Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB III GAMBARAN UMUM

DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Daftar Kode Pos Kota Bandung

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH TIMUR KOTA BANDUNG

BAB III TINJAUAN UMUM DAN RENCANA PENGEMBANGAN DAERAH PERENCANAAN

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG

DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG. No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN. Andir. Jl. Srigunting Raya No.1, Telp.

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I DESKRIPSI PROYEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara ,91 BT. Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2001 TENTANG

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah

Gambaran Umum Wilayah Studi

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. tanah yang sah. Kebijakan itu berupa Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah

TINJAUAN UMUM KOTA BANDUNG DAN WILAYAH GEDEBAGE

Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG

III. TINJAUAN UMUM KOTA BANDUNG DAN WILAYAH GEDEBAGE

PERMASALAHAN PERUMAHAN DI GEDEBAGE KOTA BANDUNG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN RESPONDEN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, yaitu kumpulan rumah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER TABEL III.1 KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Daftar Kelurahan Di Kota Bandung. No. Kecamatan. Kelurahan. Alamat Kecamatan Andir. Kebon Jeruk. Jl. Babatan 2, Telp

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 02 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 2016 FLOWCHART SOP LAPOR! LAPOR! Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat 1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Wilayah Pengembangan Tegallega pada Tahun

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional

KONDISI W I L A Y A H

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG. III.1.1. Pertumbuhan Penduduk dan Luas Wilayah

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

PROGRAM BANDUNG GREEN & CLEAN 2011

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 938 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB II TINJAUAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN

DAFTAR SASARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 JML PDD JML PDD NEON LANSIA WILAYAH KERJA BUMI. ANAK REM (Kelurahan) BALITA K SI (1.

BAB I DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 218 TAHUN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN ANDIR 2015

BAB III TINJAUAN WILAYAH

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 20 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 332 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

IV. KONDISI UMUM 4.1. Kondisi Fisik dan Lingkungan 4.1.1. Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Secara Geografi Kota Bandung terletak diantara 107 Bujur Timur dan 6 55' Lintang Selatan. Lingkup wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung meliputi batas administrasi kota Bandung, mencakup seluruh wilayah daratan seluas 16.729,650 Ha dan wilayah udara Kota Bandung. Untuk sektor-sektor tertentu perencanaan tata ruang ini melampaui batas administrasi kota. Secara administratif, wilayah perencanaan mencakup enam wilayah pengembangan (Wilayah Pengembangan Bojonagara, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Wilayah Pengembangan Tegallega, Wilayah Pengembangan Karees, Wilayah Pengembangan Ujungberung, dan Wilayah Pengembangan Gedebage). Wilayah pengembangan dan rincian kecamatan serta luasnya pada setiap Wilayah Pengembangan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Lokasi yang difokuskan dalam penelitian yaitu Wilayah Pengembangan (WP) Bojonagara. Secara administratif Wilayah Pengembangan Bojonagara terletak pada posisi yang strategis, hal ini dikarenakan Wilayah Pengembangan Bojonagara merupakan pintu gerbang dari dan menuju Kota Jakarta dan kota lainnya (Tol Pasteur), Bandara Husein Sastranegara, Stasiun Kereta Api serta terdapatnya industri berskala nasional dan beberapa Perguruan Tinggi yang memiliki daya tarik bagi Wilayah Pengembangan Bojonagara. Batas Wilayah Pengembangan Bojonagara adalah sebagai berikut : Utara : Kabupaten Bandung Selatan : Wilayah Tegallega (Jl. Jendral Sudirman) Barat : Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi (Jl. Raya Cibeureum dan Sungai Cibeureum) Timur : Wilayah Cibeunying (Jl. Setiabudi, Jl. Cipaganti, Jl. Cihampelas)

22 Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung No Wilayah Pengembangan Kecamatan Luas Wilayah (Ha) 1 Wilayah Bojonagara 2.330,28 Kec. Andir 403,16 Kec. Sukasari 656,94 Kec. Cicendo 716,77 Kec. Sukajadi 554,41 2 Wilayah Cibeunying 2.933,28 Kec. Cidadap 619,67 Kec. Coblong 754,99 Kec. Bandung Wetan 355,08 Kec. Cibeunying Kidul 409,54 Kec. Cibeunying Kaler 451,04 Kec. Sumur Bandung 342,96 3 Wilayah Tegallega 2.707,07 Kec. Astana Anyar 295,26 Kec. Bojongloa Kidul 622,93 Kec. Bojongloa Kaler 326,81 Kec. Babakan Ciparay 735,32 Kec. Bandung Kulon 726,75 4 Wilayah Karees 2.107,09 Kec. Regol 441,30 Kec. Lengkong 576,89 Kec. Batununggal 467,59 Kec. Kiaracondong 621,31 5 Wilayah Ujungberung 4.050,16 Kec. Cicadas 902,28 Kec. Arcamanik 914,83 Kec. Ujungberung 1.104,28 Kec. Cibiru 1.128,77 6 Wilayah Gedebage 2.602,12 Kec. Bandung Kidul 436,58 Kec. Margacinta 859,58 Kec. Rancasari 1.305,96 Kota Bandung 16.729,65 Sumber : RTRW Kota Bandung Wilayah Pengembangan Bojonagara ini secara administrasi meliputi 4 (empat) wilayah kecamatan, yaitu : a. Kecamatan Andir, meliputi 6 (enam) kelurahan, yaitu : a.1. Kelurahan Campaka

23 a.2. Kelurahan Maleber a.3. Kelurahan Garuda a.4. Kelurahan Punguscariang a.5. Kelurahan Ciroyom a.6. Kelurahan Kebonjeruk b. Kecamatan Cicendo, meliputi 6 (enam) kelurahan, yaitu : b.1. Kelurahan Arjuna b.2. Kelurahan Pasirkaliki b.3. Kelurahan Pamoyanan b.4. Kelurahan Pajajaran b.5. Kelurahan Husen Sastranegara b.6. Kelurahan Sukaraja c. Kecamatan Sukajadi, meliputi 5 (lima) kelurahan, yaitu : c.1. Kelurahan Sukawarna c.2. Kelurahan Sukagalih c.3. Kelurahan Sukabungah c.4. Kelurahan Cipedes c.5. Kelurahan Pasteur d. Kecamatan Sukasari, meliputi 4 (empat) kelurahan, yaitu : d.1. Kelurahan Sarijadi d.2. Kelurahan Sukarasa d.3. Kelurahan Gegerkalong d.4. Kelurahan Isola 4.1.2. Ketinggian dan Kemiringan Lereng Wilayah Pengembangan Bojonagara terletak pada daerah dataran tinggi dengan kecenderungan ke arah utara semakin tinggi. Daerah tertinggi WP Bojonagara terletak di daerah perbatasan dengan Kabupaten Bandung tepatnya dengan Kecamatan Lembang yaitu dengan ketinggian 1.050 mdpl, sedangkan kearah selatan semakin rendah yaitu 700 mdpl yang berbatasan dengan Wilayah Pengembangan Tegallega. Secara umum kemiringan lahan Wilayah Bojonagara terbagi atas 4 (empat) kelas, yaitu 0-2%, 2-8%, 8-15%, dan 15-30%. Hampir sebagian besar Wilayah

24 Pengembangan Bojonagara berada pada daerah dengan kemiringan 0-8%. Apabila di klasifikasikan, keadaan lerengnya dapat dibagi menjadi : Daerah datar : terdapat dibagian selatan WP Bojonagara, mulai jalan raya antara Cibeureum Cicaheum menuju arah selatan. Daerah landai agak curam : meliputi daerah bagian tengah WP Bojonagara, mulai dari jalan raya Cibeureum Cicaheum kearah utara sampai terusan Pasteur lurus kearah timur. Daerah agak curam curam : tersebar di bagian utara WP Bojonagara, terutama di kelurahan Isola dan Gegerkalong. Berikut adalah tabel luas lahan berdasarkan kelas kemiringan lahan di WP Bojonagara, Kota Bandung. Tabel 4.2 Luas Lahan Berdasarkan Kelas Kemiringan di WP Bojonagara, Kota Bandung No Kemiringan (%) Klasifikasi Luas (Ha) Persentase (%) 1. 0 2 Datar 842,1797 36,55 2. 2 8 Landai 1.030,1339 44,70 3. 8 15 Agak Curam 338,2285 14,68 4. 15 30 Curam 93,7828 4,07 Jumlah 2.304,3249 100,00 Sumber : Hasil Analisis, 2009 4.1.3. Geologi Kodisi geologi Wilayah Pengembangan Bojonagara termasuk kedalam kelompok endapan alluvium/alluvial fan deposits yang didominasi oleh jenis lempung lanauan pasiran. Wilayah Pengembangan Bojonagara terdiri dari dua struktur geologi yaitu : 1. Tufa berbatu apung : daerah penyebarannya mencakup keseluruhan kecamatan Andir, kecamatan Cicendo serta sebagian kecil kecamatan Sukajadi dan kecamatan Sukasari. 2. Tufa pasir : daerah penyebarannya mencakup kecamatan Sukajadi dan Sukasari. Pembentuk kuarter geologi Wilayah Pengembangan Bojonagara terdiri atas : Endapan Dataran Banjir (Floodplain deposits) Endapan Alur Sungai (Channel Deposits) Endapan Kipas Aluvium (Alluvial Fan Deposits)

25 Susunan pembentuk kuarter geologi tersebut mencerminkan kondisi tanah di WP Bojonagara yang subur, namun relatif rawan terhadap terjadinya banjir dan erosi. Daerah rawan banjir banyak ditemui di bagian selatan (Kecamatan Andir dan Cicendo), sedangkan daerah yang dinilai rawan terhadap slope atau erosi adalah wilayah tengah dan utara (Kecamatan Sukajadi dan Sukasari). Kerawanan akan erosi ini ditunjang dengan tingkat kemiringan bagian utara WP Bojonagara yang relatif curam. 4.1.4. Klimatologi Suhu udara di Wilayah Pengembangan Bojonagara cukup beragam hal ini dikarenakan kondisi fisik WP Bojonagara yang terdiri dari wilayah perbukitan serta sebagian berada didaerah yang relatif lebih rendah. Rata-rata suhu WP Bojonagara adalah 23 C, temperature maksimum di wilayah ini adalah 31,4 C serta temperature minimum 17,8 C. Kelembaban rata-rata 81% dengan curah hujan 187,08 mm/bln. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Data Iklim Wilayah Pengembangan Bojonagara Tahun 2007 No Bulan CH (mm) Hari Hujan Temperatur ( C) Rata 2 Maks Min Penguapan (mm) Tekanan Udara (mb) 1 Januari 127,5 16 24,1 29,2 20,3 4,7 922,5 77 2 Februari 405,7 24 22,8 27,5 19,9 3,4 922,6 87 3 Maret 105,4 26 23,4 28,1 20,3 3,6 921,3 83 4 April 462,0 29 22,9 28,1 19,8 3,1 922,2 88 5 Mei 88,6 15 23,6 29,1 19,5 3,3 922,5 82 6 Juni 164,1 14 23,1 28,5 19,1 3,3 921,1 83 7 Juli 11,0 5 23,3 29,1 17,8 3,5 922,4 81 8 Agustus 11,4 1 23,6 29,7 17,8 4,3 923,2 73 9 September 44,1 8 24,4 31,4 18,7 5,2 922,8 72 10 Oktober 98,4 16 24,5 30,3 19,5 4,4 922,8 73 11 November 316,2 22 23,6 28,5 19,8 4,1 922,2 87 12 Desember 410,5 31 22,9 27,3 19,9 3,4 920,0 86 Rata-rata 187,08 17 23,5 28,9 19,4 3,9 922,1 81 Sumber : BMG Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung 4.1.5. Hidrologi RH (%) Wilayah pengembangan Bojonagara dilalui beberapa aliran sungai yang terdiri dari sungai induk dan anak sungai yang semuanya mengalir dari utara ke selatan. Sungai yang melewati Wilayah Pengembangan Bojonagara pada

26 umumnya bermuara pada sungai Citarum. Sungai-sungai tersebut secara umum dipergunakan sebagai saluran induk dalam pengairan air hujan atau lebih dikenal sebagai saluran drainase kota. Namun disamping itu oleh sebagian kecil penduduk masih dipergunakan untuk keperluan MCK. Sampai saat ini sungai di Wilayah Pengembangan Bojonagara yang telah dimanfaatkan sebagai sumber air bersih adalah sungai cibeureum dengan kapasitas 40 lt/dtk (RDTRK WP Bojonagar Bandung, 2006). Lapisan air tanah di Wilayah Pengembangan Bojonagara dibagi dalam tiga lapisan yaitu lapisan air tanah bebas/dangkal, lapisan air tanah menengah/intermedier, dan lapisan air tanah dalam. Kedalaman permukaan air tanah di Wilayah Pengembangan Bojonagara umumnya dangkal dan semakin dalam di daerah perbukitan. Untuk lebih jelas sumber mata air yang terdapat di Wilayah Bojonagara dapat dilihat pada berikut. Tabel 4.4 Sumber Mata Air di Wilayah Pengembangan Bojonagara No. Nama Mata Air Kelurahan Kecamatan Debit (lt/dtk) 1 Cinotot Sukarasa Sukasari 0,35 2 Cibakom Sukarasa Sukasari 0,65 3 Balumbang Ajan Geger Kalong Sukasari 0,1 4 Cikadal Meteng Geger Kalong Sukasari 0,5 5 Seke Ojin Sukawarna Sukajadi 1 6 Cibogo Sukawarna Sukajadi 1 7 Seke Blok 26 Sukawarna Sukajadi Rembesan 8 Cibarunay Sarijadi Sukasari 1,7 9 Cidamar Sukaraja Cicendo 5 10 Pancuran Tujuh Sukarasa Sukasari Rembesan 11 Citalaga Sukarasa Sukasari 2,4 12 Sukawarna Sukawarna Sukajadi 0,35 Sumber : RDTRK WP Bojonagara, Bandung Tahun 2006 4.2. Kondisi Sosial Aspek sosial yang dikaji ialah aspek kependudukan, dan faktor faktor kependudukan yang dianalis adalah faktor jumlah penduduk dan kepadatan penduduk. Berikut adalah data penduduk pada daerah studi di Wilayah Pengembangan Bojonagara.

27 Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Luas Wilayah serta Kepadatan Penduduk di WP Bojonagara Tahun 2007 No. Kecamatan / Kelurahan Luas (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) A Kecamatan Andir 370,74 140.307 378,45 1 Campaka 64,24 21.740 338,42 2 Malebar 53,00 28.273 533,45 3 Garuda 44,60 13.562 304,08 4 Puguscariang 69,00 27.966 405,30 5 Ciroyom 60,00 27.920 465,33 6 Kebonjeruk 79,90 20.846 260,90 B Kecamatan Cicendo 686,69 112.323 163,57 1 Arjuna 68,00 19.794 291,09 2 Pasirkaliki 109,00 12.733 116,82 3 Pamoyanan 52,00 12.950 249,04 4 Pajajaran 73,00 28.268 387,23 5 Husen Sastranegara 252,69 19.014 75,25 6 Sukaraja 132,00 19.564 148,21 C Kecamatan Sukajadi 430,90 125.548 291,36 1 Sukawarna 80,00 17.611 220,14 2 Sukagalih 131,00 21.817 166,54 3 Sukabungah 49,90 32.317 647,64 4 Cipedes 51,00 28.841 565,51 5 Pasteur 119,00 24.962 209,76 D Kecamatan Sukasari 627,53 92.728 147,77 1 Sarijadi 157,06 31.362 199,68 2 Sukarasa 123,02 13.994 113,75 3 Gegerkalong 167,77 27.742 165,36 4 Isola 179,68 19.630 109,25 BOJONAGARA 2.115,86 470.906 222,56 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung, 2007 4.3. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di wilayah Pengembangan Bojonagara secara umum memiliki karakteristik mixed use serta aglomerasi kegiatan tertentu yang relatif homogen. Jika ditinjau dari fungsinya sebagai pelayanan bagi pengembangan pendidikan, industri, perdagangan, dan pemukiman, peruntukan lahan bagi kegiatan tersebut cukup berkembang pesat di WP Bojonagara. Contoh penggunaan lahan di Wilayah Pengembangan Bojonagara dapat dilihat pada Gambar 4.1.

28 a) Pemakaman b) Perdagangan c) Sawah d) Perumahan e) Taman Perumahan f) Stasiun Kereta Api Gambar 4.1 Contoh Penggunaan Lahan di Wilayah Pengembangan Bojonagara Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya kota Bandung, sebagian besar Wilayah Pengembangan Bojonegara adalah berupa lahan terbangun yang mencapai 85,33% dari total luas wilayah, sedangkan ruang terbuka yang terdapat di wilayah ini adalah sebesar 14,67%. Peruntukan penggunaan lahan yang paling dominan adalah perumahan yaitu dengan luasan 1.184,13 Ha, sedangkan peruntukan lahan yang paling kecil luasannya adalah

29 kompleks militer yaitu sebesar 1,64 Ha di kecamatan Sukajadi. Berikut adalah data penggunaan lahan eksisiting di WP Bojonagara tahun 2006. Tabel 4.6 Penggunaan Lahan Eksisting di WP Bojonagara Tahun 2006 No Guna Lahan (Ha) Luas (Ha) WP Bojonagara Andir Cicendo Sukajadi Sukasari Ha % 1 Fasilitas Kesehatan 3,52 5,42 10,34 6,40 25,68 1,21 2 Fasilitas Umum 4,45 7,00 7,93 6,34 25,72 1,22 3 Industri 12,90 28,36 0,00 0,00 41,26 1,95 4 Kebun/Sawah/Ladang 15,68 23,67 23,79 87,12 150,26 7,10 5 Kolam 0,44 0,62 5,47 8,53 15,06 0,71 6 Komplek Militer 0,00 0,00 1,64 0,00 1,64 0,08 7 Bandara 3,15 96,21 0,00 0,00 99,36 4,70 8 Lapangan/RTH 6,78 25,06 10,33 19,70 61,87 2,92 9 Pendidikan 13,68 19,50 13,87 42,11 89,16 4,21 10 Perdagangan dan Jasa 51,95 45,64 45,12 42,51 185,22 8,75 11 Peribadatan 5,93 11,81 8,36 12,61 38,71 1,83 12 Perkantoran 12,75 30,40 28,37 34,84 106,36 5,03 13 Permukiman 230,33 367,61 262,40 323,79 1.184,13 55,96 14 Semak/Tanah kosong 4,04 9,13 9,35 38,53 61,05 2,89 15 Stasiun KA 0,00 8,31 0,00 0,00 8,31 0,39 16 Lainnya 5,14 7,95 3,93 5,05 22,07 1,04 Luas Wilayah 370,74 686,69 430,90 627,53 2.115,86 100,00 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Cipta karya, 2006. Data yang ditampilakan pada Tabel 4.6, merupakan data yang didapat dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, sehingga luasan total Wilayah Bojonagara berbeda dengan luas total dari hasil pengolahan citra landsat kota Bandung. 4.4. Penutupan Lahan Penutupan lahan terkait dengan vegetasi, struktur, atau fitur-fitur lain yang menutupi lahan (Consortium for Atlantic Regional Assessment, 2006). Kondisi penutupan lahan dapat diketahui dari peta penutupan lahan hasil olahan citra landsat. Klasifikasi penutupan lahan berdasarkan BPN menjadi acuan dalam pengklasifikasian peta landsat. Peta penutupan lahan Wilayah Pengembangan Bojonagara tahun 1999, 2004, dan 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.2, Gambar 4.3, dan Gambar 4.4. Sedangkan persentase kelas penutupan lahan Wilayah Bojonagara dapat dilihar pada Gambar 4.5, Gambar 4.6, dan Gambar 4.7.

30

31

32

33 Gambar 4.5 Persentase Kelas Pentupan Lahan Wilayah Pengembahan Bojonagara Tahun 1999 Gambar 4.6 Persentase Kelas Pentupan Lahan Wilayah Pengembahan Bojonagara Tahun 2004 Gambar 4.7 Persentase Kelas Pentupan Lahan Wilayah Pengembahan Bojonagara Tahun 2007