2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan definisi pasar tradisional dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN MUARA ENIM

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

SPORT MALL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN TENTANG : PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN PURWOHARJO DESA KRADENAN SALINAN PERATURAN DESA KRADENAN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Daerah No 2 tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 17-A TAHUN 2012 TENTANG

PASAR GUNUNGPATI DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN


BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Ruang publik sudah selayaknya menjadi hak setiap warga kota, namun

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar sedangkan pusat perbelanjaan atau sering disebut pasar modern adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang. (Perpres RI No : 112 Tahun 2007). Tumbuhnya retail di kota menjadi salah satu fenomena yang terjadidan berdampak kepada pasar. Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu Retailer yang berarti Memotong menjadi kecil kecil (Risch, 1991 ). Pengertian Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan. Bentuk retail bermacam-macam, seperti mini-market, supermarket, hypermarket, dan lain-lain dalam masing-masing bentuk tipologinya. Tumbuhnya retail di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik No. 63/08/Th. XVII, 5 Agustus 2014, pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat sebesar 5,14% dalam

setahun. Pertumbuhan ini terjadi di berbagai sector seperti komunikasi, pengangkutan, pariwisata dan sektor perdagangan tentunya. Pertumbuhan ekonomi ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ikut meningkat sehingga berdampak kepada budaya berbelanja yang menjadi beralih ke pasar modern atau retail. Pertumbuhan ekonomi masyarakat membuat gaya hidup menjadi berubah. Sebelumnya masyarakat berbelanja di pasar tradisional berpindah ke ritel atau pasar modern karena menganggap dirinya sudah harus meningkat juga kualitas hidupnya. Dari aspek fisik pasar tradisional sendiri juga berkontribusi atas kemunduran pasar tradisio nal di persaingan dengan ritel atau pasar modern lainnya. Jadi bukan hanya disebabkan oleh perkembangan pasar modern atau ritel, tetapi masih banyak lagi aspek yang berkontribusi atas kemunduran pasar tradisional. Dalam perkembangan sejarah, pasar tradisional dahulu menjadi pusat aktivitas masyarakat. Bukan hanya terjadi aktivitas jual-beli, tetapi juga terjadi interaksi sosial, budaya, serta aktivitas pemerintahan juga terjadi di pasar. Transaksi yang terjadi dalam perkembangan pasar tak hanya melibatkan uang dan barang tetapi juga pertukaran informasi tentang banyak hal, termasuk politik. Pasar menjadi ruang publik yang penting dalam perkembangan kota (Dede Kosasih, Pasar Tradisional: Ruang Publik yang Makin Terpinggirkan). Pasar (tradisional) yang selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat, pasar bukan hanya sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial dan representasi nilainilai tradisional yang ditunjukan oleh perilaku para aktor-aktor di dalamnya. Jika pasar tradisional sudah ditinggalkan dan aktivitas-aktivitas tersebut tidak lagi terjadi diantara masyarakat, memungkinkan terputusnya penurunan nilai kebudayaan secara perlahan ke generasi selanjutnya.

Oleh karena itu, perancangan pasar tradisional dengan tujuan menghidupkan kembali sekaligus usaha untuk menjaga nilai sosial dan budaya yang terjadi di pasar sangat dibutuhkan. Bagaimana konsep perancangan pasar tradisional agar pasar sesuai yang dibutuhkan? Bagaimana bentuk perancangan pasar tradisional yang dapat mencapai tujuan tersebut? 1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan a. Maksud Perancangan pasar festival ini memiliki manfaat agar kualitas substansial dan spasial pasar tradisional meningkat dan dapat bersaing dengan retail atau pasar modern lainnya. Peningkatan kualitas substansial dan spasial pasar tradisional juga akan bermanfaat dan berdampak kepada masyarakat yang mulai tertarik kembali untuk mengunjungi dan berbelanja di pasar tradisional. Sehingga, nilai sosial masyarakat tetap terjaga dengan interaksi antara penjual dan pembeli serta nilai budaya setempat akan terjaga pula. b. Tujuan Tujuan umum pada perancangan Pasar Festival ini ialah untuk membuat Pasar Tradisional kembali menjadi ruang publik yang baik dan layak serta partisipatif bagi masyarakat. lain: Adapun tujuan khusus untuk mencapai tujuan umum, antara Memperbaiki citra pasar tradisional yang sebelumnya dinilai buruk dari segi kondisi fisik maupun sosial didalamnya.

Menjadikan pasar tradisional sebagai ruang publik, bukan hanya sebagai tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari tetapi juga tempat masyarakat berinteraksi sosial dan berbudaya. Mengembangkan fungsi pasar tradisional dengan membangun secara vertikal. 1.3. Identifikasi Masalah Perancangan Zaman sekarang, pasar tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Tumbuhnya pasar retail seperti minimarket, supermarket, atau bahkan hypermarket membuat masyarakat beralih ke pasar modern. Pasar tradisional memiliki beberapa masalah pada segi arsitekturnya. Dalam perancangan ini harus dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah tersebut diantaraya, ialah: a. Kondisi fisik pasar yang becek, bau, dan lembab yang disebabkan oleh desain pasar yang kurang memerhatikan penghawaan dan pencahayaan alami. b. Sirkulasi antara pejalan kaki dan pengendara yang kurang tertata dengan baik sehingga bercampurnya jalur sirkulasi antara pejalan kaki dan pengendara bermotor roda dua maupun empat. Hal ini membuat pejalan kaki menjadi tidak nyaman dan dapat juga menyebabkan kemacetan karena intensitas pergerakan sangat tinggi. c. Sirkulasi bongkar-muat yang juga kurang tertata dengan baik sehingga menimbulkan kemacetan. d. Sistem utilitas yang kurang baik, seperti penyediaan air bersih, penanganan air limbah/kotor, sistem penanganan sampah, serta penangnan kebakaran.

e. Kurangnya penyediaan ruang publik untuk menampung kegiatankegiatan selain jual beli seperti interaksi sosial, kegiatan rekreasi, dan lain-lain. 1.4. Batasan Perancangan Perancangan pasar tradisional yang melayani kegiatan jual-beli kebutuhan primer maupun sekunder masyarakat. Selain memenuhi kebutuhan pasar tradisional juga melayani kebutuhan hiburan dan rekreasi yang mengunjungi pasar tersebut. Pada perancangan kali ini meliputi: - Perencanaan kawasan pasar tradisional yang terdiri dari pemilihan pasar tradisional yang akan dirancang dan pemintakatan pada area tapak perancangan ataupun perencanaan masterplan pasar - Perancangan setiap bangunan yang ada di dalam kawasan tapak pasar tradisional

1.5. Kerangka Berfikir Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Merancang (Sumber: Data Pribadi tahun 2015) Garis Tahap Garis Hubungan

1.6. Sistematika Pelaporan Produk Tugas Akhir terdiri dari Laporan Akhir (final report) dan Rancangan (disain/gambar). Kedua produk tersebut dibundel menjadi satu dalam bentuk Laporan Tugas Akhir dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1. PENDAHULUAN berisi latar belakang perancangan, maksud dan tujuan perancangan, identifikasi masalah perancangan, batasan dan masalah perancangan, pendekatan dan gambaran capaian yang dituju, kerangka berfikir dan sistematika laporan. BAB 2. KAJIAN berisi pengertian pasar tradisional, tipologi pasar, persyaratan pasar tradisional, pengguna dan kegiatan dalam pasar tradisional, ruang-ruang dalam pasar tradisional. BAB 3. DESKRIPSI PROYEK berisi gambaran umum, rona lingkungan, program kegiatan kebutuhan ruang dan studi banding proyek sejenis. BAB 4. ELABORASI TEMA berisi pengertian, interpretasi tema, studi banding tema sejenis dan konsep tema pada desain BAB 5. KONSEP PERANCANGAN berisi konsep dasar, konsep perencanaan tapak, penjelasan penerapan konsep pada hasil rancangan