ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tamba

Istit{a ah Kesehatan Jemaah Haji merupakan kemampuan Jemaah Haji

HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN ISTITHA AH KESEHATAN HAJI

ISTITHAAH KESEHATAN DALAM PENYEMPURNAAN IBADAH HAJI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2016 PUSKESMAS WONODADI

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2017 PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN A. PENDAHULUAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2016 PUSAT KESEHATAN HAJI SEKRETARIS JENDERAL - KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada : Pembekalan

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT

PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN 1436 H / 2015 M

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah. Matra adalah

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

6. Keputusan Menteri Agama Nomor 224 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh;

SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU BIDANG KESEHATAN

Oleh: DRS. ABD. HARIS, MPd.I Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CALON JAMA AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERSPEKTIF FATWA MUI ISTITHA AH KESEHATAN DALAM HAJI. Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN KESEHATAN HAJI

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah Haji Reguler Indonesia Tahun 1437 H / 2016 M

Inovasi Pelayanan Jemaah Haji

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

Juknis Operasional SPM

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

MATERI INTI 3 PENGENDALIAN KEJADIAN PENYAKIT DI KLOTER DESKRIPSI SINGKAT

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH

Materi Inti 3 Pengendalian Kejadian Penyakit di Kloter DESKRIPSI SINGKAT

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DAN RESPON KLB ( PHEIC ) (Pada Pelaksanaan Ibadah Haji) Budi Santosa, SKM.MKKK KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

PERSYARATAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI 1431 H / 2010 M

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI OFF LINE

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KABUPATEN SIDOARJO

PROGRAM/KEGIATAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

KATA PENGANTAR. Jakarta, 23 Januari 2018 Kepala Pusat Kesehatan Haji, ttd Dr.dr. Eka Jusup Singka, M.Sc

Oleh : Tarjuman, SKp.,MNS. Fakultas Ilmu Kesehatan, UNIBBA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

Proses Pemberangkatan Jamaah Haji Tahun 1428 H MES dalam Foto

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah Haji Khusus Indonesia Tahun 1437 H / 2016 M

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

K E P U T U S A N MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 557/MENKES/SK/VII/2006 TENTANG PEDOMAN PEREKRUTAN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jl. Kramat Raya No. 85, Jakarta Pusat Disampaikan pada Audiensi KPHI dengan Presiden RI Istana Presiden RI Jakarta 14 Juni 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

PENGUATAN YANKES DI DTPK MELALUI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksana

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 37

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

Transkripsi:

ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI haji. UU No. 13 Tahun 2008 Bab III Pasal 6 Bab VIII Pasal 31 Pembinaan yang dimaksud dalam UU tersebut adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan dan pembimbingan bagi jemaah haji.

DASAR HUKUM UU No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Pemerintah wajib menyelenggarakan Pelayanan kesehatan haji agar jemaah dapat menunaikan ibadah haji dengan baik sesuai ketentuan ajaran Islam. UU No. 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan PP no 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU no 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pasal 6 point i : Menteri menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah haji Permenkes no. 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatabn Jemaah Haji

TUJUAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan (peran Puskesmas, Din Kes Kab/Kota dan Provinsi) Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di tanah air (peran TKHI/PPIH) Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji (peran TKHI, PPIH, Embarkasi/Debarkasi)

2 UMUM Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan etika moral, keilmuan, dan profesionalisme dengan menghasilkan kualifikasi data yang tepat dan lengkap sebagai dasar pembinaan dan perlindungan kesehatan jemaah haji indonesia dan pengelola kesehatan jemaah haji di Arab Saudi. KHUSUS 1. Tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah haji berkualitas. 2. Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jemaah haji. 3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor risiko jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia. 4. Terwujudnya fungsi BKJH sebagai sumber informasi medik jemaah haji untuk kepentingan pelayanan kesehatan haji. 5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan laik kesehatan (istitho ah) jemaah haji. 6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat Internasional/Indonesia.

Dasar Istitha ah Dalam Ibadah Haji "...Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup (istitha ah) mengadakan perjalanan ke Baitullah.." (QS. Ali Imran [3]: 97). Ayat ini menyatakan bahwa ibadah haji hanya diwajibkan kepada orang yang telah sanggup mengadakan perjalanan untuk haji, yang lazim disebut dengan istitha ah.

Latar Belakang a. Rukun Islam ke-5 b. Syarat istitha ah (Mampu) dalam ha - Materi (bekal), - Ilmu agama - Kesehatan c. Ibadah haji => Aktifitas fisik Jemaah haji dituntut mampu secara fisik dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar sesuai dengan ajaran agama Islam

Latar Belakang (2) d. Persiapan kesehatan sejak dini di Tanah Air sebelum keberangkatan merupakan upaya untuk mengantar jemaah mencapai kondisi Istitha ah dalam aspek kesehatan menjelang keberangkatan ke Tanah Suci hingga kembali ke Tanah Air. e. Agar upaya persiapan kesehatan sebelum keberangkatan terkoordinasi dengan baik dan terarah, perlu ditetapkan batasan/kriteria klinis sebagai dasar penetapan seorang jemaah dinilai mampu (Istitha ah) dalam aspek kesehatan.

Definisi Istitha ah Kesehatan Jemaah Haji Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban terhadap keluarga. Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.

Tujuan Pengaturan Istithaah Kesehatan Haji yaitu terselenggaranya Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji agar dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan dalam rangka Istithaah Kesehatan Haji dilaksanakan sesuai standar teknis pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan haji yang ditetapkan oleh Menteri.

Pemeriksaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji I. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi. Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama ditetapkan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi atau tidak Risiko Tinggi.

Formulir I SURAT KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI Nomor:... Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Jabatan : Telah melakukan Pemeriksaan Kesehatan kepada Jemaah Haji di bawah ini: Nama : Bin/Binti : Umur : Nomor Porsi : Pekerjaan : Alamat : Menyatakan bahwa Jemaah tersebut di atas didiagnosis sebagai: 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... Sehingga, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Menyatakan bahwa Status Kesehatan Jemaah Haji tersebut (Risiko Tinggi/Tidak Risiko Tinggi)* untuk ditindaklanjuti dengan Pembinaan Kesehatan Haji....20... Stempel/Cap Puskesmas/RS *) Coret yang tidak perlu Dokter Pemeriksa Tahap Pertama

II. Pemeriksaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan. Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua ditetapkan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.

1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji 2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan. 3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara 4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji

1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji a. Merupakan Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan kategori cukup. b. Penentuan tingkat kebugaran dilakukan melalui pemeriksaan kebugaran yang disesuaikan dengan karakteristik individu Jemaah Haji.

2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan Jemaah Haji yang ditetapkan memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan pendampingan merupakan Jemaah Haji dengan kriteria: a. Berusia 60 tahun atau lebih. b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk dalam kriteria Tidak memenuhi syarat Istithaah sementara dan/atau tidak memenuhi syarat Istithaah.

3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara Jemaah Haji dengan kriteria: a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah. b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain Tuberkulosis sputum BTA Positif, Tuberculosis Multi Drug Resistance, Diabetes Melitus Tidak Terkontrol, Hipertiroid, HIV-AIDS dengan Diare Kronik, Stroke Akut, Perdarahan Saluran Cerna, Anemia Gravis. c. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah. d. Psikosis Akut. e. Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi. f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis. g. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu.

4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji Jemaah Haji dengan kriteria: a. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa, antara lain Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV, Gagal Jantung Stadium IV, Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan peritoneal dialysis/hemodialisis reguler, AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik, Stroke Haemorhagic luas. b. Gangguan jiwa berat antara lain skizofrenia berat, dimensia berat, dan retardasi mental berat. c. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara lain keganasan stadium akhir, Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR), sirosis atau hepatoma decompensata.

Formulir II BERITA ACARA PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI Nomor:... Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Jabatan : Telah melakukan Pemeriksaan Kesehatan kepada Jamaah Haji di bawah ini: Nama : Bin/Binti : Umur : Nomor Porsi : Pekerjaan : Alamat : Menyatakan bahwa Jemaah tersebut di atas didiagnosis sebagai : 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... Sehingga, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Menyatakan bahwa Jemaah Haji tersebut (MEMENUHI SYARAT/MEMENUHI SYARAT DENGAN PENDAMPINGAN/TIDAK MEMENUHI SYARAT SEMENTARA/ TIDAK MEMENUHI SYARAT)* untuk pelaksanaan ibadah haji....20... Stempel/Cap *) Coret yang tidak perlu Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota Ketua Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kab/Kota.

Pemeriksaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji III. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Ketiga Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan. Dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau tidak laik terbang.

BERITA ACARA KELAIKAN TERBANG JEMAAH HAJI Nomor:... Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Jabatan : Formulir III Setelah memperoleh hasil pemeriksaan yang telah kami terima dari Tim Penyelenggara Kesehatan Haji kabupaten/kota, dengan ini menyatakan bahwa Jamaah Haji dibawah ini : Nama : Bin/Binti : Umur : Nomor Porsi : Nomor Paspor : Pekerjaan : Alamat : a. Telah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan dan diberikan penjelasan mengenai ketentuan Istithaah Kesehatan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016; b. Menetapkan bahwa jemaah haji tersebut di atas (LAIK/TIDAK LAIK)* Terbang berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan Tahap ketiga yang dilakukan oleh Tim PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan. Demikian surat penetapan ini dibuat untuk di tindaklanjuti sesuai ketentuaan yang berlaku....20... Stempel/Cap PPIH Embarkasi Kesehatan Ketua PPIH Embarkasi Bidang Anggota Tim Penyelenggara Kesehatan Haji: 1. 2. 3. *) Coret yang tidak perlu

JEMAAH HAJI RISIKO TINGGI TOTAL 95.210 (60,90%) >60 thn: 9.578 <60 thn + penyakit: 54.730 >60 thn + penyakit: 30.722 23

Pembinaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji I. Pembinaan Istithaah Kesehatan Jemaah haji masa tunggu Dilakukan terhadap seluruh Jemaah Haji setelah memperoleh nomor porsi. II. Pembinaan Istithaah Kesehatan Jemaah haji masa keberangkatan Dilakukan kepada Jemaah Haji yang akan berangkat pada tahun berjalan.

Jemaah Haji yang telah dilakukan pembinaan merupakan Jemaah Haji dengan penetapan : 1. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji; 2. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan pendampingan; atau 3. Tidak memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk sementara.

PEMBINAAN KESEHATAN HAJI DI PUSKESMAS FUNGSI : 1. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan haji 2. Melaksanakan pembinaan kesehatan haji 3. Melaksanakan pengamatan kesehatan haji 4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan 26 ERT 160407

Pembinaan Kesehatan Haji Pusat Kesehatan Haji Pusat Promosi Kesehatan Dit.Kesehatan Olah Raga Dit. PTM & PM Direktorat Bina Kes. Jiwa Direktorat Keperawatan Direktorat Gizi Pengobatan Alternatif Pembinaan Terintegrasi (POSBINDU) Dukungan Dana Kemitraan : KBIH Jemaah Haji KUA Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI 27

PENGERTIAN IBADAH HAJI: diwajibkan bagi yg sanggup melakukan perjalanan haji( Al Mal wa Al Badan) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: pengelolaan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, baik perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana, terpadu & berkesinambungan guna tercapainya derajat kes (Perpres 72/2012 SKN) POSBINDU PTM: Program pengendalian faktor risiko(fr) PTM di wilayah Puskesmas dg sasaran usia >15 th pd masyarakat di wilayah Puskesmas tersebut POSBINDU PTM PADA JAMAAH HAJI: Pengembangan program pengendalian FR PTM di KBIH dg sasaran CJH, dilakukan sejak 1 tahun sebelum berangkat haji PEMBINAAN KESEHATAN HAJI: upaya pembinaan yg dilakukan kpd perorangan atau kelompok CJH/umrah secara paripurna pd semua tahap penyelenggaraan haji sejak mendaftar sampai kembali ke tanah air

HUBUNGAN OPERASIONAL DAN PEMBINAAN Masa Tunggu Masa Keberangkatan Operasional Haji di Arab Saudi 1. Pemeriksaan Kesehatan 1 2. Pembinaan Kesehatan 1. Pemeriksaan Kesehatan 2 Kab/Kota 2. Pembinaan Kesehatan 3. Pemeriksaan Kesehatan 3 Embarkasi Pelayanan Kesehatan M E N U J U I S T I T H A A H K E S E H A T A N Jemaah Haji Sehat & Terlayani

melzan de riza 30

Profil Jamaah Haji Indonesia Tidak semua jamaah haji Indonesia memiliki kondisi sehat jiwa raga, muda, kuat, bugar, mandiri, dan cantik/ganteng Sebagian besar jamaah haji kita berusia tua, memiliki risiko tinggi, perlu observasi dan perlu perhatian serius 31

7 Jumlah Penduduk tahun 2013: 38.318.791 (Laki: 18.877.512, Wanita: 19.411.279) Jumlah kloter Embarkasi SUB 64 kloter. Jumlah Jemaah Haji 32

PROFIL JAMAAH HAJI JAWANTIMUR 2015 JENIS KELAMIN 1. (P) = 13.007 org (48%) 2. (W)= 14.091 org (52%) 27.098 org Sumber: Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur tahun 2015

JUMLAH JAMAAH CALON HAJI WANITA USIA SUBUR, PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN HAMIL EMBARKASI SURABAYA TAHUN 2015 NO Uraian Jumlah Keterangan 1 JCH Wanita 14.753 2 JCH WUS 9.343 63.33% dari JCH Wanita 4 Hamil* 4 0,004% dari JCH WUS *Catatan : 4 jamaah hamil ditolak berangkat karena usia tidak memenuhi syarat dalam SKB Menag dan Menhub Sumber: KKP I Surabaya

JUMLAH KEMATIAN JEMAAH HAJI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 2012 150 100 50 0 129 85 80 72 78 84 47 34 50 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

JAMAAH WAFAT NO LOKASI JUMLAH PENYEBAB/LOKASI 1 Wafat di Tanah Suci 122 1. Kecelakaan Crane = 2 orang 2. Insiden di Mina = 24 orang 3. Sakit = 96 orang 2 Wafat di Tanah Air (Saat Operasional Pemulangan) 7 1. Wafat di Perjalanan = 3 orang 2. Wafat di RS. Haji = 4 orang JUMLAH 129 Keterangan Wafat karena Crane dan Mina : Data per tanggal : 26 1. Wafat karena MINA : 24 Oktober 2015 a. Kloter 28 sejumlah : 4 orang jamaah (Mjkt, Lmgn, Sby) b. Kloter 36 sejumlah : 3 orang jamaah (Tbn, Batu, Malang) c. Kloter 48 sejumlah : 14 orang (12 orang jamaah dan 2 orang Petugas TKHI) Prob, Sby. d. Kloter 61 sejumlah : 3 orang jamaah (Kediri Kab.) 2. Wafat karena Crane a. Kloter 38 sejumlah : 1 orang jamaah (Malang Kab.) b. Kloter 39 sejumlah : 1 orang jamaah (Malang Kab.) Sumber Kanwil Kemenag Jatim

JAMAAH TERTINGGAL NO NAMA KLOTER ASAL KETERANGAN 1 KULISAH MARKUP SOMO (W) 32 Bojonegoro WAFAT 2 SARIPAH SARMUN SAIRN (W) 36 Kota Batu WAFAT 3 SARMAWI BAHARI IBRAHIM (L) 37 Malang RS. KING ABDUL AZIS MAKKAH, Kondisi : Tidak Sadar, Ventilator dan Kritis Wafat, 24 Nov 15 4 JUWARNI DASRIP DARMIN (W) 39 Malang PULANG (10 Nop 2015) 5 TOENI MATTAHAN BUDEN (W) 44 Kota Surabaya 6 KASMINA MANGUN SERATON (W) 7 SOENARDI SOMO PAWIRO (L) 55 Kota Blitar RS KING ABDULLAH JEDDAH Kondisi : Membaik dan Rencana akan pulang 47 Probolinggo WAFAT RS KING FAISAL MAKKAH Kondisi : Sadar, Lemah, Pulang 8 KURNAIN SYAIFUL ANWAR (L) 55 Tulungagung PULANG (27 Okt 2015) 9 SITI NASOKAH NASIKIN M (W) 55 Trenggalek RS 24 SHARK JEDDAH (ICU/2) Diagnosa : HEAT STROKE 10 MOCH. ICHSAN SHOLEH (L) 63 Blitar PULANG (5 Nop 2015) 11 SRI AFIFAH AH SAYUTI (W) 63 Blitar PULANG (5 Nop 2015) TOTAL JAMAAH WAFAT SAMPAI DENGAN TANGGAL 27 Nopember 2015 - Wafat saat operasional haji : 129 orang - JH Pulang paska Operasional haji 5 - Wafat saat pasca haji : 4 orang - Masih Tertinggal diarab Saudi 2 orang

Jh Wafat berdasar umur dan kelamin tahun 2015 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 11 19 10 28 5 17 14 6 8 0 2 2 <41 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 WANITA LAKI

Wafat Berdasarkan Tempat 45 40 42 35 30 25 29 26 20 15 13 JUMLAH 10 5 0 7 3 1 1

1 KKP mendistribusikan K3JH yang telah distempel dan di tanda tangani oleh KKP kepada JH yang datang pada saat debarkasi. Pemantauan K3JH oleh petugas Puskesmas dan dilaporkan oleh Dinkes Kab./Kota ke Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Pemantauan surveilans Paska Haji ke beberapa Kab./kota bersama Tim KKP Surabaya. 2

Masih ditemukan JH dengan TB positif. Tidak pakai BKJH, maka JH maupun KBIH juga tidak paham lembar E BKJH dianggap bukan buku status kesehatan JH (kelengkapan dokumen haji). Perubahan susunan personil di kloter karena visa. TKHI hamil.

8 1. Penerbitan SK Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan JH 2016.. 2. Jemaah memeriksakan Kesehatan sesuai domisilinya walaupun pendafatarannya di daerah lain, untuk Memudahkan Pembinaan Dan Surveilans 3. Selama masa tunggu dilakukan pembinaan kesehatan oleh puskesmas 4. Pengisian data jemaah haji dalam BKJH diisi lengkap & jelas sesuai standar. Dilanjutkan entry data JH ke siskohatkes.

8 5. Melakukan pembinaan kesehatan calon jemaah haji (termasuk fisik) minimal 6 bulan sebelum keberangkatan). 6. Melakukan integrasi pembinaan calon jemaah haji dg institusi Pemda, Kanwil Agama di tingkat Kec, Kab/Kota, KBIH. 7. Koordinasi LP kesehatan di tingkat kab/kota (termasuk TKHD), RS, BKOM, Swasta

6 46

(Focus Group Discussion) 11 Kestrad Teori dan Praktek MELZAN de RIZA 47

TERIMA KASIH