PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BUPATI POLEWALI MANDAR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERENCANAAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI APLIKASI SWAT OLEH DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan ABSTRAK:

KUESIONER PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

RINGKASAN ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN I-1

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Dody Ariyantho Kusma Wijaya UPT-MKU Universitas Palangka Raya e-mail: doddyariantho@yahoo.co.id ABSTRACT This research study the role of Family and Government Policy of Palangka Raya in Household Waste Managementin order to see whowas the most responsible for decisionmakers in the process of waste management in households, and examines the role of families in the process of waste management before disposal into the trash. Data collection was done through observation and interview on the studied variables. The research was conducted in the district of Pahandut, district of Jekan Raya and district of Sebangau Palangka Raya in April till June 2011. The Source of data or respondents in the research community is engaged in managing and disposing of garbage. The community is a society of each chosen houshold. Sampling was done purposively stratified. The results showed that the head of the family was instrumental in the process of garbage disposal. Garbage disposal decision makers is the father of 68.9% (31 respondents) and the mothers of 31,1% (14 respondents). In the waste management at household level was the comparison between wet waste and dry waste that is equal to ⅓ most was 54% (7 respondents. This indicates that the household waste produced is a dry waste. Keywords: dry waste, household waste, wet waste ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan kebijakan pemerintah Kota Palangka Raya dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar dapat melihat siapa yang paling berperan sebagai pengambil keputusan dalam proses pengelolaan sampah di dalam rumah tangga, serta mengkaji peranan keluarga dalam proses pengelolaan sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan atau observasi (observation) dan wawancara (interview) terhadap variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pahandut, Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya pada bulan April hingga bulan Juni 2011. Sumber data atau responden dalam penelitian adalah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan dan pembuangan sampah. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat dari masing-masing rumah tangga terpilih. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive berstrata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala keluarga sangat berperan dalam proses pembuangan sampah, pengambil keputusan pembuangan sampah adalah Bapak sebesar 68,9% (31 responden) dan Ibu sebesar 31,1% (14 responden), Dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga ternyata perbandingan antara sampah basah dan sampah kering terbanyak adalah ⅓ yaitu sebesar 54% (7 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sampah rumah tangga yang dihasilkan adalah berupa sampah kering. Kata kunci: sampah basah, sampah kering, sampah rumah tangga

Kusma Wijaya, D.A. Peran Keluarga dan Kebijakan Pemerintah Kota.... Pertambahan jumlah penduduk membawa dampak yang cukup signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan, seperti adanya tuntutan peningkatan kemampuan daya tampung lapangan kerja, kapasitas daya dukung fasilitas publik dan ketersediaan sumber-sumber primer seperti pangan, sandang, dan papan yang memadai serta tuntutan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat. Fakta empirik menunjukkan bahwa pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat akan meningkatkan konsumsi masyarakat dan hal ini akan mengakibatkan semakin bertambahnya volume sampah. Berbagai upaya dan kebijakan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menjaga kebersihan dan menangani masalah sampah perkotaan, tentunya tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota saja akan tetapi peran serta dan partisipasi masyarakat yang ada di Kota Palangka Raya juga sangat menentukan. Hal ini terlihat dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah (Perda) Kota Palangka Raya Nomor 03 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kebersihan Lingkungan dan Pertamanan. Beberapa point penting dari Perda tersebut adalah kewajiban masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya dan kewajiban membuang sampah ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah) pada waktu yang sudah ditentukan yaitu mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 03.00 WIB. Sedangkan untuk pemilik/badan usaha atau pemakai persil usaha yang menghasilkan sampah sebanyak 2,5 m 3 atau lebih setiap hari wajib membuang sendiri sampah tersebut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kecuali ada permintaan bantuan ke Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya. Rumah tangga sebagai salah satu penghasil sampah terbesar, seperti data yang ditunjukkan oleh Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya (2011) menyebutkan bahwa sampah domestik yang dihasilkan mencapai 550 m 3 per hari. Untuk itu diperlukan program penanganan sampah yang baik dan haruslah berawal dari upaya penyadaran dan peningkatan partisipasi masyarakat, dalam hal ini rumah tangga untuk mengelola sampah yang dihasilkan. Semua sampah yang dihasilkan tersebut ditampung oleh 203 TPS yang tersebar di Kota Palangka Raya dan 1 TPA yang berlokasi di Jalan Tjilik Riwut Km.14 Palangka Raya (Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja yang berperan (bapak atau ibu) dalam pengambil keputusan pada proses pengelolaan sampah di dalam rumah tangga dan mengkaji peranan keluarga dalam proses pengelolaan sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. METODE Pengambilan lokasi penelitian dilaksanakan dengan sengaja secara bertingkat atau multistage purposive sampling. Dari 5 Kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya, dipilih 3 Kecamatan masing-masing: Kecamatan Pahandut, Kecamatan Jekan, dan Kecamatan Sabangau. Alasan pemilihan 3 Kecamatan di Kota Palangka Raya di atas adalah Kota Palangka Raya merupakan kota yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi dan bersifat heterogen, baik suku, agama, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan. Dipilih 3 kecamatan di atas sebagai tempat penelitian juga karena lokasi tersebut mewakili pemukiman yang penghuninya bermata pencaharian sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), pelaku usaha dan buruh serta keterwakilan sebagai daerah perkotaan dan daerah pinggiran. Kegiatan penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dan dilaksanakan sejakapril hingga Juni 2011. Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat instrumen penelitian, yaitu kuesioner dan pedoman wawancara. 29

Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi, Volume 18, Nomor 1, Maret 2017, 28-35 Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Dalam pelaksanaan penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan atau observasi (observation) dan wawancara (interview) terhadap variabel yang diteliti. Wawancara akan dipandu dengan kuesioner dan pedoman wawancara. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan dari responden tersebut dipilih dan dibatasi berdasarkan kesesuaiannya dengan pertanyaan-pertanyaan dasar dalam rencana penelitian yang keseluruhannya ditempatkan dalam kerangka pengelolaan sampah, seperti siapa pengambil keputusan pengelolaan sampah, tentang pandangan, tata cara dan teknologi, wawasan lingkungan yang berkelanjutan, lingkungan hidup, ekonomi dan sosial. Data sekunder dikumpulkan dari laporan dan publikasi-publikasi yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang, seperti: Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya, Pemerintahan Desa, Dinas Tata Kota Palangka Raya, Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya serta kepustakaan yang relevan dengan penelitian ini. Data yang diambil meliputi jumlah penduduk, jumlah TPS, armada truk sampah, dan kebijakan tentang pengelolaan sampah. Berdasarkan sifat data sebagai suatu kumpulan berwujud angka, kemudian menjadi rangkaian kata-kata, maka untuk menganalisa data tersebut digunakan metode analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam metode analisis deskriptif dilakukan melalui 2 tahapan kegiatan, yaitu: Penyajian data dibuat dalam bentuk tabel dan grafik. Semua jenis data digabungkan, disusun dalam bentuk yang padu, sehingga mudah untuk menarik kesimpulan. Menarik kesimpulan setelah kegiatan pengumpulan data dan penyajian data dilakukan, kemudian melakukan interpretasi data, seperti mencatat keteraturannya, pola-pola, penjelasan, sebab akibat dan proporsi. Penarikan kesimpulan dapat dirumuskan setelah menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan benar. Sumber data atau responden dalam penelitian adalah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan dan pembuangan sampah, yaitu masyarakat dari masing-masing Rukun Tetangga (RT) terpilih. Responden adalah para kepala keluarga, aparat desa atau pengurus Rukun Tetangga (RT), tokoh masyarakat dan pelaku dunia usaha. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive berstrata berdasarkan peranannya dalam menghasilkan dan dalam pengelolaan sampah, yaitu diambil 15 KK (kepala keluarga) pada setiap wilayah penelitian yang masing-masing terdiri atas 12 KK dari rumah tangga, 1 KK dari tokoh agama, 1 KK dari tokoh masyarakat serta 1 KK dari dunia usaha/pelaku bisnis. Karena ada 3 wilayah penelitian maka responden dalam penelitian ini berjumlah 3 x 15 KK = 45 KK. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden (Usia, Tingkat Pendidikan, dan Jenis Kelamin Responden) Data yang didapatkan menunjukkan sebaran usia responden penelitian ini adalah 30 tahun sebesar 4,4% (2 responden), 31-40 tahun sebesar 28,7% (13 responden), 42-50 tahun sebesar 39,9% (18 responden), 51-60 tahun sebesar 17,7% (8 responden) dan > 60 tahun sebesar 8,8% (4 responden). Untuk tingkat pendidikan responden rata-rata berpendidikan tinggi yaitu lulusan Sarjana sebesar 35,6% (16 responden), Diploma sebesar 6,7% (3 responden), SLTA sebesar 48,9% (22 responden), SLTP sebesar 6,7% (3 responden) dan SD/SR sebesar 2,2% (1 responden). Untuk jenis kelamin responden didominasi oleh laki-laki dengan persentase sebesar 91,1% (41 responden) dan perempuan hanya 8,9% (4 responden). 30

Kusma Wijaya, D.A. Peran Keluarga dan Kebijakan Pemerintah Kota.... Pengambil Keputusan dalam Proses Pengelolaan Sampah Dari hasil yang didapat terlihat bahwa kepala keluarga sebagai pengambil keputusan sangat berperan dalam proses pembuangan sampah di rumah tangga responden. Untuk proses pengambilan keputusan pembuangan sampah adalah bapak sebesar 68,9% (31 responden) dan ibu sebesar 31,1% (14 responden). Hal ini menunjukkan posisi bapak sebagai kepala rumah tangga adalah penting dan strategis dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga (Gambar 1). 31,1 % 68,9 % Bapak Ibu Gambar 1. Perbandingan yang mengarahkan/mengatur pembuangan sampah di rumah responden Peranan Keluarga dalam Proses Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dalam Peraturan Daerah Kota Palangka Raya No. 03 Tahun 2006 pada Bab II Pasal 3 (ayat 1 2), Pemerintah Daerah wajib mengadakan sarana dan prasarana kebersihan dan pertamanan berupa menyediakan tempat sampah di tempat-tempat umum dan jalan umum, menyediakan tempat penampungan sementara dan tempat pembuangan akhir, melaksanakan pengangkutan dari TPS ke TPA serta menyediakan petugas kebersihan dan peralatannya, kemudian bagi warga masyarakat wajib mengadakan sarana dan prasarana kebersihan dan pertamanan berupa membuat tempat sampah pada setiap persil, kendaraan darat maupun sungai serta melakukan pengangkutan sampah dari persil ke TPS dan transfer depo dan dilaksanakan dengan koordinasi RT/RW di wilayahnya masing-masing dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh walikota atau pejabat yang ditunjuk. 71,1 % 28,9 % Ada Pemilahan Tidak ada pemilahan Gambar 2. Perbandingan antara responden yang melakukan pemilahan sampah dengan yang tidak melakukan pemilahan sampah 31

Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi, Volume 18, Nomor 1, Maret 2017, 28-35 Untuk proses pemilahan sampah antara sampah basah dengan sampah kering masih belum terlihat peranan kepala keluarga. Untuk pemilahan antara sampah basah dengan sampah kering 71,1% (32 responden) tidak melakukan pemilahan langsung terhadap sampah basah dan sampah kering, sedangkan yang melakukan pemilahan adalah 28,9% (13 responden), seperti yang disajikan pada Gambar 2. Dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga ternyata perbandingan antara sampah basah dan sampah kering terbanyak adalah ⅓ yaitu sebesar 54% (7 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sampah yang dominan dari sampah rumah tangga yang dihasilkan adalah berupa sampah kering (Gambar 3). Gambar 3. Perbandingan sampah basah dengan sampah kering di rumah responden Menurut Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya rata-rata volume sampah yang dihasilkan penduduk Kota Palangka Raya adalah 2,49 liter/orang/hari. Berdasarkan pengamatan dalam penelitian ini ternyata sampah yang dihasilkan hanya berupa bungkus makanan. Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai kebiasaan membeli makanan yang sudah masak. Semua responden (100%) setuju pada akhirnya nanti harus dilakukan pemilahan sampah antara sampah basah dengan sampah kering, seperti yang disajikan pada Gambar 4. 100 % Setuju melakukan pemilahan Gambar 4. Persepsi responden dalam pemilahan sampah Untuk tempat penampungan sementara sampah sebelum dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara), responden menyatakan bahwa yang membuang sampah ke tempat sampah sementara misalnya dalam kotak kardus atau tempat sampah kecil sebesar 33,3% (15 responden), sedangkan yang membuang sampah sementara menggunakan kantong plastik sebesar 66,7% (30 responden) seperti yang disajikan pada Gambar 5. 32

Kusma Wijaya, D.A. Peran Keluarga dan Kebijakan Pemerintah Kota.... 66,7 % 33,3 % Di tempat sampah Kantong plastik Gambar 5. Perbandingan tempat pembuangan sementara responden sebelum sampah dibuang ke TPS Sampah yang terkumpul baik di kantong plastik maupun bak sampah sementara dibuang keluar rumah oleh responden ada yang melalui mekanisme penimbunan yaitu dibuang dalam lubang yang dibuat sendiri sebesar 2,2% (1 responden), dikarenakan tempat tinggal responden cukup jauh dari tempat pembuangan sementara sehingga responden enggan untuk membuang sampah ke tempat pembuangan sementara dan membuat lubang sampah sendiri untuk menampung sampah, sedangkan yang membuang ke tempat pembuangan sementara sebesar 97,8% (44 responden). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para responden memiliki kesadaran yang sangat tinggi untuk tidak membuang sampah sembarangan seperti yang disajikan pada Gambar 6. 2 % 98 % TPS Lubang galian Gambar 6. Perbandingan cara pembuangan sampah dari rumah responden Dengan adanya pengaturan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga diharapkan nantinya tidak akan ada lagi keluhan tentang gangguan akibat dari pembuangan sampah. Ini terlihat bahwa 60% (27 responden) merasa terganggu akibat bau yang ditimbulkan (Gambar 7). 40 % 60 % Bau Tidak enak dipandang Gambar 7. Gangguan akibat sampah 33

Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi, Volume 18, Nomor 1, Maret 2017, 28-35 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatakan setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan. Untuk itu pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga sangat mendesak untuk dilaksanakan. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga terdiri atas: pengurangan sampah dan penanganan sampah, sedangkan pengurangan sampah adalah pembatasan timbunan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah melalui proses reduce, reuse,dan recycle. Kebijakan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam Pengelolaan Sampah Pemerintah Kota Palangka Raya memiliki kebijakan umum tentang pengelolaan sampah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kebersihan Lingkungan dan Pertamanan di Kota Palangka Raya. Dalam peraturan tersebut terdapat beberapa point penting, seperti kewajiban masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya dan kewajiban membuang sampah ke TPS pada waktu yang sudah ditentukan yaitu mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 03.00 WIB. Selama ini dengan fasilitas yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola sampah, masih banyak sampah yang tidak terangkut dari TPS ke TPA. Padahal kalau dihitung jumlah TPS yang disediakan sebenarnya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Kota Palangka Raya. Dari daya tampung TPS yang masih kurang, Pemerintah Kota Palangka Raya seharusnya menambah jumlah TPS menjadi 225 buah TPS dari yang sebelumnya berjumlah 203 buah TPS, sehingga tidak ada lagi sampah yang masih tersisa di TPS ketika pengangkutan sampah ke TPA. Untuk angkutan truk yang tersedia saat ini masih kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA. Dengan 15 unit truk yang tersedia berarti hanya sekitar 90 m 3 sampah dapat terangkut untuk sekali angkut, sehingga untuk bisa mengangkut habis semua sampah dari TPS ke TPA memerlukan 7 kali angkut, idealnya maksimal 2 kali angkut saja sehingga sampah yang ada tidak terlalu siang untuk diangkut. Jumlah truk yang ideal adalah sekitar 47 unit truk sehingga bisa 2 kali angkut. Terjadinya penumpukan sampah di TPS selain dikarenakan kurangnya fasilitas angkut juga dikarenakan sikap masyarakat yang masih menganggap masalah sampah adalah urusan pemerintah. Selain itu pola pembuangan sampah masyarakat yang tidak tertib jam pembuangan sehingga membuat TPS yang sudah diangkut pagi oleh petugas menjadi berisi lagi ketika siang harinya. Tabel 1. Sarana dan Prasarana pada Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya Jenis Sarana Jumlah Keterangan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) 1 buah Luas 10 ha TPS (Tempat Pembuangan Sementara) 203 buah Rata-rata kapasitas 2,5 m 3 Dump Truck Sampah 11 buah 180 m 3 /hari Arm Roll Truck 4 buah 120 m 3 /hari Excavator 1 buah Rusak Buldozer 1 buah Petugas 250 orang Petugas Angkutan, penyapu, petugas taman Sumber : DPK Kota Palangka Raya (2011) 34

Kusma Wijaya, D.A. Peran Keluarga dan Kebijakan Pemerintah Kota.... Pemerintah Kota Palangka Raya dalam implementasi pengelolaan sampah masih bersifat pada proses angkut sampah dari TPS ke TPA dan tumpuk di TPA. Selain tidak terlalu efektif, sistem ini memerlukan biaya yang sangat besar untuk mobilisasi pasukan kebersihan beserta armadanya. Fasilitas TPS yang ada sekarang ini masih menggabungkan antara sampah basah dengan sampah kering sehingga akan sia-sia usaha pemisahan sampah yang dilakukan oleh setiap rumah tangga karena ketika dibuang ke tempat sampah sementara akan tercampur lagi. Dengan peran serta masyarakat, volume sampah yang harus ditangani oleh pemerintah akan jauh berkurang. Dengan demikian lingkungan menjadi bersih, banjir akibat sungai yang dipenuhi sampah tidak terjadi lagi, dan penyakit karena timbunan sampah jauh berkurang. Kedepannya Pemerintah Kota Palangka Raya harus memiliki peraturan daerah yang memang khusus mengatur tentang sampah dengan penerapan 3 R (reduce, reuse,dan recycle), tidak tergabung seperti peraturan yang ada saat ini. Peraturan daerah itu nantinya akan mengatur tentang sampah rumah tangga sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Peraturan daerah itu juga mengatur tentang pemilahan sampah basah dengan sampah kering dilanjutkan dengan pengelolaan sampah seperti pengomposan, daur ulang, dan lain sebagainya. SIMPULAN Untuk proses pengambilan keputusan pembuangan sampah rumah tangga dilakukan oleh bapak sebesar 68,9% (31 responden) dan ibu sebesar 31,1% (14 responden). Hal ini menunjukkan posisi bapak dan ibu adalah penting dan strategis dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.untuk tempat penampungan sementara sampah sebelum dibuang ke TPS yang membuang ketempat sampah sementara dengan menggunakan kotak kardus atau tempat sampah kecil sebesar 33,3% (15 responden), sedangkan yang membuang sampah sementara ke kantong plastik sebesar 66,7% (30 responden). SARAN Hendaknya ada peraturan daerah yang khusus mengatur tentang sampah terutama sampah rumah tangga termasuk didalamnya tentang pemilahan dan pemanfaatan sampah untuk hal yang berwawasan lingkungan dan ekonomi seperti pemanfaatan sampah untuk kompos, pemberian punishment bagi pelanggaran regulasi pengelolaan sampah dan reward bagi yang taat terhadap regulasi pengelolaan sampah.kepada Pemerintah Kota Palangka Raya dalam hal ini Dinas Pasar dan Kebersihan kiranya perlu menambah sarana dan prasarana seperti TPS dan armada angkutan karena sarana yang ada saat ini tidak mencukupi. REFERENSI Dinas Pasar dan Kebersihan (DPK) Kota Palangka Raya. (2011). Pemerintah Kota Palangka Raya. Palangka Raya.(Tidak Dipublikasikan). Sekretariat Daerah Kota Palangka Raya. (2011). Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2006. Tentang Pengelolaan Kebersihan Lingkungan dan Pertamanan. Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2006 Nomor 03. Palangka Raya. (Tidak Dipublikasikan). Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta. 35