IbM APLIKASI TEKNOLOGI FEURINSA MENUJU PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI TEKNOLOGI BIO CUBED HAY MENUJU DESA MANDIRI PAKAN TERNAK Technology Application of Bio Cubed Hay to Independent Ration Village

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 02 November :36 - Update Terakhir Jumat, 19 November :10

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN URINE SAPI MENJADI PUPUK DAN PESTISIDA ORGANIK CAIR DI KELOMPOK TERNAK SUBUR MAKMUR

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

INOVASI TEKNOLOGI PENANGANAN LIMBAH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

IbM Kelompok Tani dan Ternak Paluh Getah Dua dan Paluh 80, Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Ternak Sapi

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

Jurnal Abdimas Mahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

ADOPSI TEKNOLOGI M-BIO

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seminar Nasional Mikrobiologi II- Kerjasama Fakultas Biologi UKSW, Salatiga dengan PERMI Cab. Solo. Penguatan Peran Mikrobiologi dalam Pembangunan

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI PERANAN MIKROORGANISME PADA FERMENTASI PEMBUATAN PUPUK KANDANG DARI URINE SAPI

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

PERAN PEMIMPIN DESA MIYONO DAN PARTISIPASI PETANI DALAM PENYULUHAN PEMBUATAN KOMPOS DI KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015)

Kata kunci : pupuk,biopestisida, tanaman organik, barter, mandiri

BAB I PENDAHULUAN. banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk. pertanian yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah.

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

Transkripsi:

IbM APLIKASI TEKNOLOGI FEURINSA MENUJU PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAN Hutwan Syarifuddin, M. Ridwan, Suryadi Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi ABSTRAK Pengabdian telah dilaksanakan di Kelompok Tani Mandiri Maju dan Tunas Muda Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muara Jambi. Pelaksanaan pengabdian selama 8 bulan dari bulan Mei sampai Desember 2014. Tujuan untuk membangun usaha peternakan yang ramah lingkungan di Desa Pudak dengan memanfaatkan limbah cair (urin sapi), dan mengap likasikan penggunaan feurinsa di dalam pengembangan sistim integrasi pertanian terpadu. Hasil dari kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa animo masyarakat yang tinggi untuk memanfaatkan limbah cair (urin sapi) berupa feurinsa sebagai pupuk organik.. Hal ini disebabkan harga pupuk an organik semakin meningkat, ketersediaan terbatas dan memberikan dampak pada lingkungan. Pembuatan feurinsa yang berasal dari urin sapi mudah didapat, mudah dilakukan dan harganya relatif murah, sehingga dengan penggunaan feurinsa maka akan memberikan keuntungan bagi petani-peternak, terutama penghematan biaya untuk pembelian pupuk an organik. Teknologi feurinsa dapat diaplikasikan secara sederhana, dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kata kunci: feurinsa, mandiri maju, tunas muda PENDAHULUAN Desa Pudak berada di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muara Jambi. Desa ini merupakan sentra pengembangan ternak sapi potong (sapi bali). Populasi sapi di Kecamatan Kumpeh Ulu sebanyak 2050 ekor sedangkan di Desa Pudak terdapat 811 ekor ( Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Muaro Jambi (2012). Di Desa Pudak terdapat kelompok tani Mandiri Maju dan Tunas Muda, kegiatan anggota kelompok sebagai petani dan melakukan penggemukan sapi potong dengan sistem pemeliharaan ternak sapi dikandangkan dan disediakan tempat pakan serta minum sapi. Peternak sapi yang tergabung dalam Kelompok Tani Mandiri Maju dan Tunas Muda memiliki ternak sapi ± 2 8 ekor per KK. Di Desa Pudak juga terdapat lahan pertanian padi lebak dengan luas sekitar ± 200 ha. Dari usaha pemeliharaan ternak sapi, peternak mendapatkan limbah berupa limbah padat (feses) dan limbah cair (urin). Kondisi saat ini kelompok tani sudah mampu mengolah dan memanfaatkan limbah padat untuk dijadikan pupuk kompos, pupuk tersebut digunakan sebagai substitusi dari pupuk anorganic seperti Urea, TSP dan KCl. Sedangkan limbah cair belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani peternak, sehingga limbah cair hanya terbuang dan menimbulkan bau. Permasalahan adalah ketidaktahuan peternak dalam mengolah limbah cair menjadi suatu produk yang bernilai tambah (addad value) akan menjadi suatu kendala. Dalam prinsip pembangunan peternakan ramah lingkungan, usaha peternakan memiliki kemampuan untuk melakukan reduce, reuse dan recycle terhadap limbah ternak. Limbah yang dikeluarkan oleh ternak yaitu feses, urine, sisa pakan, dan air sisa pembersihan ternak dan kandang ( Maspary. 2010). Adanya pencemaran oleh limbah peternakan sapi sering menimbulkan berbagai protes dari kalangan masyarakat sekitarnya. Dalam pemanfaatan dan peningkatan nilai limbah cair (urin sapi) perlu sentuhan teknologi dalam bentuk fermentasi urin sapi IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 61

(Feurinsa). Urin sapi yang telah difermentasi kaya akan unsur hara (makro dan mikro) untuk meningkatkan kesuburan tanah, dan dapat juga digunakan sebagai agen hayati serta meningkatkan lapangan kerja melalui daur ulang yang menghasilkan pupuk organic sehingga akan meningkatkan pendapatan (Ayub, 2010). Sejalan dengan program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan dan isu global "Back To Nature" maka sebagai konsekuensi perlu dukungan adanya pupuk organik, dan diperlukan kemandirian petani dalam mengatasi permasalahannya dengan tidak lagi bergantung pada pupuk pabrikan, melainkan harus bisa memanfaatkan sumber daya lokal yang ada untuk memenuhi kebutuhan petani. Sumberdaya limbah cair dapat ditingkatkan pemanfaatannya melalui fermentasi. Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah atau mentranspormasikan senyawa kimia ke subtrat organik (Rachman,2002). Selanjutnya Affandi. (2008) mengemukan bahwa fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut. Feurinsa (fermentasi urin sapi) adalah teknologi yang diperlukan oleh kelompok tani dalam mengolah limbah cair menjadi suatu produk unggulan yang ramah lingkungan. Keunggulan feurinsa adalah harganya murah,pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Mengandung unsur hara yang menyuburkan tanaman dan tanah seperti padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, bunga dan lain-lain. Produk ini berfungsi sebagai pengusir hama tikus,wereng, walang sangit, dan penggerek serta sebagai sumber pupuk organik. Satu ekor sapi dengan bobot badan 400 500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari. Di Desa Pudak urin sapi per hari dapat mencapai 10-15 liter per ekor. Sihombing, (2000) menyatakan jumlah urin dikeluarkan oleh seekor sapi berat 400 kg rata-rata 15 liter/hari. Apabila peternak memiliki 4 ekor sapi maka dalam satu hari sudah mampu mengumpulkan 40-60 liter urin. Dengan teknologi feurinsa maka harga urin sapi dapat dijual seharga Rp. 2000/liter. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok tani Mandiri Maju dan Tunas Muda selain dari pertambahan bobot badan ternak, juga akan memperoleh nilai tambah dari pemanfaatan feurinsa. Dengan demikian pengembangan feurinsa merupakan peluang besar untuk mengurangi pengeluaran bagi petani peternak untuk membeli pupuk anorganik dan pencemaran lingkungan. Namun demikian, pada sisi lain terdapat beberapa kendala dalam pengembangan feurinsa, yaitu hambatan teknis seperti pengembangan teknologi pengolahan feurinsa, hambatan finansial untuk pengembangan feurinsa, hambatan kebijakan, hambatan sosial seperti kepedulian dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan feurinsa. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di selenggarakan pada Kelompok Tani Mandiri Maju dan Tunas Muda Kecamatan Kumpeh Ulu. Khalayak sasaran yang ikut terlibat dan menunjang kegiatan ini adalah kelompok tani Mandiri Maju dan Tunas Muda. Pemilihan kelompok sasaran tersebut didasarkan atas pertimbangan kepentingan dan tujuan pengembangan teknologi Feurinsa serta tingginya tingkat kooperasi dari kelompok tani untuk mengadopsi teknologi. Berdasarkan pengalaman mereka yang dominan, diharapkan mereka merupakan sasaran antara yang memiliki fungsi strategis dalam penyebaran inovasi baru bagi sasaran (masyarakat) yang lebih luas. Metode pendekatan yang dilaksanakan adalah melalui pendekatan on IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 62

farm. Pelaksanaannya memperhatikan konsep efisiensi dan efektifitas penggunaan sumberdaya lokal dan peningkatan sumberdaya manusia ( human resource). Dengan demikian upaya peningkatan dan pemanfaatan produksi ternak melalui aplikasi penggunaan limbah cair (urin) ternak sebagai pupuk organik untuk mengatasi kelangkaan pupuk anorganik dan meningkatkan kesuburan tanah serta menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga akan terbentuk suatu usaha tani terintegrasi (tanaman dengan ternak) yang ramah lingkungan. Selain itu, pengembangan program didasarkan pada adanya kebutuhan peningkatan pendapatan peternak dan menurunkan tingkat pengeluaran untuk pembelian pupuk anorganik, dan memanfaatkan peluang pemanfaatan limbah ternak sebagai sumber bahan organik. Kegiatan ini dilakukan dengan penekanan pada metode partisipasi aktif kelompok sasaran. Kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan ini adalah peternak yang tergabung dalam dua kelompok tani. Pendekatan pada metode ini diharapkan kelompok sasaran dapat menguasai proses pembuatan dan penggunaan feurinsa. Mekanisme kegiatan ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu : penetapan kelompok sasaran, penyuluhan, kegiatan lapangan, pembinaan dan monitoring serta evaluasi kemajuan program. Dampak perubahan dalam pemeliharaan ternak sangat terasa terutama yang berkaitan dengan penggunaan feurinsa sebagai pupuk organik. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan penggunaan feurinsa, diperlukan beberapa langkah proaktif berupa penyediaan bak tempat penampungan urin yang dibuat di dekat kandang ternak, penyediaan drum untuk fermentasi dan sebagai stok pupuk organik dan perawatan alat, kegiatan penyimpanan feurinsa, menjaga kebersihan ternak dan kandang sebagai upaya menjaga kesehatan ternak dan lingkungan, serta pencegahan penyakit ternak Disamping itu, kita juga harus mampu menyediakan pakan ternak secara kontinu, dengan melakukan penyesuaian kegiatan pertanian, peternakan dan kegiatan lainnya. Pembuatan feurinsa menghasilkan zat pengatur tumbuh (ZPT), yaitu auxin yang mampu menolak hama atau penyakit tanaman ( Prabakusuma dan Sulistyorini, 2009). Feurinsa urin sapi yang diaplikasi pada tanaman menguntungkan petani karena dari segi biaya murah dan produksi meningkat dibandingkan dengan pupuk anorganik ( Naswir, 2003; dan Rachman, 2002). Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan secara purposive kepada ketua kelompok tani, hal ini dilakukan karena ketua kelompok tani lebih berperan aktif dalam budidaya ternak yang ada Desa Pudak. Tahapan kegiatan sebagai berikut: Sosialisasi rencana kegiatan, Persiapan teknis untuk pembuatan feurinsa, Pengadaan bahan dan peralatan/unit pengolahan feurinsa dengan bak penampung, jerigen, mesin pencampur, dan tempat fermentasi, Pelatihan teknik pembuatan feurinsa, Proses pembuatan dan aplikasi pemanfaatan feurinsa di rumah tangga peternak, - Mempersiapkan tempat bak penampungan urin, - Urin sapi yang telah ditampung dimasukkan kedalam drum atau gerigen - Memasang mesin pencampur dan mesin pencacah, - Membangun tempat untuk fermentasi dan penyimpanan (storage), - Memotong/memperkecil ukuran empon-empon (jahe, kunir, temu lawak, laos, kencur, brotowali). - Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 63

halus kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama, - Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter Sacharomyces cereviceae. Tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae ini berguna untuk fermentasi dan nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba menguntungkan yang ada didalam tanah, - Fermentasi urine didiamkan selama 15 hari dan diaduk setiap tiga hari - Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas, - Setelah 15 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas. - Setelah 15 sampai 21 hari, pupuk organik cair siap digunakan. Keberlanjutan kegiatan melalui perluasan ke peternak lain disekitar Desa Pudak. Evaluasi dan pengendalian kualitas feurinsa. Model yang dibangun secara terintegrasi antara pertanian padi sawah dengan pemeliharaan ternak sapi seperti yang disajikan pada Gambar 1. Tanaman Feurinsa Ternak Sapi Hijauan segar dan sisa tanaman pangan Pakan Ternak Feses Urin Teknologi Hay Biogas Bahan Bakar Cubed Hay Disimpan sebagai Cadangan Pakan pada musim hujan dan kemarau Slurry untuk pupuk organik Memasak dan Penerangan Rumah Tangga Petani- Peternak Gambar 1. Model pemanfaatan limbah dari tanaman padi sebagai pakan ternak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari Kegiatan pengabdian ini dapat dilihat pada peningkatan animo peternak dalam menggunakan limbah cair (urin) ternak yang akan dijadikan feurinsa sebagai pupuk organik ramah lingkungan. IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 64

Peternak yang tergabung dalam kelompok tani Mandiri Maju dan Tunas Muda menginginkan adanya pemantauan, pembinaan dan pengawasan serta evaluasi dari kegiatan yang dilakukan. Pembinaan diarahkan pada ketrampilan kelompok sasaran dalam pembuatan, pemanfaatan feurinsa dan perawatan alat. Pemantauan dan pembinaan kegiatan ini dilakukan secara berkala setiap bulan setelah kegiatan penyuluhan dan kegiatan lapangan. Dalam mengevaluasi perubahan sikap petani dan peternak setelah menerima penyuluhan dan demontrasi dalam waktu yang relatif lebih singkat diperlukan tindakan berkelanjutan. Untuk mengadopsi suatu teknologi baru di bidang peternakan khususnya petani dan peternak lokal sangat diperlukan suatu program lanjutan dan berkesinambungan dari waktu ke waktu terutama tentang strategi dan pemanfaatan feurinsa, dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia di Desa Pudak secara optimal. Walaupun demikian dengan adanya penyuluhan dan aplikasi penggunaan limbah cair ternak telah menambah wawasan dan partisipasi petani peternak untuk memanfaakan feurinsa yang ramah lingkungan sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan peternak. Evaluasi dirancang untuk mengetahui pencapaian dari setiap tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan evaluasi ini dapat diketahui faktor-faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan pengabdian. Rancangan evaluasi terdiri atas penilaian motivasi khalayak sasaran, kemampuan dan ketrampilan kelompok dan keberlangsungan kegiatan. Evaluasi tahap pertama dilakukan pada kegiatan penyuluhan dan kegiatan lapangan, sedangkan pada tahap kedua dilakukan terhadap keberlangsungan penerapan teknologi yang diintroduksi. Indikator yang digunakan untuk penilaian pencapaian tujuan penerapan ini adalah perubahan sikap kelompok sasaran selama mengikuti kegiatan. Tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan ini adalah peternak sudah dapat menggunakan feurinsa sebagai pakan ternak baik pada masa pecaklik maupun tidak, kemudian pengurangan pengeluaran untuk membeli pupuk anorganik dan menjaga kebersihan lingkungan. Saat ini karena peralatan tempat penampungan dan pengolahan limbah cair (urin) masih terbatas jumlahnya maka petani peternak yang mendapat bantuan juga masih sedikit. Kedepan harapan dari anggota kelompok tani (Mandiri Maju dan Tunas Muda) agar setiap anggota kelompok tani mendapat bantuan alat. Dampak dari penggunaan feurinsa sudah dirasakan oleh sebagian anggota kelompok tani dengan demikian untuk pemerataan dan desiminasi teknologi feurinsa pada masa yang akan dating supaya mendapat dukungan dari program pemerintah atau stakeholder. Kegiatan pemanfaatan limbah pertanian harus terus dicanangkan mengingat limbah cair ternak yang berlimpah dan belum banyak digunakan oleh peternak, sedangkan limbah cair dapat digunakan sebagai bahan organic atau pupuk bagi tanaman. Keuntungan ekonomis yang diperoleh dari penggunaan feurinsa adalah peternak dapat mengurangi biaya untuk pembelian pupuk an organik pada saat terjadi kelangkaan persediaan pupuk, sedangkan limbah cair ternak yang terdapat di Desa Pudak masih belum banyak dimanfaatkan, hal ini berarti dapat melakukan penghematan atau efisiensi dalam penyediaan bahan organik. Potensi ekonomis feurinsa adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa pada saat ini harga pupuk anorganik berkisar Rp 6000,- sampai Rp 7000,- per kilogram sedangkan kebutuhan masing-masing tanaman berbeda. Apabila satu ekor sapi menghasilkan urin sebanyak 10 liter per hari, apabila terdapat 40 ekor sapi di Desa Pudak maka dalam satu hari dapat terkumpul sekitar 350-400 IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 65

liter urin. Limbah cair ternak yang dijadikan feurinsa dapat dijual seharga Rp 1000 per liter. Jika masing-masing peternak memiliki 2 sampai 4 ekor sapi maka keuntungan yang bisa diperoleh sekitar Rp 20000 hingga Rp 40000 per hari. Sebagai contoh petani-peternak di Desa pudak menggunakan pupuk urea untuk tanaman padi sebanyak 100 kg per hektar per tahun. Petani-peternak memiliki lahan sawah seluas 30 tumbuk atau (300 m 2 ) pupuk urea yang dibutuhkan sebanyak 30 kg dan biaya yang dibutuhkan Rp 180.000,- sedangkan menggunakan pupuk feurinsa hanya memerlukan biaya sekitar Rp 32.000,- artinya dengan menggunakan feurinsa sudah dapat menghemat biaya sebesar Rp 148.000,- per hektar per tahun, hal ini disebabkan limbah cair yang digunakan sebagai feurinsa pada saat ini tinggal menampung dari kandang ternak, artinya peternak dapat memanfaatkan limbah cair sebanyak mungkin untuk dijadikan feurinsa tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bahan baku. Berdasarkan hasil yang telah dirasakan oleh anggota kelompok tani Mandiri Maju dan Tunas Muda, maka kelompok tani lain menginginkan agar program pemanfaatan feurinsa ini terus berlanjut. Keinginan ini didukung oleh kemauan peternak yang tinggi dan jumlah limbah cair ternak yang cukup memadai dalam menghasilkan feurinsa. Keuntungan lain yang diperoleh petani peternak selain dari feurinsa, mereka juga menggunakan kotoran ternak untuk dijadikan biogas dan pupuk kompos yang akan digunakan kembali sebagai bahan organik untuk pupuk tanaman. Kompos dari limbah ternak dijual dengan harga Rp 1000 per kilogram. Penggunaan pupuk organik selain dapat meningkatkan unsur hara dalam tanah juga dapat meningkatkan produktivitas tanaman, di samping untuk mengurangi pengeluaran biaya untuk pembelian pupuk anorganik seperti Urea, TSP dan KCl. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil diskusi berupa penyuluhan dan demontrasi secara langsung kepada peternak dan kelompok tani Mandiri Maju dan Tunas Muda yang ada di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu mengenai aplikasi feurinsa yang ramah lingkungan telah menambah wawasan dan animo masyarakat untuk beternak dan bertani yang lebih baik. Sehingga sebagian peternak sudah mulai dapat memanfaatkan feurinsa sebagai pupuk organik, dan penghematan dalam pembelian pupuk anorganik serta berupaya untuk melakukan kegiatan dalam menjaga, meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak. Saran Mengingat masih banyaknya kelompok tani yang belum memanfaatkan feurinsa ramah lingkungan dan tingginya animo masyarakat untuk beternak maka perlu diadakan suatu pengabdian yang lebih lanjut kepada petani peternak dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman tentang kegunaan dan manfaat feurinsa sebagai pupuk organic untuk meningkatkan kesuburan tanah, penghematan dalam pembelian pupuk anorganik sehingga seluruh petani peternak dapat memanfaatkan feurinsa dan peternak dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Rektor Universitas Jambi dan Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat, Ketua Kelompok Tani, DP2M Dikti yang telah memberikan bantuan dana dan menyediakan fasilitas sehingga pengabdian ini dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Affandi. 2008. Pemanfaatan urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi Tanaman. (online), (http://affandi21.xanga.com/6440383 59/pemanfaatan-urinesapi-yang- IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 66

difermentasi-sebagai-nutrisitanaman/, 20 Januari 2010) Ayub, S.P. 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik. PT Agro Media Pustaka. Jakarta Dinas Peternakan Propinsi Jambi. 2012. Statistik Peternakan Kabupaten Muara Jambi. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi. Maspary. 2010. Cara Mudah Fermentasi Urine Sapi Untuk Pupuk Organik Cair. http://www.gerbangpertanian.com/20 10/04/cara- mudah- fermentasiurine-sapi- untuk.html. Diakses 23 Agustus 2011 Naswir. 2003. Pemanfaatan Urine Sapi yang Dipermentasi sebagai Nutrisi Tanaman. Pengantar Falsafah Sains. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. Prabakusuma, A.S. dan H. D. Sulistyorini. 2009. Pemanfaatan Limbah Urine Sapi Terfermentasi (Bos Indicus) Sebagai Pupuk Organik Cair Dan Biopestisida. Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Rachman, S..2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius Sihombing D T H. 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor. Gambar Proses Pembuatan Feurinsa Gambar 2. Drum Tempat Urin Gambar 3. Empon-Empon Gambar 4. Urin Sapi Gambar 5. Saluran Penampung Urin IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 67

Gambar 6. Bak Penampung Urin Gambar 7. Tempat Fermentasi Urin Gambar 8. Persiapan Fermentasi Urin Gambar 9. Persiapan Empon-Empon Gambar 10. Pemberian Empon - Empon Gambar 11.Pencampuran Empon-Empon IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 68

Gambar12. Fermentasi Urin Gambar 13. Feurinsa Yang Diberikan Pada Tanaman IbM Aplikasi Teknologi Feurinsa Menuju Peternakan Ramah Lingkungan 69