Lampiran : KETETAPAN MUKTAMAR III PERSAUDARAAN MUSLIMIN INDONESIA No.01/TAP/MUKT-III/PARMUSI/V/1436 tentang Jadwal Acara dan Peraturan Tata Tertib Muktamar III PARMUSI. PERATURAN TATA TERTIB MUKTAMAR-III PERSAUDARAAN MUSLIMIN INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT, PENYELENGGARA, DAN SAHNYA MUKTAMAR-III PARMUSI Pasal 1 Nama Muktamar ini bernama Muktamar-III PARMUSI, dan selanjutnya disebut Muktamar. Pasal 2 Waktu dan tempat Muktamar diselenggarakan pada tanggal 11-13 Maret 2015 bertepatan dengan tanggal tanggal 20-22 Jumadil Awal 1436 H bertempat di Kota Batam. Pasal 3 Penyelenggara Muktamar diselenggarakan oleh dan atas undangan serta di pimpin oleh Pengurus Pusat PARMUSI sesuai dengan Pasal 22 ayat (4) Anggaran Rumah Tangga PARMUSI. Pasal 4 Sahnya Muktamar Muktamar dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua jumlah Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah yang sah sesuai dengan Pasal 23 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga Parmusi. BAB II STATUS DAN WEWENANG Pasal 5 Status Muktamar merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi yang diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali sesuai dengan Pasal 22 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga Parmusi. 7
Pasal 6 Wewenang Muktamar diselenggarakan untuk memusyawarahkan dan menetapkan keputusan tentang (sesuai dengan Pasal 22 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga PARMUSI) : 1. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat. 2. Program perjuangan dan pengembangan organisasi untuk masa 5 (lima) tahun. 3. Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta konsolidasi organisasi. 4. Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam, rakyat, bangsa, dan negara kesatuan Republik Indonesia. 5. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Pusat, Pimpinan Majelis Penasihat Pusat, dan Pimpinan Majelis Pakar Pusat. BAB III PESERTA, HAK BICARA DAN HAK SUARA SERTA KEWAJIBAN PESERTA Pasal 7 Peserta (1) Peserta Muktamar terdiri atas a. Utusan b. Peninjau (2) Utusan sesuai dengan Pasal 22 ayat (3) Anggaran Rumah Tangga Parmusi, terdiri dari : a. Anggota Pengurus Pusat, Pengurus Majelis Penasihat Pusat, dan Pengurus Majelis Pakar Pusat, dan Organisasi Otonom. b. Utusan Pengurus Wilayah. c. Utusan Pengurus Daerah (3) Peninjau adalah para pihak yang diundang PP Parmusi Hak bicara dimiliki peserta Muktamar. Pasal 8 Hak Bicara Pasal 9 Hak Suara Hak suara dimiliki oleh Pengurus Pusat, utusan Pengurus Wilayah, dan Utusan Pengurus Daerah, masing-masing secara kolektif 1 (satu) suara. (Pasal 24 ART). Pasal 10 Kewajiban Peserta Kewajiban peserta adalah : a. Menghadiri Sidang-sidang Paripurna. b. Menghadiri Sidang-sidang Komisi yang dipilihnya. c. Memelihara kelancaran dan ketertiban jalannya Muktamar. d. Berperilaku sopan santun baik dalam sidang maupun diluar sidang e. Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Tata Tertib. 8
BAB IV PERSIDANGAN, PEMIMPIN SIDANG, TUGAS DAN WEWENANG PEMIMPIN SIDANG (1) Persidangan Muktamar terdiri atas : a. Sidang Paripurna. b. Sidang Komisi. c. Sidang Formatur Pasal 11 Persidangan (2) Sidang Paripurna dilaksanakan untuk membahas dan/atau mendengarkan: a. Peraturan Tata Tertib. b. Laporan Pengurus Pusat. c. Pengarahan atau Ceramah khusus d. Pemandangan umum dari Pengurus Wilayah dan jawaban Pengurus Pusat. e. Pembentukan Komisi. f. Laporan Komisi. g. Pemilihan Formatur (3) Sidang Komisi terdiri atas : a. Komisi A : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga b. Komisi B : Program Kerja Nasional c. Komisi D : Pedoman Pedoman Organisasi d. Komisi C : Rekomendasi (4) Sidang Formatur, dilaksanakan untuk menyusun kepengurusan periode 2015 2020. Pasal 12 Pemimpin Sidang (1) Sidang-sidang Muktamar dipimpin oleh Pengurus Harian Pusat. (2) Pimpinan Sidang sekurang-kurangnya terdiri atas seorang Ketua dan seorang Sekretaris. Pasal 13 Tugas dan Wewenang Pemimpin Sidang (1) Memimpin sidang-sidang. (2) Mengatur lalu lintas pembicaraan dalam persidangan. (3) Menjaga ketertiban dan kelancaran jalannya persidangan. (4) Menegur dan/atau menghentikan pembicara yang dianggap menyimpang dari pokok pembicaraan. (5) Mengeluarkan peserta sidang jika dianggap mengganggu ketertiban dan kelancaran jalannya persidangan atau tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud Pasal 10. BAB V KETENTUAN-KETENTUAN SIDANG 9
Pasal 14 Prinsip Sidang-sidang Muktamar (1) Sidang-sidang Muktamar pada prinsipnya bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup oleh Sidang pada saat itu. (2) Hasil pembicaraan Sidang tertutup hanya boleh diumumkan atas persetujuan Sidang. (3) Atas usul Pemimpin Sidang atau Peserta, Sidang dapat memutuskan bahwa pembicaraan tertutup yang bersifat rahasia harus dipegang teguh oleh semua peserta, termasuk orang yang oleh karena tugasnya mengetahui materi yang dibicarakan. Pasal 15 Tata cara Sidang (1) Untuk menghadiri Sidang, setiap Peserta harus menandatangani daftar hadir dan/atau menyerahkan kartu hadir Peserta. (2) Tepat pada waktu yang ditetapkan, Pemimpin Sidang harus membuka Sidang. Bila quorum belum dicapai, Pemimpin Sidang menunda Sidang selama 15 menit. (3) Bila setelah ditunda ternyata quorum masih belum tercapai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, maka Sidang dapat diteruskan dan Keputusan yang ditetapkan dianggap sah. Pasal 16 Peserta Sidang Komisi (1) Setiap peserta Muktamar harus menjadi anggota salah satu Komisi. (2) Agar jumlah anggota tiap-tiap Komisi berimbang, selanjutnya ditetapkan oleh Pengurus Pusat Parmusi. Pasal 17 Sidang Komisi (1) Sidang Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai bidang yang menjadi tugasnya. (2) Hasil dan laporan Sidang Komisi di susun oleh Pemimpin Sidang Komisi berdasarkan pendapat, saran, usul, dan tanggapan yang telah disetujui oleh Sidang Komisi. (3) Bila dianggap perlu Sidang Komisi dapat membentuk Sub Komisi untuk membahas materi tertentu yang diperlukan oleh Komisi yang bersangkutan dan hasilnya dilaporkan dalam Sidang Komisi tersebut, sebelum menjadi Laporan Sidang Komisi. (4) Pemimpin Sidang Komisi dapat membentuk Tim Perumus untuk membantu menyusun dan merumuskan Laporan Komisi. Pasal 18 Kewajiban Komisi Komisi wajib melaporkan hasil kerjanya kepada Sidang Paripurna untuk ditetapkan menjadi Keputusan Muktamar. BAB VI 10
PERSIDANGAN Pasal 19 (1) Semua bahan persidangan Muktamar berupa materi, dokumen, risalah, dan lainlainnya, disiapkan dan diedarkan oleh Pengurus Harian Pusat. (2) Selain bahan yang tersebut pada ayat (1) Pasal ini dilarang diedarkan dalam forum persidangan Muktamar. BAB VII QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 20 Quorum (1) Setiap Sidang harus mencapai quorum. (2) Sidang Paripurna dianggap sah bila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah Peserta yang terdaftar pada awal Muktamar. (3) Sidang Komisi dianggap sah bila dihadiri oleh lebih seperdua jumlah anggota Komisi yang terdaftar. (4) Quorum Sidang selanjutnya sesuai dengan Pasal 15 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Tata Tertib ini. Pasal 21 Tata cara Pengambilan Keputusan (1) Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. (2) Bila musyawarah untuk mencapai mufakat sulit tercapai, maka pimpinan sidang dapat membentuk tim khusus untuk mencapai permufakatan dan hasilnya disampaikan kepada peserta musyawarah. BAB VIII TATA CARA PEMILIHAN PENGURUS PUSAT PENUTUP Pasal 22 (1) Tatacara pemilihan Formatur Pengurus Pusat PARMUSI masa bakti 2015 2020 selanjutnya di atur dalam Peraturan Tata Tertib Pemilihan Formatur. (2) Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Muktamar. 11