BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. penting dari hidup manusia yang mempunyai fungsi lebih yaitu sebagai etika

BAB I PENDAHULUAN. diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diskriminasi jilbab menjadi salah satu catatan penting diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam,

BAB I PENDAHULUAN. diakses tanggal 27 April 2016 pukul 08:43 WIB.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB III PANDANGAN MAHASISWA FAKULTAS SYARI AH DAN HUKUM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TENTANG BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perhiasan dan kecantikan bagi yang mengenakannya secara

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunitas-komunitas hijabers di Indonesia. 1. Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas hijabers mempunyai ciri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya komunitas hijabers dan muslimah. membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran internet di tengah masyarakat saat ini, tentu membuat sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

BAB V PENUTUP. pembahasannya dalam Islam, khususnya dalam al-qura>n, sebab cadar

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengikuti perkembangan fashion. Fashion dianggap dapat membawa

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

TEORI PENELITIAN METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PESAN RELIGIUS FOTOGRAFI HIJAB ISLAMI PUTRI HIJAB LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi akan memaksa produsen untuk beradu dalam menciptakan

POPULARITAS HIJAB STYLE

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

Orientasi Nilai Pengguna Jilbab Dikalangan Mahasiswi FISIP USU

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai mahasiswa aktif tahun

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hijab bagi wanita-wanita mukminah. 1 Berbusana tidak hanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. publik, baik di lingkungan pemerintah maupun di lingkungan swasta.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang

- Meniti Jalan Keindahan 121. Daftar Pustaka 130

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB. II LANDASAN TEORITIS. 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia,

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Hijab merupakan simbol komunikasi dan sebagai identitas bagi wanita,

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif. Sebab, penelitian ini menekankan pada fenomenafenomena

BAB I PENDAHULUAN. berpakaian secara baik dan benar sesuai tuntunan Al-Qur an yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang

penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi (Hadi, 2015).Di samping itu, ternyata gaya busana muslim Indonesia kini menjadi trend setter di Asia

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

Data Hasil Wawancara. (Jum at, 5 Mei 2017 Pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

FENOMENA KOMUNITAS BERJILBAB; ANTARA KETAATAN DAN FASHION Oleh: Hatim Badu Pakuna. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka

BAB IV ANALISIS ETIKA PERGAULAN REMAJA PUTRI DALAM AL-QUR AN SURAT AL-AHZAB AYAT 32-34

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Di Indonesia, istilah jilbab lebih

Dalam telegram rahasia itu tertulis, Keputusan untuk menggunakan jilbab ditunda sambil menunggu SK.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman, begitu pula dengan mode berpakaian perempuan, khususnya dalam penggunaan jilbab.indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.Maka dari itu tidak heran jika banyak dijumpai para perempuan nya berpakaian muslimah (menggunakan jilbab), dan setiap hari nya semakin bertambah penggunaannya sejak tahun 1980-an. Jilbab merupakan busana bagi kaum muslimah yang pada dasarnya di gunakan untuk menutupi aurat. Dalam agama Islam sudah sangat jelas aturan mengenai tata cara dan fungsi dalam pemakaian jilbab, dimana Islam menerapkan syariat yang tidak terlalu membebani kepada perempuan, sekaligus tidak merampas kebebasannya. Jilbab dalam Islam adalah suatu kewajiban bagi kaum perempuan, dimana mereka harus mengenakan penutup badan sedemikian rupa ketika berbaur di ruang publik.berdasarkan nilai-nilai dalam agama Islam, lakilaki yang memiliki hak untuk melihat aurat dari seorang muslimah adalah suami mereka, ayah mereka, ayah dari suami mereka, anak-anak mereka dan saudara laki-laki mereka.penggunaan jilbab juga dimaksudkan agar mereka tidak diganggu dan lebih mudah untuk dikenali. Terdapat fenomena penggunaan jilbab, dimana jilbab kehilangan identitas nya sebagai suatu hukum yang harus dijalankan dan ditaati para Muslimah, yaitu pada saat para public figure seperti artis dan para pejabat yang pada awalnya tidak 1

menggunakan jilbab dan cenderung berpakaian terbuka, lalu saat tersandung suatu kasus dan masalah, mereka dengan tiba-tiba ber-manuver tajam dengan menggunakan jilbab. Sama halnya pada saat bulan Ramadhan, di kalangan selebritis ramai-ramai memasang strategi untuk meraup pundi-pundi rupiah, dimana untuk tampil pada suatu acara di bulan Ramadhan, pihak penyelenggara acara akan menayangkan acara yang bertema Islami, sehingga para artis yang awalnya tidak menggunakan jilbab, kali ini untuk dapat tampil di acara tersebut, ia akan menggunakan jilbab dan dapat disebut sebagai suatu pencitraan, dan begitu acara dan bulan Ramdhan telah selesai, jilbanya pun juga ikut selesai. Jadi penggunaan jilbab pada kasus ini tidak ada hubungannya dengan ketaatan maupun kealiman dalam beragama.disini lah terjadi pergeseran fungsi dari jilbab itu sendiri. Bagi masyarakat Indonesia jilbab sudah tidak asing lagi, peningkatan penggunaan jilbab di Indonesia yang begitu pesat dapat dilihat di berbagai tempat, mulai dari sekolah, kampus, perkantoran, angkutan umum, tempat perbelanjaan, di jalanan, hingga di institusi aparat penegak hukum.jilbab juga telah digunakan hampir semua muslimah dari segala profesi, elemen dan kelas di masyarakat, seperti anak-anak perempuan yang masih duduk di bangku TK, siswi SD-SMP- SMA, mahasiswi, guru, dosen, polwan, pejabat negara, artis, dokter atau pengusaha banyak beralih menggunakan jilbab. Untuk dunia pendidikan, sepanjang tahun 1980-an di Indonesia pernah ada larangan menggunakan jilbab di sekolah-sekolah negeri dengan berdasarkan SK No. 052 tahun 1982, dimana SK itu mengatur bentuk seragam sekolah nasional yang diijinkan dan di dalam nya 2

tidak terdapat bentuk seragam sekolah dengan menggunakan jilbab atau yang menutup aurat seperti yang diperintahkan agama Islam. Lalu akhirnya pada tahun 1991 pemerintah mengeluarkan SK No. 100 yang isi nya memperbolehkan penggunaan jilbab di setiap lembaga pendidikan.sejak saat itu semakin banyak pelajar memakai jilbab ketika berada di sekolah bahkan juga di universitas.(http://thisisgender.com/hijab-indonesia-sejarah-yang-terlupakan) Di era tahun 1980-1990-an, kerudung dan jilbab disebut sebagai simbol gerakan baru keagamaan di Indonesia.Hal ini karena dimana kaum muda di kalangan mahasiswa dan pelajar cenderung melakukan purifikasi dalam sikap keberagaman mereka, termasuk dalam berbusana di kehidupan seharihari.(https://www.islampos.com/jilbab-benarkah-budaya-arab-29973/). Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan jilbab dan kerudung mulai mengalami perkembangan pesat.di abad 21, penggunaan kerudung dan jilbab semakin marak di berbagai kalangan, melintasi batas-batas kalangan pelajar dan mahasiswi yang menjadi perintis.pada universitas-universitas negeri maupun swasta, mahasiswi yang berkerudung dan berjilbab lebih banyak dibandingkan mahasiswi yang tidak berjilbab.kerudung dan jilbab pun mulai menjadi trend perempuan yang beragama Islam.. Stigma bahwa orang yang menggunakan jilbab adalah kuno, tidak bisa mengikuti perkembangan khususnya dalam mode berpakaian, serta kaku, secara perlahan telah bergeser. Dengan semakin bertambahnya peminat dalam menggunakan jilbab di Indonesia maka hal ini menjadi trend dan gaya hidup. Desainer-desainer dan pengusaha jilbab bermunculan dengan merk-merk tertentu menawarkan busana muslim dan gaya jilbab terbaru yang mengikuti trend dan 3

modis, mengakibatkan terjadinya perubahan dengan menambahkan berbagai hiasan, pernak-pernik, lipatan-lipatan, perpaduan warna serta hal-hal lainnya pada jilbab. Tidak hanya jilbab, pakaian (baju, celana, dan rok) juga tidak luput dari perubahan, pada masa sekarang kaum muslimah banyak yang berjilbab namun pakaian nya seksi.pada dasarnya pakaian yang dikehendaki Islam adalah pakaian yang tidak tipis, dan tidak ketat hingga kelihatan lekuk-lekuk postur tubuh, lengan, dada dan leher.sebab yang demikian dapat merangsang birahi lelaki. (Abu Iqbal, 2003 :176) Perubahan-perubahan pakaian seperti jilbab, baju, celana, dan rok tersebut mengakibatkan munculnya beranekaragam variasi dalam cara pemakaian dan pemaknaan penggunaan jilbab bagi kaum muslimah. Sehingga memicu timbulnya kesalahpahaman terhadap cara pakai dan makna penggunaan jilbab serta dasar hukum agama Islam tentang jilbab itu sendiri di kalangan muslimah sehingga pada masa sekarang ini pengguna jilbab dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian yaitu jilbab gaul, jilboobs, jilbab semi dan jilbab syar i. untuk jilbab gaul, jilboobs dan jilbab semi, hal ini apabila dilihat dari kacamata agama Islam, mengesampingkan hakikat penggunaan jilbab sesungguhnya, sebagaimana yang telah diatur dalam Al-Qur an. Jilbab gaul adalah mode berpakaian yang mengikuti perkembangan zaman dan trend fashion terbaru dengan menggunakan jilbab, yang dalam praktek nya jilbab dengan perpaduan warna dan pernak-pernik lainnya di lipat-lipat sedemikian rupa di kepala dan leher yang beragam hingga menciptakan suatu bentuk yang diinginkan si pengguna. Jenis jilbab ini lah yang banyak di gunakan oleh para selebritis tanah air dan para model di catwalk dari para desainer jilbab. Jilboobs adalah mode berpakaian perempuan dengan 4

menggunakan jilbab yang kain nya tipis dan hanya menutupi kepala dan leher saja, tidak menutupi hingga ke bagian dada dan si pengguna menggunakan celana dan kaus yang ketat sehingga memperlihatkan lekukan tubuh si pengguna itu sendiri.jilbab semi adalah mode berpakaian dengan menggunakan jilbab yang terkadang dibiarkan jatuh hingga menutupi dada dan yang dililitkan ke leher si pengguna.jilbab semi ini banyak digunakan karena dalam penggunaanya yang di padu-padankan dengan celana Jeans dan kemeja maupun kaus termasuk simpel, selain bebas bergerak (karena tidak menggunakan rok) jilbab jenis ini merupakan jilbab popoler yang banyak digunakan mahasiswi dan remaja perempuan lainnya.lalu yang terakhir adalah jilbab syar i yang merupakan mode berpakaian yang berdasarkan hukum dalam agama Islam yang berpedoman dari Al-Quran. Yang mana memiliki tujuh kriteria yaitu: (1) menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, (2) bukan berfungsi sebagai model pakaian, (3) kain tebal tidak transparan, (4) longgar atau tidak ketat dan tidak membentuk lekuk tubuh, (5) tidak menyerupai pakaian laki-laki, (6) tidak menyerupai pakaian jahilliyah, (7) bukan pakaian popularitas. (https://www.islampos.com/7-syariatjilbab-muslimahh-198302/). Munculnya kelompok-kelompok pengguna jilbab tersebut, secara tidak langsung telah menjelaskan bahwa terjadi kesalahpahaman kaum muslimahh tentang makna, alasan dan dalam pemakaian jilbab.bahkan akhir-akhir ini didapati sebuah produk jilbab dengan label halal MUI (Majelis Ulama Indonesia) dari salah satu produsen jilbab terkemuka di Indonesia (Jilbab halal, Metro TV, 08:00 WIB, 11 Februari 2016). Hal ini merupakan salah satu dari sekian banyak cara para produsen jilbab agar para konsumen lebih memilih produk jilbab yang 5

ber-label halal daripada yang tidak. Para produsen jilbab banyak meraup keuntungan dari fenomena ini, sehingga perekonomian juga mendapatkan dampak nya, karena permintaan pasar untuk busana muslimahh dan jilbab meningkat sangat pesat, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti bulan Ramadhan, dimana segala atribut yang berhubungan dengan busana Islami akan sangat banyak dicari oleh konsumen. bukan merupakan universitas yang berlandaskan suatu agama tertentu, tetapi didalam nya banyak terdapat kaum muslimahh yang mengenakan jilbab dalam keseharian nya baik itu mahasiswi, dosen, hingga pegawai, khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dari observasi awal, ditemukan berbagai jenis jilbab di kalangan muslimahh FISIP USU yaitu, jilbab besar, jilbab sedang (jilbab yang hanya menutupi kepala dan leher) dan jilbab gaul dengan berbagai modifikasi di jilbab dan pakaiannya. Dan juga banyaknya jenis-jenis dari jilbab itu sendiri, yaitu pashmina, jilbab segi empat, jilbab paris, jilbab segitiga, jilbab rajut, jilbab bergo dan lainnya. Dengan ditemukannya variasi penggunaan dan jenis-jenis jilbab, maka menarik untuk diketahui orientasi nilai nya, apakah alasan mereka menggunakan jilbab, apakah murni atas perintah agama Islam, mengikuti trend atau ada alasan lainnya?dengan melihat realita yang terjadi seperti yang disebutkan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Orientasi Nilai Pengguna Jilbab di Kalangan Mahasiswi FISIP USU. 6

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapatlah dirumuskan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana makna penggunaan jilbab oleh mahasiswi Muslim FISIP USU? 2. Bagaimana sikap mahasiswi FISIP USU terhadap perkembangan busana muslimah terkini? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah : 1. Untuk mengetahui makna penggunaan jilbab oleh mahasiswi muslim FISIP USU. 2. Untuk mengetahui sikap mahasiswi FISIP USU terhadap perkembangan busana muslimah terkini. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan untuk menambah bahan referensi dalam wawasan kajian bidang Sosiologi Agama. 2. Manfaat Praktis 7

Rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan kemampuan berfikir penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah, serta, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi penulis lainnyayang ingin mengkaji orientasi nilai dalam pengguaan jilbab serta bagaimana respon muslimahh terhadap perkembangan jilbab masa kini. 1.5 Definisi Konsep Dewasa ini, di Indonesia definisi hijab bagi orang awam adalah kaum muslimah yana g mengenakan jilbab dengan berbagai modifikasi di kepala nya maupun cara berpakaiannya, sedangkan definisi jilbab dan kerudung telah mengalami peleburan makna sehingga keduanya di sama kan. Padahal pada dasarnya hijab, jilbab, dan kerudung (khimmar) berbeda satu sama lain. 1.5.1 Hijab Hijab adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Di beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata hijab lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama. Ada yang menyatakan juga bahwa setiap jilbab adalah hijab, tetapi tidak semua hijab itu jilbab, sebagaimana yang tampak. Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al-hijab adalah benda yang menutupi sesuatu.hijab menurut Al-Quran artinya penutup secara umum, bisa berupa tirai pembatas, kelambu, papan pembatas, dan pembatas lainnya. Memang terkadang kata hijab dimaksudkan untuk makna jilbab. 8

1.5.2 Jilbab Jilbāb adalah busana muslim terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Jadi, jilbab ialah pakaian yang longgar dan dijulurkan ke seluruh tubuh hingga mendekati tanah sehingga tidak membentuk lekuk tubuh. Secara terminologi, dalam kamus yang dianggap standar dalam Bahasa Arab, jilbab berarti selendang atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepala, dada dan bagian belakang tubuhnya. 1.5.3 Kerudung (Khimar) Kerudung atau khimar adalah kain yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada perempuan dari belakang maupun dari depan. Khimar merupakan pakaian atas atau penutup kepala. 1.5.4 Orientasi Orientasi merupakan arah pandangan atau arah tujuan yang mendasari pikiran, perhatian dan kecenderungan untuk menentukan sikap seseorang, kelompok, maupun perkumpulan atau organisasi. 1.5.5 Nilai Nilai yang ada di dalam masyarakat berfungsi sebagai pedoman dalam bertingkah laku, karena nilai tersebut menjadi dasar atau ukuran, anggapan, patokan, keyakinan hidup dan terkadang berasal dari 9

masyarakat, itu menunjukkan mana yang benar dan pantas, karena nilai itu sendirii bersumber dari tiga hal, yaitu Tuhan, masyarakat dan individu. 1.5.6 Syariat Syar iat dalam bahasa Arab berarti tempat yang di datangi manusia atau binatang untuk meminum air.sedangkan menurut istilah nya adalah hukum yang di tetapkan oleh Allah SWT sebagai peraturan dan pedoman hidup manusia untuk diimani, dilaksanakan, dan diikuti oleh manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya.syariat itu menjadi nilai yang dipedomani oleh manusia (Muslim dan Muslimah). 1.5.7 Aurat Secara makna syariat, aurat adalah bagian tubuh yang haram untuk dilihat, yang terdapat pada perempuan, juga laki-laki dan karena itu harus ditutup.khususnya bagi kaum muslimah, aurat bagi mereka adalah semua bagian tubuhnya, terkecuali telapak tangan serta wajahnya dan ini berasal dari nilai yang bersumber dari Kitab Suci (Al-Quran). 1.5.8 Kaffah Kaffah artinya adalah keseluruhan, total, bersungguh-sungguh dan tidak setengah-setengah. Dalam hal ini kaffah dikaitkan dengan seorag muslim, jadi dapat digambarkan yaitu menjadi muslim yang mengamalkan ajaran-ajaran Islam di setiap aspek kehidupan secara total dan tidak setengah-setengah dan sudah menjajaki substansi dari ritual-ritual keagamaan. 10

1.5.9 Gaya Hidup Perilaku seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain diluar dari diri nya dalam beraktivitas sehari-hari di dalam masyarakat untuk merefleksikan status sosialnya sehingga membentuk pola perilaku tertentu. 1.5.10 Mahasiswi Mahasiswi adalah sebutan untuk seseorang perempuan yang belajar di suatu perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi.dalam hal ini mahasiswi yang menjadi obyek penelitian adalah yang berstatus sebagai mahasiswi FISIP USU. 11