BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

dokumen-dokumen yang mirip
hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

POROS dengan BEBAN PUNTIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

BAB III. Metode Rancang Bangun

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

MESIN PERAJANG SINGKONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna

PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hopper. Lempeng Panas. Pendisribusian Tenaga. Scrubber. Media Penampung Akhir

BAB II LADASAN TEORI

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH DENGAN KAPASITAS 400 KG/JAM

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB II LANDASAN TIORI

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dari mesin pengupas biji kulit kopi ini dilakukan dengan. mempertimbangkanp beberapa metode seperti berikut :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH

Transkripsi:

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses perancangannya ditentukan dari beberapa pertimbangan diantaranya : 1. Spesefikasi mesin yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman yaitu panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. 2. Sirip pengaduk dibuat mudah dipasang dan dilepas sehingga mempermudah proses perbaikan mesin. 3. Rangka dengan bentuk sederhana, tetapi dapat menopang berat konstruksi mesin yaitu 40 Kg. 4. Semua komponen mesin dibuat sendiri sehingga harganya lebih terjangkau. B. Proses Perancangan Mesin Pengaduk Reaktor Biogas 1. Perancangan Mesin pengaduk reaktor biogas Proses perancangan mesin pengaduk reaktor biogas, mempunyai langkah langkah perencanaan sebagai berikut seperti diagram alir dibawah ini 35

36 PENGADUK MOTOR BENSIN PULLY DAN SABUK V POROS BANTALAN Gambar 6. Proses perancangan 2. Mekanisme Pengadukan Mesin pengaduk reaktor biogas mempunyai transmisi sebagai berikut. Gerak putar motor di transmisikan ke pulley I, kemudian pulley I ditransmisikan ke pulley II dengan menggunakan belt. Pulley II yang seporos dengan ulir cacing kemudian memutar roda gigi cacing dengan perbandingan 1:23. Roda gigi cacing ini disambung dengan poros utama yang langsung mengaduk material biogas. C. Analisis Teknik yang digunakan dalam perancangan 1. Perencanaan Pengaduk Pengaduk ini terbuat dari plat eiser dengan ketebalan 2mm dengan luas 22500 mm dan terdiri dari 4 sirip pengadukdengan berat tiap sirip yaitu 5 kg. Untuk mengetahui besarnya gaya yang harus

37 dilawan oleh sirip dilakukan pengujian empiris yaitu dengan menekan sirip kedalam air. Dari pengujian tersebut diperoleh gaya 10 kg. Karena material biogas adalah campuran air dengan kotoran sapi dan viskositasnya lebih tinggi, maka gaya yang harus dilawan oleh sirip diperoleh 20 Kg. 60 mm 1 : 23 mm 180 mm Beban yang harus dilawan sirip = 20 kg/sirip Berat sirip 5 kg/sirip Jadi gaya total sirip = 100 kg F = 20 kg / sirip Gambar 7. Konstruksi mesin Sehingga T = F.r T = 100 kg. 112,5 mm T = 11250 kg.mm

38 Daya motor yang digunakan untuk mengaduk reaktor adalah T = 9,74. 10 P n 11250 = 9,74. 10 P= 11250.20 9,74. 10 P 20 P = 0,23 KW = 230 Watt P = 0,31 HP Jadi daya yang dibutuhkan untuk mengaduk material biogas yaitu 0,31 HP 2. Motor Pemilihan motor sebagai penggerak utama dalam mesin ini harus mempunyai daya yang mampu menggerakkan sirip pengaduk. a. Daya yang diperlukan untuk proses pengadukan adalah 0,31 HP Daya pada transmisi puli v dengan efisiensi (η) = 85 % yaitu Pr = Pr = P η x 100% 0,31 x 100% 85 Pr = 0,365 HP Jadi daya motor yang sesuai untuk digunakan pada mesin yaitu 0,5 HP b. Efisiensi motor η= η= 0,31 x 100% 0,5 0,31 x 100% 0,5 η = 62 %

39 Dalam pelaksanaanya pada saat dilapangan motor yang digunakan harus lebih besar untuk proses pengadukan. Saat uji kinerja motor yang digunakan yaitu motor bensin dengan daya 4HP, putaran 1400 rpm. 3. Perancangan Sistem Transmisi Mesin pengaduk ini harus dapat mentransmisikan putaran 1400 rpm menjadi 20 rpm.sistem transmisi yang digunakan pada mesin ini adalah pulley dan roda gigi cacing berpasangan. N2 = D1 x N motor = 466,7 D2 Kemudian ditransmisikan melewati roda gigi dan ulir cacing berpasangan dengan perbandingan 1 : 23 N pengaduk = 1 23 x 466,7 = 20,29 rpm Maka putaran pada sirip pengaduk yaitu 20 rpm

40 4. Puli dan Sabuk V Gambar 8. Diagram Alir Perencanaan Transmisi sabuk V digunakan untuk menurunkan putaran dari 1400 rpm menjadi 466,7 rpm. Faktor koreksi yang digunakan untuk perhitngan yaitu daya normal 1 (Sularso, Hal.7). a. Perhitungan daya pada puli Pd = fc x P Pd = 1 x 0,365 Pd =0,365 kw

41 b. Beban torsi pada pulley yang digerakkan Pd N 0,365 T = 9,74 x 10 466,7 T = 9,74 x 10 T = 761,76 Kgmm c. Kecepatan sabuk π Dp N 60x1000 3,14. 180. 1400 v= 60x1000 v= v = 5,86 m/s d. Beban Pulley 102 Dp V 102.0,365 F= 5,86 F= F = 6,353 Kg e. Panjang keliling (L) 2 2 ƴ C π L1 = 2C + (d L1 = 2C +, + D )+ (60 + 180) + (d + D )2 (60 + 180)2

42 (60 + 180)2 L1 = 2C + 376,8 + (60 + 180)2 L1 = 2 x 300 +376,8 + (60 + 180)2 L1 = 753,6 + L1 = 801,6 mm f. Nomor nominal sabuk-v, yaitu: 801,6 mm 1) Rumus: b = 2L1 π (Dp2 + dp1) b = 2 x 801,6 3,14 (180+60) b = 1029,6 mm 2) Rumus ( C= C=, ), ( ) C = 250,2 mm g. Besar sudut kontak v-belt dengan puli θ = 1800 ( θ = 1800 ( ) ) θ = 157,20= K0 = 0,99

43 h. Jadi pemilihan type sabuk dalam mesin pengaduk reactor biogas ini adalah type A dengan nomor nominal sabuk V : 32, L =801,6 (Sularso, hal. 168) 5. Poros Dalam mesin pengaduk reaktor biogas ini Poros merupakan bagian transmisi yang berfungsi meneruskan putaran dari roda gigi cacing untuk mengaduk material biogas dengan kecepatan 20 rpm. Bahan yang digunakan untuk poros yaitu ST 37. a. Momen yang dihasilkan P N T = 9,74 x 10 T = 9,74 x 10 T = 761,76 Kg 0,365 466,7 b. Tegangan geser yang terjadi pada poros τ = τ = τ = 16 T πd 16.761,76 3,14. 20,.., = 193,82 kg/mm Beban sirip Beban poros Torsi pengaduk 100mm 200mm 40 mm Gambar 9. Pembebanan poros

44 c. Daya yang ditransmisikan P =0,5 HP N puli 2= 466,7 rpm Maka torsi yang dihasilkan T = 9,74 x 10 T = 9,74 x 10 0,5 N 0,5 466,7 T = 1043,496 kg. mm d. Faktor koreksi diambil f = 1,2 untuk daya normal,maka daya rencana untuk hitungan poros yaitu Pd = fc. P = 1,2 x 0,5 = 0,6 HP e. Momen puntir rencana T = 9,74 x 10 T = 9,74 x 10 0,6 N 0,5 466,7 T = 1252,196 kg. mm f. Pembebanan pada poros roda gigi cacing 1) Puli = 1,5 kg 2) Ulir cacing 5 kg (asumsi dari berat ulir) 3) Gaya tarik V belt = F1 = x 1,5 = 0,5 kg

45 VB = 5 kg 11250 kg mm B A RVB RVA 100 mm 200 mm 40 mm Gambar 10. Diagram benda bebas pembebanan poros Gaya reaksi bantalan ΣMB = 0 VA (240) (11250) 40 (5) = 0 240 VA = 11230 VA = 46,7 kg (keatas) ΣMA = 0 VB(240)-5(200)-100(33,01)=0 240VB= 1000-100 (33,01) VB= 9,6 kg (kebawah) g. Momen pada poros bolong penerus putaran roda gigi cacing. Pembebanan pada poros pipa pengaduk dengan bahan ST 37 memiliki kekuatan tarik 37 kg/mm dan moment puntir 15 kg/mm (Neimann, Hal 319) 40kg 350 mm 40kg 200 mm 50 mm Gambar 11. Poros pipa pengaduk

46 T. r J τ = τ = τ = 8,67Kg. mm (40.250) + (40.50) π Jadi τ kg.mm 10,9 yang terjadi pada poros sirip pengaduk yaitu 8,67 kg.mm 15 h. Pembebanan pada sirip pengaduk 20 kg/ mm R 315 mm Gambar 12. Poros pada sirip σ = σ = M. y I 20. 157,5.6 π 12 σ = 9,292 kg. mm Jadi τ yang terjadi pada poros sirip pengaduk yaitu 9,292 kg.mm 37 kg.mm (aman)

47 i. Bahan Poros Berdasarkan analisis, beban maksimal yang harus dilawan poros yaitu 9,292 kg/mm,tegangan poros 193,82kg/mm, maka bahan poros pada mesin pengaduk ini menggunakan ST 37 dengan kekuatan tarik ( σ b ) = 37 kg/mm2.ada 2 faktor koreksi yang diperhitungkan yaitu Sf1 dan Sf2. Ditinjau dari batas kelelahan puntir diambil Sf1 = 6, Sf2 = 2. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka poros mesin pada roda gigi cacing menggunakan : Sf2 = 2 karena diberi alur pasak, poros bertingkat, dan pertimbangan pengaruh kekasaran permukaan. j. Tegangan geser yang diijinkan Tegangan geser yang diijinkan σ g (kg/mm2) adalah: σ g = σ b / (Sf1 x Sf2) = 50 / (6 x 2 ) = 2,78 kg/mm 2 k. Faktor koreksi puntiran dan lenturan Faktor koreksi yang ditinjau dari keadaan momen puntir dinyatakan dengan Kt dengan harga 1,0 3,0. Faktor tersebut ditinjau apakah poros dikenai beban secara halus, sedikit kejutan/tumbukan, atau kejutan atau tumbukan yang besar. Faktor koreksi yang ditinjau dari keadaan momen lentur dinyatakan dengan Km dengan harga 1,5 3,0. Faktor tersebut ditinjau

48 apakah poros berputar dengan pembebanan momen lentur yang tetap, mengalami tumbukan ringan, atau mengalami tumbukan berat. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka poros pengaduk menggunakan : Kt = 3,0 karena dikenai kejutan besar Km = 3,0 karena mengalami tumbukan berat i. Diameter Poros pejal, ds (K. M) + (K. T) τ ds,, (3. 193,82) + (3.1252,196 ) ds 19,105 mm 19 mm maka diameter yang dibuat harus lebih besar yaitu 20 mm. j. Diameter poros bolong τ = 16 T d π (d d ) 8,67 = 16.10000 d 3,14 (d d ) d = 25.4 mm, 6. Bantalan d = 22,5 mm Perancangan bantalan pada mesin pengaduk reaktor biogasini menggunakan bantalan gelinding dengan alasan bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil, dan pelumasannya

49 sederhana.selain itu, bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari segi gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Bantalan ini berfungsi untuk tumpuan poros utama agar lebih stabil. Diameter poros yang digunakan adalah 20 mm dengan arah pembebanan radial. Berdasarkan tabel bantalan yang digunakan adalah tipe 6005 dengan pertimbangan bantalan mampu menerima beban statis sebesar 530 kg. Pada mesin pengaduk ini terdapat empat buah bantalan dengan gaya yang ditumpu oleh bantalan adalah reaksi terbesar yaitu 46,7 kg. Sehingga bantalan yang digunakan adalah sebagai berikut : - Diameter kecil 20 mm. - Diameter besar 47 mm. - Kapasitas nominal dinamik 790 kg - Kapasitas nominal statik 530 kg a. Baban ekuivalen dinamis : Pr= X V. Fr + Y Fa Dimana : Pr Fr : Beban gilas ekuivalen dinamis (kg) : Beban radial yang bekerja pada tumpuan terbesar yaitu R c = 46,7 kg Fa : Beban aksial = 0 kg X,Y,V : faktor yang dimiliki bantalan

50 Diketahui : X = 0,56 Y = 1,45 V =1 Pr = 0,56. 1. 46,7 + 1,45. 0 = 26,152 kg b. Umur bantalan : Faktor kecepatan (fn) fn = (33,3/ n)1/3 = (33,3/20)1/3= 1,185 Faktor umur (fh) : fh = fn. C/p = 1,185, = 35,79 Umur nominal (Ln) : Lh = 500 fh3 = 500. 35,793 = 22922136,8 jam = 955089 hari = 26,09 tahun Jadi umur bantalan sesuai dengan perhitungan adalah 26,09 tahun

51 7. `Pemilihan bahan rangka Berdasarkan klasifikasi baja maka bahan diatas digolongkan pada baja karbon rendah dengan sebutan ST 37. Sifat plat siku ini secara umum adalah ulet, kuat, mampu dikerjakan dengan mesin, mampu dikerjakan dengan las. baja siku sama kaki. Sifat-sifat mekanis baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut: Modulus geser (G) = 80.000 MPa Modulus elastisitas bahan (E) = 210 GPa = 210 x 10 Pa Luas Penampang (A) = 29,1 cm = 29,1 x 10 m Beban (W) = 313,92 Kg Momen inersia bahan (I) = 305,4 mm2= 3,054. 10-4 m2. Gambar 13. Hasil analisis ansys Dari analisis diatas diperoleh pergeseran titik maksimal adalah 0.2212 mm, Y = w.a.b 3.E I L

52 I= 313,92 kg. (3,2 cm). (4,3 cm) (0.02212 cm). (7,5) (3) 2100000 I = 0,063 cm Momen inersia pada analisis lebih kesil dari momen inersia bahan maka, konstruksi dinyatakan aman. D. Analisis ekonomi Macam Biaya Macam Pekerjaan A. Biaya Desain Survey Analisis Gambar Macam Biaya B. Biaya Pembeli an Kompon en Macam Biaya C. Biaya Pembuat an kompon en Bahan( Alat Rp) (Rp) 20000 10000 20000 50000 Biaya Pembelian (BP) 80000 40000 400000 40000 15000 10000 550000 Macam Komponen Bearing Mur Baut Motor Pully Belt Shock Ulir Pipa PVC Tabung Macam Elemen Poros RG cacing Rangka Poros Pengaduk Bahan Baku 30000 21000 0 5000 50000 Tenaga (Rp) Jumlah 10000 20000 20000 Jumlah 40000 20000 90000 150000 Biaya Perakitan Jumlah 8000 4000 45000 4000 1500 1000 55000 Jumlah 88000 44000 495000 44000 16500 11000 605000 113200 Baha Tenaga Kerja n Langsung Peno (125%*TKL) long Biaya Overhe ad Jumlah 0 50000 62500 152500 0 0 0 100000 15000 50000 125000 18750 62500 447000 43750 187500

53 Roda gigi 50000 Cacing 0 50000 62500 182500 Ulir 20000 Cacing 0 50000 62500 142500 Pipa 30000 Pengaduk 0 30000 37500 107500 Nilon 10000 0 10000 12500 37500 Jumlah 1203750 D. Biaya non Produksi Biaya Gudang 5% * C 58187.5 Pajak perusahaan 5% * C 58187.5 Jumlah 116375 E. Laba 10% (A+B+C+D) 250932.5 F. Harga tafsiran produk (A+B+C+D+ E) 2820257.5 E. Hasil dan Pembahasan 1. Poros Hasil perancangan untuk poros utama pada mesin pengaduk reaktor biogasini diperoleh diameter minimal poros yang diijinkan, yaitu 19,1 mm dengan bahan yang digunakan adalah ST 37, maka diameter poros yang digunakan adalah 20 mm.panjang poros utama mesin pengaduk reaktor biogas yaitu 340 mm 2. Bantalan Bantalan yang digunakan pada poros utama sesuai dengan hasil analisis yaitu menggunakan bantalan gelinding jenis bola dengan nomor

54 6204 dengan dimensi d = 20 mm, D = 47 mm, B = 14, r = 1,5 mm, kapasitas dinamis spesifik (C) = 1000 kg, dan kapasitas statis spesifik (Co) = 635 kg.(robet L. Mott, Hal : 569) 3. Sabuk dan Puli Motor yang digunakan pada mesin pengaduk ini memiliki daya 0,5 HP dengan putaran 1400 rpm. Putaran yang direncanakan pada transmisi sabuk V adalah sebesar 20 rpm, sehingga dari hasil perhitungan diperoleh ukuran puli yang digunakan yaitu untuk puli pada poros motor 2 inchi, puli pada poros tengah 6 inchi, kmudian dari 6 inchi dihubungkan dengan roda gigi cacing 1:23. Sedangkan untuk sabuk yang digunakan adalah sabuk-v tipe A no. 32 dengan jarak poros 300 dan panjang belt 801,6 mm F. Kelemahan- kelemahan Berdasarkan hasil desain dan analisis konstruksi mesin pengaduk reaktor biogas, kelemahan produk terdapat pada : 1. Desain konstruksi. Desain konstruksi kurang ergonomis untuk operator, jarak posisi disel yang terlalu tinggi dan posisi ditengah rangka, sehingga untuk menyalakan disel perlu beberapa kali dalam menarik handlenya. Untuk itu diperlukan tempat khusus untuk operator. 2. Sirip pengaduk Sirip merupakan komponen yang paling rawan terjadinya korosi dari hasil fermentasi biogas didalam reaktor, tetapi sudah disiasati dengan

55 komponen mudan dilepas dan dipasang kembali agar mamperlancar proses perbaikan dan perawatannya. 3. Tabung reaktor terlalu kecil, sehingga gas yang dihasilkan juga sedikit. 4. Kurang runtutnya proses perancangan yang dilakukan, maka terdapat sedikit kesulitan dalam penyetingan mesin.