KATA PENGANTAR. Jakarta, 23 Januari 2018 Kepala Pusat Kesehatan Haji, ttd Dr.dr. Eka Jusup Singka, M.Sc

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, 23 Januari 2018 Kepala Pusat Kesehatan Haji, ttd Dr.dr. Eka Jusup Singka, M.Sc"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Atas berkat rahmat Allah SWT, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pusat Kesehatan Haji Tahun 2017 dapat diselesaikan dengan baik. Apresiasi dan ucapan terima kasih saya haturkan kepada Tim Penyusun dan para Kontributor yang telah menyusun laporan ini secara sistematis, sehingga dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh berbagai pihak. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas implementasi Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Kesehatan Haji. Saya bersyukur, atas kerjasama semua pihak sehingga indikator kinerja Pusat Kesehatan Haji yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dapat dicapai sesuai dengan waktu dan target pencapaian. Sebagai Kepala Pusat Kesehatan Haji, saya berharap laporan kinerja ini dapat memberikan data dan informasi yang bermanfaat dalam peningkatan kualitas kinerja kami di masa mendatang dan memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian kinerja Kementerian Kesehatan secara komprehensif. Kritik dan saran membangun dengan senang hati akan kami terima dalam rangka perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Terima kasih. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh. Jakarta, 23 Januari 2018 Kepala Pusat Kesehatan Haji, ttd Dr.dr. Eka Jusup Singka, M.Sc

3 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 4 B. Organisasi, Peran dan Fungsi Pusat Kesehatan Haji dalam Pembangunan Kesehatan.. 4 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 9 B. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji 11 C. Tujuan D. Strategi Penyelenggaraan Kesehatan Haji.. 13 E. Penetapan Kinerja Pusat Kesehatan Haji Pelayanan Kesehatan Haji. 13 a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji. 13 b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji.. 15 c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji. 17 d. Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji Penyediaan PKHI Selama Operasional Haji BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 2017 A. Akuntabilitas Kinerja Pusat Kesehatan Haji. 24 B. Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji Tahun Pelayanan Kesehatan Haji. 25 a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji. 25 b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji.. 32 c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji. 36 d. Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji Penyediaan PKHI Selama Operasional Haji.. 38 C. Analisis Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Haji. 49 a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji. 49 b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji.. 50 c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji. 53 d. Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji Penyediaan PKHI Selama Operasional Haji D. Realisasi Anggaran.. 58 BAB IV PENUTUP A. Simpulan. 59 B. Saran.. 60 Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 1

4 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pegawai Pusat Kesehatan Haji berdasarkan tingkat pendidikan... 5 Gambar 2. Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Haji... 6 Gambar 3. Visi dan Misi Presiden RI sebagai Landasan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Gambar 4. Program Kesehatan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Gambar 5. Penyelenggaraan Kesehatan Haji Gambar 6. Capaian hasil pemeriksaan tahap II kesehatan jemaah haji berdasarkan tempat pemeriksaan Gambar 7. Jemaah Haji berdasarkan kriteria Istithaah Kesehatan Gambar 9. Aplikasi Haji Sehat Gambar 10. Kartu Kesehatan Jemaah Haji Indonesia Elektronik Gambar 10. Capaian hasil pemeriksaan tahap II kesehatan jemaah haji berdasarkan tempat pemeriksaan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 2

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kegiatan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Tabel 2. Distribusi & Kebutuhan Tenaga TKHI dan PPIH Tahun Tabel 3. Daftar Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) Tabel 4. Distribusi Pembekalan Operasional Petugas Pembina Kesehatan Haji di Kabupaten/Kota Tabel 5. Distribusi & Pengerahan TKHI dan PPIH Tabel 6. Jadwal Pelatihan TKHI Berdasarkan Embarkasi Tabel 7. Distribusi Tenaga Pendukung Kesehatan Tabel 8. Target Indikator Kinerja Pusat Kesehatan Haji dan Realisasi Tabel 8. Penyelenggaraan Pertemuan Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes Tabel 9. Pencapaian Rekrutmen PKHI TA Tabel 10. Realisasi Anggaran Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 3

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dimana dalam rangka pertanggungjawaban APBN/APBD, setiap entitas pelaporan wajib menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan (LK) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj). Kementerian Kesehatan selaku pengguna anggaran menyusun LK sebagai pertanggungjawaban APBN kepada Presiden melalui Menteri Keuangan dan LKj kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang disampaikan paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan harus berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Repulik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji Tahun 2017, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggung-jawaban kinerja kepada Menteri Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung sekaligus menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya pemecahan masalah dan strategi keberhasilan selama kurun waktu 2017 yang dapat dijadikan lesson learn pada perencanaan strategis tahun kedepan. Selain itu laporan ini merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tujuan/sasaran strategis yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) B. Organisasi, Peran dan Fungsi Pusat Kesehatan Haji dalam Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Kesehatan Haji adalah unsur pendukung Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 4

7 pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang kesehatan haji yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal. Pusat Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan haji sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam penyelenggaraan operasional perkantoran, personil Pusat Kesehatan Haji berjumlah 52 orang aparatur sipil negara dan didukung oleh 4 orang tenaga honorer. Tingkat pendidikan pegawai dengan jenjang S3 sejumlah 2 orang, S2 sejumlah 27 orang, S1 sejumlah 17 Orang, dan Diploma sejumlah 6. Berikut (gambar 1) grafik berdasar tingkat pendidikan: Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan 3.85% 11.54% 51.92% 32.69% DIII S1 S2 S3 N=52 Gambar 1. Pegawai Pusat Kesehatan Haji berdasarkan tingkat pendidikan Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Kesehatan Haji menyelenggarakan fungsi: Penyusunan kebijakan teknis di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko, pendayagunaan sumber daya, dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji; Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 5

8 Pelaksanaan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko, pendayagunaan sumber daya, dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji; Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko, pendayagunaan sumber daya, dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji; dan Pelaksanaan administrasi Pusat. Susunan organisasi Pusat Kesehatan Haji terdiri atas: a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji; c. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Organisasi Pusat Kesehatan Haji disajikan pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Haji Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 6

9 1. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi Pusat dan menyelenggarakan fungsi: Penyusunan rencana, program, dan anggaran; Pengelolaan informasi kesehatan haji; Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara; Penataan organisasi dan tata laksana; Pengelolaan urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga, dan perlengkapan; dan Pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Bagian Tata Usaha terdiri atas: a. Subbagian Program dan Informasi Kesehatan Haji; mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program, dan anggaran dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan informasi kesehatan haji. b. Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara; mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara. dan c. Subbagian Kepegawaian dan Umum; mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga, dan perlengkapan. 2. Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko kesehatan haji. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pembimbingan dan Pengendalaian Faktor Risiko Kesehatan Haji menyelenggarakan fungsi: Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang penyuluhan dan pembimbingan, dan pengendalian faktor risiko kesehatan haji; dan Penyiapan pelaksanaan di bidang penyuluhan dan pembimbingan, dan pengendalian faktor risiko kesehatan haji. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 7

10 Bidang Pembimbingan dan Pengendalaian Faktor Risiko Kesehatan Haji terdiri atas: a. Subbidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan; mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan Haji. dan b. Subbidang Pengendalian Faktor Risiko; mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengendalian faktor risiko kesehatan haji dan pemantauan faktor risiko kesehatan umrah. 3. Bidang Pendayagunaan Sumber daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji Bidang Pendayagunaan Sumber daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji. Bidang Pendayagunaan Sumber daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji menyelenggarakan fungsi: Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji; dan Penyiapan pelaksanaan di bidang pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji. Bidang Pendayagunaan Sumber daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji terdiri atas : a. Subbidang Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji; mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pendayagunaan sumber daya kesehatan haji. dan b. Subbidang Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji. mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang fasilitasi pelayanan kesehatan haji. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 8

11 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan visi dan misi, yang sama dengan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong sebagaimana tergambar pada gambar 3 berikut: Gambar 3. Visi dan Misi Presiden RI sebagai Landasan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 9

12 ditetapkannya RPJMN maka Kementerian Kesehatan menyusun Renstra Tahun Pembangunan kesehatan pada periode adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran pokok RPJMN adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu: (1) paradigma sehat, yaitu pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; (2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; (3) jaminan kesehatan nasional jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 10

13 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan terdapat 12 program Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dan meningkatkan responsiveness dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial bidang kesehatan seperti gambar 4 berikut: Gambar 4. Program Kesehatan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Keduabelas program tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan Pemerintah Daerah, masyarakat dan Lintas Program terkait. Sasaran kegiatan peningkatan kesehatan Jemaah haji B. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) adalah ukuran keberhasilan unit kerja Pusat Kesehatan Haji dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtiar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi Pusat Kesehatan Haji. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji merupakan indikator Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 11

14 kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi Jemaah haji yang menunjukkan peran utama Pusat Kesehatan Haji dalam tanggungjawabnya meningkatkan pelayanan kesehatan haji. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji adalah Presentase jemaah haji yang mendapatkan pembinaan istithaah (kemampuan) kesehatan haji dengan definisi operasional Jumlah jemaah haji yg telah mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi /quota tahun berjalan x 100%, berdasarkan data siskohatkes. Target tahun 2017 IKK Pusat Kesehatan Haji adalah 70%, dengan sasaran meningkatnya pembinaan kesehatan jemaah haji mencapai istithaah. (Renstra Kemenkes ). C. Tujuan Dalam penyelenggaraan kesehatan haji seperti yang tercantum dalam Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji terdapat 5 tujuan penyelenggaraan haji, yang meliputi: (1) mencapai kondisi isthithaah kesehatan Jemaah haji; (2) mengendalikan faktor risiko; (3) menjaga kondisi Jemaah haji dalam keadaan sehat selama di Indonesia, di perjalanan dan di tanah suci; (4) mencegah transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa oleh Jemaah haji dari dan ke luar Indonesia; (5) peran serta masyarakat dengan melibatkan keluarga. Penyelenggaraan kesehatan haji dilaksanakan dalam bentuk pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan haji. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 12

15 Gambar 5. Penyelenggaraan Kesehatan Haji D. Strategi Penyelenggaraan Kesehatan Haji Pada tahun 2017 Pusat Kesehatan Haji melaksanakan strategi penyelenggaraan kesehatan haji yaitu : a. Penguatan penyelenggaraan kesehatan terhadap Jemaah haji, b. Penguatan kapasitas kepada Petugas kesehatan haji dan c. Implementasi kebijakan istithaah kesehatan haji. E. Penetapan Kinerja Pusat Kesehatan Haji 1. Pelayanan Kesehatan Haji a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji Pembinaan kesehatan haji yang tepat guna diperoleh dari serangkaian kegiatan terkait dengan pembinaan kesehatan jemaah haji pada tahun anggaran Serangkaian kegiatan tersebut telah ditetapkan melalui RKA-KL Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan tahun Setiap kegiatan untuk mencapai pembinaan kesehatan haji yang tepat guna memiliki tujuan, sasaran dan output masing-masing yang ditetapkan dalam kerangka acuan kerja atau Terms of Reference (TOR). Sasaran kegiatan pembinaan kesehatan haji pada tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 13

16 anggaran 2017 antara lain Jemaah haji dengan masa tunggu 2 tahun sebelum keberangkatan, petugas pengelola kesehatan haji Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten/kota, kantor kesehatan pelabuhan, petugas pemeriksa kesehatan jemaah haji, asosiasi pemerhati haji, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Penetapan kegiatan beserta sasaran, tujuan dan ouputnya secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut : 1) Pembekalan pembinaan Kesehatan Haji bagi petugas kabupaten/kota. 2) Petunjuk teknis penyuluhan dan pembimbingan kesehatan haji. 3) Penyusunan Permenkes Penyelenggaraan Kesehatan Umrah. 4) Advokasi dan kemitraan dengan asosiasi dan atau praktisi haji umrah (KBIH/PIHK/AKHI/PERDOKHI). 5) Evaluasi nasional penyelenggaraan kesehatan haji. Tabel 1. Kegiatan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Rencana Kerja Sasaran Tujuan Output 1. Pembinaan terpadu jemaah haji 2. Pembekalan pembinaan kesehatan haji bagi petugas kabupaten/kota Petugas pengelola kesehatan haji Provinsi Lintas Program Kemenkes RI Kementerian Agama Jemaah Haji KBIH Petugas pemeriksa kesehatan Jemaah haji di Puskesmas Petugas pengelola kesehatan haji Kabupaten / Kota Kementerian Agama Meningkatkan kualitas petugas pengelola kesehatan haji Meningkatkan pembinaan kesehatan secara terpadu, terintegrasi, terkoordinasi dengan instansi terkait Meningkatkan kemampuan petugas pengelola kesehatan haji di Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan kesehatan haji secara terpadu, terintegrasi dan Tercapainya Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Terlaksananya pembekalan pembinaan Kesehatan Haji bagi petugas kabupaten/kota Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 14

17 Rencana Kerja Sasaran Tujuan Output 3. Advokasi kemitraan dengan Asosiasi dengan KBIH, PIHK, AKHI dan Perdokhi 4. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji KBIH PIHK AKHI Perdokhi Pengelola program kesehatan haji di Kabupaten/kota, Puskesmas dan KKP 5. Pemantauan Asrama haji, Hygiene sanitasi Katering jemaah haji asrma haji dan katering bagi jemaah haji terkoordinasi dengan instansi terkait Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji Mengembangkan kemitraan dengan organisasi masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan kesehatan haji Terpantaunya pelaksanaan pembinaan Jemaah dan Teridentifikasinya faktor risiko kesehatan haji Terpantaunya Hygiene sanitasi asrama haji Terpantaunya katering jemaah haji Terjalinnya kemitraan dengan kelompok organisasi masyarakat, KBIH, PIHK, AKHI dalam penyelenggaraan pembinaan kesehatan haji Terselenggaranya monitoring PPFR Rekomendasi penilaian dan perbaikan asrama haji sesuai dengan standar kesehatan b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji. Kegiatan Pengendalian Faktor Kesehatan Haji terdiri dari : 1) Sosialisasi Haji Sehat. Sosialisasi haji sehat yang dilakukan pada Jemaah haji yang akan berangkat minimal 2 tahun masa tunggu dengan tujuan untuk menyiapkan kondisi kesehatan Jemaah haji agar mencapai istithaah dari sisi kesehatannya. 2) Gelang risti. Penandaan jemaah haji risiko tinggi dengan memberikan gelang yang terdiri dari warna hijau untuk jemaah haji yang berusia 60 tahun, warna kuning untuk jemaah haji yang berusia <60 tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 15

18 dengan penyakit) dan warna merah untuk jemaah haji yang berusia 60 tahun dengan penyakit. 3) Seminar Kesehatan Haji. Seminar kesehatan haji dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya calon cemaah haji dan juga petugas kesehatan tentang kesehatan haji. Seminar membahas isu-isu terkini mengenai kesehatan haji seperti istithaah kesehatan haji, sengatan panas, Mers CoV dan masalahmasalah lain yang mempengaruhi kesehatan jemaah haji. Kegiatan seminar ini direncanakan dilakukan sebanyak 2 kali dengan melibatkan stake holder, organisasi masyarakat dan organisasi profesi dalam upaya meningkatkan kesehatan jemaah haji. 4) Pemantauan Hygiene sanitasi asrama haji dan katering bagi jemaah haji. Pemantauan Hygiene sanitasi asrama haji dan katering bagi jemaah haji 6 bulan dan satu minggu sebelum masa operasional dan masa operasional haji yang dilakukan pada 13 asrama haji embarkasi/debarkasi haji. 5) Monitoring Faktor Risiko Kesehatan Haji di embarkasi dan debarkasi haji. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada jemaah haji dan pengendalian faktor risiko kesehatan baik penyakit menular maupun tidak menular perlu dilakukan monitoring selama masa operasional penyelenggaraan haji di embarkasi dan debarkasi haji, baik embarkasi/debarkasi utama maupun antara. Saat ini ada 13 embarkasi utama yaitu; Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta, Bekasi, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Ujung Pandang dan Lombok, sedangkan embarkasi antara ada di 5 lokasi yaitu, Jambi, Bengkulu, Lampung, Palangkaraya dan Gorontalo. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 16

19 6) Aplikasi Haji Sehat. Pusat Kesehatan Haji meluncurkan Aplikasi Haji Sehat untuk memberikan layanan informasi kesehatan haji yang mudah dan cepat kepada jemaah haji. Jemaah haji dapat menggunakan handphone berbasis android untuk menggunakan aplikasi ini. 7) Kartu Kesehatan Haji Elektronik. Pusat Kesehatan Haji mengembangkan kartu kesehatan haji elektronik yang dipergunakan sebagai identitas jemaah haji dan dapat menampilkan data kesehatan jemaah haji. c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji. Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes Pelayanan Kesehatan Haji sesuai Permenkes nomor 15 tahun 2016 terdiri dari 3 (tiga) tahap pemeriksaan. Hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya dientry kedalam siskohatkes. Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan tahap II yang dientry ke dalam siskohatkes merupakan indikator kinerja Pusat Kesehatan Haji. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan cakupan hasil pemeriksaan dan pembinaan kesehatan yang dientry ke dalam siskohatkes, dilakukan pertemuan di 34 provinsi. Pertemuan tersebut dihadiri oleh pengelola program di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Output dari keputusan tersebut adalah terselenggaranya pertemuan di 34 provinsi, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan dan kapasitas pengelola program kesehatan haji yang dapat mendongkrak cakupan entry hasil pemeriksaan dalam siskohatkes. d. Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji. Pelayanan kesehatan haji sangat tergantung dengan ketersediaan sumber daya kesehatan. Sumber daya kesehatan adalah segala Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 17

20 bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan. Sumber daya kesehatan sangat penting dalam mendukung penyelenggaraan kesehatan haji di tanah air, selama perjalanan ke/dari tanah suci, maupun di Arab Saudi. 1) Pertemuan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan. Kegiatan pertemuan sumber daya pelayanan kesehatan menghasilkan usulan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan haji. Untuk meningkatkan mutu dan kecukupan sediaan farmasi dan logistik kesehatan haji diperlukan perencanaan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) haji, sehingga tersedia obat esensial dan perbekalan kesehatan yang aman, bermanfaat, bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup. Proses penyediaan obat dan perbekkes bekerja sama dengan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes melaksanakan proses pengadaan berdasarkan usulan Pusat Kesehatan Haji. Berkaitan dengan peningkatan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan haji di Arab Saudi, maka dilakukan pertemuan integrasi dan koordinasi sistem pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan haji. Pertemuan bertujuan mendapatkan masukan dan usulan sistem pelaporan obat dan perbekkes sesuai dengan situasi dan kondisi pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi. 2) Pertemuan Revisi Permenkes Rekutmen PKHI. Untuk mendukung pelaksanaan rekrutmen petugas kesehatan haji maka diperlukan revisi Permenkes 25 Tahun 2013 tentang Pedoman Rekrutmen PKHI, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan pelayanan kesehatan haji. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 18

21 2. Penyediaan PKHI selama Operasional Haji Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) harus memenuhi persyaratan kompetensi, pengalaman, integritas, dan dedikasi yang dilakukan melalui seleksi secara professional. Oleh karena itu pelaksanaan rekrutmen PKHI dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, transparan, profesionalitas dan akuntabilitas. PKHI terdiri dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menyertai jemaah di kelompok terbang (kloter) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji di Arab Saudi. TKHI terdiri dari dokter dan perawat, sedangkan PPIH Bidang Kesehatan terdiri dari Tim Promotif dan Preventif (TPP) yang akan fokus pada proses pembinaan kesehatan, Tim Gerak Cepat (TGC) yang fokus bertugas pada perlindungan terhadap jemaah haji, dan Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR), fokus bertugas pada pelayanan kesehatan. Jumlah dan komposisi PKHI haruslah tepat dan sesuai, guna menunjang pelayanan kesehatan haji yang baik. Kebutuhan akan PKHI Tahun 2017 disajikan pada tabel 2 berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 19

22 Tabel 2. Distribusi & Kebutuhan Tenaga TKHI dan PPIH Tahun 2017 TKHI NO. PROVINSI EMBARKASI KUOTA Dokter Perawat 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM BTJ SUMATERA UTARA MES SUMATERA BARAT PDG BENGKULU SUMATERA SELATAN PLM BANGKA BELITUNG LAMPUNG JKG DKI JAKARTA BANTEN JAWA TENGAH SOC DAISTA YOGYAKARTA KALIMANTAN SELATAN BDJ KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR BPN KALIMANTAN UTARA SULAWESI TENGAH SULAWERI UTARA GORONTALO UPG SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA MALUKU MALUKU UTARA PAPUA PAPUA BARAT SULAWESI BARAT NUSA TENGGARA BARAT LOP JAWA BARAT JKS RIAU BTH KALIMANTAN BARAT KEPULAUAN RIAU JAMBI JAWA TIMUR SUB BALI NUSA TENGGARA TIMUR 1 2 JUMLAH Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 20

23 PPIH NO. JENIS TENAGA KKH MAKKAH MADINAH TIM KKHI SEKTOR KKHI SEKTOR MOBILE TOTAL 1 Ahli Gizi Ahli Rekam Medik Analis Kesehatan Apoteker Dokter Dokter Gigi Dokter Spesialis Anastesi Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Dokter Spesialis Paru Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dokter Spesialis Rehab Medis Dokter Spesialis Saraf Penata Roentgen Perawat Sanitarian/Surveilans Epidemiolog Siskohatkes Teknisi Elektromedik Tenaga Lainnya Tenaga Teknis Kefarmasian Subtotal Tim Manajerial NO. JENIS TENAGA KKH MAKKAH MADINAH TIM KKHI SEKTOR KKHI SEKTOR MOBILE TOTAL 1 PENANGGUNG JAWAB KABID KESEHATAN/ PPK SEKRETARIS/SANSUR KASI TGC KASI TPP KASI DAKER MAKKAH KASI DAKER MADINAH KASI PERBEKALAN KESEHATAN BENDAHARA/PUM JEDDAH PUM MADINAH PUM MAKKAH ADMINISTRASI UMUM 2 2 Subtotal Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 21

24 Tim Asistensi NO. JENIS TENAGA KKH MAKKAH MADINAH TIM MOBILE TOTAL 1 KETUA 1 2 SEKRETARIS 1 3 KOORDINATOR TGC 1 4 ASISTENSI TPP DAN TGC 1 5 KOORDINATOR TPP 1 6 ASISTENSI TPP 1 7 PENDAMPING 1 8 PENDAMPING 1 Subtotal 8 TOTAL 268 Rekrutmen Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) Salah satu tenaga pelayanan kesehatan yang diperlukan pada saat operasional haji di Arab Saudi adalah TPK. Pengaturan pengadaan TPK dalam penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi bertujuan untuk memperoleh TPK yang berintegritas, profesional, jujur, dan bertanggungjawab sesuai dengan tugas yang diberikan, guna menjamin kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi. TPK terdiri atas: a. Tenaga penghubung rumah sakit; b. Tenaga pendamping orang sakit; c. Tenaga kebersihan; d. Tenaga evakuasi; e. Tenaga gerak cepat; f. Tenaga pendukung penyuluh kesehatan; g. Tenaga perbekalan kesehatan; h. Tenaga pengemudi; i. Tenaga administrasi; dan j. TPK lainnya. Langkah awal pengadaan TPK ini dengan melakukan pengumuman penerimaan TPK terlebih dahulu secara online melalui website Pusat Kesehatan Haji. Selanjutnya calon pendaftar TPK melakukan registrasi secara online pada aplikasi rekrutmen PKHI di website Pusat Kesehatan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 22

25 Haji, dengan alamat Kemudian mengisi formulir registrasi yang telah disediakan, membuat nomor akun dan mengupload berkas kelengkapan dokumen. Seleksi administrasi online dilaksanakan oleh tim pengadaan TPK dengan melakukan verifikasi dokumen sesuai dengan persyaratan, nominasi calon peserta ujian tertulis, tes EBA, wawancara dan ujian praktek. Hasil seleksi calon TPK diumumkan melalui website rekrutmen. Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan oleh satuan kerja pada Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pelatihan berkoordinasi dengan unit/satuan kerja Kementerian Kesehatan yang menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan haji. Tabel 3. Daftar Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) 2017 NO JENIS TUGAS JUMLAH 1. Pendamping Orang Sakit Perawat 5 3. TGC TPP Pengemudi Ambulance Pengemudi Operasional Pengemudi TPP 4 8. Administrasi Perhajian 8 9. Tenaga Perbekalan Kesehatan Tenaga Kebersihan Tenaga Rekam Medis Tenaga Administrasi Perbekes Tenaga Administrasi Bidang Mekanik 1 TOTAL 186 Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 23

26 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 2017 A. Akuntabilitas Kinerja Pusat Kesehatan Haji Presentase jemaah haji yang mendapatkan pembinaan istithaah (kemampuan) kesehatan haji satu bulan sebelum masa operasional pada tahun 2017 sebesar 84,90%. Hal ini melebihi target indikator yaitu sebesar 70%. Capaian hasil pemeriksaan tahap II jemaah haji perpropinsi sebagaimana gambar 6 berikut: Gambar 6. Capaian hasil pemeriksaan tahap II kesehatan jemaah haji berdasarkan tempat pemeriksaan Pencapaian indikator kegiatan peningkatan kesehatan jemaah haji adalah persentase jemaah haji yang telah mendapatkan penilaian istitaah kesehatan haji dan dientry kedalam siskohatkes satu bulan sebelum operasional. Persentase diperoleh dari total jumlah Jemaah haji regular yang diperiksa dan di-entry dalam siskohatkes pada satu bulan sebelum operasional dengan denominator sebesar orang (jumlah jemaah haji reguler). Capaian terbesar diperoleh provinsi Yogyakarta. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 24

27 Dari hasil pemeriksaan kesehatan, status istithaah kesehatan jemaah haji dikelompokkan sebagai berikut : 1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji sebesar 70,60%. 2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji Dengan Pendampingan sebesar 29,02%. 3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji Untuk Sementara sebesar 0,30%. 4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji sebesar 0,08%. Dari seluruh jemaah haji yang diperiksa terdapat (63,4%) jemaah risiko tinggi. B. Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji tahun Pelayanan Kesehatan Haji a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji. Persiapan kesehatan Jemaah Haji sebelum berangkat ke tanah suci dilakukan dengan pembimbingan dan pembinaan yang dilakukan secara terpadu dengan melibatkan lintas sektor dan program. Pembimbingan merupakan proses penyampaian informasi, komunikasi, dan edukasi secara terencana, sistematis dan berkesinambungan terhadap jemaah haji sehingga dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan; sedangkan pembinaan merupakan serangkaian kegiatan deteksi dini penyakit, pembimbingan kesehatan, penyuluhan kesehatan, konseling yang terpadu, terencana, terstruktur, dan terukur baik di Indonesia maupun di Arab Saudi. i) Kebijakan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji Kegiatan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji harus didukung oleh kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaannya. Kegiatan pemeriksaan dan pembinaan terstandarisasi dari pusat hingga ke tingkat kabupaten/kota sehingga diperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 25

28 Terdapat beberapa Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang telah ditetapkan dan diimplementasikan dalam program kesehatan haji, antara lain: a. Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. b. Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Jemaah Haji. c. Permenkes Nomor 21 Tahun 2017 tentang pengadaan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam operasional kesehatan haji di Arab Saudi. Selain kedua Permenkes diatas, juga telah disusun: 1. Juknis Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji sebagai penjelasan dari Permenkes Nomor 15 Tahun Juknis Vaksin Meningitis Meningokokus. 3. Juknis Penatalaksanaan penyakit kardiovaskuler pada jemaah haji. 4. Juknis Penatalaksanaan penyakit paru dan saluran pernafasan pada jemaah haji. 5. Media advokasi dan promosi istithaah kesehatan jemaah haji. 6. Media rilis kesehatan haji tahun ii) Pembinaan terhadap petugas Pembinaan terhadap petugas dilaksanakan dengan kegiatan pembekalan operasional pembinaan kesehatan haji kepada petugas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas. Pesertanya terdiri dari pengelola program kesehatan haji, pengelola program penyakit tidak menular dan pengelola kesehatan olah raga di dinkes kabupaten/kota serta KBIH yang tergabung di kabupaten/kota. Kegiatan ini sudah dilaksanakan di 3 lokasi, yaitu wilayah barat (Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI jakarta), wilayah tengah (Provinsi Jawa tengah dan DI Yogyakarta) dan wilayah timur (Provinsi Jawa timur) dengan jumlah Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 26

29 petugas yang mengikuti pertemuan sebanyak 119 orang. Berikut data jumlah petugas yang mendapatkan pembekalan operasional pembinaan kesehatan haji di 3 lokasi. Tabel 4. Distribusi Pembekalan Operasional Petugas Pembina Kesehatan Haji di Kabupaten/Kota No Provinsi Jumlah 1 Jawa Barat 27 2 Banten 8 3 DKI Jakarta 6 4 Jawa tengah 35 5 DI Yogyakarta 5 6 Jawa Timur 38 Total 119 iii) Pembinaan terhadap jemaah haji. Pembinaan di Indonesia Pembinaan kesehatan Jemaah haji dilaksanakan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan. Pembinaan kesehatan dilaksanakan kepada seluruh Jemaah haji, baik yang resiko tinggi (risti) maupun non risti. Pembinaan yang dilakukan setelah pemeriksaan tahap pertama adalah pembinaan masa tunggu. Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan tahap pertama, dilanjutkan pemeriksaan kesehatan tahap kedua yang dilaksanakan setelah diumumkan kuota keberangkatan pada tahun berjalan. Rekomendasi pemeriksaan kesehatan tahap kedua menghasilkan rekomendasi/penetapan kriteria istithaah. Jemaah haji yang tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan, diusulkan untuk ditunda atau tidak perlu diberangkatkan. Pembinaan kesehatan setelah pemeriksaan kesehatan tahap kedua ini adalah pembinaan kesehatan masa keberangkatan. Pembinaan masa keberangkatan adalah pembinaan yang dilakukan setelah jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan tahap kedua sampai keberangkatan. Pembinaan kesehatan di masa keberangkatan dilakukan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 27

30 jemaah haji yang telah memiliki kuota keberangkatan, artinya Jemaah tersebut sudah dipastikan akan berangkat tahun berjalan, setelah memperoleh konfirmasi keberangkatan dari Kementerian Agama. Kegiatan pembinaan kesehatan yang dapat dilakukan pada masa keberangkatan adalah sebagai berikut: 1) Konseling. Konseling dilaksanakan di puskesmas atau rumah sakit oleh tenaga kesehatan berupa pemberian nasehat dan informasi terkait penyakit yang diderita oleh jemaah haji. Salah satu tujuan konseling adalah mengendalikan faktor risiko penyakit yang terdapat pada jemaah haji sehingga jemaah haji menyadari faktorfaktor risiko yang ada pada dirinya dan ikut berperan aktif menjaga kesehatannya. 2) Latihan Kebugaran. Latihan kebugaran dilaksanakan oleh puskesmas bekerjasama dengan organisasi masyarakat. Bentuk latihan kebugaran antara lain: a. Jalan Sehat; b. Senam Haji Sehat; c. Senam Lansia; d. Senam Jantung Sehat; e. Senam Kesegaran Jasmani; f. Aklimatisasi. 3) Pemanfaatan Posbindu. Jemaah haji dapat mengikuti program Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) yang dibentuk oleh masyarakat dan dibina oleh Puskesmas. Posbindu akan memberikan pembinaan kesehatan, cek tekanan darah, test gula darah, lingkar perut, berat badan, tinggi badan dan Index Massa Tubuh. Jemaah haji akan dipantau kondisi kesehatannya secara berkala. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 28

31 4) Kunjungan rumah. Pembinaan istithaah kesehatan haji dilaksanakan melalui kegiatan kunjungan rumah oleh petugas kesehatan secara berkala melakukan pembinaan kepada Jemaah haji dan memberdayakan keluarganya sehingga tercapai peningkatan status kesehatan Jemaah haji. Kunjungan rumah dapat diintegrasikan dengan program keluarga sehat dan program perawatan kesehatan masyarakat. 5) Bimbingan Manasik kesehatan Haji. Manasik haji diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Pemerintah daerah cq Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat bekerjasama dalam pelaksanaan manasik kesehatan. Manasik kesehatan haji berisi pesan kepada Jemaah haji agar berperilaku hidup bersih dan sehat antara lain istirahat cukup, tidak merokok, makan makanan bergizi, mengelola stress dan cuci tangan pakai sabun serta memahami kondisi perjalanan, cuaca dan lingkungan di Arab Saudi. 6) Pembinaan Terpadu Jemaah Haji. Merupakan bentuk pembinaan yang terintegrasi antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Agama. Kementerian kesehatan sendiripun merupakan integrasi dari berbagai program yaitu program posbindu, latihan kebugaran, dan kesehatan haji. Kegiatan sehari dilaksanakan di luar ruangan dan di dalam ruangan. Kegiatan di luar ruangan dimulai di pagi hari yaitu deteksi dini penyakit tidak menular yang dilanjutkan dengan pengukuran kebugaran dan senam haji sehat. Acara kemudian berpindah ke dalam ruangan yang diisi dengan materi terkait ibadah dari Kementerian Agama dan materi penyuluhan kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Pembinaan terpadu Jemaah haji merupakan kegiatan yang menyatukan kegiatan Pemeriksaan Kesehatan (Tekanan Darah, Gula Darah, dan Kolesterol) yang merupakan kegiatan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 29

32 program posbindu. Pengukuran Kebugaran dengan menggunakan metode Rockport, dan Senam Haji Sehat merupakan kegiatan Kesehatan kerja dan olahraga. Penyuluhan Kesehatan Haji bagian dari Promosi Kesehatan. Kegiatan advokasi dan kemitraan dengan organisasi masyarakat dan organisasi profesi. Telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pusat Kesehatan Haji dengan: a. Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI). b. Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI). Selain kerjasama dengan organisasi profesi, Pusat Kesehatan Haji juga melakukan pembinaan kesehatan kepada jemaah haji. Pembinaan kesehatan jemaah haji dilaksanakan dengan kegiatan di luar ruangan dan di dalam ruangan. Kegiatan di luar ruangan dengan melaksanakan pengukuran kebugaran bagi jemaah haji yang sebelumnya dilaksanakan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, gula darah dan kolesterol. Apabila ada hasil dari pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang tidak memungkinkan mengikuti pengukuran kebugaran dengan metode Rockport, maka jemaah haji tersebut dilakukan pengukuran kebugaran dengan metode six minutes walking test. Setelah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pengukuran kebugaran, maka jemaah haji masuk ke ruang pertemuan untuk pembimbingan dan penyuluhan kesehatan di dalam ruangan pertemuan. Penyuluhan kesehatan meliputi perilaku hidup bersih dan sehat, aklimatisasi, cara memelihara kesehatan sebelum, selama dan setelah melaksanakan ibadah haji. Pembinaan kesehatan Jemaah Haji di Indonesia sudah dilaksanakan di 65 lokasi dengan jumlah jemaah haji sebanyak jemaah haji. Terlampir pada lampiran I lokasi dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 30

33 jumlah jemaah haji masing masing yang mendapatkan pembinaan kesehatan haji. Merupakan bentuk pembinaan yang terintegrasi antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Agama. Kementerian kesehatan sendiripun merupakan integrasi dari berbagai program yaitu program posbindu, latihan kebugaran, dan pusat kesehatan haji. Tujuan dari pembinaan Kesehatan jemaah haji untuk Mencapai Istithaah Kesehatan. Adapun hasil dari pembinaan yang telah dilaksanakan dapat terlihat dalam bentuk grafik pada gambar 7 dibawah ini, bahwa kriteria yang memenuhi Syarat lebih banyak jika dibandingkan dengan Kriteria Tidak Memenuhi Syarat Sementara. Gambar 7. Jemaah Haji berdasarkan kriteria Istithaah Kesehatan Pembinaan Kesehatan di Arab Saudi Pembinaan kesehatan di Arab Saudi adalah pembinaan yang dilakukan sejak jemaah haji tiba di Arab Saudi, selama melaksanakan ibadah haji sampai dengan keberangkatan kembali ke Indonesia. Pembinaan kesehatan dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang Kesehatan bekerjasama dengan pihak terkait di Arab Saudi. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 31

34 Pembinaan kesehatan haji selama di Arab Saudi diselenggarakan di KKHI, Sektor, Pemondokan jemaah haji, fasilitas lain yang memungkinkan perluasan jangkauan layanan, dan di perjalanan. Pembinaan kesehatan haji di Arab Saudi dilaksanakan oleh TKHI, PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, dan Tenaga Pendukung Kesehatan. b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji. 1. Sosialisasi Haji Sehat. Sosialisasi Haji Sehat merupakan upaya Pemerintah dalam mempersiapkan Jemaah Haji sekaligus melaksanakan implementasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji tetap sehat dan dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan Rukun Haji, Wajib Haji dan Syarat Haji. Selama tahun anggaran 2017 telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Haji Sehat di 65 kabupaten/kota dengan jumlah jemaah sebanyak orang. 2. Gelang Risti. Penandaan risiko tinggi kepada jemaah haji dengan memberikan gelang yang terdiri gelang warna hijau, kuning dan merah. Gelang warna hijau diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan tidak memiliki risiko penyakit tertentu, gelang warna kuning diberikan kepada jemaah haji yang berumur kurang dari 60 tahun tetapi memiliki risiko penyakit tertentu dan Gelang warna merah diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan memiliki risiko penyakit tertentu. Jumlah gelang penanda jemaah risti berwarna hijau sebanyak buah, warna kuning sebanyak dan warna merah sebanyak buah. Gelang-gelang tersebut Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 32

35 didistribusikan ke 13 embarkasi haji dan diberikan kepada jemaah haji risti pada saat berada di embarkasi menjelang keberangkatan ke tanah suci. 3. Monitoring Faktor Risiko Kesehatan Haji di embarkasi dan debarkasi haji. Monitoring faktor risiko kesehatan haji bertujuan mengidentifikasi dan mengendalikan serta mengeleminasi faktor risiko yang terjadi di embarkasi dan debarkasi haji baik saat pra operasional maupun pada saat operasional haji. Selama masa pra-operasional dan operasional penyelenggaraan kesehatan haji telah dilakukan monitoring sebanyak 26 kali. Monitoring dilakukan ke 13 embarkasi utama, yaitu embarkasi Banda Aceh, Batam, Medan, Padang, Palembang, Jakarta pondok gede, Jakarta bekasi, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makasar, dan Lombok. 4. Pemantauan Hygiene sanitasi asrama haji. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan berkoordinasi Kantor kesehatan Pelabuhan, Balai Teknis Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Agama. Kegiatan Inspeksi kesehatan lingkungan tahap pertama adalah melakukan pemantauan hygiene sanitasi asrama haji pada saat 6 bulan sebelum jemaah haji masuk asrama haji. Sasaran kegiatan terdiri dari 13 embarkasi utama dan 5 embarkasi antara dengan total 18 embarkasi, adapun capaiannya 88,9% (16 embarkasi). Kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan tahap kedua dan ketiga dilaksanakan pada saat satu minggu sebelum jemaah masuk asrama haji untuk memastikan kesiapan embarkasi jemaah Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 33

36 haji dan selama jemaah haji berada di asrama haji saat embarkasi/debarkasi. 5. Seminar Kesehatan Haji. Sebagai upaya mengingkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas kesehatan dan jemaah haji, telah dilakukan seminar kesehatan sebanyak 2 kali, yaitu seminar kesehatan lanjut usia dan seminar menghadapi wabah kolera dengan melibatkan WHO. Seminar kesehatan lanjut usia dilaksanakan di Bandung pada tanggal 13 Juli 2017 dengan mengundang jemaah haji usia lanjut. Selain kegiatan seminar kesehatan juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan senam lansia. Seminar menghadapi wabah kolera dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2017 di Jakarta. Seminar ini dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi wabah kolera yang terjadi di Yaman menjelang operasional haji tahun 1438 H/ 2017 M. 6. Aplikasi Haji sehat. Aplikasi haji sehat dimaksudkan untuk memberikan layanan informasi kesehatan haji yang mudah dan cepat kepada jemaah haji. Materi-materi penyuluhan kesehatan dapat diakses oleh jemaah haji dalam aplikasi ini. Materi penyuluhan antara lain: a. pencegahan penularan penyakit, b. mencegah kelelahan dan sengatan panas, c. tips antisipasi MersCov, d. panduan sehat berhaji, e. pembinaan dan pemeriksaan kesehatan haji. Aplikasi ini dapat digunakan dengan memanfaatkan handphone berbasis android. Untuk mengakses aplikasi ini dapat didownload dari playstore dengan kata kunci Haji Sehat. Terobosan aplikasi Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 34

37 ini merupakan pengembangan teknologi informasi yang dicanangkan agar publik dapat memperoleh informasi terkait kesehatan haji. Gambar 8. Aplikasi Haji Sehat 7. Kartu Kesehatan Jemaah Haji. Sejak Tahun 2017, dikembangkan kartu kesehatan haji elektronik. kartu tersebut berisi data kesehatan jemaah haji yang terkoneksi dengan sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan (SISKOHATKES). Terdapat efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan kartu kesehatan haji elektronik tersebut. Hal ini dilakukan sebagai pengembangan teknologi informasi dalam penyelenggaraan kesehatan haji. Gambar 9. Kartu Kesehatan Jemaah Haji Indonesia Elektronik Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 35

38 c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes Kegiatan Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes telah dilaksanakan di 20 provinsi dengan rata-rata peserta per-provinsi sekitar 20 orang. Adapun Indikator Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji yang diinput kedalam Siskohatkes tercapai sebesar 84,9%, artinya berhasil mencapai diatas target tahun 2017 sebesar 70%. Kendala selama pelaksanaan adalah: Perubahan siskohatkes dari Gen 3 menjadi Siskohatkes SHAR I untuk menyesuaikan dengan Permenkes nomor 15 tahun Data estimasi keberangkatan Jemaah haji dari Kanwil Kemenag terlambat diterima oleh dinkes kabupaten/kota, sehingga pemeriksaan kesehatan dan pembinaan Jemaah haji belum bisa dilaksanakan. Sebagian besar pengelola program kesehatan haji di dinkes kabupaten/kota merupakan petugas yang baru (mengalami rotasi pegawai) dan belum mendapat pelatihan input data dan pengelolaan data Siskohatkes. Adapun upaya antisipasi yang dilaksanakan untuk mengatasi kendala tersebut adalah sebagai berikut: Melakukan penyegaran pelatihan siskohatkes SHAR I kepada pengelola program kesehatan haji di dinkes kabupaten/kota. Menyiapkan data jemaah haji yang akan diberangkatkan, dan menjalin hubungan baik dengan Kantor Kemenag kabupaten/kota, sehingga bila ada kendala mengenai data jemaah dapat langsung dikoordinasikan. Untuk petugas Siskohatkes yang belum mendapat pelatihan Siskohatkes, maka dilakukan pelatihan bagi Petugas Siskohatkes kabupaten/kota di 34 provinsi tahun Pengelola program kesehatan haji provinsi juga harus Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 36

39 melaksanakan sosialisasi ataupun menganggarkan pelatihan penggunaan aplikasi siskohatkes kepada petugas yang belum mendapat pelatihan. Pusat Kesehatan Haji juga melakukan bimbingan teknis kepada petugas siskohatkes di kabupaten/kota. d. Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji Pertemuan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan kesehatan dan alat habis pakai, dilakukan pertemuan penyusunan usulan kebutuhan tersebut yang dilaksanakan pada tanggal Januari 2017 di Hotel Mercure Cikini Jakarta dengan melibatkan Ditjen Faralkes, Pusat Kesehatan Haji, Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota, KKP, Mantan PPIH dan TKHI. Hasil pertemuan ini berupa usulan kebutuhan perbekes dan alat habis pakai. Pertemuan integrasi dan koordinasi sistem pengelolaan obat haji dan perbekkes dalam siskohatkes dilaksanakan di Hotel Ibis Arcadia Jakarta tanggal 7 8 Desember 2017 dan di Hotel Mercure Jakarta pada tanggal Desember Pertemuan dihadiri oleh Inspektorat Jenderal, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes, dan Pusat Kesehatan Haji. Pertemuan penyusunan revisi Permenkes Rekrutmen PKHI dilakasanakan 3 kali yaitu : 2. Pertemuan Penyusunan Revisi PMK Rekrutmen PKHI I dilaksanakan pada tanggal 2-4 Oktober 2017 di Hotel Ibis Style, Bogor. Peserta adalah Pusat Kesehatan Haji, Biro Hukum dan Organisasi, Biro Kepegawaian, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dari hasil pertemuan ini didapatkan draft permenkes tentang pengadaan petugas kesehatan haji, dan draft petunjuk teknis permenkes tentang pengadaan petugas kesehatan haji. 3. Pertemuan Penyusunan Revisi PMK Rekrutmen PKHI II dilaksanakan pada tanggal 5-6 Desember 2017 di Hotel Ibis Jakarta. Peserta adalah Pusat Kesehatan Haji, Biro Hukum dan Organisasi. Dari Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 37

40 hasil pertemuan ini didapatkan draft revisi permenkes dan juknis permenkes disatukan dan dijadikan sebagai lampiran permenkes. Sementara dihasilkan draft permenkes tentang pengadaan tim kesehatan haji indonesia dan panitia penyelenggara ibadah haji Arab Saudi bidang kesehatan. 4. Pertemuan Penyusunan Revisi PMK Rekrutmen PKHI III dilaksanakan tanggal 14 Desember 2017 di Hotel Mercure Cikini Jakarta. Peserta adalah Pusat Kesehatan Haji, Biro Hukum dan Organisasi. Dari hasil pertemuan ini didapatkan draft permenkes baru tentang pengadaan tim kesehatan haji indonesia dan panitia penyelenggara ibadah haji Arab Saudi bidang kesehatan. Draft ini masih perlu penyempurnaan dalam hal alur dan penempatan PPIH. Karena terbatasnya waktu sehingga perlu pembahasan lebih lanjut pada tahun berikutnya. Penyusunan LAKIP dilaksanakan melalui pertemuan yang dilaksanakan di Puri Avia Bogor pada tanggal September 2017, dengan mengundang Inspektorat Jenderal dan Biro Perencanaan sebagai narasumber dan peserta dari seluruh pegawai Pusat Kesehatan Haji. 2. Penyediaan PKHI selama Operasional Haji a. Sekretariat Rekrutmen PKHI Rekrutmen PKHI 1) Penyelenggara rekrutmen PKHI ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/560/2016 tanggal 2 November 2016 tentang Tim Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji Indonesia Tahun 1438H/2017M. 2) Pendaftaran Online Rekrutmen PKHI Pendaftaran dilakukan secara online oleh pendaftar melalui alamat website rekrutmen: puskeshaji.depkes.go.id/rekrutmen. Pendaftaraan online dimulai dari pembuatan akun, yang sudah dapat dilakukan oleh peminat sejak bulan Desember tahun Dan sampai tanggal 25 September 2017 tercatat sudah sebanyak pendaftar yang memiliki akun. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 38

41 Pendaftar yang melengkapi data dan mendaftar pada periode tahun 1438H/2017M memiliki Nomor Formulir 1438xxxxxx tercatat sebanyak orang (4.554 TKHI dan PPIH), pendaftaran dimulai sejak tanggal 01 Februari 2016 sampai tanggal 11 Desember Pendaftar yang telah mengambil NF1438xxxxxx melakukan tes potensi secara online mulai dari tanggal 08 November 2016 sampai 11 Desember Pendaftar yang mengikuti registrasi online secara tuntas sampai memiliki nomor registrasi NR1438xxxxxx tercatat sebanyak orang (3.165 TKHI dan PPIH), pengambilan nomor registrasi dibuka mulai tanggal 30 November 2016 sampai 11 Desember ) Seleksi Berkas Rekrutmen PKHI Proses seleksi berkas dilakukan secara serentak oleh Panitia Penyelenggara Pusat dan Panitia Penyelenggara Provinsi, dilaksanakan mulai tanggal 5 s/d 31 Januari Total berkas yang diseleksi sebanyak berkas (3.165 TKHI dan PPIH), dan sebanyak berkas (2.482 TKHI dan PPIH) dinyatakan lulus proses seleksi. 4) Tes Psikometri Pendaftar yang lulus seleksi berkas mengikuti tes psikometri di RS pelaksana tes psikometri, dilaksanakan mulai tanggal 28 Februari s/d 20 Maret 2017 sebanyak orang (2.442 TKHI dan PPIH). 5) Nominasi dan Penetapan Peserta Latih Pendaftar yang lulus tes psikometri dilakukan seleksi kembali melalui proses nominasi peserta latih. Nominasi TKHI daerah dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen TKHI Provinsi; sedangkan nominasi PPIH dan TKHI pusat dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen PKHI Pusat. Sebanyak orang (1.524 TKHI dan 268 PPIH), peserta latih TKHI dan PPIH ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Haji No. HK.01.07/1/778/2017 tanggal 13 April 2017 dan No. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 39

42 HK.02.07/3/1012/2017 tanggal 12 Mei Dalam Surat Keputusan Pusat Kesehatan Haji tersebut peserta latih diharuskan untuk dapat ikut serta dalam pembinaan jemaah haji di lingkungan domisili masingmasing. 6) Penempatan dan Penetapan Penempatan tenaga TKHI daerah dilakukan oleh Penyelenggara Rekrutmen TKHI Provinsi, penempatan TKHI Pusat dan PPIH dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen PKHI Pusat mulai tanggal 5 10 Juli Penempatan TKHI sesuai dengan kloter (total 507 kloter, terdiri dari 507 Dokter dan Perawat) keberangkatan jemaah haji di masing-masing embarkasi. Penempatan PPIH sesuai dengan Daerah Kerja dan Jenis Tenaga Kesehatan. Sebanyak TKHI (507 Dokter dan Perawat) ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/MENKES/355/2017 tanggal 21 Juli Sebanyak 268 PPIH ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/III/186/2017 tanggal 14 Juli Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 40

43 Tabel 5. Distribusi & Pengerahan TKHI dan PPIH TKHI NO. PROVINSI EMBARKASI KUOTA Dokter Perawat 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM BTJ SUMATERA UTARA MES SUMATERA BARAT PDG BENGKULU SUMATERA SELATAN PLM BANGKA BELITUNG LAMPUNG JKG DKI JAKARTA BANTEN JAWA TENGAH SOC DAISTA YOGYAKARTA KALIMANTAN SELATAN BDJ KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR BPN KALIMANTAN UTARA SULAWESI TENGAH SULAWERI UTARA GORONTALO UPG SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA MALUKU MALUKU UTARA PAPUA PAPUA BARAT SULAWESI BARAT NUSA TENGGARA BARAT LOP JAWA BARAT JKS RIAU BTH KALIMANTAN BARAT KEPULAUAN RIAU JAMBI JAWA TIMUR SUB BALI NUSA TENGGARA TIMUR 1 2 JUMLAH Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 41

44 PPIH NO. JENIS TENAGA KKH MAKKAH MADINAH TIM KKHI SEKTOR KKHI SEKTOR MOBILE TOTAL 1 Ahli Gizi Ahli Rekam Medik Analis Kesehatan Apoteker Dokter Dokter Gigi Dokter Spesialis Anastesi Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Dokter Spesialis Paru Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dokter Spesialis Rehab Medis Dokter Spesialis Saraf Penata Roentgen Perawat Sanitarian/Surveilans Epidemiolog Siskohatkes Teknisi Elektromedik Tenaga Lainnya Tenaga Teknis Kefarmasian Subtotal Tim Manajerial NO. JENIS TENAGA KKH MAKKAH MADINAH TIM KKHI SEKTOR KKHI SEKTOR MOBILE TOTAL 1 PENANGGUNG JAWAB KABID KESEHATAN/ PPK SEKRETARIS/SANSUR KASI TGC KASI TPP KASI DAKER MAKKAH KASI DAKER MADINAH KASI PERBEKALAN KESEHATAN BENDAHARA/PUM JEDDAH PUM MADINAH PUM MAKKAH ADMINISTRASI UMUM 2 2 Subtotal Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 42

45 Tim Asistensi NO. JENIS TENAGA KKH MAKKAH MADINAH TIM MOBILE TOTAL 1 KETUA 1 2 SEKRETARIS 1 3 KOORDINATOR TGC 1 4 ASISTENSI TPP DAN TGC 1 5 KOORDINATOR TPP 1 6 ASISTENSI TPP 1 7 PENDAMPING 1 8 PENDAMPING 1 Subtotal 8 TOTAL 268 b. Pembekalan Terintegrasi PKHI Guna merumuskan kesepakatan dan kesamaan persepsi fasilitator dan penyelenggara dalam pelaksanaan Pembekalan Terintegrasi Petugas Kesehatan Haji, dilaksanakan Pertemuan Koordinasi Persiapan Pembekalan Petugas Kesehatan Haji Kloter (TOT dan TOC) pada tanggal 4 7 April 2017 di Hotel Sultan Jakarta yang melibatkan Pusat Kesehatan Haji, 13 Kanwil Kementerian Agama Provinsi Embarkasi, 13 Dinas Kesehatan Provinsi Embarkasi, 18 KKP Embarkasi, 14 Balai Pelatihan Kesehatan di Provinsi Embarkasi dan Unit di Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan pembekalan terintegrasi TKHI dilaksanakan di Asrama Haji 13 Embarkasi oleh Panitia Pembekalan TKHI Bidang Kesehatan dengan Kanwil Kemenag Provinsi. Pembekalan dilaksanakan selama 10 hari. Jadwal dan jumlah peserta dapat dilihat pada tabel 6 berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 43

46 Tabel 6. Jadwal Pelatihan TKHI Berdasarkan Embarkasi Pembekalan terintegrasi PPIH dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede pada tanggal Juni 2017 oleh Panitia Pembekalan PPIH Bidang Kesehatan dengan Kementerian Agama. Pembekalan dilaksanakan selama 10 hari dengan jumlah peserta latih sebanyak 268 orang. Tahun 2017, PPIH dikelompokkan dalam tiga tim yaitu Tim Promotif Preventif (TPP), Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR) dan Tim Gerak Cepat (TGC). Masing-masing tim diberikan materi pelatihan sebagai bekal dalam penugasannya sebagai tim tersebut. c. Penugasan PKHI ke Arab Saudi Pemberangkatan dan penugasan TKHI sesuai dengan pemberangkatan kloter penempatan di embarkasi masing-masing. Pemberangkatan dan Penugasan PPIH dibagi dalam beberapa pemberangkatan sesuai dengan daerah Kerja. Total TKHI yang diberangkatkan orang (507 dokter dan perawat). Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 44

47 Rekrutmen Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) TPK yang direkrut pada tahun 2017 sejumlah 186 orang dengan distribusi tenaga pendukung kesehatan sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Tabel 7. Distribusi Tenaga Pendukung Kesehatan NO JENIS TUGAS JUMLAH 1. Pendamping Orang Sakit Perawat 5 3. TGC TPP Pengemudi Ambulance Pengemudi Operasional Pengemudi TPP 4 8. Administrasi Perhajian 8 9. Tenaga Perbekalan Kesehatan Tenaga Kebersihan Tenaga Rekam Medis Tenaga Administrasi Perbekes Tenaga Administrasi Bidang Mekanik 1 TOTAL 186 C. Analisis Capaian Kinerja Analisis Keberhasilan Kinerja Sesuai dengan Renstra Kemenkes, target kinerja satuan kerja Pusat Kesehatan Haji adalah Jumlah jemaah haji yang telah mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi dibagi quota jemaah haji tahun berjalan dikali 100% berdasarkan data siskohatkes, pada tahun 2017 sebanyak 70%. Dari total Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 45

48 jemaah haji Indonesia orang, sebanyak merupakan jemaah haji regular dan yang merupakan haji khusus (PIHK). Pada tahun 2017, target kinerja Pusat Kesehatan Haji adalah sebanyak (70% x ) jemaah haji reguler telah melakukan pemeriksaan kesehatan haji tahap II dan mendapatkan penilaian istithaah sebelum tanggal 27 juni 2017 (1 bulan sebelum sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi). Adapun target Indikator kinerja Pusat Kesehatan Haji dari tahun 2015 s.d 2017 serta capaian hasil pemeriksaan kesehatan haji tahap II dan penilaian istithaah di masing-masing provinsi tahun 2017dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut: Tabel 8. Target Indikator Kinerja Pusat Kesehatan Haji dan Realisasi No Tahun Target Anggaran Indikator Realisasi % 60% % 65,68% % 84,90% %? %? Gambar 10. Capaian hasil pemeriksaan tahap II kesehatan jemaah haji berdasarkan tempat pemeriksaan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 46

49 CAKUPAN ENTRY PEMERIKSAAN TAHAP II PER TANGGAL 27 JUNI 2017 (INDIKATOR NASIONAL PER TANGGAL 27 JUNI ADALAH 70%) NO PROVINSI JEMAAH ENTRY PEMERIKSAAN TAHAP II KUOTA JEMAAH (SK KEMENAG) CAKUPAN ENTRY DIY ,04% 2 RIAU ,18% 3 JABAR ,69% 4 BABEL ,50% 5 SUMSEL ,29% 6 JATENG ,71% 7 BANTEN ,63% 8 SULBAR ,81% 9 JATIM ,11% 10 DKI ,47% 11 JAMBI ,15% 12 GORONTALO ,26% 13 SUMBAR ,20% 14 SULTRA ,33% 15 SULUT ,76% 16 BENGKULU ,21% 17 KALTENG ,18% 18 LAMPUNG ,55% 19 ACEH ,12% 20 BALI ,14% 21 SULTENG ,30% 22 SULSEL ,00% 23 SUMUT ,34% 24 MALUT ,30% 25 NTB ,56% 26 KALTIM ,69% 27 KALSEL ,94% 28 KEPRI ,14% 29 MALUKU ,18% 30 PAPUA ,41% 31 KALBAR ,39% 32 PAPUA BRT ,00% 33 NTT ,00% TOTAL ,90% Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 47

50 Pencapaian indikator kegiatan peningkatan kesehatan jemaah haji adalah persentase jemaah haji yang telah mendapatkan penilaian istitaah kesehatan haji dan dientry kedalam siskohatkes satu bulan sebelum operasional. Persentase diperoleh dari total jumlah Jemaah haji regular sebesar orang. Pada grafik dan tabel diatas terlihat capaian terbesar diperoleh provinsi Yogyakarta yang mencapai lebih dari 100%. Capaian provinsi Yogyakarta dan Riau dapat lebih dari 100% karena ada dua kemungkinan: 1. Ada jemaah haji dari provinsi diluar Yogyakarta yang melakukan pemeriksaan di provinsi Yogyakarta. Sehingga hasil pemeriksaannya menjadi cakupan provinsi Yogyakarta. 2. Jemaah haji cadangan pun melakukan pemeriksaan kesehatan haji tahap II, sehingga total jemaah yang melakukan pemeriksaan melebihi kuota jemaah haji di provinsi Yogyakarta. Dari grafik dan tabel cakupan diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2017 Pusat Kesehatan Haji telah mencapai indikator yang tertuang dalam Renstra yaitu sebesar 84.9%, capaian tersebut melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 70%. a. Faktor pendukung. 1) Adanya Peningkatan koordinasi, jejaring kerja serta kemitraan antar instansi pemerintah dan pemangku kepentingan baik di pusat, propinsi maupun kabupaten/kota. Termasuk dalam melakukan sosialisasi haji sehat dengan melibatkan legislatif, lintas program dan lintas sektor. 2) Adanya kesadaran jemaah haji untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengikuti pembinaan kesehatan haji. 3) Kerja keras tim pemeriksa kesehatan jemaah haji di puskesmas serta pengelola program kesehatan haji di kabupaten/kota dan provinsi. 4) Terdapatnya tools untuk pencatatan dan pelaporan (Siskohatkes). 5) Adanya kebijakan tentang pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji (PMK No. 15 Tahun 2016 dan No. 62 Tahun 2016, Juknis PMK No. 15 Tahun 2016, Surat Edaran Menteri Agama dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri). Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 48

51 b. Impact dari keberhasilan. 1) Meningkatnya kualitas layanan kesehatan haji dengan pembinaan kesehatan sejak dini. 2) Terdapatnya status kesehatan jemaah haji, sehingga ada kesadaran jemaah haji untuk menjaga/memperbaiki status kesehatan dengan mengikuti pembinaan kesehatan haji. 3) Jemaah dapat mempersiapkan jasmaninya agar selalu sehat dan kuat sehingga dapat melaksanakan perjalanan dan mudah melakukan proses ibadah haji. c. Tantangan utama penyelenggaraan kesehatan haji tahun ) Jumlah jemaah haji menjadi orang sementara lebih dari 2/3 nya dengan status kesehatan resiko tinggi dan sepertiganya berusia diatas 60 tahun. 2) Pergeseran jumlah jemaah perkloter yang semula berkisar 380 orang menjadi sebagiannya diangkut dengan pesawat lebih besar yaitu mencapai 450 jemaah perkloter. 1. Pelayanan Kesehatan Haji a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji. Berdasarkan capaian kegiatan-kegiatan pembinaan kesehatan haji, terlihat adanya perbedaan antara penetapan rencana kegiatan dengan hasil yang dicapai. Perbedaan tersebut terlihat pada jumlah peserta dan jumlah lokasi kegiatan. Dengan ditetapkannya Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji, tetap perlu dilakukan peningkatan upaya pembinaan kesehatan Jemaah haji walaupun untuk tahun 2017 sudah melampaui target yang tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun (Target: 70 % dengan Capaian: 84,90%). Untuk daerah/wilayah dengan cakupan pemeriksaan kesehatan Jemaah haji tahap II terendah diperlukan pembinaan berkelanjutan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 49

52 kepada pengelola program kesehatan haji di Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas. b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji. 1) Sosialisasi Haji Sehat; target lokasi sebanyak 65 lokasi dengan jumlah jemaah haji orang Sosialisasi Haji Sehat merupakan upaya Pemerintah dalam mempersiapkan Jemaah Haji sekaligus melaksanakan implementasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji tetap sehat dan dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan Rukun Haji, Wajib Haji dan Syarat Haji. Sesuai dengan Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji, bahwa setiap jemaah haji berhak mendapatkan pembinaan kesehatan untuk mencapai keadaan istithaah kesehatan. Selain itu juga dilakukan pengukuran tingkat kebugaran jemaah haji dan dilakukan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular. Proses dan hasil kegiatan pembinaan kesehatan dicatat dan dipantau dalam status kesehatan jemaah haji yang berisi informasi kesehatan jemaah haji dan perkembangannya serta di-entry dalam sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan. Kegiatan pembinaan kesehatan haji yang tersebut diatas merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan unit-unit atau instansi terkait lainnya dengan pelaksanaan yang berkesinambungan dengan melibatkan beberapa unit lintas program dan sektor. Lintas program yang dimaksud antara lain: Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaaan Masyarakat, PPTM, Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Tradisional dan unit-unit utama lainnya didalam Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, POLRI dan TNI. Selama tahun angaran 2017 telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Haji Sehat di 65 kabupaten/kota dengan jumlah jemaah sebanyak orang. Dari sisi lokasi, kegiatan Sosialisasi Haji Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 50

53 Sehat sudah mencapai target bahkan hampir 2 kali lipat (195%) tetapi dari sisi jumlah jemaah yang mengikuti kegiatan Sosialisasi Haji Sehat masih kurang dari yang sudah ditargetkan, yaitu sebesar 90%. 2) Penandaan Risiko Tinggi dengan memberikan gelang risti kepada Jemaah risti dengan target orang. Jemaah haji dengan risiko tinggi akan diberikan penanda berupa gelang sesuai dengan risiko kesehatan yang dideritanya. Gelang warna hijau diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan tidak memiliki risiko penyakit tertentu, gelang warna kuning diberikan kepada jemaah haji yang berumur kurang dari 60 tahun tetapi memiliki risiko penyakit tertentu dan Gelang warna merah diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan memiliki risiko penyakit tertentu. Jumlah gelang penanda jemaah risti berwarna hijau sebanyak buah, warna kuning sebanyak dan warna merah sebanyak buah. Gelang-gelang tersebut didistribusikan ke 13 embarkasi haji dan diberikan kepada jemaah haji risti pada saat berada di embarkasi menjelang keberangkatan ke tanah suci. 3) Monitoring Faktor Risiko Kesehatan Haji di embarkasi dan debarkasi haji. Monitoring faktor risiko kesehatan haji bertujuan mengidentifikasi dan mengendalikan serta mengeleminasi faktor risiko yang terjadi di embarkasi dan debarkasi haji baik saat pra operasional maupun pada saat operasional haji. Selama masa pra operasional dan operasional penyelenggaraan kesehatan haji telah dilakukan monitoring sebanyak 26 kali. Monitoring dilakukan ke 13 embarkasi utama, yaitu embarkasi Banda Aceh, Batam, Medan, Padang, Palembang, Jakarta pondok gede, Jakarta bekasi, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makasar, dan lombok. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 51

54 4) Pemantauan Hygiene sanitasi asrama. Upaya mencegah timbulnya gangguan kesehatan lingkungan dan pencemaran lingkungan di asrama haji, dan kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare yang dikonsumsi oleh jemaah haji Indonesia khususnya makanan maka perlu dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan. Sesuai dengan PMK Nomor 62 Tahun 2016, Pasal 32, penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Indonesia dilaksanakan pada asrama haji, pesawat dan katering. Kegiatan Inspeksi kesehatan lingkungan tahap pertama adalah melakukan pemantauan hygiene sanitasi asrama haji pada saat 6 bulan sebelum jemaah haji masuk asrama haji. Sasaran kegiatan terdiri dari 13 embarkasi utama dan 5 embarkasi antara, dengan total 18 embarkasi; adapun capaiannya 88,9% (16 embarkasi). Kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan tahap kedua dan ketiga dilaksanakan pada saat satu minggu sebelum jemaah masuk asrama haji untuk memastikan kesiapan embarkasi jemaah haji dan selama jemaah haji berada di asrama haji saat embarkasi/debarkasi. Adapun capaian kegiatan tahap dua dan tiga sebesar 72,2% (13 embarkasi). Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan berkoordinasi Kantor kesehatan Pelabuhan, Balai Teknis Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Agama. 5) Seminar Kesehatan Haji. Sebagai upaya mengingkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas kesehatan dan calon jemaah haji, Pusat Kesehatan Haji telah mengadakan seminar kesehatan sebanyak 2 kali, yaitu seminar kesehatan lajut usia dan seminar menghadapi wabah kolera. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 52

55 Seminar kesehatan lanjut usia dilaksanakan di Bandung pada tanggal 13 Juli 2017 dengan mengundang jemaah haji usia lanjut. Selain kegiatan seminar kesehatan juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan senam lansia. Seminar menghadapi wabah kolera dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2017 di Jakarta. Seminar ini dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan pemerintah dalam mengahadapi wabah kolera yang terjadi di Yaman menjelang operasional haji tahun 1438 H/ 2017 M. Peserta yang hadir dalam acara seminar ini berasal dari lintas program dan lintas sektor, antara lain WHO Indonesia, SEARO, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, Komite Ahli Kesehatan Haji Indonesia serta Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji. Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes. Kegiatan ini diawali dengan rapat persiapan yang selanjutnya diselenggarakan pertemuan di 17 provinsi, seperti yang tercantum pada tabel 8 di bawah ini: Tabel 9. Penyelenggaraan Pertemuan Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes No Provinsi Jumlah Peserta Tanggal Pelaksanaan 1 Lampung Maret Riau Maret Kalimantan Timur Maret 2017 Keterangan 4 Yogyakarta April 2017 Yogya dan Jateng 5 Sumatera Barat April Maluku Utara April Kalimantan Tengah April Maluku April Jawa Timur April Bangka Belitung April Bali April Gorontalo Mei Sulawesi Tenggara Mei Sulawesi Selatan Mei Jawa Barat April Papua Mei Sumatera Selatan April 2017 JUMLAH 467 Jabar, Jakarta, Banten Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 53

56 Adapun cakupan indikator pelayanan kesehatan haji yang diinput ke Siskohatkes pada waktu 1 (satu) bulan sebelum jemaah haji masuk asrama (tanggal 27 Juni 2017) mencapai angka 84,9%. Hal ini berarti cakupan setelah pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes berada di atas target yang ditetapkan (70%). d. Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan Haji. Pertemuan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan. Dengan pelaksanaan Pertemuan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan diharapkan dapat menghasilkan dokumen usulan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan serta dokumen Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah. Dengan adanya daftar kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai tahun 2017, pemenuhan kebutuhan obat dan perbekkes dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan berdasarkan pada data (evidence based). Dalam penyusunan obat dan perbekkes, selain memperhatikan ketersediaan (stok) yang ada juga disesuaikan dengan pola penyakit tahun sebelumnya dan perkiraan kondisi lingkungan yang terjadi pada musim haji serta peningkatan kuota jemaah haji. Kebutuhan yang disediakan yaitu kebutuhan pelayanan kesehatan di Arab Saudi dan kebutuhan untuk paket jemaah. Perlu adanya perbaikan pengelolaan sistem pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan haji di Arab Saudi. Sistem aplikasi ini dibutuhkan dalam mengendalikan obat dan perbekalan kesehatan setiap daerah kerja di Arab Saudi pada tahun Dengan adanya LAKIP, Pusat Kesehatan Haji dapat mengetahui capaian penilaian kinerja yang telah dilaksanakan pada tahun Hal ini dapat pula dijadikan acuan untuk peningkatan pelaksanaan kegiatan di tahun yang akan datang. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 54

57 2. Penyediaan PKHI selama Operasional Haji a. Sekretariat Rekrutmen PKHI. Rekrutmen PKHI bertujuan untuk menyediakan dan mempersiapkan sumber daya manusia sebagai petugas kesehatan haji untuk pelayanan kesehatan bagi jemaah haji di Arab Saudi. Adapun target dan realisasinya adalah sebagai berikut: Tabel 10. Pencapaian Rekrutmen PKHI TA Indikator Target Realisasi % Tersedianya PKHI TKHI orang orang 100 PPIH 306 orang 268 orang 87,58 Penyediaan PPIH direncanakan sebanyak 306 orang, akan tetapi Kementerian Agama menetapkan kuota petugas PPIH Bidang Kesehatan Arab Saudi sebanyak 268 orang (87,58%), hal ini disebabkan karena adanya pengurangan kuota dari Kementerian Agama sebanyak 38 petugas. Kebutuhan TKHI sudah terpenuhi seluruhnya meskipun berbeda dengan target awal yang ditetapkan. Dimana target awal adalah sebanyak orang (511 kloter), sedangkan realisasinya sebesar 99,21% dengan petugas TKHI sebanyak orang (507 kloter). Kesesuaian/ketepatan dalam alokasi tenaga TKHI bergantung dengan ketetapan dari Kementerian Agama mengenai kuota Jemaah Haji dan jumlah kloter tahun Tahun 2017, seluruh PKHI yang terdaftar sebagai peserta latih diinstruksikan untuk terlibat secara langsung dalam pembinaan kesehatan jemaah haji di daerah domisili masing-masing. Keterlibatan ini turut membantu peningkatan kesehatan jemaah haji sejak awal sebelum masa keberangkatan. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 55

58 Rekrutmen PKHI tahun 1439H/2018M Selain penyediaan PKHI tahun 2017, disiapkan juga kebutuhan Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) tahun 1439H/2018M, dan dimulai kegiatan rekrutmen yang dilaksanakan pada Bulan Oktober s/d Desember Adapun tahapan rekrutmen PKHI yang telah dilaksanakan yaitu : 1. Pembuatan nomor akun Pembuatan akun pendaftar dilaksanakan sepanjang tahun. Adapun pendaftar PKHI yang telah membuat nomor akun sampai dengan Bulan Desember 2017 berjumlah orang. 2. Pembuatan nomor formulir Pembuatan nomor formulir dialksanakan mulai tanggal 14 Oktober s/d 14 Desember Adapun pendaftar PKHI yang telah membuat nomor formulir sampai dengan tanggal 14 Desember 2017 sebanyak orang. 3. Pembuatan nomor registrasi Pembuatan nonor registrasi dialksanakan mulaii tanggal 14 Oktober s/d 14 Desember Adapun pendaftar PKHI yang telah membuat nomor registrasi sampai dengan tanggal 14 Desember 2017 sebanyak orang. 4. Seleksi verifikasi data online Seleksi veriifikasi data online dilaksanakan selama 3 tahap, yaitu tanggal 4 s/d 8 Desember 2017, 11 s/d 15 Desember 2017 dan 18 s/d 22 Desember Pemberkasan (pengiriman berkas lamaran) Rencana pengiriman berkas dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 14 Januari Seleksi validasi berkas Direncanakan dilaksanakan selama 2 (dua) tahap tanggal 8 s/d 12 Januari 2018 dan tanggal 15 s/d 19 Januari Tes Psikometri Pendaftar PKHI yang lulus validasi, tahapan selanjutnya pelaksanaan pemeriksaan psikometri. Kegiatannya tersebut direncanakan tanggal Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 56

59 23 s/d 31 Januari 2018 di rumah sakit pelaksana pemeriksa psikometri yang telah ditentukan. 8. Pelatihan Kompetensi Pendaftar PKHI yang dinyatakan lulus pemeriksaan psikometri tahapan selanjutnya pelatihan kompetensi. Adapun kegiatannya tersebut direncanakan tanggal 12 Febuari s/d 12 Maret Penyelenggara pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan. 9. Pelatihan Integrasi Terjadwal dengan Kementerian Agama b. Rekrutmen Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK). Kebutuhan TPK tahun 2017 telah terpenuhi. Sebanyak 186 TPK telah direkrut untuk menunjang penyelenggaran kesehatan haji di Arab Saudi. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 57

60 D. Realisasi Anggaran Pagu anggaran Pusat Kesehatan Haji tahun 2017 sebesar Rp ,- dipergunakan untuk kegiatan Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji, dimana 70% anggaran berada pada Pembiayaan Penyediaan PKHI Selama Operasional Haji. Pembiayaan tersebut diantaranya untuk biaya sekretariat rekrutmen PKHI, Pembekalan Terintegrasi PKHI, serta penugasan PKHI Arab Saudi. Sedangkan Pembiayaan sebesar 30% dari pagu anggaran dipergunakan untuk kegiatan Pelayanan Kesehatan Haji, Dukungan Layanan Internal, dan Dukungan Layanan Perkantoran. Serapan anggaran pada tahun 2017 meningkat jika dibandingkan pada tahun 2016 yang hanya sebesar Rp atau 80,49%. Data realisasi keuangan tahun anggaran 2017 adalah sebesar Rp ,- atau 91,85% dari pagu anggaran, uraian pagu dan realisasi komponen kegiatan disajikan dalam tabel 10 berikut: Tabel 11. Realisasi Anggaran Tahun 2017 Laporan Realisasi Anggaran Saatuan Kerja Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2017 dan 2016 (Dalam Rupiah) KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 024 KEMENTERIAN KESEHATAN ESELON I : 01 SERETARIAT JENDERAL WILAYAH/PROPINSI : 0199 INSTANSI PUSAT SATUAN KERJA : PUSAT KESEHATAN HAJI JENIS KEWENANGAN : KP KANTOR PUSAT NO URAIAN ANGGARAN 2017 REALISASI REALISASI DI ATAS (BAWAH) ANGGARAN Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 58 % REAL ANGG. ANGGARAN REALISASI REALISASI DI ATAS (BAWAH) ANGGARAN A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH A.I.1 PENERIMAAN NEGARA , ,00 A.I.1.a Penerimaan Perpajakan , ,00 A.I.1.b Penerimaan Negara Bukan Pajak , ,00 A.I.2 HIBAH , ,00 JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH , ,00 B BELANJA NEGARA B.I.1 Rupiah Murni ( ) 91,85% ( ) 80,49% B.I.1.a Belanja Pegawai B.I.1.b Belanja Barang ( ) 92,07% ( ) 86,19% B.I.1.c Belanja Modal ( ) 87,95% ( ) 31,02% JUMLAH BELANJA ( ) 91,85% ( ) 80,49% 2016 % REAL ANGG.

61 BAB IV PENUTUP A. Simpulan 1. Kinerja Pusat Kesehatan Haji tahun 2017 telah mencapai indikator yang tertuang dalam Renstra yaitu sebesar 84.9%, capaian tersebut melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 70%. 2. Realisasi anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun 2017 adalah sebesar 92,41% (Rp ) dari pagu anggaran sebesar Rp Dalam penyelenggaraan operasional kesehatan haji tahun 2017 Pusat Kesehatan Haji mendapat penghargaan atas dukungan dan upaya penyelenggaraan kesehatan haji dari Direktorat Jenderal Urusan Kesehatan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. 4. Selain penghargaan di atas, penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2017 mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Piagam Penghargaan Health Awarness Ambassador Program in Hajj Season 1438H. Penghargaan ini hanya diberikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi kepada Pemerintah Indonesia. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 59

62 4. Penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2017 terdapat penambahan jumlah kuota haji menjadi , hal ini berpengaruh terhadap penambahan jumlah petugas kesehatan haji TKHI, dan mengurangi jumlah petugas PPIH. 5. Implementasi Istithaah berdasarkan Permenkes 15 tahun 2016 harus terlaksana secara optimal, sehingga kita mempunyai tanggung jawab untuk selalu meningkatkan pemahaman jemaah terhadap syarat istithaah kesehatan dalam menjalankan ibadah haji. 6. Penghargaan Nasional dari Menteri Kesehatan kepada tim PPIH bidang kesehatan Arab Saudi. B. Saran 1. Perlu dilakukan advokasi kesehatan haji dengan Kementerian/Lembaga lain, terutama terhadap Kementerian Agama dan lembaga legislatif DPR dalam rangka untuk memperoleh komitmen dan dukungan penuh dalam penerapan Permenkes 15 tahun 2016; 2. Perlunya sosialisasi isthithaah kesehatan jemaah haji kepada seluruh stake holder terkait dan para Jemaah Haji melalui kegiatan sosialisasi haji sehat dan seminar kesehatan haji; 3. Penyebarluasan informasi kesehatan haji melalui penggunaan media massa, pembuatan buku dan tulisan tentang istithaah kesehatan serta dengan kegiatan analisis kesehatan haji. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 60

63 LAMPIRAN I Jumlah Jemaah Haji yang mendapatkan pembinaan kesehatan haji tahun 2017 NO LOKASI JUMLAH PROVINSI KABUPATEN JEMAAH 1 SULAWESI SELATAN BULUKUMBA PARE PARE KOTA MAKASAR SIDRAP KABUPATEN BONE 90 6 D.I. YOGYAKARTA KULONPROGO SLEMAN KOTA YOGYAKARTA SUMATERA SELATAN BANYU ASIN PALEMBANG OGAN ILIR KOTA PALEMBANG JAWA BARAT KABUPATEN BEKASI BOGOR BANJAR BANDUNG PANGANDARAN KOTA BEKASI JAWA TIMUR KABUPATEN BLITAR JEMBER KABUPATEN MADIUN KABUPATEN TULUNGAGUNG BANTEN KABUPATEN TANGERANG TANGERANG KABUPATEN TANGERANG SERANG KOTA TANGERANG SELATAN KOTA CILEGON JAWA TENGAH KABUPATEN KUDUS KABUPATEN BANTUL KABUPATEN NGANJUK KABUPATEN KENDAL KABUPATEN BREBES GUNUNG KIDUL PURWAKERTO KABUPATEN BATANG SUMATERA BARAT KABUPATEN DHARMASRAYA 130 Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 61

64 NO LOKASI JUMLAH PROVINSI KABUPATEN JEMAAH 38 KOTA PADANG NUSA TENGGARA TIMUR KABUPATEN MANGGARAI BARAT SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI KOLAKA SUMATERA UTARA LABUHAN BATU KOTA MEDAN MALUKU UTARA KOTA TERNATE AMBON DKI JAKARTA JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR JAKARTA TIMUR NUSA TENGGARA BARAT MATARAM PROVINSI JAMBI KOTA JAMBI PROVINSI BENGKULU KOTA BENGKULU SULAWESI UTARA BOOLANG MONGONDOW GORONTALO GORONTALO RIAU PEKANBARU KALIMANTAN TIMUR BALIKPAPAN SAMARINDA KALIMANTAN BARAT KAMPAR KALIMANTAN SELATAN BANJARMASIN SULAWESI TENGAH PALU LAMPUNG LAMPUNG TENGAH BANDAR LAMPUNG PAPUA JAYAPURA SORONG ACEH BANDA ACEH BABEL BANGKA 278 TOTAL Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 62

65 Pusat Kesehatan Haji Jl. HR Rasuna Said No. X-5 Kav 4-9 Kuningan, Jakarta Telp. / Fax : Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan Haji 63

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/665/2017 TENTANG TIM REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA (PKHI) TAHUN 1439 H/2018 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN ANGGARAN 2016 SISTEMATIKA 1.Evaluasi Pelayanan Kesehatan Haji Tahun 2016: a.penyelenggaraan Kesehatan Haji b.tantangan c.capaian d.upaya Peningkatan 2.Kesiapan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI PERTEMUAN KOORDINASI KESEHATAN HAJI HOTEL CROWN JAKARTA, 1 S/D 3 FEBRUARI 2018 PENYELENGGARAAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI 1. MENGACU KEPADA PERMENKES

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH MUCHTARUDDIN MANSYUR Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Rakerkesnas, Jakarta 27 Februari 2017 Pendahuluan 1. Indonesia merupakan negara terbesar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A PUSAT KESEHATAN HAJI

L A P O R A N K I N E R J A PUSAT KESEHATAN HAJI L A P O R A N K I N E R J A PUSAT KESEHATAN HAJI 2016 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas izin dan karunia-nya Laporan Kinerja (LKj) Pusat Kesehatan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tamba No.550, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Kesehatan. Jemaah Haji. Istithaah. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN 1436 H / 2015 M

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN 1436 H / 2015 M LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TAHUN 1436 H / 2015 M SISTEMATIKA PENYAJIAN 1. Kondisi Jemaah Haji tahun 1436 H/2015 M 2. Ketersediaan dan kesiapan layanan kesehatan 3. Hasil dan evaluasi

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Republik Indonesia Kementerian Agama KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 1 DASAR HUKUM UU NOMOR 13 TAHUN 2008 A.

Lebih terperinci

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/54/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/54/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/54/2014 TENTANG TIM REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA TAHUN 1436 H/2015 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.1-/216 DS771-654-627-359 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT Visitasi pada Jemaah haji merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan jemaah haji dan responnya serta adanya bimbingan kesehatan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksana

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksana No.549, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Penyelenggaraan Kesehatan Haji. Pengadaan Tenaga Pendukung Kesehatan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2016 PUSAT KESEHATAN HAJI SEKRETARIS JENDERAL - KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada : Pembekalan

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2016 PUSAT KESEHATAN HAJI SEKRETARIS JENDERAL - KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada : Pembekalan KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2016 PUSAT KESEHATAN HAJI SEKRETARIS JENDERAL - KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada : Pembekalan Integrasi Petugas Haji Kloter Tahun 2016 SISTEMATIKA

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/M-DAG/PER/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG KEMETROLOGIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/396/2016 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH) EMBARKASI/ DEBARKASI BIDANG KEKARANTINAAN KESEHATAN TAHUN 2016 M/1437 H DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. No.2, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1390, 2015 KEMENAG. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH SALINAN PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.749, 2014 KEMENAG. Biaya. Ibadah Haji Reguler. Pembayaran. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENELITIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG 1 dari 8 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG REGIONALISASI PUSAT BANTUAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2 MOR SP DIPA-24.12-/2 DS3612-4187-984-7 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

MATRIK TARGET KINERJA RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

MATRIK TARGET KINERJA RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN SEKRETARIAT JENDERAL BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN BIRO KEUANGAN & BMN LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN MOR HK.01.07/MENKES/422/2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015-2019

Lebih terperinci

PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA

PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Pasal 3 Undang-Undang

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/HUK/2003

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/HUK/2003 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/HUK/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MENTERI SOSIAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun No.534, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Ibadah Haji Reguler. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGANGKATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TIM PEMANDU HAJI DAERAH DAN TIM KESEHATAN HAJI DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 03 /PER/M.KOMINFO/03/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang a. bahwa untuk

Lebih terperinci

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN KESEHATAN 2. Program : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I No.1273, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. ORTA. UPT Monitor Frekuensi Radio. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

K E P U T U S A N MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 557/MENKES/SK/VII/2006 TENTANG PEDOMAN PEREKRUTAN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA

K E P U T U S A N MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 557/MENKES/SK/VII/2006 TENTANG PEDOMAN PEREKRUTAN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA K E P U T U S A N MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 557/MENKES/SK/VII/2006 TENTANG PEDOMAN PEREKRUTAN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi;

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN

Lebih terperinci

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENYELENGGARA SELEKSI CALON DAN PENILAIAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 36 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.210, 2016 KEMEN-LHK. Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan. Orta. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.14/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata No.890, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2361/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.13/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM DAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le No.208, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Pengelolaan. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.12/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG

Lebih terperinci

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sepanjang tahun 2016.

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sepanjang tahun 2016. 1 KATA PENGANTAR Pemantauan dan Evaluasi Kinerja diatur melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Akan diresmikan Program Program Nusantara Sehat. Program ini bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.15/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.-/216 DS634-9258-3394-618 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)

Lebih terperinci

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan OUTLINE Regulasi Program Percepatan Pendidikan Ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 07 /PER/M.KOMINFO/03/2011

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 07 /PER/M.KOMINFO/03/2011 PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 07 /PER/M.KOMINFO/03/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.12/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.698, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Petugas Kesehatan. Haji. Rekrutmen. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang No.211, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Orta. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 sd. 2019 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/O/2004 TENTANG PERUBAHAN BALAI PELATIHAN TEKNOLOGI GRAFIKA MENJADI BALAI GRAFIKA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/O/2004 TENTANG PERUBAHAN BALAI PELATIHAN TEKNOLOGI GRAFIKA MENJADI BALAI GRAFIKA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/O/2004 TENTANG PERUBAHAN BALAI PELATIHAN TEKNOLOGI GRAFIKA MENJADI BALAI GRAFIKA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan No.1864, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Perwakilan. Orta. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Kepmenkes RI Nomor 128 Tahun 2004 dijelaskan bahwa fungsi puskesmas terbagi menjadi tiga yaitu pertama sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.538,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/03/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 03 /PER/M.KOMINFO/03/2011

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja. No.834, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci