BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber energi nuklir merupakan sumber energi yang potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Karena tujuan dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

PENGARUH PENAMBAHAN BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ)

I. PENDAHULUAN. berbeda menjadi material baru yag memiliki sifat yang lebih baik dari material

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

Bab III Metodologi Penelitian

KARAKTERISTIK KERAMIK MgAl 2 O 4 UNTUK BAHAN BAKAR NUKLIR MATRIKS INERT (IMF) YANG DIBUAT DARI SERBUK HASIL HEM PADA SUHU SINTER 1500 O C

SINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padilah Muslim, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu material dalam peningkatan produk hasil reaksi tidak

RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR

Bab IV Hasil dan Pembahasan

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam.

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

B64 Pembuatan Green Pellet U-ZrHx Untuk Bahan Bakar Reaktor Riset. Peneliti Utama : Ir.Masrukan, M.T

ABSTRAK. Kata kunci: Sel bahan bakar oksida padat, CSZ, CaO, PVA, Slip casting.

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL (Ni) TERHADAP STRUKTUR KRISTAL, MORFOLOGI, DAN KEKERASAN PADA PADUAN Al (2-x) FeNi (1+x)

TUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa negara-negara di dunia selalu membutuhkan dan harus memproduksi energi dalam jumlah yang besar sampai dua dekade mendatang. Minyak bumi sebagai sumber energi utama dunia diprediksikan penggunaannya meningkat. Pertambahan penggunaan batu bara juga terus meningkat. Namun Kedua bahan bakar fosil tersebut masih menghadapi persaingan dan pengetatan aturan yang berhubungan dengan emisi karbon ke lingkungan (Hendri F. W, 1997:1). Sehingga terdapat kecenderungan pemanfaatan energi nuklir didunia akan berkembang pesat. Seiring dengan pemanfaatan energi nuklir didunia, terdapat kecenderungan di masa depan bahwa plutonium dan limbah lainnya yang berumur panjang berupa hasil samping dari reaktor nuklir akan menumpuk dan menjadi persoalan. Plutonium merupakan hasil samping dari reaktor nuklir yang masih bisa dimanfaatkan. Pada bahan bakar jenis lama plutonium dipisahkan dari aktinidaaktinida hasil samping reaktor nuklir lainnya secara kimiawi. Namun teknik pemisahan ini sangat berbahaya karena sifat plutonium yang memiliki radiasi tinggi dan waktu paruh yang sangat panjang. Radiasi ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada makhluk hidup dan mencemari lingkungan (Private of 1

2 Comunication, Dani G.S, 2009). Pemanfaatan plutonium sampai saat ini masih sangat kecil, sehingga ketersediaanya yang semakin hari semakin banyak menjadi masalah, terkait dengan sifat radiasi plutonium yang berbahaya. Selain bahaya radiasi, sifat plutonium yang memiliki nomor massa besar bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan bom (Arthur Beiser, 1999:501). Jika aset berharga ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab akan menimbulkan masalah seperti digunakan untuk senjata nuklir. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan bahan bakar reaktor daya yang lebih efesien dengan jumlah limbah termasuk plutonium yang sangat sedikit (minimal). Salah satunya adalah bahan bakar yang dapat dibuang langsung (disposal) tanpa pengolahan kembali (once through fuel) (Dani G.S, 2009:2). Bahan bakar ini harus mempunyai kandungan plutonium dan limbah berumur panjang yang sedikit. Bahan bakar jenis baru ini diprediksikan dapat menahan laju pertumbuhan plutonium. Salah satu bahan bakar jenis baru ini adalah bahan bakar matriks inert. Bahan bakar matriks inert merupakan bahan bakar yang terdiri atas matriks inert dan bahan fisil yang tersebar di dalamnya (Dani G.S, 2009:2). Bahan fisil berfungsi sebagai bahan yang mengalami reaksi fisi. Sedangkan bahan matriks inert berfungsi sebagai pengungkung produk fisi dari hasil reaksi uranium dengan neutron sekaligus sebagai tempat pembakaran plutonium yang dihasilkan. Karena fungsinya yang demikian itu maka bahan bakar matriks inert harus memenuhi persyaratan tertentu. Beberapa

3 syarat dari bahan bakar matriks inert adalah sebagai berikut (Sokolov, F dan Nawada H.P, 2005:4; Sudreau, 2006:5): 1. Memiliki titik lebur yang tinggi. 2. Memiliki konduktivitas panas yang baik. 3. Memiliki kesesuain dengan dinding reaktor. 4. Memiliki sifat ketahanan terhadap air yang tinggi. 5. Memiliki sifat tidak mudah bereaksi dengan aktinida dan dinding reaktor. 6. Memiliki sifat mekanik yang baik. 7. Memiliki rapat massa yang tinggi. Sehubungan dengan karakteristik tersebut, sekarang ini banyak metode yang dikembangkan untuk membuat bahan bakar matriks inert. Semua metode yang dikembangkan bertujuan agar karakteristik yang harus dimiliki bahan tersebut terpenuhi dan kualitas keramik yang dihasilkan baik, salah satunya adalah dengan metode sol gel. Tujuan digunakan metode sol gel adalah agar dihasilkan serbuk bahan keramik yang sangat kecil yaitu berukuran nanometer. Semakin kecil serbuk yang dihasilkan semakin mudah partikel halus tersebut untuk bereaksi dalam proses solid state reaction. Dengan serbuk yang berukuran nanometer ini keramik dengan rapat massa yang tinggi sekaligus sifat mekanik dan konduktivitas panas yang baik secara teoritis dapat diperoleh. Secara teoritis keramik yang mempunyai ukuran butir tertentu, dapat ditingkatkan kekerasannya dengan mengubah ukuran butir menjadi lebih kecil (Setiadi K.L, 2006:36). Pada umumnya proses solid state reaction

4 memerlukan suhu sinter yang tinggi namun karena butirnya kecil maka proses sintering dapat dilakukan pada suhu relatif rendah. Sehingga tujuan lain digunakan metode sol gel adalah untuk efesiensi energi pada proses sintering. Metode preparasi serbuk sangat menentukan pemilihan suhu dalam proses sintering. Karena metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode sol gel yang dapat membentuk serbuk dengan ukuran nanometer maka pemilihan suhu sinter dapat dilakukan dari suhu sinter lebih rendah dari suhu sinter maksimalnya. Pemilihan variasi suhu sinter 1400 o C, 1500 o C, dan 1600 o C didasarkan pada titik leleh dari keramik MgAl 2 O 4. Titik leleh MgAl 2 O 4 adalah 2135 o C. Pada proses sintering suhu yang digunakan adalah 60% hingga 80% dari suhu titik leleh bahan yang akan disinter (Eli Y, 2004:21). Sehingga suhu sinter yang dipilih adalah pada rentang 60% hingga 80% dari suhu sinter MgAl 2 O 4 yaitu 1400 o C hingga 1700 o C. Namun karena metode yang dipilih adalah sol gel yang menghasilkan serbuk berukuran nanometer sehingga dipilih suhu sinter yang lebih rendah dari suhu sinter maksimal MgAl 2 O 4 yaitu 1400 o C, 1500 o C, dan 1600 o C. Selain itu pemilihan suhu sinter tersebut didasarkan pada alasan efesiensi energi. Diharapkan dengan suhu sinter yang rendah dapat terbentuk keramik MgAl 2 O 4 dengan sifat-sifat material yang terbentuk sesuai untuk aplikasinya sebagai bahan bakar reaktor nuklir. Salah satu kandidat keramik matriks inert adalah keramik MgAl 2 O 4 (Sokolov F dan Nawada H.P, 2005:4). Secara teoritis karakteristik keramik ini dipengaruhi oleh struktur mikronya yang dapat diatur dengan mengatur suhu sinternya, suhu sinter

5 yang semakin tinggi akan dapat memperbesar ukuran butir kristal (Dani G.S, 2007:3). Pemilihan material keramik MgAl 2 O 4 sebagai objek yang diteliti dalam penelitian ini didasarkan pada sifat-sifat keramik MgAl 2 O 4 seperti memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 2135 o C, memiliki rapat massa yang tinggi yaitu 92% dari rapat massa teoritis yaitu 3,28 g/cm 3, tahan terhadap radiasi, memiliki sifat mekanik yang baik dalam hal ini memiliki harga kekerasan dan ketangguhan retak yang tinggi secara berturut-turut harga kekerasan dan harga ketangguhan retak keramik MgAl 2 O 4 adalah 14 GPa dan 1,8 MPa.m 1/2, tidak mudah bereaksi kimia dengan lingkungan sekitar dinding reaktor, memiliki stabilitas yang tinggi pada temperature tinggi, cocok dengan kelongsong, dan pendingin (Sudreau F, 2006:8; Anonim, 2009). Alasan lain pemilihan material keramik MgAl 2 O 4 adalah ketersediaan bahan bahan dasar pembentuk material keramik tersebut yang melimpah di Indonesia (Private of Comunication, Dani G.S, 2009; Deni S. Khaerudini, K.A. Zaini T., dan Muljadi, 2008:VII-162). Pemilihan komposisi disesuaikan dengan diagram fase MgO-Al 2 O 3 di mana pada suhu sinter 1400 o C, 1500 o C, dan 1600 o C dan pada komposisi MgO-Al 2 O 3 50-50 dalam % mol menunjukkan daerah fase. Sehingga pada penelitian ini diambil komposisi MgO-Al 2 O 3 50-50 dalam % mol. Pada kondisi suhu sinter 1400 o C, 1500 o C, dan 1600 o C dengan komposisi MgO-Al 2 O 3 50-50 dalam % mol keramik yang dibuat kemungkinan akan memiliki struktur mikro, struktur kristal, kekerasan, ketangguhan, dan sifat inert terhadap air yang berbeda. Pada penelitian ini pengaruh variasi suhu sinter tersebut terhadap struktur mikro, struktur kristal, kekerasan,

6 ketangguhan, dan sifat inert terhadap air akan dipelajari. Oleh karena itu judul skripsi ini adalah KARAKTERISASI KERAMIK MgAl 2 O 4 UNTUK MATRIKS BAHAN BAKAR NUKLIR MATRIKS INERT (IMF) DIBUAT DARI SERBUK HASIL SOL GEL DENGAN VARIASI SUHU SINTER. 1.2 Rumusan Masalah Untuk lebih memperjelas arah permasalahan yang telah diuraikan di bagian sebelumnya, maka diperlukan rumusan terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh variasi suhu sinter terhadap karakteristik keramik MgAl 2 O 4 untuk matriks bahan bakar nuklir matriks inert (IMF) yang dibuat dari serbuk hasil sol gel?. Rumusan masalah diatas, dapat diuraikan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh variasi suhu sinter terhadap struktur kristal keramik MgAl 2 O 4 yang terbentuk? 2. Bagaimana pengaruh variasi suhu sinter terhadap ukuran butir keramik MgAl 2 O 4 yang terbentuk? 3. Bagaimana pengaruh variasi suhu sinter terhadap rapat massa keramik MgAl 2 O 4 yang terbentuk? 4. Bagaimana pengaruh variasi suhu sinter terhadap sifat kekerasan dan ketangguhan retak keramik MgAl 2 O 4 yang terbentuk.

7 5. Bagaimana pengaruh variasi suhu sinter terhadap sifat inertness air keramik MgAl 2 O 4 yang terbentuk? 6. Apakah kualitas semua pelet keramik MgAl 2 O 4 dengan variasi suhu sinter 1400 o C, 1500 o C, dan 1600 o C yang terbentuk memenuhi standar untuk aplikasi bahan bakar matriks inert? 1.3 Variabel penelitian Terdapat beberapa variabel yang sangat berpengaruh pada penelitian keramik MgAl 2 O 4, variabel-variabel tersebut adalah: 1. Variabel bebas : Suhu sinter. 2. Variabel terikat : Struktur mikro, struktur kristal, kekerasan, ketangguhan, inert terhadap air. 1.4 Batasan Penelitian Pada penelitian ini diberikan batasan penelitian yang dilakukan, karena luasnya permasalahan yang berkaitan dengan syarat material seperti yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang. Maka penelitian ini dibatasi hanya pada penelitian massa jenis bahan, struktur mikro, struktur kristal, sifat mekanik terutama kekerasan dan ketangguhan retak dan sifat inert terhadap air keramik matriks MgAl 2 O 4 yang disebabkan oleh tiga variasi suhu sinter yaitu 1400 o C, 1500 o C, dan 1600 o C.

8 Rapat masa dihitung dengan mengukur dimensi pelet yaitu dengan mengukur tinggi, diameter, dan massa pelet mentah maupun sinter. Struktur mikro dan harga ukuran butir rata-rata diketahui dari hasil analisis scanning electron microscope (SEM). Struktur kristal fase MgAl 2 O 4 akan diamati dengan menggunakan analisis X- Ray Difractrometer (XRD). Kekerasan pada material keramik dapat diukur menggunakan uji kekerasan Vickers (Hv), dimana permukaaan material ditekan indentor berbentuk pyramidal diamond dengan beban tertentu hingga meninggalkan jejak indentor, hubungan antara ukuran dimensi jejak identor dengan besarnya beban yang digunakan merupakan nilai kekerasan Vickers dari material tersebut (Barsoum, 1985:393). Pengujian inert terhadap air dilakukan dengan merendam pelet-pelet yang dihasilkan didalam air mendidih selama empat jam. 1.5 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran pengaruh variasi suhu sinter terhadap karakteristik keramik MgAl 2 O 4 untuk matriks bahan bakar nuklir matriks inert (IMF) yang dibuat dari serbuk hasil sol gel. 1.6 Manfaat penelitian Dari hasil penelitian ini didapatkan data-data pengaruh variasi suhu sinter terhadap karakteristik keramik MgAl 2 O 4 untuk matriks bahan bakar nuklir matriks

9 inert (IMF) yang dibuat dari serbuk hasil sol gel. Data-data tersebut diharapkan dapat menjadi basis data untuk penelitian selanjutnya. 1.7 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Bahan Dasar, Pusat Teknologi Nukir Bahan, dan Radiometri-Badan Tenaga Atom Nasional (PTNBR- BATAN) di Jalan Tamansari 71 Bandung 40132.