PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BEALAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

Oleh Saryana PENDAHULUAN

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BERAU

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XII AKUNTANSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TYPE TEAM QUIZ

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI PROBING PROMPTING KELAS VIIB SMP NEGERI 33 PURWOREJO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari Freudenthal Institute, Urecht University di negeri Belanda. kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN ALAT PERAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTUN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Siswa Kelas III di SD Inpres Marantale Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

OLEH : ZAKIAH A1C309043

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB II KEMAMPUAN MENGUBAH PECAHAN BIASA KE PECAHAN DESIMAL DAN SEBALIKNYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA PEMBELAJARAN IPA ANAK TUNAGRAHITA SDLB

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 9B SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SMP NEGERI 2 TUNTANG - SEMARANG

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIIIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM OPEN ENDED

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS III SDN 2 TAMANSARI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

Transkripsi:

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: cahayakehidupan242@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI TKJ 3 SMK Nurussalaf Kemiri dengan menggunakan model pembelajaran M-APOS. Jenis penelitian ini adalah pelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ 3 SMK Nurussalaf Kemiri yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini yaitu soal tes, lembar observasi untuk guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan persentase keaktifan belajar siswa meningkat yaitu dari 58,33% pada siklus I menjadi 81,95% pada siklus II. Hasil belajar siswa meningkat dari persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 55,56% pada siklus I meningkat menjadi 75,50% pada siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI TKJ 3 SMK Nurussalaf Kemiri meningkat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran M-APOS. Kata Kunci: keaktifan belajar, hasil belajar, model pembelajaran M-APOS PENDAHULUAN Pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memuat konsep, kaidah, prinsip, serta teori yang banyak manfaatnya dalam menyelesaikan permasalahan pada hampir semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Namun kebanyakan siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sukar sehingga menyebabkan matematika kurang disenangi. Siswa merasa sulit untuk berkonsentrasi dan mengikuti kegiatan pembelajaran matematika karena tidak adanya kesiapan (pengetahuan awal) siswa ketika berada di kelas. Siswa yang memiliki pengetahuan awal dalam proses pembelajaran akan lebih siap dan berkonsentrasi ketika belajar dibandingkan dengan siswa yang benar-benar belum tahu apa yang akan dia pelajari di kelas. Pembelajaran M-APOS 1

Hasil observasi awal di kelas XI TKJ 3 SMK Nurussalaf Kemiri pada tanggal 7 Maret 2013 ditemukan beberapa masalah yaitu penggunaan metode pembelajaran yang kurang melibatkan siswa untuk aktif sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih rendah. Tidak adanya kemauan siswa untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapat saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Keaktifan belajar siswa yang masih rendah mengakibatkan hasil belajar siswa rendah yaitu dari 36 siswa hanya 17 siswa yang nilainya memenuhi KKM 65. Keaktifan merupakan kegiatan, kesibukan, dan segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Ahmad Rohani (2010: 11) Belajar adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif. Mereka belajar aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Dierich dalam Oemar Hamalik (2011: 90) membagi keaktifan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut. a. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, atau diskusi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrument musik, atau mendengarkan siaran radio. d. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, atau mengisi angket. e. Kegiatan-kegiatan: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, atau pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, atau berkebun. 2 Pembelajaran M-APOS

g. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubunganhubungan, atau membuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih. Belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan aktivitas siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional. Kegiatan belajar yang menekankan pada keaktifan siswa sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa. Belajar yang berhasil menurut Ahmad Rohani (2010: 8): Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, tidak hanya duduk-duduk. Aktifitas fisik adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, diperlukan suatu pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa dapat mengonstruksi sendiri pengetahuannya, mendorong pengetahuan awal, mengevaluasi kerja secara mandiri untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang memiliki karakteristik tersebut diatas adalah pembelajaran yang berdasarkan pada teori APOS. Teori ini dapat dimodifikasi dengan cara lain yang disebut pembelajaran dengan model M-APOS. Dimana pada pembelajaran M-APOS penggunaan komputer diganti dengan lembar kerja siswa. Pembelajaran dengan model M-APOS bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian berlangsung dalam 2 siklus. Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 17) ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu menyusun rancangan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi Pembelajaran M-APOS 3

(reflecting). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Nurussalaf Kemiri tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian siklus I dimulai pada tanggal 22 Juli 2013, dan pada siklus II pada tanggal 19 Juli 2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada tiga cara yaitu, tes, observasi dan dokumentasi. Tes berupa tes tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa yang memuat 5 butir soal uraian. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru. Observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengamati subjek penelitian guna mengetahui keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran matematika, obeservasi guru dilakukan untuk mengamati penampilan guru saat kegiatan pembelajaran. Instrumen penelitian berupa lembar observasi keaktifan belajar siswa, lembar observasi guru dan tes evaluasi setiap akhir siklus. Analisis data menggunakan deskriptif persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil observasi dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II disajikan pada tabel I berikut. Tabel Rekapitulasi Hasil Observasi dan Hasil Belajar Siswa Siklus I Pengukuran Observasi Keaktifan Observasi Penampilan Belajar Siswa Guru Hasil Belajar Siklus I 58,33% 62,50% 55,56% Siklus II 81,95% 76,95% 75,00% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa persentase keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga dilanjutkan ke siklus II. Dari refleksi pada kegiatan pembelajaran siklus I terdapat beberapa kendala sebagai berikut: (1) Siswa belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran M-APOS, sehingga siswa belum bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik yang mengakibatkan nilai siswa masih banyak yang belum mencapai KKM. (2) Siswa masih sulit untuk bertanya dan 4 Pembelajaran M-APOS

mengemukakan pendapat. (3) Masih ada siswa yang memonopoli jalannya diskusi. (4) Sebagian siswa merasa jenuh dan ogah-ogahan dalam kegiatan diskusi kelompok. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada siklus II terjadi peningkatan, dan indikator keberhasilan mengenai hasil observasi dan hasil belajar siswa sudah tercapai, sehingga penelitian di hentikan pada siklus II pertemuan II. Dari tabel I dan II diketahui bahwa terjadi peningkatan, pada siklus I rerata persentase observasi keaktifan belajar siswa 58,33% menjadi 81,95% pada siklus II. Rerata persentase observasi guru pada siklus I sebesar 62,50% menjadi 76,95% pada siklus II. Serta persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I sebesar 55,56% meningkat menjadi 75,00% pada siklus II. SIMPULAN DAN SARAN Sesuai dengan permasalahan dan hasil penelitian serta pembahasan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : (1) Model pembelajaran M-APOS dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI SMK Nurussalaf Kemiri Kabupaten Purworejo. Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I diperoleh keaktifan siswa mencapai 58,33% meningkat menjadi 81,95% pada siklus II. (2) Hasil belajar siswa meningkat yaitu dari 55,56% siswa tuntas belajar pada siklus I menjadi 75,00% pada siklus II. Dari simpulan diatas ada beberapa saran yaitu : (1) Bagi guru, guru matematika sebaiknya dapat menerapkan pembelajaran matematika dengan bervariasi untuk mengatasi kesulitan penguasaan materi ajar yang komplek oleh siswa. (2) Bagi siswa, siswa hendaknya membiasakan diri untuk belajar menggunakan berbagai macam variasi pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Pembelajaran M-APOS 5

Nurlaelah, Elah. 2009. Implementasi Model Pembelajaran Apos dan Modifikasi- Apos(M-APOS) Pada Mata Kuliah Struktur Aljabar Pada Mata Kuliah Struktur Aljabar MahasiswaPendidikan Matematika UPI tahun ajaran 2008/2009. Skripsi Thesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA - UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. 6 Pembelajaran M-APOS