PENGARUH RUBBING TERHADAP KONDISI GETARAN MESIN ROTASI

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 2, Tahun 2016 Online:

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR

PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN

ALAT PENGUKUR GETARAN

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding

UNIVERSITAS DIPONEGORO PEMANTAUAN KONDISI MESIN DENGAN EKSTRAKSI FITUR SINYAL GETARAN TUGAS AKHIR ANGGA DWI SAPUTRA L2E

MISALIGNMENT KOPLING DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN KONDISI STEADY STATE MENGGUNAKAN METODE REVERSE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

METODE DETEKSI KERUSAKAN ELEMEN BOLA PADA BANTALAN BOLA TIPE DOUBLE ROW BERBASIS SINYAL GETARAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT DAN ANALISIS EKSPERIMENTAL GETARAN AKIBAT MISALIGNMENT POROS

TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi

BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA

Kajian Eksperimental Parameter Modal Bangunan Dua Lantai dengan Metode Modal Analisis

Analisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK

DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KETEBALAN KAMPAS REM TERHADAP GETARAN SISTEM REM CAKRAM PADA BERBAGAI KONDISI PENGEREMAN

PEMICU 1 29 SEPT 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Pengujian dan Analisis

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR

DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO DETEKSI KAVITASI POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN TUGAS SARJANA FELLY ANTA L2E

Pemodelan dan Analisis Pengaruh Kenaikan Putaran Kerja Terhadap Respon Dinamis, Kasus Unbalance Rotor Steam Turbine Unit 1 PLTU Amurang 2x25MW

ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN

Talifatim Machfuroh 4

ANALISIS MISALIGNMENT KOPLING PADA MESIN ROTARY MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN STEADY STATE DENGAN METODE RIM AND FACE

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya

Tuning Mass-Spring Damper Pada Rekayasa Follower Rest Untuk Meningkatkan Batas Stabilitas Proses Bubut Slender Bar

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

DIAGNOSA KERUSAKAN BANTALAN BOLA MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Pemodelan, Pengujian, dan Analisis Getaran Torsional dari Perangkat Uji Sistem Poros-Rotor

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Gambar 1. Sistem pegas-massa diagram benda bebas

DIAGNOSA KEGAGALAN RODA GIGI BERBASIS SINYAL GETARAN MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

BAB II LANDASAN TEORI

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Uji Kompetensi Semester 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BIDANG TEKNIK MESIN TRAINING CENTER SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO TRAINING CENTER SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Kajian Lintasan Orbit pada Turbin Angin Savonius Tipe Rotor U dan Helix dengan Menggunakan Software MATLAB

Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

PEMBAHASAN UMUM Studi Analitis/Simulasi

Case study-1 FOURIER TRANSFM, FFT WITH MATLAB.. Simulasi system Massa Pegas dengan Variasi kekakuan dan Jarak Massa dengan Matlab (fft)

ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA

PERANCANGAN DYNAMIC ABSORBER SEBAGAI KONTROL VIBRASI PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GETARAN BAWAH TANAH. Oleh. Endah Retnoningtyas

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

Transkripsi:

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216 PENGARUH RUBBING TERHADAP KONDISI GETARAN MESIN ROTASI *Zudi Zukron Amin 1, Achmad Widodo 2, Ismoyo Haryanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 5275, Telp. +622474659 *E-mail: zudizukronamin@gmail.com Abstrak Pada penelitian ini, getaran pada rumah bearing yang diakibatkan gesekan rotor (rubbing) dikaji dengan mengaplikasikan seperangkat alat gesekan rotor (mechanical rub kit) pada simulator kerusakan mesin (machinery fault simulator). Pengaruh gesekan penuh (full annular rub) pada sistem mesin rotasi dengan mempertimbangkan perbedaan material gesek dan kecepatan rotasi poros dikaji secara eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan tiga variasi material gesek yaitu alumunium, akrilik dan karet. Kemudian untuk variasi kecepatan rotasinya menggunakan 1 rpm, 2 rpm dan 3 rpm. Getaran dari hasil gesekan poros pada rumah bearing di analisa. Hasil menunjukkan bahwa amplitudo getaran pada rumah bearing meningkat secara signifikan diikuti dengan kecepatan rotasi yang meningkat. Spektrum untuk material gesek lunak memiliki karakteristik unik, jadi bahwa tingkat getaran pada material lunak lebih rendah daripada getaran tanpa gesekan (baseline). Kata kunci: Gesekan rotor (rubbing), gesekan penuh (full annular rub), spektrum getaran, rumah bearing, mesin rotasi Abstract In this study, the vibration on bearing housing caused by shaft rub was studied through applying a rotor rub device on a Machinery Fault Simulator (MFS). The effect of full annular rub on the rotating machinery system considering different rub materials and shaft running speeds was experimentally studied. Experiments were carried out for the rub materials alumunium, hard plastic and soft plastic. Then experiment was carried out under three speeds, i.e., 1, 2 and 3 RPMs. Vibration of shaft rub on bearing housing were analyzed. The results showed that the vibration amplitude of inboard bearing housing increased significantly with the shaft speed increased. The spectrum for the soft plastic rub material found to has a unique characteristic so that the vibration level was lower than the baseline (without rub material) vibration. Keywords: Rubbing, full annular rub, vibration spectrum, bearing housing, rotating machinery 1. Pendahuluan Sebagai syarat kebutuhan mesin yang banyak digunakan di industri menuntut kedudukan sistem mesin rotasi modern berperan menjadi sangat penting untuk mesin-mesin dengan kecepatan tinggi dan mempunyai tingkat getaran yang rendah. Mesin rotasi sering memiliki masalah ketidakstabilan ketika beroperasi pada kecepatan rotasi yang tinggi, dimana dapat mengakibatkan kegagalan secara tiba-tiba di seluruh sistem atau bagian mesin tersebut. Sistem mesin rotasi terdiri dari berbagai komponen yaitu poros, disk dan bearing. Komponen mesin yang berukuran besar dan fleksibel dapat menyerap dan menghilangkan energi ketika mengalami gangguan dan menghasilkan pola yang unik dari berbagai respon. Ada berbagai gesekan rotor (rubbing) yang dapat terjadi pada sistem mesin rotasi dengan lokasi gesekan yang berbeda seperti yaitu gesekan penuh (full annular), sebagian (partial), pantul (bouncing) dan lain sebagainya. Gesekan dapat juga terjadi dalam berbagai bentuk akibat getaran poros yang berlebihan, ketidakseimbangan massa atau awal misalignment. Hal itu dapat menjaga gesekan menjadi lebih kuat dan mengarah pada tingkat getaran yang lebih tinggi. Dengan demikian, gesekan rotor merupakan kontak yang tidak diinginkan antara bagian mekanik yang berputar dan diam [1]. Gesekan pada permukaan kontak menghasilkan gaya tangensial yang berujung pada arah berlawanan dengan kecepatan rotasi. Gaya gesekan tergantung gaya normal dan sifat permukaan yang merupakan parameter utama terhadap kelelahan permukaan pada lokasi kontak rotor atau stator. Gesekan juga dapat menghasilkan deposisi material dan juga akan mengubah kelonggaran dan kondisi permukaan kontak. Maka sebagai akibat hasil gesekan akan mempengaruhi operasi normal mesin dan biasanya melelahkan operasi [2]. JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 299

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216 Kontak fisik rotor dengan bagian stator (stationary) pada mesin rotasi, yang mana pada operasi normal harusnya tidak bersentuhan dan kemudian gesekan pada area kontak merupakan suatu ketidaknormalan yang serius pada mesin rotasi yang dapat mengakibatkan kerusakan mesin. Kontak pada bagian rotor terhadap stator mengakibatkan perubahan dalam keseimbangan gaya sistem dan kekakuan dinamik, dan menghasilkan perubahan gerakan mesin. Efek yang diakibatkan biasanya dikaitkan dengan penurunan energi yang tersedia untuk menjaga cara rotasinya karena kehilangan energi dan meningkatkannya level getaran [3]. Gangguan awal rotor pada keadaan stabil atau normal akan menyebabkan rotor melewati proses getaran transien. Selama proses tersebut, jarak yang diberikan rotor mungkin atau mungkin tidak terkontak dengan stator. Jika rotor beroperasi pada kecepatan sudut yang konstan ( ) dan tidak ada kontak antara rotor dan stator, teori getaran linier menyimpulkan bahwa pusat geometri rotor akan akhirnya berputar pada kecepatan dan arah yang sama sebagai rotasi rotor [4]. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik getaran yang disebabkan oleh gesekan rotor melalui spektrum sinyal getaran, mengetahui perbedaan gesekan rotor tanpa dan dengan gesekan menggunakan tiga jenis material (alumunium, akrilik dan karet) dengan variasi kecepatan rotasi (1 rpm, 2 rpm dan 3 rpm), mengamati efek gesekan rotor pada spektrum sinyal getaran rumah bearing. 2. Metode penelitian Metode penelitian dirancang untuk bisa memformulasikan diagnosa pengaruh gesekan rotor (rubbing) dengan sinyal getaran. Untuk mencapai tujuan ini pendekatan eksperimen di tingkat laboratorium dilakukan untuk mensimulasikan kondisi di lapangan. 2.1 Prosedur Penelitian Diagram alir dibuat untuk memudahkan dalam mencapai tujuan dari eksperimen gesekan rotor (rubbing) pada system mesin rotasi. Mulai kemudian melakukan studi pustaka agar dapat memahami teori mengenai rubbing dan pengolahan sinyal menggunakan Fast Fourier Transform (FFT). Pengajuan proposal dilakukan untuk menentukan judul dan target selesai. Mempersiapkan Machinery Fault Simulator (MFS) untuk pengujian rubbing, kemudian memasang seperangkat data akuisisi pada MFS. Setelah data akuisisi terpasang kemudian memasang seperangkat alat gesek mekanik (rub kit). Pengujian mulai dilakukan dengan mengambil data getaran tanpa gesekan (baseline) dahulu pada kecepatan rotasi 1, 2 dan 3 rpm. Selanjutnya, pengujian dilakukan menggunakan material gesek alumunium, akrilik dan karet pada kecepatan yang sama. Setelah mendapatkan data hasil pengujian dan dianalisa kemudian di buat laporan dan selesai. Mulai Studi Pustaka Pengajuan Proposal Tes menggunakan variasi kecepatan motor : 1, 2 dan 3 rpm Tes menggunakan variasi rub head materials : akrilik, alumunium, dan karet Set-up Tes Machinery Fault Simulator (MFS) Install Rub Kit pada MFS Pengambilan dan Analisis data Pembuatan Laporan Set-up Data Akuisisi Selesai Gambar 1. Diagram alir penelitian JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 3

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216 2.2 Alat dan Bahan Pengujian Peralatan eksperimen dengan seperangkat alat gesekan mekanik (mechanical rub kit) untuk memahami karakteristik fenomena gesekan rotor di tunjukkan pada Gambar 2. Peralatan terdiri dari pemegang yang dapat disesuaikan (adjustable tool holder) selama material menggesek, batang vertikal (vertical post), batang horizontal dan penjepit mekanis. Pegas di dalam tool holder tertekan dan mendesak gaya dorong yang mana ujung rubbing melawan poros atau permukaan rotor pada MFS. Oleh karena itu, ujung rubbing akan menjaga kontak secara kontinyu dengan poros sepanjang waktu. Jenis rubbing disimulasikan dengan seperangkat alat gesek yang disebut gesekan penuh (full annular rub). Gambar 2. Pemasangan Mechanical Rub Kit pada MFS Gambar 3. Ujung rubbing menekan melawan poros [5]. Gambar 4. Pemasangan sensor arah radial vertikal dan horizontal pada rumah bearing Getaran pada rumah bearing pada arah vertical dan horizontal diukur dengan akselerometer. Akselerometer pada arah vertikal memiliki sensitivitas 11,33 mv/g. Akselerometer pada arah horizontal memiliki sensitivitas 1,5 mv/g. akselerometer dipasang tegak lurus 9 arah vertikal dan horisontal pada rumah bearing. Sistem terdiri dari data akuisisi (DAQ) yang menyediakan dua channels untuk akuisisi respon getaran dan satu channels untuk akuisisi kecepatan rotasi. Channels DAQ ditetapkan sebagai ch1 dan ch2 pada rumah bearing untuk mengukur respon getaran pada arah vertikal dan horisontal. Data dikelompokan menggunakan software VibraQuest TM dan system hardware. Sistem pengelompokan data terdiri dari high bandwidth amplifier didesain untuk sinyal getaran. Perekam data (data recorder) dilengkapi dengan low-pass filter pada tahap input untuk anti-aliasing. Resolusi yang digunakan 32 spectra lines menggunakan Hanning window. Resolusi menandakan jumlah dari lines yang digunakan untuk mengeplot spektrum. Untuk memahami gesekan rotor dan efeknya dalam getaran system, tiga kasus uji dilakukan. Jadi, pengaruh gesekan material dengan respon terhadap kecepatan rotasi poros menjadi pertimbangan utama. Poros pada MFS terbuat dari baja. Poros didukung dengan dua elemen bearing. Selama pengujian poros tidak dihubungkan dengan komponen JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 31

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216 lain apapun kecuali motor induksi. Dua akselerometer dipasang pada rumah bearing dekat dengan kopling fleksibel pada arah radial horizontal dan vertikal untuk mengumpulkan data getaran. 3. Hasil dan Pembahasan Penyebab gesekan rotor meliputi interaksi poros dengan gesekan mekanik (mechanical rub), perilaku dinamika rotor yang kompleks menghasilkan bermacam tanda getaran. Gesekan penuh (full annular rub) disimulasikam dengan tiga jenis material gesek yaitu: alumunium, akrilik dan karet. Eksperimen dilakukan dengan tiga variasi kecepatan rotasi 1 rpm, 2 rpm dan 3 rpm. 3.1 Analisa Menggunakan Domain Waktu Sinyal getaran digunakan untuk menampilkan dan menganalisa percepatan di rumah bearing pada arah horizontal. Gambar 5 dan 6 tampilan domain waktu getaran tanpa gesekan (baseline) dan dengan gesekan poros menggunakan material alumunium dengan perioda waktu yang sama pada kecepatan rotasi masing-masing 1 rpm. Rentang amplitudo pada Gambar 5 sebesar,6 g. Rentang amplitudo pada Gambar 6 sebesar,15 g. Amplitudo getaran pada rumah bearing meningkat secara signifikan dengan gesekan rotor selama kecepatan rotasi 1 rpm. Pada Gambar 7 dan 8 adalah tampilan domain waktu getaran tanpa gesekan dan dengan gesekan menggunakan material alumunium dengan perioda waktu yang sama pada kecepatan rotasi masing-masing 2 rpm. Rentang amplitudo pada Gambar 7 sebesar,1 g. Rentang amplitudo pada Gambar 8 sebesar,15 g. Amplitudo getaran pada rumah bearing meningkat dengan gesekan rotor selama kecepatan rotasi 2 rpm. Pada Gambar 9 dan 1 adalah tampilan domain waktu getaran baseline dan dengan gesekan menggunakan material alumunium dengan perioda waktu yang sama pada kecepatan rotasi masing-masing 3 rpm. Rentang amplitudo pada Gambar 9 sebesar,15 g. Rentang amplitudo pada Gambar 1 sebesar,2 g. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa amplitudo getaran pada rumah bearing meningkat secara signifikan diikuti dengan kecepatan rotasi yang meningkat..6.15.4.1.2.5 -.5 -.2 -.1 -.4 -.15 -.6 1 2 3 4 5 6 7 8 -.2 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 5. Baseline 1 rpm Gambar 6. Alumunium rub (1 rpm).1.15.8.6.1.4.5.2 -.2 -.5 -.4 -.1 -.6 -.8 -.15 -.1 1 2 3 4 5 6 7 8 -.2 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 7. Baseline (2 rpm) Gambar 8. Alumunium rub (2 rpm) JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 32

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216.15.2.1.15.5.1 -.5 -.1 -.15.5 -.5 -.1 -.15 -.2 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 9. Baseline 3 rpm -.2 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 1. Alumunium rub (3 rpm) 3.2 Puncak Maksimum Amplitudo pada Rumah Bearing Tabel 1, 2, 3 dan 4 menunjukkan nilai puncak maksimum pertama dan kedua dari spektrum frekuensi getaran pada arah vertikal dan horizontal untuk semua uji kasus dengan respon terhadap kecepatan rotasi poros. Perbandingan puncak maksimum pertama dan kedua pada rumah bearing arah radial vertikal terhadap puncak maksimum arah radial horizontal, getaran tanpa gesekan dan dengan gesekan mempunyai tingkat amplitudo yang sama dan level meningkat diikuti dengan kenaikan kecepatan rotasi poros. Tabel 1. Puncak maksimum pertama pada arah vertikal Kecepatan (rpm) Tanpa Gesekan Gesekan Alumunium Gesekan Akrilik Gesekan Karet 1.2318.2428.2682.1524 2.1186.1321.1336.116 3.1241.1574.1498.1235 Tabel 2. Puncak maksimum kedua pada arah vertikal Kecepatan (rpm) Tanpa Gesekan Gesekan Alumunium Gesekan Akrilik Gesekan Karet 1.1587.1449.1828.1367 2.624.5777.5812.5842 3.1223.1194.123.139 Tabel 3. Puncak maksimum pertama pada arah horisontal Kecepatan (rpm) Tanpa Gesekan Gesekan Alumunium Gesekan Akrilik Gesekan Karet 1.1558.216.184.1682 2.81.834.119.7415 3.2152.2339.2235.197 Tabel 4. Puncak maksimum kedua pada arah horisontal Kecepatan (rpm) Tanpa Gesekan Gesekan Alumunium Gesekan Akrilik Gesekan Karet 1.1423.1696.1736.151 2.3658.4718.423.4249 3.1979.238.213.199 JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 33

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216 Untuk mengetahui karakteristik getaran pada rumah bearing pada arah radial vertikal dan horizontal, maka dari nilai puncak yang didapatkan dibuatlah plot yang menggambarkan karakteristik dari gesekan poros (rubbing). Selanjutnya dapat dilihat bahwa spektrum frekuensi dengan kecepatan poros lebih tinggi untuk material gesek keras mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap material gesek lunak dan tanpa gesekan. Spektrum frekuensi untuk material gesek lunak atau menggunakan material karet mempunyai karakteristik unik, jadi bahwa material lunak berusaha untuk menyeimbangkan eksitasi struktur tanpa gesekan saat membandingkan dengan material keras yang digunakan. Hal itu dapat ditunjukkan pada Gambar 11, 12, 13 dan 14 amplitudo getaran rendah diperoleh selama kecepatan rotasi rendah sementara amplitudo tinggi diperoleh selama kecepatan rotasi tinggi. Gambar 11. Maksimum pertama (vertikal) Gambar 12. Maksimum kedua (vertikal) Gambar 13. Maksimum pertama (horisontal) Gambar 14. Maksimum kedua (horisontal) 3.3 Analisa menggunakan harmonik dan sub-harmonik Harmonik tanda gaya di rumah bearing pada arah horizontal untuk kecepatan rotasi 3 RPM ditunjukkan pada Gambar 15, 16, 17 dan 18. Pada domain frekuensi tampak nilai 1x, 2x, 3x rpm dan seterusnya menunjukkan komponen harmonik dengan nilai kecepatan rotasinya untuk 3 rpm. Tampak pada gambar ketika getaran subsinkron (getaran dibawah 1x rpm) tak tampak, maka hal tersebut menandakan bahwa getaran subsinkron yang diakibatkan gesekan sebagian tidak terlalu ada. Jika getaran subsinkron disebabkan gesekan sebagian, hal tersebut akan biasanya menunjukkan integer subharmonik (1/2x atau 1/3x atau 1/4x rpm dan seterusnya) dimana integer sub-harmonik dibangkitkan tergantung kecepatan poros relatif terhadap frekuensi alami sistem rotor. Gesekan sebagian (partial rub) biasanya peristiwa sangat singkat, peristiwa sementara yang sering meningkat dalam gesekan yang kuat dan lama waktu terjadinya. Seringkali ketika gesekan sebagian akibat gaya radial yang besar maka hanya ada satukali subharmonik, biasanya.5x rpm akan terjaga. Apabila benturan kuat (sharp impacts) terjadi, kelipatan frekuensi subharmonik dapat juga tampak (.5x, 1x, 1.5x, 2x, 2.5x rpm dan seterusnya) maupun respon resonansi frekuensi menjadi tinggi. Hal ini akibat sifat ketidaklinieran yang terjadi pada spektrrum FFT ketika benturan kuat mengambil bagian. JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 34

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216.3 Velocity in Frequency Domain.3 Velocity in Frequency Domain Amplitude(inc/s).25 X: 49.85 Y:.2152.2.15.1 X: 99.7 Y:.1979 Tanpa gesekan Amplitude(inc/s) X: 49.85.25 Y:.2339.2.15.1 X: 99.7 Y:.238 Gesekan material alumunium.5.5 1 2 3 4 5 6 Frequency (Hz) Gambar 15. Baseline (3 rpm) 1 2 3 4 5 6 Frequency (Hz) Gambar 16. Alumunium rub (3 rpm).3 Velocity in Frequency Domain.3 Velocity in Frequency Domain Amplitude(inc/s) X: 49.85.25 Y:.2235.2.15.1 X: 99.54 Y:.213 Gesekan material akrilik Amplitude(inc/s).25 X: 49.85 Y:.197.2.15.1 X: 99.7 Y:.199 Gesekan material karet.5.5 1 2 3 4 5 6 Frequency (Hz) Gambar 17. Akrilik rub (3 rpm) 1 2 3 4 5 6 Frequency (Hz) Gambar 18. Karet rub (3 rpm) Seperti yang dijelaskan sebelumnya, peristiwa gesekan sebagian dapat secara cepat memperpanjang lama waktu dan benturan yang mengarah terhadap gesekan penuh dimana terjadi peristiwa gesekan kontinyu. Gesekan penuh mungkin dapat menyebabkan rotasi balik (backwards precession) selama poros terus berputar pada arah yang sama, akan tetapi orbit pada arah berlawanan. Rotasi balik yang diakibatkan oleh aplikasi gesekan terhadap rotor yang menghasilkan gaya pada arah berlawanan pada titik kontak, maka gaya ini benar-benar menghasilkan torsi pada arah berlawanan yang dapat menjadi sangat besar dan tidak hanya merusak kenormalan mesin, tetapi juga mempengaruhi kebutuhan energi. Gesekan penuh merupakan karakteristik dari forward precession pada 1x rpm sesuai terhadap ketidakseimbangan pada sistem yang dapat mengarah pada rotasi balik (backward precession) pada frekuensi alami di sistem permukaan rotor atau kontak (yang mana kedua kasus 1x rpm dan frekuensi alami permukaan rotor atau kontak akan tampak, seringkali dengan 1x rpm pada amplitudo rendah. Ketika gesekan rotor sifatnya tidak linier, maka juga dapat menghasilkan deret harmonik kecepatan rotasi. Sekalilagi, harmonik tinggi dihasilkan dalam spektrum FFT dengan ketidaklinieran bentuk gelombang domain waktu. Jadi ketika gesekan terjaga secara kontinyu menyeluruh, hal itu akan seringkali memperlihatkan banyak harmonik kecepatan rotasi seperti 1x, 2x, 3x, 4x, 5x, 6x rpm dan seterusnya. JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 35

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216 4. Kesimpulan Dari Penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Komponen harmonik pada spektrum frekuensi terlihat 1x, 2x, 3x, 4x, 5x, 6x rpm dan seterusnya yang menandakan harmonik kecepatan rotasi, selain itu sub-harmoniknya terlihat 1/2x, 1/3x, 1/4x rpm dibangkitkan tergantung kecepatan poros relatif terhadap frekuensi alami rotor. 2) Material gesek keras menunjukkan dominasi nilai amplitudo yang lebih besar dibandingkan getaran untuk material gesek karet yang menunjukkan nilai yang lebih rendah daripada getaran baseline. Hal itu dapat diamati bahwa spektrum getaran untuk material lunak memiliki karakteristik unik, jadi bahwa tingkat getaran lebih rendah daripada getaran baseline. Sebab material lunak berusaha untuk menyerap energi atau adanya redaman dibandingkan dengan yang menggunakan material gesek keras. 3) Nilai amplitudo pada rumah bearing meningkat secara signifikan diikuti dengan kecepatan rotasi yang meningkat. 5. Daftar Pustaka [1]. Saruhan H, Saridemir S, Erkan O. The effect of full annular rub on rotating machinery system considering different rub materials and shaft running speeds, U.P.B. Sci. Bull., Series D, Vol. 75, Iss. 4, 213. [2]. Veluri G. Rub-impact Analysis in Rotor Dynamic System. Department of Mechanical Engineering National Institute of Tecnology, Rourkela, 211. [3]. Z.C. Fen, Xiao-Zhang Zhang. Rubbing phenomena in rotor-stator contact. University of Missouri, Columbia, MO 65211, USA. Tsinghua University, Beijing 184, PR China. October 21. [4]. James E. Berry, P.E. Concentrated Vibration Signature Analysis and Related Condition Monitoring Techniques. Technical Associates of Charlotte, P.C. 1997. [5]. The Effects of shaft rub on bearing housing vibration signature, Technical Report, SpectraQuest, 26. JTM (S-1) Vol. 4, No. 3, Juli 216:299-36 36