STUD I EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER PADA PERMUKAAN PELAT DATAR DENGAN GANGGUAN SEBUAH OBSTACLE BERBENTUK RECTANGULAR

dokumen-dokumen yang mirip
Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1

Studi Numerik Karakteristik Separasi dan Reattachment Aliran Di Belakang Gundukan (BUMP) Setengah Lingkaran. Setyo Hariyadi S.P. 1

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

Reduksi Gaya Drag Silinder Sirkular dengan Penambahan Square Disturbance Body Melalui Simulasi Numerik 2D Unsteady-RANS pada Reynold Number 34800

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-158

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

Simulasi Numerik dengan Pendekatan 3D-URANS Aliran yang Melintasi Susunan Empat Silinder Sirkular Dekat Dinding pada Small-Gap

1. Pendahuluan. Annual Engineering Seminar 2012 Sutrisno, Herman Sasongko, Heru Mirmanto

Studi Numerik Karakteristik Boundary Layer Turbulen pada Pelat Datar dengan Alur Melintang Tipe-D

STUDI EKSPERIMEN ALIRAN FLUIDA DISEKITAR OBSTACLE 3 - DIMENSI BERPENAMPANG MELINTANG BUJUR SANGKAR DAN PERSEGI PANJANG PADA FREESTREAM 15 m/s

SEMINAR NASIONAL TAHUNAN TEKNIK MESIN (SNTTM) - VIII

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

Simulasi Numerik Aliran Melintasi Susunan Empat Silinder Sirkular pada Rasio L/D= 3,0 Dekat Dinding

Seminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

TUGAS AKHIR - RM 1542

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

Diterima 10 Desember 2009; diterima terkoreksi 26 Maret 2010; disetujui 03 Mei 2010

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Studi Eksperimen dan Numerik Pengaruh Penambahan Vortex Generator pada Airfoil NASA LS-0417

STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)

Jur usan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Studi Numerik Karakteristik Aliran Melalui Backward Facing Inclined Step dengan Penambahan Paparan Panas Deri Gedung pada Sisi Upstream

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN

Studi tentang Karakteristik Aliran Melintasi Silinder Ellips (AR) = 1/3 dan 1/4 Tunggal Teriris pada Sisi Depan

SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

STUDI NUMERIK PENGARUH PANJANG RECTANGULAR OBSTACLE TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA STAGGERED TUBE BANKS

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU

I. PENDAHULUAN liran eksternal viscous yang melintasi silinder akan menghasilkan gaya hambat (drag force) dan gaya angkat

PENDAHULUAN. Keyword : R ed, c p, Nu and k-ω SST. Kata Kunci: R ed, c p, Nu, dan k-ω SST.

STUDI NUMERIK DAN EKSPERIMEN KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI TIGA BUAH SILINDER SIRKULAR YANG TERSUSUN SECARA EQUILATERAL TRIANGULAR

Pengendalian Aliran Pasif pada Silinder Sirkular dengan Inlet Disturbance Body Berbentuk Silinder Elip (AR = 1/4)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Studi Numerik Pengaruh Panjang Rectangular Obstacle terhadap Perpindahan Panas pada Staggered Tube Banks

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Studi Eksperimen Aliran Melalui Square Duct dan Square Elbow 90º dengan Double Guide Vane pada Variasi Sudut Bukaan Damper

PENGARUH JARAK ANTAR FIN PADA SILINDER BERSIRIP TERHADAP SEPARASI ALIRAN DI PERMUKAAN SILINDER DAN FIN

Diterima 09 Juli 2009; diterima terkoreksi 28 Agustus 2009; disetujui 14 September 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

Sidang Tugas Akhir. Alfin Andrian Permana

KATA PENGANTAR STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI PRISMA TERPANCUNG.

Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar. Abstrak

ANALISIS PENGARUH PERBANDINGAN DIAMETER MINOR DAN MAYOR ELIPS TERHADAP NILAI KOEFISIEN DRAG MENGGUNAKAN PROGRAM CFD

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda

Investigasi Eksperimental Pengaruh Posisi Relatif Antar Airfoil pada Airfoil Multi Komponen Pada Kondisi Aliran Masuk dengan Bilangan Reynolds Rendah

Studi Numerik Karakteristik Aliran Bagian Rear-End Bus Penumpang dengan Variasi Sudut Diffuser

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

ANALISIS PENGARUH PERBANDINGAN DIAMETER MINOR DAN MAYOR ELIPS TERHADAP NILAI KOEFISIEN DRAG MENGGUNAKAN PROGRAM CFD

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

Analisis Perbandingan Velocity Dan Shear Stress Perkembangan Boundary Layer Flat Plate Menggunakan Turbulent Model k ε (Standard, Realizable, RNG)

PENGARUH PEMASANGAN RING BERPENAMPANG SEGIEMPAT DENGAN POSISI MIRING PADA PERMUKAAN SILINDER TERHADAP KOEFISIEN DRAG

SIMULASI NUMERIK PENGARUH MULTI-ELEMENT AIRFOIL TERHADAP LIFT DAN DRAG FORCE PADA SPOILER BELAKANG MOBIL FORMULA SAE DENGAN VARIASI ANGLE OF ATTACK

TESIS (TM ) HERDI MUHAMMAD Dosen Pembimbing Dr. WAWAN ARIES WIDODO, ST., MT.

STUDI TENTANG KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI SILINDER ELLIPS TUNGGAL (AR=l/3) TERIRIS PADA SISI DEPAN

Pengaruh Variasi Diameter O-ring pada Permukaan Silinder terhadap Koefisien Drag

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH GEOMETRI CELAH TERHADAP CONFLUENT BOUNDARY LAYER PADA SUSUNAN AIRFOIL DAN PLAT DATAR SECARA LONGITUDINAL

Pengaruh Penempatan Penghalang Berbentuk Silinder Pada Posisi Vertikal Dengan Variasi Jarak Horisontal Di Depan Silinder Utama Terhadap Koefisien Drag

Pengaruh Variasi Jarak Penghalang Berbentuk Segitiga di Depan Silinder Terhadap Koefisien Drag

Studi Eksperimen Dan Numerik Pengaruh Slat Clearance Serta Slat Angle Untuk Mengeliminasi Stall Pada Airfoil Studi kasus airfoil NACA 2412

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-174

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN VORTEX GENERATOR PADA AIRFOIL NASA LS-0417

Studi Numerik Pengaruh Posisi Sudut Obstacle Berbentuk Rectangular terhadap Perpindahan Panas pada Tube Banks Staggered

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI JARAK INLET DISTURBANCE BODY TERHADAP ALIRAN MELALUI SQUARE DUCT DENGAN ELBOW 90

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT BUTTERFLY VALVE TERHADAP POLA ALIRAN PADA DOWNSTREAM KATUP

Study Eksperimental Jarak Terhadap Koefisien Tekanan Silinder Ganda Diposisikan Alined

Kata kunci: Wind tunnel, profil kecepatan, intensitas turbulensi, Pitot tube, pressure transduser, difuser, elbow.

STUDI NUMERIK RADIUS VOLUTE TONGUE RUMAH KEONG PADA BLOWER SENTRIFUGAL

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB V BACKWARD - FACING STEP. Hasil validasi software memberikan informasi tentang karakteristik

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK ALIRAN PADA AIRFOIL NACA 0015

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-110

TUGAS AKHIR TM141585

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Aliran sekunder, energi, losses, turbulen, momentum, aliran separasi 3D.

Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS SARJANA STUDI KARAKTERISTIK SECONDARY FLOW DAN SEPARASI ALIRAN PADA RECTANGULAR DUCT 900 DENGAN ANGKA REYNOLDS 110.

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

Studi Numerik Steady RANS Aliran Fluida di Dalam Asymmetric Diffuser

Transkripsi:

STUD I EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER PADA PERMUKAAN PELAT DATAR DENGAN GANGGUAN SEBUAH OBSTACLE BERBENTUK RECTANGULAR - Sutardi 1 >, Wawan Aries Widodo 2 >, Laboratorium Mekanika dan Mesin-Mesin Fluida Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS 1 2 J Kampus ITS Keputili Sukolilo Surabaya - 60 111 1 2 ) Phone : 0062-31-5946230, Fax : 0062-31-5922941 1 2 ) E-mail : sutardi@me.its.ac.id 1 ), wawanaries@me.its.ac.id 2 J, ABSTRAK Penelitian dvokuskan pada analisa a/iran di atas pelat datar, dan pada pelat datar tersebut diletakkan sebuah pengganggu (obstacles) yang dipasang secara melintang. Bentuk obstacle tersebut adalah persegipatifang (rectangular obstacle). Studi ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan open circuit subsonicwind-tunnel, dan secara numerik yang menggunakan commercial CFD solver Fluent 6.2. Pengukuran secara eksperimen meliputi medan kecepatan dengan menggunakan stagnation pressure tube. Pengukuran secara kuantitatiftesebut juga dilengkapi dengan studi visualisasi a/iran dengan menggunakan smoke tunnel. Pengambilan gambar visualisasi dibantu dengan sebuah high-speed camera yang dilengkapi dengan laser beam untuk membangkitkan laser sheet. Dalam hal ini, sebuah lensa si/indris ditaruh di antara laser beam source dan benda (model) uji. Studi numerik menggunakan software Fluent menghasi/kan distribusi kecepatan rata-rata, intensitas turbulensi, struktur pathlines dan vektor-vektor kecepatan, serta distribusi tekanan, baik pada permukaan kontur (obstacles) maupun di dalam medan a/iran. Pemodelan turbulen yang digunakan adalah Reynolds stress model (RSM), dikaji pada studi kali ini. H asi/ secara kuantitatif yang diperoleh antara lain distribusi (profil) kecepatan rata-rata, intensitas turbulensi akibat adanya obstacles melintang, dan distribusi tekanan. Demikian juga, friction drag pada kontur benda uji akan diperoleh. Hasi/ kualitatif dari visua/isasi a/iran akan melengkapi hasi/-hasil kuantitatif tersebut diatas, terutama yang menunjukkan daerah resirkulasi (recirculation zone) dan letak reattachment. Kata kunci : rectangular obstacle, profil kecepatan rata-rata, distribusi tekanan, visualisasi a/iran 1. Pendahuluan Meskipun telah dipelajari bertahun-tahun, masalah lapis batas turbulen, terutama yang berkembang diatas permukaan kasar, masih belum terpecahkan secara tuntas. Gambaran yang lengkap mengenai interaksi antara sifat lapis batas turbulen yang sangat dekat dengan dinding itu sendiri belumjelas. Usaha yang sungguh-sungguh masih tercurahkan didalam studi tentang lapis batas turbulen karena sangat banyaknya penerapannya didalam kehidupan, khususnya di bidang keteknikan. Sifat pertumbuhan dari lapis batas (boundary layer) berkaitan erat dengan proses terjadinya gaya geser dinding (skin friction drag) dan karakteristik perpindahan panas dan momentum. Pada ujung depan (leading edge) dari suatu permukaan, lapis batas yang terbentuk adalah laminer. Sejalan dengan pertumbuhan lapis batas tersebut, pada suatu harga angka Reynolds (Reynolds number) tertentu, terjadilah transisi dari lapis batas laminer menjadi lapis batas turbulen. Didalam lapis batas laminer, gaya gesek dinding adalahjauh lebih kecil dibandingkan hila lapis batas tersebut turbulen. Namun demikian, pada kebanyakan pada kasus aliran melintasi plat datar, lapis batas yang terbentuk adalah lapis batas turbulen. Gambar I menunjukkan transisi aliran dari laminar menjadi turbulent boundary layer pada plat datar. 1-------,---o- X l~:;:::~~ ~:S~i~~ Turbule~:~::n::~ 1~ layer Gambar l. Transisi aliran dari laminar menjadi turbulent boundary layer pada plat datar. Struktur aliran di sekitar suatu bodi memegang peranan penting dalam hal terbentuknya gaya drag pada bodi tersebut. Aliran yang terpisah merupakan faktor yang berkontribusi terhadap gaya drag tersebut. Telah banyak kajian tentang aliran terseparasi dari sebuah obstacle. Dua diantaranya yang bisa disebutkan disini ialah: aliran terseparasi dari sebuah segitiga (V enas dan Saetran, [14]), dan aliran terseparasi dari permukaan

yang melengkung secara konvek (Joko, [9]; Fatchan, [6]). Pada gambar 2 ditunjukkan profil kecepatan rata-rata yang diukur sepanjang aliran fluida. Skala pada gam bar terse but!u/h = 1 sesuai dengan u/u = 1,5. Pada gambar juga disajikan garis yang menunjukkan daerah separasi dan kecepatan balik (back flow) rata-rata yang sangat dekat dengan permukaan. Gambar 2, menunjukkan teijadi percepatan aliranfreestream di atas daerah separasi mulai dari x/h = 0 sampai x/h = 3 dan setelah itu terjadi perlambatan (Venas dan Saetran, [ 14 ]). Dari gambar 2 juga dapat diketahui titik reattachment terjadi pada x/h = 9.7. Dari penelitian yang dilakukan oleh Venas dan Saetran [14], dapat disimpulkan bahwa separasi pada obstacle segitiga terjadi pada puncak obstacle. Hal ini dikarenakan pada puncak obstacle terjadi perubahan sudut yang tajam sehingga boundary layer menjadi tidak kontinu dan mengakibatkan aliran terseparasi. Fatchan [ 6] menunjukkan bahwa semakin besar jarak permukaan kasar terhadap pelat melengkung maka tingkat turbulensi aliran yang dibangkitkan lebih besar sehingga aliran mempunyai ketahanan yang lebih terhadap terjadinya separasi. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa semakin besar sudut kelengkungan pelat maka separasi akan terjadi lebih awal. Studi kali ini juga dimotivasi oleh kajian tentang interaksi antara wake dan turbulent boundary layer yang dikerjakan oleh Gete dan Evan [8]. Mereka menunjukkan bahwa struktur turbulent boundary layer, dalam hal ini velocity shape factor (H) dan turbulence intensity (Tu) sangat dipengaruhi oleh adanya wake pada upstream. Bila di dalam boundary layer yang telah "terkontaminast' oleh adanya wake tersebut ada struktur baru, maka interaksi antara struktur ini dengan incoming boundary layer akan berbeda dibandingkan bila incoming boundary layer-nya tanpa adanya "kontaminast'. AbuOmar dan Martinuzi [1] mengkaji aliran terseparasi dari sebuah model piramid. Dengan menggunakan visualisasi oil-film, mereka mendapatkan daerah pada permukaan dengan saddle point dan horseshoe vortex. Counter-rotating vortex di belakang model juga teridentifikasi denganjelas. Aliran 3-dimensi di belakang dua silinder dengan panjang terbatas yang dipasang di dalam turbulent boundary layer telah dikaji oleh Park dan Lee [12]. Terbentuknya counter rotating vortices di belakang model dua silinder ini yang dikombinasi dengan irrotational flow entrainment menyebabkan adanya wake tiga dimensi. Dengan demikian, struktur boundary layer dan alirannya secara umum menjadi lebih komplek dibandingkan dengan bila silinder yang dipasang dianggap mempunyai panjang tak terbatas. Pengaruh inlet disturbance terhadap karakteristik boundary layer dan gejala separasi pada pelat melengkung menunjukkan bahwa semakin besar kekasaran inlet disturbance maka tingkat turbulensi aliran yang dibangkitkan lebih besar sehingga aliran mempunyai ketahanan yang lebih terhadap terjadinya separasi (Fatchan, [6]). Interaksi antara turbulent boundary layer dengan struktur yang ditempatkan di dalammya telah banyak dikaji karena sangat banyak aplikasinya di dalam engineering (Choi dan Lee, [3]; Fohanno dan Polidori, [7]; Chun dan Shun, [4]; Cheng dan Castro, [2]). Didalam studi yang dilakukan oleh Sutardi dan Vivin [13], ditunjukkan bahwa penggunaan software Fluent untuk analisa struktur lapis batas turbulen belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil studi eksperimen dengan basil analisa dari Fluent. Dengan menggunakan Large Eddy Simulation (LES), Farhadi dan Rahnama (5) mengkaji tentang aliran fluida di sekitar kubus yang diletakkan pada permukaan datar. Berbagai parameter turbulen berhasil diekstrak dari studi yang dilakukannya, antara lain streamwise velocity, cross stream velocity, intensitas turbulensi, tegangan Reynolds, dan enrgi kinetik turbulen. Namun demikian, informasi mengenai distribusi tekanan pada permukaan kubus tersebut tidak dibahas pada studi yang dilakukannya. Secara terpisah, Nigro dkk. [10] melakukan kajian yang serupa (juga menggunakan LES) dengan yang dilakukan oleh Farhadi dan Rahnama. Nigro dkk menyebutkan bahwa studi-studi yang lebih intensif tentang aliran terseparasi secara tiga dimensi masih perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki hasil-hasil dari studi simulasi yang selama itu telah dilakukan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka muncul pemikiran untuk melakukan suatu kajian yang lebih komprehensif tentang aliran melewati obstacle berbentuk setengah lingkaran, segitiga dan persegi panjang tanpa diberi inlet disturbance dengan variasi 2 bilangan Reynolds. Sepengetahuan penulis, sampai saat ini belum pemah ada kajian secara simultan tentang pengaruh bentuk obstacle terhadap struktur turbulent boundary layer dan wake yang terbentuk di belakang obstacle tersebut. 2. Metodologi Penelitian ini dilakukan dalam dua set pekerjaan penelitian: (i) penelitian secara eksperimen dan (ii) penelitian secara numerik. Penelitian eksperimen yang

'----- dilakukan meliputi set-up alat ukur, perencanaan model uji, dan teknik pengambilan data dengan urutan kegiatan sebagai berikut: - Set-up dari alat ukur Set-up alat ukur ini meliputi set-up stagnation pressure tube beserta alat ukur yang lain, seperti manometer dan set-up untuk visualisasi aliran. - Pembuatan model uji. - Pengukuran medan kecepatan, distribusi tekanan, dan visualisasi aliran. Sementara itu, penelitian numerik dilakukan menggunakan software komersial Fluent versi 6.2 dengan model sesuai dengan bentuk yang dilakukan didalam penelitian secara eksperimen. 2.1 Penelitian Eksperimen 2.1.1. Peralatan Percobaan Bagian-bagian dari peralatan eksperimen adalah sebagai berikut. a. Wind Tunnel dan Stagnation Pressure Tube Pada penelitian ini digunakan low-speed wind tunnel yang sudah ada di Laboratorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS. Satu set stagnation pressure tube dipasang pada wind tunnel tersebut untuk mengukur karakteristik kecepatan aliran. Stagnation pressure tube (diameter luar- 0,7 mm) digunakan untuk mengukur kecepatan yang terjadi diatas permukaan benda uji. Alat ini dihubungkan dengan manometer (skala minimum 1 mm) yang dapat membaca perbedaan tekanan dalam perbedaan ketinggian. Sedangkan mikrometer digunakan untuk melakukan pergeseran titik pengukuran kecepatan diatas permukaan plat (benda uji). Alat ukur ini mempunyai rentang pengukuran terkecil 10 J..lm. b. Pembangkit asap Untuk keperluan visualisasi aliran, maka dipergunakan sebuah pembangkit asap. Ukuran dan bentuk dari pembangkit asap ini beserta sumber asapnya disesuaikan dengan kecepatan aliran yang digunakan. Semakin besar kecepatan aliran, maka sumber asapnya juga harus lebih banyak agar aliran udara mampu untuk divisualisasikan. Secara skematis, pembangkit asap terse but bisa dilihat pada gam bar 3. Peralatan ini sama dengan yang digunakan pada studi Nuch (2004) dan Susanto (2004). ejeot.'llfim, Rnbqj<tdll JBlJl1lll ail' I :il; /- A!pbllmpim I I iiqjttmitl... ~ ~ l'...... Drivinfuni eat ~ J Gambar 3. Diagram skematis dari pembangkit asap dan saluran-salurannya ke wind tunnel. c. High Speed Camera Kamera ini digunakan untuk pengambilan gambar pada saat melakukan visualisasi. Alat ini dapat mengambil 8000 frame/second, kemudian dari pengambilan gambar tersebut dapat di-playback dengan kecepatan yang dinginkan. Jadi alat ini sangat membantu untuk mengetahui perubahan struktur aliran yang tejjadi secara detail. d. Model uji Bentuk obstacle persegi panjang (retangular) yang dipasang secara melintang diatas pelat (Gambar 4). Dimensi dari obstacle adalah sebagai berikut: Iebar obstacle (w): 42mm; tinggi obstacle (h): 2lmm; Iebar pelat (L ): 31 Omm; panjang pelat (P): 700mm. Gambar 4. Bentuk obstacle persegipanjang yang digunakan pada kajian eksperimental 2.1.2. Pengambilan Data Parameter yang diukur untuk memperoleh karakteristik aliran adalah kecepatan rata-rata ( U), distribusi tekanan (p ), dan karakeristik drag. Selain itu, distribusi I profil wake di belakang model uji juga bisa dilakukan. Parameter-parameter diatas merupakan ukuran secara kuantitatif dari karakteristik aliran fluida. Ruang lingkup yang dikaji meliputi koefisien tekanan (Cp) dan profil kecepatan rata-rata. Selain itu, kajian kali ini juga dirnaksudkan untuk mem-visualisasikan fenomena aliran yang terseparasi di daerah downstream dari rintangan-rintangan tersebut diatas menggunakan metode visualisasi dengan asap. Dengan sebuah sumber cahaya yang kuat ( dari laser beam) dan dengan menggunakan sebuah kamera berkecepatan tinggi (high-speed camera), maka gambar aliran dapat didokumentasikan. Secara skematis, proses penyinaran untuk pengambilan gambar pada visualisasi aliran ditunjukkan pada gambar 5. Gambar dari visualisasi aliran menunjukkan tentang adanya streak Gejak) didalam suatu lapis batas turbulent dan adanya struktur wake di belakang model uji. Dengan adanya data pendukung dari visualisasi aliran ini, gambaran mengenai aliran di sekitar model uji terlihat lebihjelas.

Gambar 5. Skema pengambilan gam bar metode visualisasi aliran dengan asap. 2.2. Studi Numerik Bersamaan dengan pengambilan data di laboratorium, maka studi numerik menggunakan software komersial Fluent 6.2 juga dilakukan di CAE Jurusan Teknik Mesin. Gambar 6 menunjukkan geometri set-up 2D-obstacle yang digunakan sebagai acuan didalam studi numerik. Studi numerik ini dilaksanakan dengan dua tahap: - Penyusunan pemodelan dengan Gambit. - Evaluasi dari pemodelan dengan Gambit menggunakan Fluent 6.2. Kajian numerik yang berkaitan dengan 2D-obstacle dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak FLUENT 6.2, untuk mendapatkan karakteristik aliran melintasi obstacle dengan bentuk geometri setengah lingkaran. Bentuk geometri set-up dari 2D-obstacle tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 6. Pemilihan bentuk geometri 2-D (2 dimensi) dimaksudkan untuk dibandingkan dengan basil kajian eksperimental, yang melakukan pengukuran aliran melintasi obstacle di daerah mid-span saja, sehingga dalam kajian numerik bentuk yang demikian dianggap dapat mewakili kuantitas dari basil pengukuran kajian eksperimen. Pemodelan numerik tersebut menggunakan pendekatan 2D-steady flow turbulent viscous Reynolds Stress Model (RSM) pada dua bilangan Reynolds yaitu 1.3 x 10 4 dan 2.1 x 10 4, didasarkan pada ketinggian atau thickness 2D-obstacle tersebut. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.4, kondisi batas pada sisi inlet adalah kecepatan inlet uniform (9, 75 m/s dan 15,5 m/s), dan pada sisi outlet adalah outflow. Pada saat memasuki inlet pada sisi lower wall, ditetapkan dua kekasaran permukaan yang berbeda, yang diawali dengan memberikan kekasaran yang lebih tinggi sekitar 0,0005 meter dan selanjutnya hingga pada geometry obstacle, kekasaran permukaannya adalah 0,00015 meter, harga tersebut termasuk pada seluruh upper wa/1-nya. Gambar 7 menunjukkan initial meshing pada berbagai bentuk benda uji., Outte( '! (' t~: i Gambar 6. Geometri set-up 2D-obstacle berbentuk persegipanjang Selain dilakukan studi numerik di CAE Jurusan Teknik Mesin, maka studi ini juga dilakukan dengan menggunakan sebuah personal computer (PC). Dengan studi menggunakan PC ini proses penyelesaian penelitian ini lebih cepat karena tingkat ketergantungan terhadap pihak lain bisa dikurangi. Namun demikian, untuk mendukung penyelesaian problem Gambit dan Fluent dengan cepat dan akurat, dibutuhkan sebuah PC yang handal. Untuk itu, maka satu langkah penting yang telah dilakukan didalam penelitian ini ialah upgrading dari PC yang ada dengan cara meningkatkan kapasitas memory-nya dan kecepatan eksekusinya (speed). Dalam hal ini kapasitas hard-disk-nya dan kecepatan RAM-nya telah di up-grade. Gambar 7. Bentuk meshing dari 2D-obstacle persegi panjang adalah quadrilateral-map Bentuk grid dari geometri 2D-obstacle berikut interiomya adalah quadrilateral-map. Pada sisi inlet ditetapkan harga intensitas turbulensi sekitar 0,6% dan harga ini sama dengan harga intensitas turbulen pada subsonic wind tunnel di laboratorium Mekanika dan Mesin-Mesin Fluida di Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS. Sementara itu harga turbulence length scale-nya ditetapkan sama dengan Iebar dari 2D-obstacle-nya (0,001 meter). Selanjutnya, solution control pada pemodelan numerik ditunjukkan pada gambar 8 (a)- (c). Berdasarkan pemodelan numerik tersebut dapat dihasilkan informasi tentang detail karakteristik aliran yang tidak dapat terakomodasi sepenuhnya melalui basil pengukuran pada kajian eksperimen. Karakteristik tersebut antara lain meliputi detail vektor kecepatan sebelum obstacle, pada obstacle, maupun sesudah

obstacle (fenomena separasi bubble, reattachment), distribusi tekanan (koefisien tekanan, Cp), intensitas turbulensi, serta visualisasi aliran melintasi obstacle ( distribusi pathline, kontur kecepatan, static pressure, maupun intensitas turbulensi). ~~~c~~~j~=~-, =~~:~-=----:~-~_:2~-;~07''-~ r V~ludty Sp~dllcatiun Mt'thod!hf;g~!-f.';..e, Nel'tfnll ~~ - -- -----_:] r _ Hrim :nn frame fah ~utme- - _ - _:1 - - - - t- VdorJty W~onitudr. (m/sjj"f5."s~~~ - -_Jc:cm~~ ~~ ~ Turb ul ~n~ S p~!' clrif'"..a tio n ~thl.jrj f'nlcntjity nd _L ~ng.th SC'lJc : ~ r lubujence ln1ens:uy ""fd.6~-- ------ -- t rmb <de n~ Lengtfl Scale (11'1)~ --- } Reynalds-Stte&s. Spedneetlon Metnod fk~7t;tbu len~~fe n sjty~- --..;..;..;.- : --""'~! ' ~ L ~ cen!!!j ~ "'"',...,..'"'-- Gambar 8 (a). Boundary pada sisi inlet pemodelan numerik dengan software Fluent 6.2. Gambar 8. (b) Boundary pada sisi outlet pemodelan numerik dengan software Fluent 6.2. 3.1. Distribusi tekanan (Cp) pada kontur obstacle dan plat datar Perbandingan antara distribusi Cp hasil eksperimen dengan distribusi Cp hasil simulasi numerik untuk bentuk obstacle setengah lingkaran pada dua harga Re ditunjukkan pada gambar 9 dan 10. Pada kedua gambar tersebut terlihat adanya overestimate harga Cp hasil simulasi numerik pada daerah upstream dan downstream obstacle terhadap Cp hasil eksperimen. Kesesuaian harga Cp antara hasil simulasi dengan Cp hasil eksperimen terjadi hanya pada sisi depan dan sebagian sisi belakang obstacle tersebut (Gambar 9). Harga Cp hasil simulasi yang sedikit lebih tinggi daripada harga Cp hasil eksperimen ini diperkirakan disebabkan oleh pemilihan harga kondisi inlet, seperti turbulence length scale dan pressure inlet, yang mungkin kurang sesuai. Pemilihan harga kondisi awal yang kurang sesuai ini lebih terasa pengaruhnya pada harga Re yang lebih tinggi (Gambar 9 (b)). Dalam hal ini, harga minimum Cp hasil simulasi jauh berbeda dengan harga Cp hasil eksperimen, dimana perbedaan harga minimum Cp relatif lebih kecil untuk harga Re yang rendah (Gambar 9 (a)). 1 0.5 Rectangular Bump (Re = 13000) : r - - ' := EksprlmntaJ I ~ ' Cp o,_-~ - "---- ---~----- -- - ------- -- ----..,_. -'1..,_. ----- ----,.."' _. 0 0.1 0.2 0.3 0.4.. - -- -- ----- -- --=-..-----" ;---- (a).. 0.7 0.8 0.9 1 xjw - Gambar 8. Solution control pada pemodelan numerik dengan software Fluent 6.2. 3. Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini akan disajikan hasil-hasil dari kajian eksperimental yang diperoleh dengan melakukan pengukuran distribusi tekanan pada kontur permukaan plat datar maupun kontur obstacle berbentuk persegi panjang (rectangular), dan pengukuran profil kecepatan aliran (u!u) pada beberapa posisi (x/w = -3; 0,5; dan 3) serta visualisasi aliran dengan asap. Keterbatasan alat ukur menjadikan perangkat lunak CFD solver Fluent 6.2 sebagai solusi agar dapat menjelaskan interaksi aliran yang terjadi, sepanjang fluida melintasi plat datar maupun obstacle berbentuk persegi panjang. Hasil post-processing berupa kontur tekanan, kecepatan, dan intensitas turbulensi, serta vektor kecepatan dapat diinformasikan dengan detail untuk menambah informasi yang disajikan dari kajian eksperimental. Rectangular Bump (Re = 21000) 1 ll:::;;, 0.$ ~ - ;..., Cp.D..._. -'1 1.5 -'------ am"'_, I -2.._. 0 0.1 0.2 0.3 u 0.5 0.6 0.7 0.8 0.0 1 (b) Gambar 9. Distribusi tekanan (Cp) pada kontur obstacle persegi panjang pada bilangan Reynolds (a) Re = 1,3 x 10 4 ; (b) Re 2,1 x 10 4 xjw - -

C~ :,:!J Rectangular Bump (Re = 13000) 1.. '! I ~ ~ ~ r Cp~:... _,;.. ;..... y. '. I.'i t..., ' T.. '.! T :...... -- Ekspertm~l ti i - ~ -e- Ntl'llertkRSM... ~ I au84u4~0m1u2u8m4u0~6"7u8u xlw (a) I I Ob Cp o I.o.5 I Rectangular Bump (Re., 210001 I ".. i.,..,.j I ~ t~j=cllljj.l~lll.~:t:±j.jlj=liltll I 4.4.$..,..a.&.a.2.5.:l -U -t 4.$ o oj 1 ':,.: 2.6 :s 3.6 ".s s 5.6 15 t.! 1 7.& 8 e.6 (b) Gambar 10. Distribusi tekanan (Cp) pacta kontur obstacle persegi panjang dan plat datar pacta bilangan Reynolds (a) Re = 1,3 x 10 4 ; (b) Re 2,1 x 10 4 3.2. Profil kecepatan (u/u) Gambar 11 menunjukkan distribusi profil kecepatan rata-rata (U) aliran fluida di daerah sebelum obstacle pacta obstacle, dan daerah sesudah obstacle pada Re ~ 21000 basil simulasi numerik. Dalam hal ini distribusi kecepatan U pacta Re = 13000 untuk obstacle yang sama tidak ditunjukkan pacta laporan ini. Secara kualitatif, distribusi U di sekitar obstacle persegi panjang basil simulasi pada Re = 13000 ini tidak berbeda dengan basil eksperimen pacta Re = 21000 (Gambar 11 ). Satu hal yang kurang memuaskan dari basil simulasi ialah lokasi titik re-attachment untuk dua harga Re yang berbeda (Re = 21000 dan 13000) basil simulasi tidak menunjukkan Iokasi yang berbeda. Hal ini berbeda dengan basil eksperimen, dimana titik re-attachment pada Re yang lebih tinggi terletak pada lokasi yang lebih dekat dengan obstacle dibandingkan lokasi titik re-attachment pada Re yang lebih rendah. 4.2 0.4 D.li 11.1 Ul t.2 1.4 1.1 "'" (c) Gambar 11. Profil kecepatan (u!u) pada bebagai posisi (a) x/w = -3; (b) x/w = 0.5; dan (c) x/w = 3, pada bilangan Reynolds 1,3 x 10 4 3.3. Visualisasi Aliran Dari visualisasi yang telah dilakukan pada obstacle persegi panjang diperoleh basil yang ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 12 (a) menunjukkan aliran pada saat me1intasi obstacle persegi panjang dan gambar 12 (b) menunjukkan aliran pada daerah di belakang o?stacle. set~ngah lingkaran. Dari gambar 12(a) dapat diketahui ahran mengalami separasi bubble di daerah sebelum obstacle (titik A). Dari basil visualisasi didapatkan separasi massive terjadi sesudah aliran melewati puncak obstacle yang ditunjukkan oleh titik B (Gambar 12 (a) dan (b)). Dari gambar 12(b) dapat dilihat adanya daerah wake di belakang obstacle yang d~~njuk~an oleh titik C. Dari gambar 12 (b) juga dapat d1hhat ahran yang terseparasi tersebut kembali attach di titik D. Profll Keeepatan Rectangular Sump (>t1w..3danre 13000} 0.0 0.1 02 G.l OA U U 0.7 lui U U 1.1 t.2 ""' (a) "'" I I~ : -'-!/"... f-.'-'.- ~ J_,..;-' --' a u u u u u M u u \ l.j ) u u (b) Gambar 12. Visualisasi aliran dengan asap melintasi obstacle persegi panjang 3.4. Hasil post-processing dengan CFD solver Fluent 6.2 Salah satu keuntungan dengan dilakukannya s~ulasi numerik ialah dihasilkannya kontur kecepatan d1 seluruh medan aliran yang menjadi obyek studi. Distribusi dari kontur kecepatan untuk jenis obstacle persegi panjang pada Re = 21000 ditunjukkan pada Gambar 13 dan 14. Didalam studi numerik selain diperoleh kontur kecepatan yang menunjukk~ besar (magnitude) kecepatan tersebut, juga diperoleh arab (vektor) kecepatan yang bersangkutan. Baik kontur kecepatan maupun arab kecepatan tersebut amat sulit diperoleh dari studi eksperimen, dan pada kajian/penelitian kali ini tidak akan bisa dilakukan

30 Apri/2008, Surabaya, Indonesia karena keterbatasan alat ukur yang tersedia. Gambar 15 menunjukkan struktur streamline di sekitar obstacle persegi panjang. Secara kualitatif, basil simulasi numerik menggunakan Software Fluent 6.2 menunjukkan basil yang serupa dengan visualisasi dengan asap. Dari gambar terse but terlibat bahwa lokasi titik separasi massive basil visualisasi terletak lebih di depan daripada letak titik separasi massive basil simulasi. Perbedaan lokasi titik separasi massive dari basil simulasi dengan basil visualisasi dipekirakan akibat perbedaan harga angka Reynolds yang digunakan, dimana pada studi visualisasi digunakan barga Re yang lebib rendah dibandingkan harga Re pada simulasi. RECTANGULAR BUMP Re=2,1x10 4 Gambar 14. Vektor kecepatan melintasi obstacle persegi panjang pada Re = 2,1 x 10 4 1:1«!7~! I'LHEtit;iZ(<1'!!, '\lt> $oa!j'<w!ed R.~l~ I~~-: - ' : Yr & I~:~., ' L '.l :t 1~!I ~~-. I 141 1~.00 31.2_' ~' 2!)? I ' ~- 41;n.'""' ~ f)]l ;<t.;;<l 1007 ' RECTANGULAR BUMP Re =2,1x10A L"'m: 17,2007 1-Ll'tN! 4> ~(~d. tj;>, s;,o()t~<4sld. i'i$.\a) (c) Gambar 13. Hasil post-processing pada obstacle persegi panjang berupa (a) kontur tekanan statis; (b) kontur intensitas turbulensi; (c) kontur kecepatan Gambar 15. Visualisasi aliran dengan pathline pada obstacle persegi panjang 4. Kesimpulan Dari analisa basil pengujian aliran melintasi pelat datar dengan obstacle berbentuk persegi panjang, dengan kecepatan freestream 9.75 m/s dan 15.5 m/s dapat diambil beberapa kesimpulan yang menjelaskan interaksi aliran fluida. Kesimpulan-kesimpulan ini dibagi kedalam dua kelompok: i) kesimpulan basil eksperimen dan ii) kesimpulan basil simulasi numerik. Hasil Eksperimen Hasil studi eksperimen dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Separasi massive pada obstacle terjadi akibat momentum aliran tidak mampu mengatasi advarse pressure gradient dan tegangan geser antara permukaan obstacle dengan aliran fluida, sehingga untuk harga Re yang Iebih besar akan mengakibatkan letak titik separasi lebih tertunda. 2. Titik re-attachment semakin dekat dengan bertambahnya Re. 3. Visualisasi dengan asap menunjukkan kesesuaian yang baik basil dengan visualisasi numerik. Hasil Simulasi Numerik Hasil studi simulasi numerik dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Terjadi perbedaan basil yang cukup siginifikan dibandingkan dengan basil eksperimen dalam hal profil kecepatan. 2. Lokasi titik-titik re-attachment yang didapat dari basil simulasi numerik secara umum lebib jauh dibandingkan dengan yang didapat dari basil eksprimen.

Daftar Pustaka 1. AbuOmar, M. & Martinuzi, R. J., 2003, "Experimental study of the pressure field and flow structuresaround surface-mounted pyramids, Proc. 16 1 h ASCE Engineering Mechanics Conference, Univ. Washington, Seatle, July 16-18, pp. 1-9. 2. Cheng, H. & Castro, I. P., 2002, "Near-wall flow development after a step change in surface roughness", Boundary-Layer Meteorology, Vol. 105, pp. 411-432. 3. Choi, J. -H. & Lee, S. J., 2000, Ground effect of flow around an elliptic cylinder in a turbulent boundary layer, J. Fluids Structures, Vol. 14, pp. 697-709. 4. Chun, S. & Shun, H. J., 2003, "Large-scale vortical structure of turbulent separation bubble affected by unsteady wake, Exp. Fluids, Vol. 34, pp. 572-584. 5. Farhadi, M. dan Rahnama, M. (2006), "Large Eddy Simulation of Separated Flow over a Wall-Mounted Cube", Scientia Iranica, Vol. 13, No.2, pp 124-133. 6. Fatchan, N., 2000, "Studi Eksperimental Pengaruh Inlet Disturbance Terhadap Karakteristik Boundary Layer Dan Gejala Separasi Pada Pelat Lengkung", Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS. 7. Fohanno, S. & Polidori, G., 2005, "Effect of the gap size in the start-up free convective flow around a square prism near a wall", Int. J: Heat Fluid Flow, Vol. 26, pp. 25-33. 8. Gete, Z. & Evan, R. L., 2003, "An experimental investigation of unsteady turbulent-wake/boundary-layer interaction", J: Fluids Structures, Vol. 17, pp. 43-55. 9. Joko, A., 2001, "Studi Eksperimental Pengaruh Lokasi Permukaan Kasar Sebagai Inlet Disturbance Terhadap Karakteristik Boundary Layer Dan Gejala Separasi Pada Pelat Lengkung", Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS. 10. Nigro, N., Filippini, G., Gerardo Franck, G., Mario Storti, M., dan D'Elia, D. (2005), "Flow around a sharp-edge surface-mounted cube by Large Eddy Simulation", Mecanica Computacional Vol. XXIV, pp. 1299-1318. 11. Nuch, M., 2004, "Studi Eksperimental Karakteristik Turbulent Boundary Layer setelah Single Square Groove pada palat datar", Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS. 12.Park, C.W. & Lee, S. J., 2003, "Flow structure around two finite circular cylinders located in an atmospheric boundary layer: side-by-side arrangement", J. Fluids Structures, Vol. 17, pp. 1043-1058. 13. Sutardi dan Vivin, S. (2004), " Laser Doppler Anemometry (LDA), Hot-wire anemometry, and Turbulent Model Study for a Turbulent Boundary Layer at Low Reynolds Number", Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang lndustri UGM, Yogyakarta 14. Venas, B. & Saetran, L. R., 1999, "Space-Time Correlations in Separated Flow Behind a Surface Mounted Obstacle", Internal Report of Department of Mechanics, Thermo and Fluid Dynamics Norwegian University of Science and Technology N-7034 Trondheim, Norway.