusahaan Manufaktur yang mengungkapkan informasi mengenai Good Corporate Governance, yaitu data mengenai kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, jumlah dewan komisaris, proporsi komisaris independen dan jumlah komite audit 5. Perusahaan Manufaktur yang dalam laporan tahunannya mengungkapkan informasi keuangan dengan satuan rupiah. TABEL 3.2 DAFTAR RINCIAN SAMPEL Perusahaan manufaktur sector industri dasar dan kimia yang terdaftar di 142 BEI pada tahun 2012 Dikurangi : - Peneliti tidak menemukan annual report selama kurun waktu 62 penelitian (2010 2012) - Peneliti tidak menemukan laporan pertanggung jawaban sosial di 27 dalam annual report - Peneliti tidak menemukan laporan mengenai GCG di dalam 13 laporan tahunan - Laporan tahunan tidak menggunakan mata uang rupiah 13 Jumlah Sampel Akhir 27 Sumber : www.idx.co.id
7 E. Metode Analisis Data E.1. Analisis Faktor Penelitian ini menggunakan confirmatory factors analysis, yaitu analisis faktor yang digunakan untuk mengkonfirmasi apakah suatu konstruk yang secara teoritis telah dibentuk dapat dikonfirmasikan dengan data empirisnya. Jadi analisis faktor merupakan suatu cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu dimensi baru atau variate (faktor) (Ghozali, 2006). Variabel asli yang diringkas menjadi variabel baru dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen dan jumlah komite audit yang diringkas menjadi satu dimensi baru yaitu corporate governance dengan menggunakan program SPSS. E.2. Analisis Statistik Diskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal, minimal, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian. F. Uji Asumsi Klasik F.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009). Alat uji
8 yang digunakan adalah dengan analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample KS). Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah (Ghozali, 2009) : 1. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S) adalah (Ghozali, 2009): 1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. 2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. F.2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
9 variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance. 0,10 atau sama dengan nilai VIF. 10. F.3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi penelitian ini menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test). Metode Durbin-Watson menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dl dan batas atas du. H0 diterima jika nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas nilai Durbin-Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2009): 1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (di), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
10 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. F.4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat melalui hasil uji statistik. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan absolut residual (AbsUt) sebagai variabel dependen sedangkan variabel independen tetap. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada terjadi Heteroskedastisitas dan apabila terlihat nilai signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). F.5. Analisis Regresi Analisis regresi berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan 2 model. Penggunaan 2 model regresi dimaksudkan untuk membandingkan hasil pengujian dari kedua model regresi. Model Regresi I digunakan untuk menguji pengaruh
11 kedua variabel independen terhadap variabel dependen tanpa memasukkan variabel pemoderasi dan variabel kontrol. Sedangkan untuk Model Regresi II seluruh variabel dimasukkan dalam uji penelitian. Untuk menguji pengaruh variabel pemoderasi digunakan uji interaksi. Berikut merupakan persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini: Persamaan Regresi Model I : Y = α + ƒà1csr + ƒà2cg + e Keterangan Y = Tobin s Q α = konstanta ƒà1- ƒà2 = koefisien regresi CSR = corporate social responsibility CG = corporate governance e = error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian Persamaan regresi model II : Y = α + ƒà1csr + ƒà2cg + ƒà3csrxcg + e Keterangan: Y = Tobin s Q
12 α = konstanta ƒà1- ƒà3 = koefisien regresi CSR = corporate social responsibility CG = corporate governance SIZE = ukuran perusahaan CSRxCG = Interaksi antara CSR dan CG e = error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian F.6. Uji Hipotesis Terdapat dua jenis alat uji statistik, yaitu statistik parametrik dan statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika distribusi data yang digunakan normal, sedangkan data yang bersifat tidak normal menggunakan uji statistik non parametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian statistik parametric. Statistik parametrik digunakan apabila peneliti mengetahui fakta yang pasti mengenai sekelompok data yang menjadi sumber sampel (J.Supranto, 2001). Menurut Ghozali (2009) ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi agar uji statistik parametrik dapat digunakan, yaitu: 1. Observasi harus independen. 2. Populasi asal observasi harus berdistribusi normal. 3. Variance populasi masing-masing grup dalam hal analisis dengan dua grup harus sama.
13 4. Variabel harus diukur paling tidak dalam skala interval. Jika distribusi data bersifat normal, maka digunakanlah uji statistik parametrik. Uji regresi merupakan salah satu jenis uji statistik parametrik. Untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti, maka akan dilakukan uji pengaruh simultan (F test), uji koefisien determinasi, dan uji pengaruh parsial (t-test). F.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dari ini diketahui seberapa besar variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. F.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat signifikansi (α) dengan ketentuan: α > 10% : H0 diterima α < 10% : H0 ditolak F.6.3 Uji Parsial (t-test) Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien t
14 regresi dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Jika t hitung koefisien regresi lebih kecil dari t tabel, maka variabel independen secara individu tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, artinya hipotesisl ditolak. Sebaliknya jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka variable independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen, artinya hipotesis diterima.