BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam ilmu pengetahuan, sosial budaya, ekonomi, dan politik.

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Faximile : (0717) 92534

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

Powered by TCPDF (

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANYUWANGI

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS INSPEKTORAT

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 61

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 01 TAHUN 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, kesimpulan

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

FUNGSI DAN TUGAS KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 7 TAHUN 2008

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA BANJARBARU

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi tepatnya di Sungai Jering Teluk

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

-1- PERATURAN BUPATI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 132 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA JAMBI

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 119 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi sehingga diperlukan pula peran yang besar

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI STAF AHLI BUPATI SITUBONDO

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA MADIUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 24 TAHUN

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2016 Nomor 114);

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN SUKAMARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 50 Tahun : 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

TUPOKSI. Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan. kinerja Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan.

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN SITUBONDO

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses kemajuan zaman yang terjadi secara cepat dapat membawa perubahan dalam ilmu pengetahuan, sosial budaya, ekonomi, dan politik. Berkaitan dengan hal itu maka masyarakat harus meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja agar mampu menghadapi persaingan dalam sebuah organisasi. Manusia merupakan sumber daya yang sangat menetukan tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, oleh karena itu diperlukan kesungguhan dalam mengkomunikasikan peraturan yang ada agar yang direncakan dapat tercapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Dimensi yang paling penting dalam merealisasikan tujuan tersebut adalah koordinasi. Proses koordinasi pada Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi seperti sulitnya mengatur pegawai dan ketidaksamaan keinginan antara atasan dan pegawai itu sendiri harus diatasi dengan cara memberikan pengetahuan tentang keorganisasian dan pelaksanaan kerja, hal ini dapat menumbuhkan kesadaran bagi para pegawai untuk melaksanakan sebuah kegiatan atau pekerjaan secara efektif dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan atau pekerjaan baru efektif jika pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar-benar sesuai dengan apa yang direncanakan. Menyatakan keefektifan dapat dengan menspesifikasi sasaran-sasaran untuk seluruh organisasi 1

2 dan individu-individu serta kelompok pada organisasi perlu koordinasi. Sesuai dengan prinsip koordinasi yaitu dengan jalan membagi-bagi pekerjaan atas bagian-bagian. Menangani bagian-bagian pekerjaan diperlukan keahlian (skill) pada masing-masing bagian sehingga beroperasi secara efektif. Dengan adanya koordinasi diharapkan akan tercipta kesatuan langkah, kesatuan tindakan, dan kesatuan sikap sesama pegawai. Demikian pula halnya dilingkungan Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi, bahwa koordinasi yang efektif akan memberikan kontribusi besar kepada kinerja pegawai, sebaliknya koordinasi yang tidak efektif dapat menghambat peningkatan kemauan dan kinerja pegawai. Kinerja yang baik dari pegawai yang bekerja sama merupakan sesuatu hal yang sangat penting bahkan dapat dikatakan sangat dominan, sehingga apapun pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan penuh dengan kesadaran yang tinggi serta sikap yang positif terhadap pekerjaannya pada akhirnya segala tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai sebagaimana mestinya. Namun kesadaran tersebut belum sesuai dengan kenyataan yang ada dilingkungan Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi. Pada dasarnya kinerja dapat dipandang dari dua segi, yaitu kinerja Organisasi dan kinerja pegawai atau individu. Kinerja pegawai adalah hasil kerja individu (perseorangan) d alam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. (Harbani Pasolong, 2008:175) Kinerja pegawai dan kinerja organisasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya sangat berkaitan erat dan memberi pengaruh besar terhadap

3 kualitas organisasi. Tercapainya tujuan organisasi berkaitan erat dengan sumber daya yang bekerja untuk organisasi tersebut. Jika kinerja sumber daya organisasi atau pegawai dalam organisasi itu baik, maka kinerja organisasi akan memiliki nilai yang sama dengan kinerja individu. Begitu pula sebaliknya, jika kinerja organisasi dinilai buruk maka yang menjadi penyebab terbesar adalah kinerja pegawai yang ada dalam organisasi tersebut. Pada dasarnya, kinerja adalah bagaimana pencapaian seseorang, yang dilihat baik dari segi kualitas maupun kuantitas, terhadap tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya. Kinerja paling besar dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi seseorang dalam bekerja. Jika keduanya tidak terpenuhi maka tidak akan tercapai kinerja yang baik. Seseorang dengan kemampuan yang baik jika tidak disertai motivasi yang kuat, tidak akan menghasilkan kinerja yang baik karena ia hanya akan melaksanakan apa yang didiktekan dalam waktu yang cukup lama. Sebaliknya jika seseorang dengan motivasi yang tinggi tanpa disertai kemampuan, ia akan bingung harus memulai pekerjaan dari mana sehingga tanggung jawab yang diberikan kepadanya tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal. Dalam mengemban tugas-tugas pemerintah yang dibebankan oleh pemerintah tingkat atas. Inspektorat mengacu pada peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi nomor 5 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja lembaga teknis Daerah Kabupaten Kuantan Singingi, Inspektorat adalah sebagai sentral administrasi pelaksana pemerintah daerah yang melaksanakan koordinasi penyusunan kebijakan pemerintah, pembangunan dan pelayanan masyarakat, serta memberikan pelayanan Administrasi kepada perangkat daerah

4 serta peraturan Bupati nomor 40 tahun 2009 tentang penjabaran tugas dan fungsi Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi, dimana Inspektorat merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang pengawasan, di pimpin oleh Inspektur yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun tugas pokok Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi adalah Inspektorat merupakan unsur pendukung tugas Bupati, di pimpin oleh Inspektur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan melalui Sekretaris Daerah. Inspektur mempunyai tugas, merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan perumusan kebijakan teknis, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi urusan pemerintahan bidang pengawasan. Sekretariat di pimpin oleh sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab pada inspektur. Sekretaris mempunyai tugas, membantu Inspektur dalam melaksanakan pengelolaan data, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi penyusunan program dan anggaran, ketatausahaan, pembinaan kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan, kehumasan, serta keuangan. Sekretaris dalam menjalankan tugas dibantu oleh sub bagian perencanaan, sub bagian umum, dan sub bagian evalusi dan pelaporan. Inspektur Pembantu wilayah mempunyai tugas membantu inspektur dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan sesuai wilayah kerja pembinaan dan pengawasan.

5 Dalam pelaksanaan tugas-tugas diatas Inspektorat dibantu oleh pegawai Inspektorat yang mana kinerja antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain berbeda-beda disebabkan oleh dua faktor diantaranya adalah: 1. Faktor Internal, yaitu: a. motivasi atau semangat kerja, b. emosi, dan c. intelegensi. 2. Faktor Eksternal, yaitu: a. suasana kerja, b. lingkungan kerja, c. sarana dan prasarana, d. keluarga, dan e. masyarakat. Karena itu perlu koordinasi supaya semuanya berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi. Namun masih adanya pegawai yang tidak disiplin sehingga koordinasi yang dilakukan pimpinan tidak terlihat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1 : Data Permasalahan Tingkat Displin Pegawai di Inspektorat pada Bulan Januari - September 2013 Masalah No Bulan Pegawai TAP TMK Keterangan 1 Januari 49 5 orang - TAP = Tidak Apel 2 Februari 49 5 orang - Pagi 3 Maret 49 1 orang 2 orang TMK= Tidak Masuk 4 April 49 2 orang - Kantor Tanpa 5 Mei 49 2 orang 1 orang Keterangan dan Izin 6 Juni 52 4 orang 4 orang dari yang Berwenang 7 Juli 52 4 orang 4 orang 8 Agustus 53 5 orang 3 orang 9 September 56 7 orang 1 orang Jumlah 35 orang 15 orang Sumber: Inspektorat 2013

6 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sejak bulan januari hingga september 2013, pegawai kantor inspektorat Kuansing yang tidak mengikuti Apel pagi sebanyak 35 orang, sedangkan pegawai yang tidak masuk kantor tanpa keterangan dan tanpa izin dari yang berwenang sebanyak 15 orang. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa kedisiplinan di kantor inspektorat masih rendah, sehingga tidak terlihat koordinasi yang dilakukan oleh pimpinan. Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) terhadap dinas-dinas yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi. Bagaimana mungkin sidak yang dilakukan tersebut akan berjalan efektif, jika di kantor Inspektorat sendiri masih mempunyai masalah dalam koordinasi yang dilakukan oleh pimpinannya. Dalam rangka memperbaiki kualitas kerja pegawai, pimpinan melakukan koordinasi yaitu : (a). Mengadakan pertemuan formal atau rapat yaitu untuk mengevaluasi hasil kerja setiap pegawai dan mencari solusi atau jalan keluar jika terjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tugas, (b). Pimpinan mengadakan pertemuan informal dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi, dan pengarahan, serta apa yang diinginkan dari masing-masing pegawai, (c). Pimpinan mengadakan pengarahan langsung ini bisa dilakukan pada saat apel pagi dan sore, dalam pengarahan ini bisa saja pimpinan memberikan informasi-informasi maupun pengumuman kepada pegawai. Pelaksanaan koordinasi pada Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi terhadap pegawai guna untuk meningkatkan kinerja pegawai, ini menunjukkan

7 bahwa dalam melaksanakan kerja setiap pegawai harus memiliki kemampuan dan keahlian yang baik guna untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Sesuai dengan pengamatan penulis di lapangan, ada beberapa perilaku pegawai yang mengindikasikan kinerja yang kurang baik, yaitu: 1. Masih ada pegawai yang tidak mengikuti apel pagi karena terlambat masuk kantor. 2. Masih ada pegawai yang pada jam istirahat siang terlambat kembali ke kantor dan pulang lebih awal. 3. Masih ada pegawai tidak masuk kantor tanpa keterangan dan izin dari yang berwenang. Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, serta melihat dugaan yang ada pada pimpinan dan pegawai maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh dengan judul Pengaruh Koordinasi Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Di Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang masalah sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dalam penelitian ini menerapkan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Koordinasi yang dilakukan Pimpinan yang mana dalam hal ini dilakukan oleh Inspektur Inspektorat Kabupaten KuantanSingingi? 2. Bagaimana kinerja pegawai di Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi? 3. Apakah koordinasi pimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

8 1.3 Tujuan Penelitian Didalam setiap penelitian yang dilakukan pasti meiliki tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Menganalisis koordinasi pimpinan yang dibangun di Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi. 2. Menganalisis kinerja pegawai yang ada di Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi. 3. Untuk Mengetahui Pengaruh Koordinasi Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Di Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Secara Teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengembangan ilmu administrasi negara. Serta memperkaya khasana ilmu pengetahuan Khususnya yang berkaitan dan organisasi pemerintahan pada umumnya. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini dapat berguna kepada pengambilan kebijakan dalam menemukan solusi yang bermanfaat khususnya pada Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi dalam Upaya melaksanakan dan

9 meningkatkan kinerja aparat pemerintah sebagai salah satu wujud pelaksanaan otonomi daerah. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan penelitian ini secara keseluruhan yang mana terdiri atas enam bab dan sub bab lain, meliputi : BAB I PENDAHULUAN Adapun yang terdapat dalam pendahukuan adalah latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TELAAH PUSTAKA Dalam BAB II telaah pustaka ini berisikan tentang landasan teori yang menyangkut reprensi-reprensi dan buku-buku dengan permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti. BAB III METODE PENELITIAN Dalam BAB III metode penelitian ini berisikan tentang jenis penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Tekhnik Pengumpulan Data dan Analisa. BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam BAB IV peneliti menyajikan tentang tempat penelitian, peneliti mencoba menggambarkan secara umum tentang tempat penelitian dimana peneliti melakukan penelitian.

10 BAB V HASIL PENELITIAN Dalam BAB V hasil penelitian ini, peneliti menjelaskan tentang hasil penelitian Pengaruh Koordinasi Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi yang dilakukan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat diketahui maksud dan tujuan dari penelitian ini. BAB VI PENUTUP Dalam BAB VI ini berisikan tentang dua sub bab yaitu DAFTAR PUSTAKA kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca.