Proses Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia Dengan Metode Parametrik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB l PENDAHULUAN. Bahkan anjuran untuk melakukan jual beli yang dimana setiap yang dilakukan diniatkan

BAB IV ANALISIS Analisis Fungsi. Gedung Bisnis Multimedia Malang merupakan sebuah gedung bisnis yang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. diharapkan perancangan pada objek Gedung Bisnis Multimedia Malang mampu memenuhi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG. No. Sub Bagian Letak Kebutuhan Ruang Luasan Sumber. Parkir Mobil (70 unit) 875 m 2 Neufret.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Gedung Student Housing/Asrama UMB Arsitektur Interaksi Wandi

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini jenis data yang. penyinaran cahaya matahari yang didapatkan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V HASIL RANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG RATNA HANDAYANI

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif di mana peneliti akan bekerja dengan angka angka sebagai wujud

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK. i ii iv vii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. xii xiv

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. Bagan 28.Konsep Alur Kegiatan m2 Penunjang m2 Rawat Jalan m2 Rawat Inap m2 Service. 780.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan perkotaan dalam sektor pusat bisnis dan hunian makin pesat,

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam luas lahan yang minimum. hidup dan budaya manusia yang semakin lama semkin maju dan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umat manusia, untuk mencegah korban manusia. Oleh karena itu, peraturan

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB VI KONSEP RANCANGAN

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

Transkripsi:

Proses Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia Dengan Metode Parametrik Oleh : A. Gat Gautama M.T 1, Nur Indra Pranoto 2 1 Dosen, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maliki Malang 2 Mahasiswa, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maliki Malang Abstract : Di era digital ini, paradigma proses perancangan dalam arsitektur juga bergeser kearah digital dengan menggunakan teknik komputasi digital untuk menyelesaikan kompleksitas permasalahan dalam desain. Sehingga pendekatan tersebut dianggap mampu membantu menyelesaikan permasalahan rancangan yang semakin kompleks dengan berbagai batasan yang harus dipecahkan demi menjawab kebutuhan dan tantangan dalam rancangan. Metode parametrik dengan memberikan parameter pada objek dengan melakukan simulasi dan animasi merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mencapai solusi desain dalam rancangan ini. Dalam perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia ini tema yang diambil yaitu Parametrik Arsitektur sebagai pendekatan perancangan untuk medapatkan solusi rancangan yang diinginkan. Kemudian dilakukan analisa secara komputasi dengan menggunakan animasi dan simulasi untuk mencapai solusi desain yang diinginkan. Kata Kunci : Parametrik, Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia, Digital 1. Latar Belakang 1.1 Gedung Bisnis Multimedia Semakin berkembangnya dunia digital saat merupakan sebuah sarana tersendiri yang dapat dikembangkan menjadi sebuah prospek bisnis, sehingga mampu mengembangkan potensi perekonomian dan mampu menciptakan daya saing di era global. Salah satunya ialah bisnis multimedia dan digital entertainment, yang jika dilihat kedepannya akan menjadi sebuah komoditas yang mampu menghasilkan sumber pendapatan baru. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin cepat. 1.2 Parametrik Parametric modeling atau parametric design mempunyai arti yang sama dengan parametric variational, yang berarti constraint-based atau feature based, dimana mempunyai pengetahuan dasar pada pemodelan menggunakan parameterparameter dan batasan-batasan (constraint) untuk menciptakan hubungan secara geometris dan topologi pada sebuah model. Parametric modeling atau parametric design mempunyai arti yang sama dengan parametric variational, yang berarti constraint-based atau feature based, dimana mempunyai pengetahuan dasar pada pemodelan menggunakan parameterparameter dan batasan-batasan (constraint) untuk menciptakan hubungan secara geometris dan topologi pada sebuah model. Kemampuan parametric dari suatu model adalah kemampuan dari geometris suatu objek untuk dikendalikan oleh parameterparameter (Anderl, 1994). Pada pemodelan parametrik, suatu geometri dan dimensi mempunyai hubungan dua arah (bidirectional) dimana jika mengubah dimensinya akan memberi efek pada geometri juga (Anderl and Mendgen, 1995). 1

Parametricism berakar dari teknik animasi digital dari pertengahan 1990-an, dan sepenuhnya muncul dalam beberapa tahun terakhir dengan pengembangan sistem desain canggih parametrik (Patrick Shumacer) 2. Metode Banyaknya batasan dalam merancang gedung komersial membuat rancangan menjadi semakin lebih kompleks, terutama kebutuhan fungsional dan efisiensi ruang pada gedung. Batasan KLB yang ditentukan juga menjadi sebuah permasalahan yang perlu diselesaikan secara tepat. Untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan tersebut dilakukan studi parametrik dengan menggunakan variabel dan batasan dalam rancangan untuk melakukan simulasi. Untuk melakukan proses analisa digunakan berbagai macam software seperti 3ds max, Rhinoceros & Grasshopper, Geco, Ecotect dan juga Winair sebagai alat bantu rancangan mulai dari pemodelan parametrik, analisa, simulasi hingga animasi, yang dilakukan secara komputasi. Pendefinisian gambar diatas merupakan logika geometri yang digunakan dalam pemodelan parametrik dengan menggunakan 3Ds Max dan Para 3D. Dari batasan-batasan tersebut dilakukan parametric modeling dengan metode pemrograman secara komputasi dengan penyelesaian alghoritma dengan mendefinisikan permasalahan satu per satu (definition logic). Untuk mendapatkan alternatif pemecahan permasalahan dilakukan dengan cara mengubah paramater yang telah diurai dan kemudian dianimasikan untuk mendapat kemungkinan rancangan bentuk yang sesuai. Sistem pengontrolan ketinggian bangunan menggunakan graphic controller, dengan pemilihan parameter graphic controller memungkinkan untuk merubah ketinggian bangunan dengan jarak antar lantai yang berbeda. 2

Setelah diketahui tingkat radiasi disetiap sisi bangunan dilakukan analisa parametrik untuk membuat kulit bangunan. 3. Hasil & Pembahasan Gambar dibawah merupakan screenshoot hasil studi animasi ang dilakukan dengan total 100 frame sehingga terdapat 100 alternatif pada bentuk bangunan. Pada pengubahan parameter berdasarkan batasan-batasan yang dilakukan dibagi menjadi 3 titik node atau simpul untuk mengubah orientasi dan lebar setiap lantai bangunan orientasi dan lebar plat lantai berdasarkan penentuan batasan variabel pada tabel metode diatas ang telah disesuaikan dengan kondisi site dan juga orientasi maksimal berdasarkan view. Kemudian dianimasikan dengan mengubah parameter berdasarkan variabel ang telah dibuat. Setelah selesai hasil tersebut di ekspor kedalam software rhino dan di analisa melalui grasshopper dan geco yang kemudian dihubungkan dengan ecotect untuk dilakukan analisa seberapa besar pergerakan angin yang mengenai bangunan dan dampaknya terhadap bangunan. Setelah proses tersebut dilakukan analisa masing-masing massa bangunan untuk mengetahui seberapa besar sinar radiasi matahari disetiap sisi bangunan yang kemudian diakumulasi selama satu tahun. Gambar dibawah merupakan hasil stud simulasi radiasi sinar matahari yang dilakukan dengan menggunakan ecotect dengan didasarkan posisi site dan data iklim di kota malang. 3

Diagram Penzoningan Ruang Pada fungsi penunjang, auditorium, sport center dan caffe diletakan pada bagian depan yang dimana pada area tersebut merupakan area yang dapat diakses oleh publik. Sedangkan untuk office yang lebih bersifat semi publik diletakan dibagian belakang dengan akses enterance yang berbeda sedangkan apartemen yang bersifat privat diletakan pada lantai atas yaitu lantai 21-30. Dengan penataan penzoningan tersebut akan membuat pengguna kantor tidak merasa terganggu dengan adanya aktivitas publik yang ada. Pada lantai atap digunakan untuk faslitas sport center yang dimana didalamnya terdapat tiga area lapangan footsal, fitness center, taman atap dan juga joging track. Sistem masuk dari bassement menggunakan eskalator yang menuju langsung ke sebelah lobby sehingga sirkulasi keluar masuk pengguna tetap terpantau dari lobby sehingga sistem pengamanan tetap terpantau dari lobby. Pada sirkulasi dari bassement menuju lobby akan terlihat area mini golf yang disekat oleh kaca sehingga akan memberikan pengunjung persepsi yang berbeda bahwa kantor tersebut merupakan kantor industri kreatif yang memberikan suasana kerja yang having fun. Pada area yang bersifat publik tersebut juga terdapat fasilitas ruang karaoke dan game center yang berisi game simulator, game PC, permainan biliard dan juga playstaion. Hasil Rancangan Bentuk Pada hasil rancangan bentuk bangunan terlihat terpuntir hal tersebut merupakan hasil analisa yang dilakukan dengan menggunakan metode parametrik modeling. Sehingga bangunan terlihat seperti sebuah tarian sambutan bagi pengguna jalan yang dimana konteks pada site tersebut merupakan sebuah jalan arteri primer yang menghubungkan antara Malang, Surabaya dan juga Batu. Pada bentuk dan detail facade bangunan menggunakan kaca yang kemudian diberi dengan double layer dengan material perforated dengan pola yang dipotong dengan laser sesuai pola desain. Dimana pola lubang facade tersebut disesuaikan dengan hasil analisa radiasi sinar matahari yang mengenai bangunan, sehingga hal tersebut akan membuat bukaaan pada pola facade menjadi berbeda. 4

Facade Pada detail tahapan facade setelah struktur kolom, balok dan juga plat lantai dilakukan pemasangan dinding kaca yang didahului dengan struktur dinding kaca dengan menggunakan baja profil. Skin bangunan layer kedua struktur skin ditumpu menggunakan baja yang menumpu terhadap balok, sedangkan penutup skin menggunakan perforated yang dipotong sesuai pola. Tahapan detail struktur facade dapat dilihat seperti gambar dibawah. Hasil prototype rancangan yang telah selesai Model Prototype Pada proses pembuatan model prototype menggunakan material akrilik ang kemudian dipotong menggunakan laser dan kemudian diralit sesuai desain. 5

4. Kesimpulan Kompleksitas dan banyaknya batasan dalam merancang bangunan komersial menjadi sebuah tantangan tersendiri yang harus dipecahkan. Sehingga metode parametrik sebagai alat bantu dengan menggunakan sistem komputasi digital dengan pemrograman alghoritma merupakan salah satu cara yang dipilih untuk melakukan pendekatan dalam merancang untuk membantu menyelesaikan permasalahan. Namun, dengan parameter yang digunakan merupakan hasil dari kajian-kajian integrasi keislaman dan kesesuaian terhadap konteks objek dan tapak yang ada, kemudian diterapkan kedalam metode parametrik sebagai alat bantu penyelesaian masalah. Perkembangan teknologi yang terus melaju dengan pesat saat ini semakin menipiskan perbedaan dari setiap keilmuan. Termasuk paradigma arsitektur yang saat ini dalam proses perancangannya semakin bergeser dari proses analisa secara manual menjadi proses analisa secara komputasi dengan pemrograman alghoritma sebagai alat bantu desain untuk menyelesaikan permasalahan rancangan. 5. Referensi Khabazi, Zubin. 2012.Generative Alghoritms. Morphogenesism Kahabazi, Mohamad. 2009. Algorithmic Modelling Issa, Rajaa.Essential Mathematics for Computational Design http://www.patrikschumacher.com 6