BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

Repository.unimus.ac.id

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA BURUH KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

I. PENDAHULUAN. baru pada permukaan sendi (Khairani, 2012). Terjadinya osteoarthritis itu

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan


BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

HUBUNGAN LAMA BERKENDARA DENGAN TIMBULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

Disusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J

Umami et al, Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja duduk dengan..

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. bermata pencaharian di bidang pertanian. Sektor perkebunan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. kimia, biologi, ergonomi, psikologis. 8 Salah satu jenis lingkungan kerja fisik.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

Ira Purnasari, Paulina dan Salbiah Kastari Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN BENOA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN 2014

DAFTAR PUSTAKA. Repository.unimus.ac.

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung merupakan salah satu keluhan yang diakibatkan oleh gangguan musculoskeletal. Nyeri punggung adalah keluhan subyektif berupa respon tubuh terhadap rangsangan rasa nyeri yang diakibatkan dari macam-macam penyebab.(1) Penyebab nyeri punggung adalah karena kelainan sejak lahir, perubahan jaringan, trauma ketika melakukan gerakan yang kurang baik pada punggung sehingga menyebabkan otot menjadi kaku secara tiba-tiba dan gaya berat yaitu ketika membawa beban dalam posisi tubuh berdiri, duduk, dan berjalan.(2) Sebanyak 70%-80% penduduk yang berada di negara maju pernah mengalami nyeri punggung, dengan 14%-45% penderita nyeri punggung yaitu orang dewasa, dengan satu dari 20 penderita harus ditangani oleh tenaga medis(2). Penelitian tahun 2011di Indonesia mengemukakan bahwa 35,86% total kunjungan pasien adalah keluhan nyeri punggung dengan 65,5% pasiennya adalah wanita (3). Penelitian di Indonesia tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi penderita penyakit muskuloskeletal tertinggi dialami oleh pekerja di sektor pertanian dengan 43.000 kasus di mana 27.000 pekerja mengalami keluhan nyeri punggung.(4) Beberapa penelitian mengenai faktor risiko keluhan nyeri punggung yang dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di kota Pare-pare tahun 2012, di Jember dan Manado tahun 2014, dan di kota Makassar serta Medan di tahun 2015 menunjukan bahwa ada hubungan antara umur, status gizi, lama kerja, masa kerja beban angkut dan sikap kerja terhadap keluhan nyeri punggung.(5-9) 1

Faktor umur dan status gizi merupakan faktor risiko keluhan nyeri punggung yang berhubungan dengan karakteristik responden, dimana semakin bertambahnya umur maka perlahan-lahan fungsi organ akan mengalami penurunan termasuk pada kondisi tulang punggung.(10) Umur erat kaitannya dengan status gizi seseorang, penilaian status gizi dapat dilihat dari indeks massa tubuh dengan menghitung berat dan tinggi badan. Semakin gemuk seseorang semakin besar pula risiko untuk mengalami keluhan kesehatan pada otot, karena seseorang yang mempunyai berat badan berlebih akan mengalami kontraksi otot pada tulang punggung yang kemudian menyebabkan nyeri punggung.(11,12) Faktor pekerjaan yang menjadi faktor risiko keluhan nyeri punggung adalah lama kerja, masa kerja, beban angkut dan sikap kerja, di mana semakin lama mereka bekerja dengan menggunakan fisik setiap harinya dalam jangka waktu yang lama maka akan mempengaruhi kinerja otot yang menyebabkan nyeri punggung.(8,13) Pekerjaan fisik yang dilakukan seperti mengangkat beban secara berlebihan dan terus menerus akan mengakibatkan tubuh mengalami kontraksi otot yang berlebih sehingga menambah risiko keluhan nyeri punggung.(14) Ketidaksesuaian antara alat kerja dengan manusia, lambat laun akan menyebabkan rasa nyeri dan gangguan pergerakan pada anggota tubuh lainnya, hal ini terjadi karena syaraf dan otot mengalami kontraksi yang berlebihan.(15,16) Salah satu pekerjaan yang berisiko mengalami keluhan nyeri punggung adalah penjual jamu, karena seorang penjual jamu tidak lepas dari kegiatan yang menggunakan otot, seperti aktivitas mengangkat, mengangkut, menggendong dan mendorong.(1) Ada perbedaan sikap kerja yang dilakukan oleh penjual jamu gendong dan dorong. Penjual jamu gendong, menggunakan punggung sebagai penopang utama dalam melakukan kegiatan menggendong beban, dengan melibatkan otot-otot penyangga tulang belakang yang fungsinya untuk menjaga keseimbangan tubuh dan postur tubuh. Sikap menggendong yang dilakukan oleh penjual jamu tersebut dapat menyebabkan nyeri punggung.(17) Penjual jamu dorong mereka menggunakan kekuatan otot tangan dalam melakukan pekerjaannya. Otot tangan akan memberikan tekanan pada tulang belakang untuk dapat melakukan aktivitas mendorong.(5) 2

Kota Semarang merupakan salah satu wilayah yang masih banyak ditemukan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi penjual jamu. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 19-22 Agustus 2016 di Kota Semarang, penjual jamu yang ditemukan selain menjajakan jamunya dengan menggendong beberapa diantara mereka telah menggunakan gerobak sebagai alat bantu. Dari observasi dan wawancara yang dilakukan pada 24 penjual jamu yaitu 12 orang penjual jamu gendong dan 12 orang penjual jamu dorong, diperoleh hasil bahwa 12 orang penjual jamu gendong mengaku berjualan setiap hari selama 4-6 jam, sedangkan pada 5 penjual jamu dorong bisa berjualan lebih dari 8 jam setiap harinya. Hal ini melebihi dari ketentuan waktu kerja wajib yaitu selama 7 jam sehari apabila bekerja selama 6 hari dalam seminggu dan 8 jam sehari apabila mereka bekerja selama 5 hari selama seminggu, padahal 22 responden observasi mengaku bekerja setiap hari.(18) Masa kerja semua responden observasi jamu gendong lebih dari 15 tahun, sedangkan penjual jamu dorong 9 orang yang bekerja lebih dari 15 tahun. 12 penjual jamu gendong semuanya mengalami keluhan nyeri punggung, sedangkan pada penjual jamu dengan menggunakan gerobak 10 orang yang mengalami keluhan nyeri punggung. Beban yang mereka gendong bervariasi tergantung pada jumlah botol yang mereka bawa dan jenis botol yang mereka gunakan. Rata-rata beban yang mereka gendong mencapai 15-31 kg. Hal ini melebihi jumlah beban angkat yaitu 16 kg pada wanita dewasa yang dilakukan secara terus menerus.(19) Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penjual jamu gendong dan dorong rentan terhadap keluhan nyeri punggung, maka perlu Faktor yang berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Penjual Jamu Gendong dan Dorong studi di Kota Semarang. 3

B. Perumusan Masalah 1. Pertanyaan Umum a. Apakah ada hubungan umur dengan keluhan nyeri punggung pada penjual jamu gendong dan dorong di Kota Semarang? b. Apakah ada hubungan status gizi dengan keluhan nyeri punggung pada penjual jamu gendong dan dorong di Kota Semarang? c. Apakah ada hubungan lama kerja dengan keluhan nyeri punggung pada penjual jamu gendong dan dorong di Kota Semarang? d. Apakah ada hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung pada penjual jamu gendong dan dorong di Kota Semarang? e. Apakah ada hubungan beban angkut dengan keluhan nyeri punggung pada penjual jamu gendong dan dorong di Kota Semarang? f. Apakah ada hubungan sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung pada penjual jamu gendong dan dorong di Kota Semarang? 2. Pertanyaan Khusus a. Bagaimana gambaran umur pada penjual jamu gendong dan dorong? b. Bagaimana gambaran status gizi pada penjual jamu gendong dan dorong? c. Bagaimana gambaran lama kerja pada penjual jamu gendong dan dorong? d. Bagaimana gambaran masa kerja pada penjual jamu gendong dan dorong? e. Bagaimana gambaran beban angkut pada penjual jamu gendong dan dorong? f. Bagaimana gambaran sikap kerja pada penjual jamu gendong dam dorong? g. Bagaimana gambaran topografi area wilayah penjual jamu gendong dan dorong? h. Apakah ada hubungan umur pada penjual jamu gendong dan dorong dengan keluhan nyeri punggung? 4

i. Apakah ada hubungan status gizi pada penjual jamu gendong dan dorong dengan keluhan nyeri punggung? j. Apakah ada hubungan lama kerja pada penjual jamu gendong dan dorong dengan keluhan nyeri punggung? k. Apakah ada hubungan masa kerja pada penjual jamu gendong dan dorong dengan keluhan nyeri punggung? l. Apakah ada hubungan beban angkut pada penjual jamu gendong dan dorong dengan keluhan nyeri punggung? m. Apakah ada hubungan sikap kerja pada penjual jamu gendong dan dorong dengan keluhan nyeri punggung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor ( umur, status gizi, lama kerja, masa kerja, beban angkut dan sikap kerja) yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung (Low back pain) pada penjual jamu 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan umur pada penjual jamu gendong dan dorong. b. Mendeskripsikan status gizi pada penjual jamu gendong dan dorong. c. Mendeskripsikan lama kerja pada penjual jamu gendong dan dorong d. Mendeskripsikan masa kerja pada penjual jamu gendong dan dorong. e. Mendeskripsikan beban angkut pada penjual jamu gendong dan dorong. f. Mendeskripsikan sikap kerja pada penjual jamu gendong dan dorong. g. Menganalisis hubungan umur dengan keluhan nyeri punggung h. Menganalisis hubungan status gizi dengan keluhan nyeri punggung i. Menganalisis hubungan lama kerja dengan keluhan nyeri punggung j. Menganalisis hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung 5

k. Menganalisis hubungan beban angkut dengan keluhan nyeri punggung l. Menganalisis hubungan sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam kesehatan kerja khususnya pada sektor informal. 2. Manfaat Metodologis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah sember pengetahuan dan pengembangan ilmu untuk mengidentifikasi faktor risiko nyeri punggung E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Daftar publikasi yang menjadi rujukan No Peneliti Judul Desain Studi Cross sectional Variabel bebas dan terikat a. Umur b. Berat beban c. BMI d. Sikap kerja e. Lama kerja f. nyeri punggung 1 Nurwahyuni (2012)(5) Faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung pada pekerja bongkar muat barang Pelabuhan Nusantara kota Pare-pare 2012. 2 Rahma Ayu Wulandari (20) (2013) Gambaran faktor yang mempengaruhi nyeri punggung bawang pada buruh kapal. Cross sectional a. b. c. d. 3 Joice Ester Tatilu (7) (2014) Hubungan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung pada pekerja tenaga kerja bongkar muat Cross sectional a. sikap kerja b. nyeri punggung Intensitas nyeri Umur Indeks masa tubuh nyeri punggung Hasil Ada hubungan umur dan berat beban dengan keluhan nyeri punggung Tidak ada hubungan antara BMI, sikap kerja, lama kerja dengan keluhan nyeri punggung. Intensitas nyeri paling banyak yaitu nyeri ringan sebanyak 31% Usia responden paling banyak usia 35-44 tahun yaitu 39%. Jumlah IMT paling banyak yaitu IMT normal yaitu 39,7%. Ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung pada 6

No Peneliti Judul Desain studi Variabel bebas dan terikat di Kantor Keasyahbandaraan dan Otoritas pelabuhan Manado 4 Rismayanti Yamin (2015)(8) Keluhan nyeri punggung pada buruh Bulog di Makasar Cross sectional a. b. c. d. e. umur lama kerja masa kerja beban angkut Indeks Masa Tubuh f. Jenis kelamin g. Nyeri punggung Hasil pekerja tenaga kerja bongkar pekerja tenaga kerja bongkar muat di kantor Keasyahbandaraan dan Otoritas pelabuhan Manado Ada hubungan antara umur, lama kerja, masa kerja, beban kerja dan IMT dengan keluhan nyeri punggung. Tidak ada hubungan anatara jenis kelamin dengan keluhan nyeri punggung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian, tahun penelitian dan objek penelitian yaitu penjual jamu yang dilihat dari sikap kerja menggendong dan mendorong. 7

8