KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

MAKALAH SEMINAR HASIL APLIKASI BRIKET AZOLLA-ARANG SEKAM GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS BANTUL

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Tata Cara penelitian

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

TATA CARA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Volume 11 Nomor 2 September 2014

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. METODE PENELITIAN A.

PEMANFAATAN LIMBAH TEPUNG AREN DAN MIKROORGANISME LOKAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

LAMPIRAN LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema penelitian. Tahap 1 pengomposan. - Enceng gondok - Batang pisang - Jerami padi. - Em4 - Molase - Dedak

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

TATA CARA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

BAHAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

HASIL DAN PEMBAHASAN. masing parameter akan disajikan secara berturut turut sebagai berikut : A. Tinggi Tanaman (cm)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

MAKALAH SEMINAR HASIL EFISIENSI APLIKASI PUPUK HIJAU PADA BERBAGAI KELANGASAN. TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharat) DI TANAH REGOSOL

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

APLIKASI PUPUK N,P,K DAN MINERAL ZEOLIT PADA MEDIUM TUMBUH TANAMAN ROSELLA (Hibisccus sabdariffa, L) By Oki Riandi, Armaini and Edison Anom

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan Berat Kering Tanaman. Hasil analisis data masing masing parameter akan. A. Tinggi Tanaman (cm)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) Ferdi Asdriawan A.P (20110210016) Prodi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan imbangan pupuk kompos batang pisang dan NPK yang tepat dalam meningkat pertumbuhan bibit jati (Tectona grandis). Penelitian dilaksanakan di Green House dan Laboratorium Fakultas Pertanian UMY, pada bulan Desember 2015 Maret 2016. Penelitian dilaksanakan dengan metode percobaan lapangan dengan rancangan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan. Adapun perlakuannya adalah sebagai berikut : Kompos Batang Pisang 30 ton/ha (P1), Kompos Batang Pisang 22,5 ton/ha + NPK 0,39 ton/ha (P2), Kompos Batang Pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha (P3),Kompos Batang Pisang 10 + NPK 1,17 ton/ha (P4) dan NPK 1,56 ton/ha (P5). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 15 unit perlakuan dan setiap ulangan terdiri atas 3 sampel dan 2 tanaman cadangan sehingga totalnya 75 bibit jati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kompos batang pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha memberikan hasil yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman jati. Kata kunci: kompos batang pisang, NPK, dan bibit jati. PENDAHULUAN Hutan Indonesia yang merupakan salah satu kekayaan alam yang memberikan kontribusi besar bagi pembangunan nasional dituntut untuk melestarikan,guna menjaga hidrosatmosfer regional,nasional, dan global. Salah satu hutan tanaman yang kini dikembangkan di Indonesia adalah hutan jati.jati, merupakan tanaman tropika dan subtropika yang dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi juga, karena kayu tanaman jati termasuk dalam kelas kuat II, kelas awet I, dan kelas mewah I.Selain kualitas kayunya, percepatan tumbuh tanaman jati rata rata 20 cm/10 hari praktis memperpendek masapanen, sehingga jati dikenal sebagai tanaman jenis keras yang berumur pendek (Lina dkk, 2013). Pemupukan bibit jati dengan dosis yang tepat serta unsur hara yang seimbang dapat meningkatkan pertumbuhan bibit jati. Salah satu pupuk majemuk dengan unsur hara lengkap adalah pupuk NPK. Pemberian pupuk NPK dapat memeperbaiki sifat kimia tanah secara cepat dan meningkatkan unsur P dalam bentuk yang mudah diserap oleh tanaman. Akan tetapi pupuk anorganik (NPK) memiliki sifat yang mudah tercuci oleh air hujan atau menguapakibat penyinaran, sehingga unsur hara yang terserap tanaman tidak sesuai dengan dosis yang

2 diberikanakibat kehilangan pencucian zat hara tersebut terutamaunsur hara K (Sutrisna dan Surdianto, 2014 ). Mengingat ada beberapa kelemahan dari pupuk anorganik sehingga perlu dilakukan upaya untuk meminimalkan kelemahan tersebut, salah satunya adalah dengan penambahan bahan organik / kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan imbangan pupuk kompos batang pisang dan NPK yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan bibit jati. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dengan jenis tanah Regosol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: benih jati, tanah, pupuk NPK, batang pisang, larutan EM-4, dan dedak, pisau/golok, karung, sarung tangan, masker, label, oven, polybag, penghalus kompos, sprayer, gembor, timbangan analitik, gayung, dan pengaduk. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan dengan rancangan faktor tunggal yang terdiri atas 5 perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Adapun perlakuannya adalah sebagai berikut :P1. Kompos Batang Pisang 30 ton/ha,p2. Kompos Batang Pisang 22,5 ton/ha + NPK 0,39 ton/ha,p3. Kompos Batang Pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha, P4. Kompos Batang Pisang 10 ton/ha + NPK 1,17 ton/ha dan P5: NPK 1,56 ton/ha Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 15 unit perlakuandan setiap ulangan terdiri atas 3sampel dan 2 tanaman cadangan sehingga totalnya 75 bibit jati. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pertumbuhan Tanaman Jati Tanaman selama masa hidupnya menghasilkan biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Perubahan akumulasi biomassa akan terjadi seiring dengan umur tanaman. Biomassa tanaman meliputi semua bahan tanaman yang berasal dari hasil fotosintesis (Sitompul dan Guritno, 1995 ). Hasil rerata parameter pertumbuhan Jati meliputi tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Rerata Tinggi Bibit, Diameter Batang, Jumlah Daun, Luas Daun, Berat Segar bibit dan Berat kering Bibit pada minggu ke-8 Perlakuan Tinggi Bibit (cm) Diameter Batang (cm) Parameter Pertumbuhan bibit tanaman jati Jumlah Daun (helai) Luas daun (cm 2 ) Berat Segar tajuk (g) Berat kering tajuk (g) Berat kering bibit (g) P1 19,12 a 0,61 b 13,11 a 1247,00 a 37,40 c 6,88 c 9,18a P2 20,48 a 0,74 a 12,33 a 1581,30 a 44,61 bc 8,41 c 10,65a

3 P3 22,74 a 0,79 a 11,88 a 1835,70 a 56,69 a 10,90 a 12,93a P4 20,82 a 0,71 ab 12,66 a 1623,00 a 51,40 ab 9,01 abc 10,45a P5 24,31 a 0,75 a 12,22 a 1751,00 a 53,88 ab 10,28 ab 12,02a Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan uji F dan DMRT pada taraf nyata 5% P1. Kompos Batang Pisang 30 ton/ha P2. Kompos Batang Pisang 22,5 ton/ha + NPK 0,39 ton/ha P3. Kompos Batang Pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha P4. Kompos Batang Pisang 10 ton/ha + NPK 1,17 ton/ha P5: NPK 1,56 ton/ha Tinggi Bibit. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata antar perlakuan kompos batang pisang dan pupuk NPK terhadap tinggi bibit jati. Hal ini menunjukkan bahwa semua perlakuan mencukupi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan untuk perkembangan organ vegetatif tanaman. Pemberian kompos dan NPK dengan dosis tinggi mampu mengkombinasi kompos dengan NPK, sehingga dapat menyediakan unsur N, P, dan K yang cukup untuk pertumbuhan tinggi tanaman. Unsur N, P, dan K merupakan unsur hara makro penting yang diperlukan dalam menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Tisdale et al, 1985 dalam Siregar dan Samsoedin, 1997).. Diameter Batang. Berdasarkan hasil sidik ragam diameter batang menunjukkan bahwa ada beda nyata antar perlakuan ( lampiran 1). Perlakuan kompos batang pisang 22,5 ton/ha + NPK 0,39 ton/ha, kompos batang pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha, dan NPK 1,56 ton/ha nyata lebih lebar dari pada perlakuan kompos batang pisang 30 ton/ha. Hal ini dikarenakan kompos batang pisang lambat terurai dan butuh proses waktu yang cukup lama untuk mudah di serap oleh tanaman. Jumlah Daun. Berdasarkan hasil sidik ragam jumlah daun menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata antar perlakuan (lampiran 1). Hal ini menunjukkan bahwa unsur hara pada semua perlakuan mampu dimanfaatkan oleh tanaman jati dalam proses pertumbuhan vegetatif. Selain itu perbedaan dosis kompos batang pisang 30 ton/hektar, 22,5 ton/hektar,20 ton/hektar, 10 ton/hektar dengan perbandingan persentase yang berbeda-beda dan dosis pupuk NPK tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun dikarenakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jati dapat tercukupi dari pupuk kompos saja maupun imbangan pupuk kompos dan NPK. Luas Daun. Berdasarkan hasil sidik ragam luas daun menunjukan bahwa tidak beda nyata antar perlakuan (lampiran 1). Unsur utama yang sangat mempengaruhi lebarnya luas daun adalah unsur N. Peran utama N bagi tanaman ialah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Menurut Novizan (2002) adanya unsur P dapat meningkatkan luas daun tanaman. Berat Segar dan Kering Tajuk. Hasil sidik ragam berat segar dan kering tajuk menunjukkan bahwa ada beda nyata antar perlakuan (lampiran 1). Perlakuan

4 Pemberian kompos batang pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton ha nyata lebih berat dari pada dengan perlakuan kompos batang pisang 30 ton/ha dan kompos batang pisang 22,5 ton/ha + NPK 0,39 ton/ha. Hal ini didukung dengan parameter diameter batang, dikarenakan pemberian kompos batang pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha dapat membantu meningkatkan daya ikat air pada organo-karbon sehingga tanaman akan tercukupi ketersediaan air. Berat Kering Bibit. Diketahui bahwa perlakuan kompos batang pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha memiliki nilai berat kering bibit cenderung lebih tinggi yaitu 12,94 gram. Hal ini dikarenakan pupuk kompos batang pisang 20 ton/ha + 0,78 ton/ha yang diberikan pada bibit jati dapat tercukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh bibit jati sehingga pertumbuhan bibit jati sangat baik. Apabila bahan organik naik maka sifat dan struktur tanah juga meningkat, sehingga ketersediaan air dan serapan unsur hara bagi tanaman terpenuhi. Pertumbuhan perakaran tanaman jati Akar memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman, selain sebagai penopang tanaman agar tumbuh tegak akar juga berfungsi dalam penyerapan hara dan air yang digunakan tanaman untuk melakukan metabolisme. Semakin panjang perkembangan akar maka semakin banyak air dan hara yang diserap tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman akan semakin bagus (Lakitan, 2007). Perkembangan akar pada berbagai perlakuan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rerata panjang akar, berat segar akar dan berat kering akar tanaman jati pada minggu ke-8 Pertumbuhan Akar Perlakuan Panjang akar (cm) Berat segar akar (g) Berat kering Akar (g) P1 35,61 a 8,52 a 2,31 a P2 35,00 a 9,44 a 2,23 a P3 33,78 a 9,10 a 2,03 a P4 31,39 a 7,22 a 1,44 a P5 35,17 a 8,50 a 1,76 a Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan uji F pada taraf nyata 5% P1. Kompos Batang Pisang 30 ton/ha P2. Kompos Batang Pisang 22,5 ton/ha + NPK 0,39 ton/ha P3. Kompos Batang Pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha P4: Kompos Batang Pisang 10 ton/ha + NPK 1,17 ton/ha P5. NPK 1,56 ton/ha Panjang Akar. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata antar perlakuan (lampiran 1). Hal ini menunjukkan bahwa unsur

BERAT KERING AKAR 5 hara pada semua perlakuan memberikan pengaruh terhadap pertambhan perakaran tanaman jati. Berat Segar Akar. Tinggi rendahnya nilai berat segar akar dipengaruhi oleh kecukupan unsur nitrogen selama proses pertumbuhan vegetatif. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa nitrogen berperan dalam proses pertumbuhan vegetatif dan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akar tanaman. Dari hasil pengamatan akar yang menunjukkan bahwa unsur hara yang dibutuhkan akar sudah terpenuhi dari semua perlakuan yang dilakukan. Berat Kering Akar. Hasil sidik ragam berat kering akar jati menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata pada setiap perlakuan yang dilakukan (lampiran 1). Histogram berat kering akar jati disajikan pada gambar 6. 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 P1 P2 P3 P4 P5 PERLAKUAN P1 P2 P3 P4 P5 1. Gambar 1. Berat kering akar jati Keterangan: P1. Kompos Batang Pisang 30 ton/ha P2. Kompos Batang Pisang 22,5 ton/ha + NPK 0,39 ton/ha P3. Kompos Batang Pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha P4. Kompos Batang Pisang 10 ton/ha + NPK 1,17 ton/ha P5. NPK 1,56 ton/ha Berdasarkan gambar diketahui bahwa perlakuan kompos batang pisang 30 ton/ha memiliki nilai berat kering yang cendrung lebih tinggi yaitu 2,31 gram dari pada perlakuan lain. Hal ini dikarenakan unsur hara pada kompos batang pisang dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman untuk mendukung pembentukan dan pertumbuhan akar dengan baik. Nisbah Tajuk Akar. Berdasarkan hasil sidik ragam nilai nisbah tajuk akar tanaman menunjukkan bahwa ada beda nyata pada semua perlakuan. Hasil uji jarak berganda duncan 5% terhadap bobot segar tanaman disajikan dalam Tabel 3.

6 Perlakuan Nisbah Tajuk Akar Kompos batang pisang 30 ton/ha 3,32 c Kompos batang pisang 22,5 ton/ha + 0,39 ton/ha 3,88 bc Kompos batang pisang 20 ton/ha + 0,78 ton/ha 5,59 ba Kompos batang pisang 10 ton/ha + 1,17 ton/ha 6,41 a NPK 1,56 ton/ha 5,89 a Keterangan: angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom menunjukan tidak beda nyata berdasarkan hasil DMRT pada taraf 5 % Perlakuan yang memiliki nilai nisbah tajuk akar terendah terdapat pada perlakuan kompos batang pisang 30 ton/ha yaitu 3,32 gram. Rendahnya nilai nisbah tajuk akar pada perlakuan kompos batang pisang 30 ton/ha dikarenakan kompos batang pisang memiliki bahan organik yang tinggi sehingga struktur tanah meninggkat yang menyebabkan pertumbuhan akar tinggi. SIMPULAN Perlakuan Kompos Batang Pisang 20 ton/ha + NPK 0,78 ton/ha memberikan hasil yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jati. DAFTAR PUSTAKA Lakitan, B. 2007. Fisiologi tanaman Tropik. Andi Offiset. Yogyakarta 59 hal. Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lina,F R.Evie R dan Rahmad W.2013. Pengaruh 6-benzylamino purine (BAP) dan 6- furfuryl amino purine (Kinetin) pada Media MS terhadap Pertumbuhan Eksplan Ujung Apikal Tanaman Jati secara In Vitro.LenteraBio.5 halaman. Novizan,2002. Petunjuk pemupukan yang efektif. Agro media pustaka.jakarta. Salisbury, F.B & C.W Ross. 1985. Plant Physio-logy.Wardsworth Publ.Co. California Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soedarmo HDH dan Djojoprawiro P. 1985. Fisika Tanah Dasar. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor. 412 hal. Sutrisna, N dan Surdianto, Y.2014. Kajian Formula Pupuk NPK Pada Pertanaman Kentang Lahan Dataran Tinggi di Lembang Jawa Barat(NPK Fertilizer Formula Study On Potato Crop Land Plateau in Lembang West Java). J. Hort. 24 (2):124-132, 2014.