BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Humas merupakan suatu lembaga yang saat ini menjadi pusat perhatian karena

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik

Strategi Public Relations Dalam Membentuk Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan wawancara mendalam dan menganalisis data yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting, selain untuk fasilitator atau mediator juga sebagai komunikasi dua

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah dan berkembang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat hampir di seluruh negara. Humas atau. sekreatif mungkin karenanya ia harus dapat mengoptimalkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

Issue and Crisis Management

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

An issue ignored is a crisis ensured (Regested & Larkin, 2008:95)

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. Bank harus bisa membuat para nasabahnya agar tetap loyal kepada bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

Building Effective Communication to Improving Corporate Performance and Creating Public Trust. This CONFERENCE is designed for : WHEN and WHERE?

2 sesama warga masyarakat global berarti keterbelangkangan dan ketertindasan bagi yang bersangkutan. 2 Untuk dapat menjalankan komunikasi organisasi d

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jasa yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi. Diterima maupun tidak diterimanya suatu produksi. tergantung hasil karya PR dari perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian uang tiket yang tidak sedikit kepada travel atau konsumen, dan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, komunitas sekitar, investor, dan pihak-pihak eksternal perusahaan

Manajemen Isu dan Manajemen Krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

menyatakan bahwa, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk ketergantungan (interpedensi) dan saling membutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kita, karena komunikasi mempunyai peranan penting bagi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedikitnya hambatan-hambatan yang akan muncul. yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi dan persaingan global

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. satu syarat mutlak untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. maupun non verbal. Bentuk-bentuk komunikasi tersebut diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi dan tekanan-tekanan pasar serta pergerakan dari tenaga manual dan clerical ke

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Berdasarkan jumlah tersebut, menjadi potensi dan peluang yang luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam. tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB 1 PENDAHULUAN. tersendiri. Fungsi PR untuk mendapat serta menjaga citra dan reputasi baik

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. PR menurut (British) Institute of Public Relations adalah kesuluruhan upaya yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam 4 tahap, sesuai dengan tahapan krisis menurut Finks, yaitu: dan melakukan perubahan pejabat struktural;

BAB I PENDAHULUAN. pengaduan yang ditujukan kepada para dokter, rumah sakit, dan. pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya (Kilisan, 2003:1).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB IV ANALISIS DATA

Produksi Media PR Cetak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik untuk para customer-nya. Kemampuan perusahaan untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi menjembatani aspek aspek informasi dan keterlibatan mereka dalam pola aliran komunikasi yang membawa dampak berarti bagi masing masing pihak. Agar tercipta komunikasi yang efektif maka diperlukan feedback dari komunikannya. Sebuah organisasi terdiri atas sejumlah orang, melibatkan keadaan saling bergantung, kebergantungan memerlukan koordinasi, koordinasi mensyaratkan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi memiliki peranan penting dalam menunjang keberhasilan sebuah organisasi. Komunikasi yang dilakukan organisasi tentunya ditujukan pada publik organisasi tersebut. Yang menjadi publik internal organisasi adalah seluruh pegawai dari top manajemen sampai pegawai paling bawah, dan mereka merupakan kesatuan yang masing-masing sesuai dengan tugasnya, mampu memberi penjelasan mengenai gambaran dan produk atau jasa organisasi atau perusahaan tersebut. 1 Perlu diperhatikan pegawai dalam perusahaan tidak hanya merupakan satu grup individu saja, dan setiap grup ini memiliki cara berpikir, sikap, tingkah laku, need set serta interest yang berbeda sehingga diperlukan perhatian khusus dari 1 Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 210

2 perusahaan, tidak hanya bagaimana mereka memahami perusahaan dan perannya dalam perusahaan, tetapi juga loyalitas dari seluruh pegawai terhadap perusahaan, karena jika tidak akan timbul masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kegagalan dalam menyampaikan informasi kepada pegawai tentang kebijakan dan perkembangan perusahaan muncul karena komunikasi yang terjadi hanya bersifat searah. Penting bagi perusahaan untuk menerapkan komunikasi dua arah guna memberikan kesempatan usulan kepada manejemen. Salah satu dampak dalam kegagalan komunikasi atau komunikasi yang tidak efektif ialah munculnya isu yang tidak benar beredar di kalangan pegawai yang apabila tidak terdeteksi sejak awal akan berpotensi menjadi krisis yang dapat mengancam reputasi perusahaan. Kenyataannya kebanyakan para pegawai selalu menjadi orang terakhir yang mengetahui berita perusahaannya. 2 Padahal pegawai adalah salah satu indikator kunci kesuksesan suatu perusahaan. Keadaan yang seperti itu berpotensi menimbulkan desas-desus (rumor) dikalangan internal. Bagi sebuah perusahaan besar dan memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh pelosok daerah, penting bagi mereka untuk memelihara komunikasi antara pegawai yang berada di cabang dengan pihak manajemen yang ada di kantor pusat agar tidak timbul isu-isu di yang tidak benar muncul di kalangan pegawai. 2 Agung Laksamana, Internal Public Relations Strategi Membangun Reputasi Perusahaan, Republika, Jakarta, cetakan pertama 2010, hal v

3 Issue can be defined as a point of conflict between an organization and one or more of its audience. 3 Pemahaman sederhananya adalah isu muncul dan berkembang ketika ada perubahan dan ketidaksesuaian antara lingkungan atau harapan publik terhadap organisasi. Isu jika diabaikan bisa berdampak buruk bagi organisasi. 4 Menurut Regester and Larkin, pengelolaan isu merupakan sebagai bagian integral dari perencanaan strategis dan bahan dasar untuk kelangsungan hidup perusahaan. 5 Manajemen isu berbeda dengan manajemen krisis. Manajemen isu lebih proaktif dalam mengidentifikasi masalah yang berpotensi menjadi krisis. Manajemen isu lebih merupakan langkah antisipasi sebelum masalah yang berkembang diketahui oleh masyarakat luas. Sedangkan manajemen krisis lebih reaktif terhadap situasi setelah masalah telah diketahui oleh publik dan berdampak negatif pada perusahaan. 6 Kekurangsiapan manajemen suatu organisasi atau perusahaan dalam menghadapi berbagai isu yang berkembang di kalangan internal akan menyebabkan berbagai dampak yang membawa keterpurukan seperti krisis, karena pihak manjemen tidak mempunyai program khusus untuk mengantisipasi atau menghadapi suatu isu yang datangnya dapat diduga sebelumnya ataupun tidak terduga sama sekali. 3 Michael Regester and Judy Larkin, The Art and Science of Public Relations, Risk Issues and Crisis Management (volume 5), Kogan Page (The Institute of Public Relations (IPR)), London, 2000, hal. 42 4 Firsan Nova, Crisis Public Relations (Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola Isu, Membangun Citra, dan Reputasi Perusahaan), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, cetakan pertama 2011, hal. 239 5 Regester and Larkin, op.cit., hal 39 6 Ibid hal 41

4 Pengelolaan isu bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola berbagai isu yang dihadapi perusahaan, agar isu tersebut tidak sampai mengganggu stabilitas dan kinerja pegawai. Jika suatu isu sudah mulai muncul ke permukaan, menandakan adanya masalah perusahaan yang membutuhkan penanganan. Upaya mengelola isu dapat dilakukan dengan cara memonitor, mengidentifikasi, menganalisis, membuat kebijakan stratejik pada tingkat manajemen, implementasi, kebijakan sebagai tindakan, mengantisipasi isu dan mengevaluasi dampak kebijakan dalam rangka mendukung kontinuitas aktivitas perusahaan. Dengan melakukan pengelolaan isu di kalangan internal, perusahaan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan faktual yang sedang menjadi kecenderungan (tren) di kalangan pegawai yang secara langsung maupun tidak langsung akan membentuk sikap atau persepsi pegawai terhadap perusahaan. Dari data yang diperoleh, kita dapat memprediksi dampaknya terhadap perusahaan, sehingga dapat dibuat strategi untuk mengantisipasi masalah tersebut. Mengelola isu yang ada di kalangan pegawai merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan dalam manajemen khususnya bagian humas. Karena hal tersebut memang berada dalam ranah kerja humas. Isu di kalangan pegawai biasanya terjadi karena distribusi informasi yang kurang lancar, oleh karena itu sesuai dengan tugas dan fungsi humas, terutama Humas Internal untuk menjawab kebutuhan pegawai terhadap informasi, mengomunikasikan dan menjelaskan kebijakan Direksi dan manajemen kepada pegawai agar pegawai memahami dasar

5 pengambilan keputusan yang diambil, sehingga tidak timbul rumor yang tidak benar di kalangan internal pegawai. Maka menjadi tugas dan tanggung jawab humas dalam membangun jaringan komunikasi interaktif antara pegawai, manajemen, dan Direksi. Keberhasilan atau kegagalan dalam mengelola isu tergantung bagaimana humas dalam perusahaan tersebut melakukan pengelolaan isu. Dari aspek komunikasi, kunci untuk mengelola isu internal bisa didapat dengan cara seorang humas memahami masalah-masalah pegawai (personal internal communication). Salah satu hal yang paling sensitif dan sering menjadi pembicaraan di kalangan pegawai adalah masalah keterlambatan bonus atau insentif. Walaupun sepertinya adalah hal yang biasa, namun jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan berpotensi menimbulkan krisis bagi perusahaan. Insentif pada dasarnya merupakan penghormatan terhadap pegawai yang telah menunjukan kemampuan dan prestasi kerja mereka dengan baik dalam melaksanakan tugasnya, hal ini dimaksudkan untuk memotivasi kerja para pegawai. Oleh karena itu apabila manajemen terus membiarkan pegawai bertanyatanya tanpa ada kepastian atau informasi yang diberikan kepada mereka, maka mereka akan menuntut. Hal ini apabila terus dibiarkan akan dapat menurunkan produktivitas kerja pegawai dan jika sampai terdengar ke luar tentunya akan merugikan citra perusahaan di mata publik. Untuk itu sekecil apapun rumor yang beredar di kalangan internal pegawai humas harus segera menanganinya. Komunikasi internal yang baik, merupakan salah satu syarat bagi komunikasi eksternal. Ada pepatah yang mengatakan bahwa Public Relations

6 dimulai dari rumah artinya, pesan-pesan yang akan disampaikan ke luar perusahaan hendaknya dikomunikasikan terlebih dahulu di lingkungan internal perusahaan. Pengelolaan (manajemen) isu bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola berbagai isu yang dihadapi perusahaan sebelum isu tersebut diketahui oleh masyarakat luas. Aktivitas ini melibatkan semua hal isu yang mempengaruhi suasana kerja dan memastikan staf mendapat informasi tentang keputusan penting manajemen. 7 Lebih dari itu, humas internal harus mampu untuk menerjemahkan sekaligus memberi indikator serta evaluasi dan kuantitas (measurement) sukses dari perilaku internal publik kepada CEO dan manajemen. Untuk itu, mereka harus berhubungan dengan lingkungan internal, operasional, dan sosial dengan memberikan masukan kepada manajemen tentang apa yang terjadi pada lingkungan tersebut, sehingga rute atau arah yang ditempuh perusahaan merupakan arah yang tepat. Bagi humas internal, masukan dari pegawai yang ditujukan kepada pihak manajemen, maupun sebaliknya sangat penting agar mampu mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan kedua belah pihak, sehingga tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif. Pemilihan strategi komunikasi yang tepat, mulai dari tools yang akan digunakan sampai pada tahap implementasinya menjadi faktor penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai. 7 Laksamana, op.cit., hal 12

7 Pengelolaan isu internal yang dilakukan oleh humas tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang menimpa pegawai secara individual, sehingga dapat menimbulkan suatu aktivitas yang lebih produktif dan memuaskan. Mengingat pentingnya suatu isu, maka para praktisi humas harus bisa memahaminya. Pemahaman tersebut secara komprehensif harus melihat responrespon publik yang bervariasi. Di dalam pengelolaan isu biasanya didukung oleh media ataupun saluran lainnya. Konsep two way communication menjadi dasar bagi humas dalam menjalankan berbagai kegiatan komunikasi perusahaan. Hal tersebut sebagai usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya 8. Banyak perusahaan yang kurang fokus dalam menyelesaikan isu yang berkembang, padahal krisis dapat dihindari dengan memfokuskan tindakan pada isu yang berkembang sebelumnya. Pengelolaan isu dimaksudkan untuk meredam isu internal tersebut agar tidak berkembang menjadi krisis perusahaan. Anggapan tentang krisis tidak selamanya sebagai arah menuju kehancuran. Krisis dapat memberi kesempatan kepada organisasi atau perusahaan untuk menjadi pengubah menuju kehancuran atau kejayaan sangat tergantung pada pandangan, sikap, dan tindakan yang diambil oleh suatu perusahaan atau organisasi tersebut. 8 Anthony Davis, Everything You Should Know About Public Relations, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005, hal.4

8 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau biasa dikenal dengan BNI merupakan salah satu perusahaan besar yang pernah mengalami krisis yang bersumber dari kalangan internalnya pada tahun 2003, yang disebabkan karena kurangnya sosialisasi antara kebijakan manajemen dengan pegawai-pegawai yang berstatus non tetap. Para pegawai non tetap menginginkan statusnya diangkat menjadi pegawai tetap. Namun karena saat itu sedang terjadi krisis perbankan, maka ada kebijakan yang dikenal dengan zero growth yaitu kebijakan dibidang Sumber Daya Manusia (SDM), dimana pada periode yang ditetapkan sebagai zero growth tidak ada pengangkatan maupun perekrutan pegawai baru dari tahun 1999 sampai tahun 2003. Para pegawai non tetap tersebut akhirnya melakukan tuntutan dan puncaknya menggelar demo di halaman kantor besar BNI. Peristiwa tersebut juga sempat mendapat sorotan dari media, seperti yang dituliskan dalam buku strategi Public Relations karangan Silih Agung Wasesa yang mengutip artikel dari Tabloid Kontan : Makan Gaji Buta, edisi tanggal 14/11/2003 Bank BNI digugat oleh pegawainya sendiri karena dianggap tidak memperlakukan mereka dengan adil. Dalam hal ini pegawai menjadi pihak utama yang justru menyerang pihak perusahaan sendiri, dengan menjadi narasumber pemberitaan tersebut. 9 Namun pada akhirnya BNI ternyata mampu meredam isu tersebut, bahkan saat ini kinerja serta reputasi BNI di mata publik menjadi lebih baik dibandingkan pada saat sebelum isu tersebut terjadi. Hal itu karena BNI mau belajar dari 9 Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, ctakan kedua, 2006, hal. 111

9 pengalaman masa lalu dan mulai mengerti pentingnya mengelola isu-isu yang berkembang di kalangan internal agar tidak sampai meluas keluar dan diketahui oleh publik. BNI merupakan bank pertama yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan saat ini merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Kesuksekan yang telah diraih BNI selama ini salah satunya tidak lepas dari peran humas mereka dalam melakukan pengelolaan isu di kalangan internal, salah satunya adalah isu yang hampir terjadi pada setiap perusahaan yaitu mengenai keterlambatan pembagian bonus atau insentif untuk pegawai. Pengelolaan isu ditempuh untuk mengantisipasi agar isu-isu yang beredar tidak sampai berkembang menjadi sebuah krisis yang dapat mengancam reputasi perusahaan. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian guna mengetahui dan menjabarkan pengelolaan (manajemen) isu internal di kalangan pegawai oleh humas BNI dengan pembatasan masalah pada pengelolaan isu internal mengenai keterlambatan pembagian bonus pegawai BNI dengan lokasi penelitian pada BNI cabang Jakarta dan Tangerang periode waktu bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2011. Sebagai nantinya untuk dapat digunakan sebagai referensi tambahan yang berguna bagi humas internal BNI dalam meningkatkan efektivitas komunikasi antara manajemen dengan para pegawai, khususnya pegawai yang berada pada BNI cabang Jakarta dan Tangerang agar tidak terjadi miscommunication yang dapat menyebabkan isu terbentuk, berkembang luas dan pada akhirnya akan berdampak krisis pada perusahaan.

10 1.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan isu internal yang dilakukan oleh humas BNI dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antara pegawai dengan manajemen? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan isu internal yang dilakukan oleh humas BNI dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antara pegawai dengan manajemen. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah ilmu pengetahuan di bidang komunikasi. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai gambaran yang memberikan manfaat terhadap pengembangan dari teori manajemen isu yang sudah selayaknya dilakukan oleh Humas dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antara pegawai dengan manajemen. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan bagi pihak yang membutuhkan dan ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang serupa.

11 1.4.2 Kegunaan Praktis Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai bahan penguji antara teori yang diperoleh dengan praktek yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan, terutama tentang masalah yang diteliti. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan untuk mengevaluasi, melengkapi, dan memperbaiki apa saja yang telah dilakukan terutama dalam dalam melakukan pengelolaan isu di kalangan internal yang dilakukan oleh BNI guna meningkatkan efektivitas komunikasi antara pegawai dengan manajemen.