Desain Sepatu Wanita Bermaterial Tenun NTT Dengan Konsep Modern & Edgy untuk Masyarakat Urban

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN SEPATU WANITA BERBASIS TENUN INDONESIA STUDI KASUS : TENUN LOMBOK dan TEMA MONUMEN BAMBU RUNCING SURABAYA

Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB I PENDAHULUAN. Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA-1

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sedang memasuki era ekonomi kreatif yang mengakibatkan tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Bagan Pemecahan Masalah

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

BAB V KONSEP DESAIN. Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. khususnya fashion wanita. Berawal dari hobi dan minat pemilik di bidang fashion wanita,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

BAB I BUSINESS ENVIRONMENT ANALYSIS

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya yang dirintis oleh beberapa warga setempat. Produk Cibaduyut tak

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. pemecahan masalah dengan melakukan promosi. Salah satunya. dengan cara menggugah emosi target sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. Koleksi busana wanita berjudul Metamorphic Cityscape ini diangkat dengan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan/Penciptaan

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PEMASARAN KAIN LURIK

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KAMPANYE PROMOSI UKM TENUN OLEH LLP-KUKM (SMESCO INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri kreatif atau biasa disebut ekonomi kreatif. Pada tahun 2012, ekonomi

PENERAPAN MULTI IMAGE PADA DESAIN ALAS KAKI WANITA ( STUDI KASUS DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG ) Tugas Mata Tugas Akhir DP 40Z0.

BAB III STRATEGI PERENCANAAN DAN STRATEGI KREATIF

BAB II METODOLOGI. No Objek Refrensi Keterangan. /

BAB I PENDAHULUAN. disebut juga dengan Batik Girli (Pinggir Kali) 1980-an. Sebab, pionir kerajinan batik di Sregen umunya pernah bekerja

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Sepatu Wanita Bermaterial Tenun NTT Dengan Konsep Modern & Edgy untuk Masyarakat Urban Anantama Rizky Putra, dan Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, Msi Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: baroto@prodes.its.ac.id Berdasarkan data Aprisindo, industri alas kaki dalam negeri telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, akibat perjanjian perdagangan bebas yang menampilkan produk dengan kualitas serupa dengan harga yang lebih murah, mengancam industri sepatu lokal. Bila tidak memiliki pimprovisasi dan perubahan, para industri lokal tersebut dapat berujung merugi. Untuk itu ditekankan pentingnya gaya desain yang terus diperbaharui untuk yang mengikuti tren. Bagi masyarakat urban, edgy adalah gaya dimana mereka bebas untuk menjadi diri sendiri dan cenderung ekspresif. Gaya edgy mewakili kepercayaan diri yang ditampilkan oleh kaum urban sebagai agent of change dalam hal gaya (trendsetter). Dengan gaya edgy, diharapkan menjadikan desain sepatu wanita menjadi produk yang kompetitif untuk bersaing dengan produk impor. Fenomena persaingan ini dapat dikaitkan dengan pemanfaatan kain tenun sebagai material yang dapat diaplikasikan pada sepatu wanita tersebut. Tenun yang digunakan adalah tenun asal Sumba, sebuah pulau di NTT yang kebudayaan tenunnya dinyatakan hampir punah oleh Kementrian pendidikan kebudayaan dan diusulkan untuk dijadikan warisan budaya dunia kepada UNESCO. Sehingga, selain meningkatkan daya saing yang kompetitif dan mengikuti tren, turut pula melestarikan budaya lokal. Kata Kunci Edgy, Kompetitif, Sepatu wanita, Tenun sumba P I. PENDAHULUAN eningkatan penjualan alas kaki dalam negeri terjadi pada kurun waktu tahun 2008-2010. Dari data kementerian Perindustrian RI mencatat bahwa industri alas kaki (sepatu dan sandal) merupakan salah satu unggulan ekspor yang cukup berperan dalam mendukung perekonomian Tanah Air. Buktinya, Indonesia menempati peringkat ketiga setelah Cina dan Vietnam sebagai salah satu negara ekspotir alas kaki terbesar di dunia. Bahkan, nilai ekspor sepatu Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun karena perjanjian perdagangan bebas, berdampak langsung pada usaha industri alas kaki dalam negeri yang harus bersaing dengan produk impor asing dengan harga yang lebih murah. Sehingga bila sepatu yang dihasilkan oleh industri lokal tersebut stagnan akan desainnya, maka industri tersebut akan berujung merugi. Sepatu wanita sebagai bagian dari industri tersebut memiliki peluang yang besar untuk bersaing. Hal ini, terkait dengan kebutuhan wanita urban yang terus menerus berkembang. Sehingga bila aspek desain sepatu wanita tersebut terus diperbaharui dan mengikuti perkembangan jaman, maka akan menjadi produk yang kompetitif. Sejalan dengan fenomena persaingan industri alas kaki tersebut, terdapat pula fenomena dimana kembali populernya hasil kebudayaan tradisional dengan citarasa modern. Tenun asal sumba, sebuah pulau dari propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu hasil kebudayaan lokal yang perlu diselamatkan dari kepunahan dapat menjadi material yang dapat disinergikan dari aspek desainnya dengan pengaplikasikannya sebagai material ke sepatu wanita. Mengingat tenun tersebut memang memiliki kelemahan dari ketebalan kainnya bila dijadikan busana, dan tentu akan menjadi sebuah kelebihan dan sesuatu yang baru bila kain tenun sumba tersebut diaplikasikan ke dalam desain alas kaki. Masyarakat urban berperan sebagai agent of change dalam hal gaya karena mendapat pengaruh langsung globalisasi melalui perkembangan teknologi. Sehingga, menjadikan sebuah produk mengikuti perkembangan tren gaya adalah sebuah keharusan untuk membuat produk tersebut layak bersaing. Adalah gaya edgy, merupakan statement akan jati diri seseorang sehingga ia dapat meraih kepercayaan diri dengan menjadi dirinya sendiri (bebas bergaya). Gaya ini ditandai akan penampilan hip dan simpel, terkadang futuristik, dapat pula disebut sebagai tuntutan akan kebebasan dalam bergaya. Dengan menjadikan desain sepatu wanita tadi mengadopsi gaya edgy, desain sepatu wanita tersebut akan memenuhi segmentasi masyarakat urban sebagian kecil namun berpotensi untuk menciptakan tren baru dan tentu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 2 diharapkan dapat menjadi produk yang kompetitif dalam persaingan. Hal yang menjadi permasalahan utama dari industri sepatu lokal yang kalah bersaing dalam industri sepatu lokal ini antara lain: 1. Daya tarik dari desain yang stagnan dan tidak berkembang. Sementara tren terus menerus berkembang dengan cepat. Hal ini diperparah dengan ketidakmampuan produsen untuk mengkomunikasikan keunikan dari produk sepatunya, sehingga bila tidak mampu bersaing dengan harga, mereka akan merugi. 2 Adanya potensi pengembangan dan eksplorasi desain sepatu yang belum dikembangkan. Seperti pemanfaatan material lain, mengubah bentuk sepatu dari bentuk alam, atau memasukkan unsur budaya Indonesia sebagai filosofi dan konsep dari desain sepatu itu sendiri. 3. Desain sepatu hanya yang mengikuti bentuk yang sudah ada, tidak adanya eksplorasi bentuk sepatu baru dari segi desain, teknologi, dan tampilan sehingga akan disebut kuno bila disandingkan dengan bentuk sepatu modern. 4. Targeting dan positioning produk sepatu yang masih belum spesifik, padahal aktivitas masyarakat suatu daerah terutama perkotaan terus berkembang karena derasnya arus teknologi. Hal ini akan menciptakan berbagai macam konsumen dengan karakter dan selera yang bermacam- macam pula. Hal ini akan menyebabkan cepatnya perkembangan selera masyarakat Sedangkan permasalahan utama yang dari para pengrajin tenun di NTT adalah: 1. Proses produksi kain yang dilakukan bila ada permintaan, hal ini membuat kain tenun hanya akan berlaku sebagai barang handmade, belum bisa diproduksi massal. Motif ekonomi ini terjadi karena ketiadaan pengeksplorasian kain tenun sendiri oleh para penggagas kreatif menjadi sebuah produk yang bisa menjadi sebuah nilai jual. 2. Ketebalan kain tenun yang ditenun dari benang kapas yang menyebabkan tenun ikat menjadi tebal. Hal ini menjadi bumerang sendiri bagi pengrajin tenun karena bila kain tenun tebal ini diaplikasikan menjadi sebuah pakaian ataupun produk lain, akan membuat produk aplikasi dari tenun ini menjadi berat. A. Tahap Telaah II. URAIAN PENELITIAN Untuk mendapatkan data primer, metode pengumpulan data dilakukan melalui dua metode. Pertama, melalui penyebaran kuesioner kepada segmen yang dituju, yaitu perempuan yang berada di pusat kota dengan karakter antusias untuk belajar tentang hal baru. Kedua adalah dengan interview stakeholder. Sedangkan untuk memperoleh data sekunder, dilakukan metode studi pustaka melalui literatur, media cetak maupun media elektronik. B. Tahap Studi dan Analisa 1. Studi analisa fungsi: mengidentifikasi fungsi - fungsi lain dari sepatu yang dapat dikembangkan 2. Studi analisa pasar: dilakukan untuk mengidentifikasi peluang target pasar dari penelitian ini 3. Studi analisa sosial budaya digunakan untuk mendukung beberapa keputusan desain yang berhubungan langsung dengan user meliputi kebiasaan, budaya, norma. 4. Studi analisa aktifitas: diperlukan sebagai bentuk pencarian peluang inovasi fungsi maupun tampilan sepatu 5. Studi analisa Kebutuhan: untuk mengidentifikasi kebutuhan di setiap aktivitas wanita kaum urban saat menggunakan sepatu dan untuk apa sepatu tersebut digunakan. 6. Studi analisa tren: untuk mencari tampilan desain yang dijadikan objek penelitian yang disesuaikan dengan tren yang ada saat ini agar memiliki kebaharuan mengacu pada tren fashion dan footwear pada musim fall/winter 2011 hingga fall/winter 2012 dari berbagai sumber 7. Studi analisa bentuk: untuk menentukan bentuk shoelast sesuai dengan image edgy. Hasilnya merupakan shoelast dengan bentuk ujung yang runcing. 8. Studi analisa ergonomi: untuk mempertimbangkan hal kenyamanan sepatu wanita saat dikenakan untuk beraktifitas sesuai fungsinya. Menentukan material pada insole untuk mengurangi resiko lecet pada kaki, yaitu mengenakan kulit domba. 9. Studi analisa material: untuk mengidentifikasi penyesuaian material tenun ikat NTT yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan. Memilih tenun sumba 10. Studi Analisa branding: untuk mengkampanyekan image yang mewakili dari produk sepatu wanita bermaterial tenun ini 11. Studi analisa warna: untuk menentukan warna material pendukung cocok dari tenun yang telah dipilih. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikannya kedalam warna musim autumn/winter hasil dari komparasi perkiraan tren untuk musim yang akan datang, psikologi warna musim dingin dan moodboard warna khas edgy. Hasilnya adalah warna hitam solid dan putih.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 3 C. Tahap Studi Model Melakukan studi model dengan tiga tingkatan. Pertama untuk menentukan bentuk. Kedua untuk menentukan letak komponen dan jahitan. Dan ketiga merupakan studi model dengan bentuk yang menyerupai prototip. 3. Proses Pembuatan Sepatu Jenis sepatu wanita yang akan didesain adalah lima pasang sepatu dengan dua sepatu jenis flat, satu jenis ankle strap, satu jenis ankle boot, dan satu jenis pump. Material pendukung yang digunakan adalah kulit, tenun, zipper metal, studs emas, dan outsole berwarna biru. Gambar 1 Kiri-Kanan: Studi model tingkat satu, dua dan tiga (Sumber: Penulis) D. Tahap Produksi 1. Pembelian bahan baku Bahan baku yang dibeli adalah tenun sumba, NTT dari kampung di waingapu, Sumba timur. Tenun dipilih berdasarkan warna yang mendukung image edgy yaitu warna gelap. Biru indigo dan putih gading merupakan warna yang mewakili karakter image edgy. Gambar 4 Proses pembuatan sepatu (Sumber: Penulis) E. Tahap Post-Produksi Gambar 2 Kain tenun warna biru indigo dan putih gading dengan motif ayam (manu). (Sumber: Penulis) Sedangkan material pendukung dan komponen dibeli dari hasil observasi di beberapa tempat seperti: Harco mangga dua dan pasar mayestik jakarta, kemudian pasar kramat gantung surabaya. 2. Pembuatan Shoelast Untuk melengkapi proses pemasaran dan layak jual, maka desain sepatu wanita ini dibranding dengan nama Privé. Privé berasal dari bahasa perancis yang berarti pribadi. Sehingga diharapkan lini brand ini adalah menampilkan sisi kepercayaan diri dari seseorang dengan menjadi dirinya sendiri. Filosofi brand Privé adalah menjadikan perempuan berani untuk menjadi dirinya sendiri dan percaya diri dalam berpenampilan. Yang dilakukan untuk proses branding adalah menyematkan logo pada insole dalam sepatu dan melakukan ad campaign. Pertama, logo ditempatkan pada insole bagian dalam sepatu dengan teknik print diatas kulit sintetis warna hitam. Bentuk uppersole yang sesuai dengan image edgy bisa didapat dengan melakukan sketching terlebih dahulu, hingga kemudian mencetak shoelast. Bentuk shoelast yang didesain memiliki ciri bentuk ujung upper yang lancip. Shoelast dicetak dua pasang untuk menghasilkan lima pasang sepatu dengan jenis yang berbeda-beda pula. Gambar 5 Logo Privé pada insole warna hitam (Sumber: Penulis) Kemudian adalah membuat ad campaign yang bertujuan untuk mengkampanyekan produk sepatu wanita tersebut dengan foto. Sehingga konsumen nantinya paham tentang image yang ingin diraih bila mengenakan desain sepatu wanita ini. Gambar 3 Shoelast bentuk ujung lancip flat & dengan tinggi hak 10 cm

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 4 B. Edgy Gambar 6 Ad campaign Privé (Sumber: Penulis) Secara harfiah, edgy berarti 'tidak tenang'. Dalam khazanah tren fashion dan gaya hidup, edgy adalah sebuah era yang dicirikan dengan tren berpakaian yang hip, simpel, kadang-kadang futuristik, dengan titik berat pada ide express your self. Kebebasan berekspresi merupakan ide awal munculnya gaya edgy sebagai sebuah 'statement' akan jati diri seseorang. Busana simple, bernuansa futuristik, potongan asimetris dan padu padan unik merupakan refleksi dari keberanian untuk tampil beda dan 'standing in the crowd'. Gaya edgy dapat didefinisikan dengan gabungan empat gaya berbeda, diantara: A. Tenun Sumba III. PETUNJUK TAMBAHAN Tenun sumba merupakan sebuah kebudayaan turun temurun bagi masyarakat pulau sumba. Pulau sumba terbagi menjadi dua distrik yang berbeda, yakni sumba timur dan sumba barat. Kedua distrik tersebut memiliki motif tenun yang berbeda. Tenun yang digunakan adalah tenun sumba timur. Tenun sumba timur dipilih karena motifnya yang tegas dan karakter yang kuat. Selain itu warna tenunnya yang memang cenderung gelap juga menjadi pertimbangan karena mendukung image edgy. Motif tenun sumba timur didominasi oleh motif dari makhluk hidup sekitar seperti ayam, kuda, burung, danhewan - hewan lain. Gambar 9 Mood board gaya edgy (Sumber: Penulis) 1. Minimalism: Gaya yang tercipta dari filosofi keefisiensian sehingga secara visual menampilan sebuah gaya yang praktis, ringan, dan penuh kesederhanaan 2. Gothic: Gaya yang menghargai keindahan sisi gelap/darkness. Muncul dari perilaku dan mindset yang berhubungan dengan pengapresiasian sebuah keindahan dari objek yang justru dihindari banyak orang, yaitu kematian. Gambar 7 Tenun sumba timur bermotif kuda setelah diwarnai dengan pewarna alami (Sumber: Penulis) 3. Futuristic: Gaya konstruktif yang mencerminkan kehidupan masa depan. Secara visual, dapat ditandai dengan gaya simpel, konstruktif, geometric dan bergaya ala makhluk luar angkasa (alien) 4. Androgyny: gaya campuran antara karakter feminimisme dan maskulinitas. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Gambar 8 Macam-macam motif kain tenun sumba timur (Sumber: Penulis) Desain serial sepatu wanita ini dibuat untuk menyelamatkan industri sepatu lokal yang mulai kehilangan peluang untuk bersaing akibat perjanjian perdagangan bebas. Segmen perempuan dipilih sebagai solusi untuk menciptakan produk yang kompetitif dan layak bersaing tersebut bertujuan untuk mengeksplor keunikan yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 5 lebih variatif. Image edgy dipilih Image edgy ini dipilih selain untuk menjawab kebutuhan akan tren dan mengisi peluang yang tersedia, juga untuk mempersempit targeting dan positioning tentang garis desain dari sebuah koleksi sepatu wanita yang kebanyakan tampil masif. Selain itu,tenun sumba yang diaplikasikan pada sepatu pun diharapkan menjadi tahap awal bagi kebudayaan tenun sumba itu sendiri yang nyaris punah kebudayaannya untuk kembali tampil dengan pemanfaatan dan pengaplikasian yang baru karena kelemahannya sebagai material yang diaplikasikan sebagai busana. Sehingga, upaya represif akan pelestarian kebudayaan yang sudah sampai dalam tahap waspada ini dapat segera terlaksana Gambar 10 Desain serial sepatu final (Sumber: Penulis) [4] Kartiwa, Suwarti. (2007), Ragam kain tradisional Indonesia Tenun Ikat, Gramedia pustaka utama. Jakarta [5] Kasali, Rhenald (1999) Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting, Positioning, Gramedia Pus taka Utama, Jakarta [6] Anonim, Coloring Quiz (with Seasonal Color Charts, http://www.spotonstyle.com/colorspot.html, 23 Juni 2012 [7] Anonim, Textile Fibers- Trend Autumn-Winter 2013-2014,http://www.lenzing.com/fasern/service/trends/tre nds-autumn-winter-20132014.html, 28 Juni 2012 Mehangkunda, Umbu (2007) Kajian Budaya Kain [8] Tenun Ikat Sumba Timur, Pascasarjana Magister Studi Pembangunan UKSW dan Pemda Kabupaten Sumba Timur, Salatiga Hadi, Purnawan Taslim, Kenapa masih ada yang [9] menganggap Gothic adalah Satanic???, http://kazegatana.wordpress.com/2009/10/26/kenapamasih-ada-yang-menganggap-gothic-adalah-satanic/, 13 Mei 2012 [10] Negara. Oka, Sexclopedy: Androgyny, Androgini, http://www.okanegara.com/sexclopedy/sexclopedyandrogyny-androgini.html, 6 Juni 2011 [11] Smith, Virginia. 2012. Last Look. US Vogue. (New York). May 2012 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis A.R.P mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, Rektor ITS yang telah memberikan fasilitas pendidikan selama menjalani perkuliahan, orang tua penulis yang telah memberikan dukungan penuh termasuk dana selama menjalani tugas akhir. Kepada dosen pembimbing dan dosen jurusan yang telah membimbing selama masa perkuliahan dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Kemudian kepada teman-teman yang memberikan dukungan mental sehingga penulis dapat menjalani tugas akhir dengan lancar dan pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan. [1] [2] [3] DAFTAR PUSTAKA Anonim. Belanja Sepatu di Indonesia Rp 115.000 PerKapita.http://www.duniaindustri.com/beritaindustri-indonesia/415-belanja-sepatu-di-indonesiarp-115000-per-kapita.html. 12 desember 2011 Lisasih, Nin Yasmine. Implikasi ACFTA terhadap perekonomian Indonesia. http://ninyasmine.wordpress.com/2011/07/19/implikas iacfta/, 14 desember 2011 Barnard, Malcolm. (2011) Fashion sebagai komuni kasi, Jalasutra, Yogyakarta