4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

5 KONDISI AKTUAL PPI DI PANGANDARAN

Transkripsi:

20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o 40 20 sampai dengan 7 o 41 20 Lintang Selatan (LS). Wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya, sebelah Timur berbatasan dengan Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah serta sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Ciamis secara keseluruhan mencapai 244.479 ha (BPS Kabupaten Ciamis, 2010). Selanjutnya BPS Kabupaten Ciamis (2010) menyatakan bahwa wilayah Kabupaten Ciamis memiliki bentuk topografi yang terbagi ke dalam 3 kategori, yaitu : 1) Wilayah Utara merupakan pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian antara 500 1.100 m di atas permukaan laut yang di dalamnya banyak terdapat sumber mata air. 2) Wilayah Tengah merupakan persawahan dan daratan dengan ketinggian antara 25 500 m di atas permukaan laut yang di dalamnya selain banyak terdapat persawahan juga terdapat perkampungan penduduk. 3) Wilayah Selatan merupakan daerah pantai dengan ketinggian antara 0 25 m di atas permukaan laut. Wilayah selatan Kabupaten Ciamis berbatasan langsung dengan Semudera Indonesia yang berada di 6 kecamatan dengan garis pantai mencapai 91 km yang terbentang dari Kecamatan Kalipucang sampai dengan Kecamatan Cimerak. Dengan adanya garis pantai tersebut maka Kabupaten Ciamis memiliki wilayah laut seluas 67.340 ha (DKP Kabupaten Ciamis, 2011). Letak geografis Kabupaten Ciamis yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dan bentuk topografi berupa pantai, wilayah Selatan Kabupaten Ciamis sangat potensial untuk pengembangan perikanan tangkap. Hal ini didukung dengan sebagian besar penduduknya yang bekerja sebagai nelayan

21 dan beroperasinya berbagai jenis alat penangkapan ikan di wilayah selatan Kabupaten Ciamis. Dengan letak geografis yang dimilikinya, Kabupaten Ciamis secara umum beriklim tropis yang terdiri dari 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan kelembaban udara antara 60 % - 90 %. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Maret bersamaan dengan bertiupnya angin barat atau barat laut, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai dengan September selama periode angin tenggara. Keadaan curah hujan sebagian wilayah Kabupaten Ciamis menurut klasifikasi Schmidt Ferguson umumnya beriklim tipe C (agak basah), beberapa wilayah memiliki tipe iklim B, D, dan E. Keadaan suhu udara berkisar antara 20 o C - 30 o C dengan kelembaban udara antara 80 % - 90 %. Curah hujan rata-rata sebesar 114 ml per bulan dan curah hujan tertinggi mencapai 227 ml per bulan dengan jumlah hari hujan bervariasi antara 31 hari/tahun sampai dengan 175 hari/tahun (DKP Kabupaten Ciamis, 2011). Di wilayah Selatan keadaan iklim sangat dipengaruhi oleh kondisi laut, hal ini disebabkan karena letak wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Pada saat musim barat angin bertiup dari arah laut dengan kekuatan yang cukup besar dan menimbulkan gelombang laut yang cukup besar. Pada saat musim timur angin bertiup dari arah tenggara dengan kekuatan sedang dan tidak menimbulkan gelombang laut yang cukup besar (BPS Kabupaten Ciamis, 2010). Kondisi iklim wilayah Kabupaten Ciamis yang beriklim tropis mengakibatkan matahari dapat menyinari wilayah ini hampir sepanjang tahun sehingga sangat mendukung aktivitas penduduk, salah satunya adalah kegiatan perikanan tangkap yang didukung oleh letak geografis wilayah selatan Kabupaten Ciamis sebagaimana telah dikemukakan di atas. Nelayan di Kabupaten Ciamis dapat melakukan kegiatan perikanan tangkap terutama pada musim timur saat gelombang laut dan angin tidak terlalu besar. 4.1.2 Kependudukan, pendidikan dan ketenagakerjaan Jumlah penduduk Kabupaten Ciamis pada tahun 2010 berjumlah 1.616.778 orang dengan sex ratio 98%, artinya setiap 100 orang penduduk berjenis kelamin

22 perempuan terdapat 98 orang laki-laki. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2009, jumlah penduduk Kabupaten Ciamis pada tahun 2010 mengalami peningkatan sejumlah 5,04% (DKP Kabupaten Ciamis, 2011). Pendidikan dan lapangan pekerjaan merupakan aspek penting untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya. Di Kabupaten Ciamis terdapat Sekolah Dasar (SD) sederajat sebanyak 1.264 unit dengan jumlah guru sebanyak 10.246 orang dan murid sebanyak 173.507 orang. Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat sebanyak 254 unit dengan jumlah guru sebanyak 3.665 orang dan murid sebanyak 76.515 orang. Sekolah Menangah Atas (SMA) sederajat sebanyak 126 unit dengan jumlah guru sebanyak 2.692 orang dan murid sebanyak 3.440 orang. Perguruan Tinggi sebanyak 5 unit dengan jumlah dosen sebanyak 496 orang dan mahasiswa sebanyak 11.175 orang (BPS Kabupaten Ciamis, 2010). Tidak terdapat informasi adanya sekolah kejuruan atau perguruan tinggi bidang perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis. Adanya sekolah kejuruan atau perguruan tinggi bidang perikanan tangkap akan sangat mendukung pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis. Selanjutnya BPS Kabupaten Ciamis (2010) manyatakan bahwa jumlah penduduk usia kerja (usia 15 64 tahun) di Kabupaten Ciamis adalah sebanyak 1.163.945 orang. Pasar tenaga kerja Kabupaten Ciamis ditandai dengan tingginya persentase penduduk usia kerja yang bekerja yang besarnya mencapai 94,1% dan dengan tingkat pengangguran sebesar 5,9%. Berdasarkan perbandingan menurut 3 sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor jasa, dan sektor manufaktur. Sektor pertanian yang termasuk di dalamnya subsektor perikanan mempunyai jumlah pekerja paling banyak yaitu sebesar 42,9%, sektor jasa sebesar 38,8% dan sektor manufaktur sebesar 18,3%. Subsektor perikanan di Kabupaten Ciamis memiliki jumlah tenaga aktif sebanyak 97.224 orang atau sekitar 8,4% dari seluruh penduduk usia kerja, yang terdiri dari (DKP Kabupaten Ciamis, 2011) : 1) Pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis berjumlah 93 orang yang terdiri dari 56 orang tenaga struktural dan 37 orang tenaga honorer. 2) Jumlah Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan berjumlah 97.131 orang yang terdiri dari 89.436 orang pembudidaya ikan kolam air tenang, 65 orang

23 pembudidaya ikan kolam air deras, 1.562 orang pembudidaya ikan mina padi, 156 orang pembudidaya tambak, 35 orang pembudidaya jaring apung, 1.952 orang nelayan di perairan umum, 3.826 orang nelayan di laut, 62 orang pedagang ikan (bakul) dan 37 orang pengolah. Berdasarkan pengamatan peneliti, keadaan perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis belum begitu berkembang. Hal ini diindikasikan oleh armada penangkapan ikan yang didominasi oleh perahu motor tempel (subsubbab 4.2.3). Kurang berkembangnya perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis diduga kurangnya dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas. Hal ini diindikasikan dengan tidak terdapatnya sarana pendidikan atau pelatihan bidang perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis. Hal ini juga diduga menyebabkan berbagai jabatan struktural di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis belum mempunyai basis pendidikan perikanan, khususnya perikanan tangkap. Selain itu, tidak terdapatnya pelatihan keterampilan bidang perikanan tangkap diduga menyebabkan keahlian yang dimiliki oleh nelayan terbatas dan pada umumnya diperoleh secara turun-temurun. 4.1.3 Sarana dan prasarana umum 1) Transportasi Transportasi yang digunakan masyarakat di Kabupaten Ciamis meliputi transportasi darat, air (sungai) dan udara. Jalan sebagai prasarana transportasi memiliki peran penting khususnya dalam transportasi darat. Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Ciamis adalah sepanjang 4.809,54 km dengan rincian yaitu Jalan Nasional sepanjang 106,58 km (2,2%), Jalan Provinsi sepanjang 109,99 km (2,3%), Jalan Kabupaten sepanjang 772,30 km (16,1%) dan Jalan Desa sepanjang 3.820,67 km (79,4%). Menurut kondisinya, jalan yang ada di Kabupetan Ciamis secara umum dalam kondisi baik kecuali di lokasi tertentu. Kondisi jalan di Kabupaten Ciamis secara rinci terdiri dari jalan dengan kondisi baik sepanjang 4.324,11 km (89,9%), kondisi sedang sepanjang 130,95 km (2,7%), kondisi rusak sepanjang 197,39 km (4,1%) dan kondisi rusak berat sepanjang 157,09 km (3,3%) (BPS Kabupaten Ciamis, 2010).

24 Prasarana transportasi jalan yang baik di atas perlu didukung oleh sarana transportasi atau kendaraan bermotor yang memadai agar aktivitas perekonomian masyarakat dapat berkembang, termasuk aktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis. BPS Kabupaten Ciamis (2010) menjelaskan bahwa jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di Kepolisian Resort Kabupaten Ciamis pada tahun 2009 berjumlah 238.716 unit yang terdiri dari mobil penumpang sebanyak 12.251 unit (5,2%), mobil barang sebanyak 13.943 unit (5,8%), bus sebanyak 3.621 unit (1,5%) dan sepeda motor sebanyak 208.901 unit (87,5%). Pada tahun 2010 jumlah kendaraan di Kabupaten Ciamis diperkirakan bertambah sebesar 32,3% menjadi 315.829 unit dengan rincian mobil penumpang sebanyak 14.741 unit (4,7%), mobil barang sebanyak 20.451 unit (6,5%), bus sebanyak 7.031 unit (2,2%) dan sepeda motor 273.606 unit (86,6%). Keberadaan prasarana dan sarana transportasi di Kabupaten Ciamis di atas sangat mendukung untuk kegiatan perikanan tangkap di daerah ini, khususnya dalam distribusi dan pemasaran hasil tangkapan ikan. Hal ini dapat dilihat dari lebih banyaknya kondisi jalan dengan kondisi baik dan jumlah kendaraan yang terdapat di Kabupaten Ciamis. 2) Listrik Kebutuhan listrik di Kabupaten Ciamis dilayani oleh PT. PLN (Persero). Pada tahun 2009, jumlah listrik yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) adalah sebesar 380.424.775 kwh sedangkan jumlah listrik yang terjual sebesar 331.974.165 kwh (87,3%), dan pada tahun 2010 jumlah listrik yang dikelola diperkirakan meningkat 6,6% menjadi 405.428.229 kwh dan jumlah listrik yang terjual meningkat 8,1% menjadi 358.863.751 kwh (88,5%) (Anonymous, 2010). Selanjutnya BPS Kabupaten Ciamis (2010) menjelaskan jumlah penggunaan listrik tertinggi adalah pelanggan rumah tangga sebesar 279.899.625 kwh (84,4%), sedangkan jumlah penggunaan listrik terendah adalah instansi pemerintah sebesar 2.021.556 kwh (0,6%). Jumlah penggunaan listrik menurut kategori pelanggan lainnya adalah perhotelan sebesar 29.276.818 kwh (8,8%), pelanggan sosial sebesar 11.352.283 kwh (3,4%), industri sebesar 4.012.875 kwh (1,2%) dan penerangan jalan umum sebesar 5.411.008 kwh (1,6%).

25 Menurut pengamatan peneliti, listrik di Kabupaten Ciamis telah mencapai wilayah pantai selatan Kabupaten Ciamis. Hal ini diindikasikan oleh banyaknya rumah tangga dan hotel di wilayah pantai yang telah menggunakan listrik. Keberadaan listrik di wilayah pantai sangat penting untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap seperti untuk mendukung penerangan dan berbagai aktivitas di pelabuhan perikanan seperti industri pengolahan ikan, pembuatan es, ramburambu navigasi dan penerangan jalan. 3) Air bersih Kebutuhan air bersih di Kabupaten Ciamis sebagian besar menggunakan sumur yang terdapat di rumah tangga dengan menggunakan bantuan pompa air. Namun ada juga yang memanfaatkan fasilitas air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Ciamis masih terbatas, diperkirakan baru sekitar 3,8% dari seluruh jumlah keluarga di Kabupaten Ciamis. Pelanggan PDAM di Kabupaten Ciamis setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2009 jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Ciamis adalah sebanyak 19.434 pelanggan dengan jumlah konsumsi air sebanyak 3.627.607 m 3. Jumlah ini diperkirakan meningkat 5,2% pada tahun 2010 dengan jumlah pelanggan sebanyak 20.444 pelanggan dengan jumlah konsumsi air meningkat 2,7% menjadi 3.725.691 m 3 (BPS Kabupaten Ciamis, 2010). Menurut pengamatan peneliti, sebagian besar masyarakat pesisir Kabupaten Ciamis menggunakan sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Kualitas sumur di wilayah pantai ini cukup baik sehingga dapat digunakan masyarakat untuk mandi, mencuci, memasak dan kebutuhan lainnya. Keberadaan air bersih di wilayah pantai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap di daerah ini seperti penggunaan air bersih untuk berbagai aktivitas di pelabuhan perikanan, penyediaan air untuk kebutuhan nelayan dalam melaut, pencucian hasil tangkapan, industri pengolahan ikan, bahan baku industri pembuatan es untuk menjaga kualitas hasil tangkapan ikan dan lain-lain.

26 4) Telekomunikasi Sarana telekomunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat Kabupaten Ciamis adalah telepon yang disediakan oleh PT. Telkom. Pada tahun 2009 jumlah pelanggan jasa telekomunikasi PT. Telkom adalah sebanyak 24.340 pelanggan, jumlah ini diperkirakan menurun -6,4% pada tahun 2010 dengan jumlah pelanggan sebanyak 22.774 pelanggan (Anonymous, 2010). Diduga penurunan jumlah pelanggan PT. Telkom dikarenakan oleh semakin banyaknya penggunaan handphone oleh masyarakat di Kabupaten Ciamis. Hal ini diakibatkan semakin terjangkaunya harga handphone. BPS Kabupaten Ciamis (2010) menjelaskan selain menggunakan jasa telekomunikasi yang disediakan oleh PT. Telkom, masyarakat Kabupaten Ciamis menggunakan jasa pos yang disediakan oleh PT. Pos Indonesia untuk kebutuhan surat-menyurat, mengirim barang dan mengirim uang (wesel pos). Pada tahun 2009 jumlah surat yang dikirim oleh PT. Pos Indonesia Kabupaten Ciamis adalah sebanyak 71.919 buah, jumlah ini diperkirakan menurun -20,3% pada tahun 2010 dengan jumlah surat yang dikirim sebanyak 57.336 buah. Keberadaan sarana telekomunikasi di Kabupaten Ciamis sangat penting untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap diantaranya komunikasi antar pelaku usaha perikanan tangkap dan kemudahan mengakses informasi terkait perikanan tangkap bagi Dinas Kelautan dan Perikanan. 4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap 4.2.1 Musim dan daerah penangkapan ikan Musim penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis dipengaruhi oleh 2 (dua) musim, yaitu musim puncak dan musim paceklik. Musim puncak terjadi pada bulan-bulan tertentu yang terdapat di musim timur yang berlangsung pada bulan Mei Oktober, sedangkan musim paceklik terjadi pada bulan-bulan tertentu yang terdapat di musim barat yang berlangsung pada bulan November April (DKP Kabupaten Ciamis, 2011). Kondisi armada penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis yang didominasi oleh perahu motor tempel sehingga kegiatan penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh musim timur dan musim barat. Kegiatan penangkapan ikan

27 sebagian besar dilakukan pada musim timur. Pada musim barat nelayan hanya menangkap ikan dalam jumlah yang sedikit bahkan pada waktu-waktu tertentu tidak mendapatkan ikan sama sekali, hal ini disebabkan gelombang dan angin yang besar sehingga nelayan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan, bahkan tidak sedikit nelayan yang memilih untuk tidak melaut. Kondisi serupa seperti yang dialami oleh nelayan di Kabupaten Ciamis di atas juga dialami oleh nelayan yang menggunakan perahu motor tempel di Pandansimo Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pane et al (2002) menjelaskan, pada waktu-waktu tertentu di musim barat, nelayan tidak melakukan aktivitas melaut atau menangkap ikan. Bahkan selama 3 4 bulan dalam setahun terutama pada saat musim barat nelayan sama sekali tidak melaut. Pada periode waktu tersebut, nelayan beralih profesi manjadi pengumpul dan penjual pasir di muara sungai Kulon Progo. Menurut DKP Kabupaten Ciamis (2011), nelayan di Kabupaten Ciamis biasa menangkap ikan di perairan Teluk Pananjung, Teluk Parigi, Karapyak, Nusakambangan dan Cilacap. Jarak yang ditempuh nelayan dari fishing base ke fishing ground berkisar antara 1 5 mil dengan waktu tempuh antara 40 60 menit. Nelayan menentukan daerah penangkapan ikan berdasarkan pengalaman, kebiasaan nelayan, tanda-tanda yang terdapat di alam serta informasi dari nelayan lainnya. Jenis ikan yang tertangkap oleh nelayan di Kabupaten Ciamis sangat beragam seperti udang jerbung, lobster, manyung, bawal hitam, bawal putih, kakap merah, kakap putih, kembung, tongkol, tenggiri, layur, cucut, pari dan lainlain (DKP Kabupaten Ciamis, 2011). 4.2.2 Volume dan nilai produksi Menurut DKP Kabupaten Ciamis (2011), volume produksi hasil tangkapan Kabupaten Ciamis pada tahun 2010 adalah sebesar 441,77 ton dengan nilai produksi senilai Rp 24.036.717.614,00. Perkembangan jumlah volume produksi dan nilai produksi dapat dilihat pada Tabel 2.

28 Tabel 2 Perkembangan volume dan nilai produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 Volume (ton) Nilai (Rp) Pertumbuhan (%) Volume Nilai Rasio NP/P (Rp per kg) 2001 2.529,80 24.036.717.614,00 - - 9.501,43 2002 2.168,20 20.398.056.640,00-14,3-15,1 9.407,83 2003 2.599,61 21.590.704.390,00 19,9 5,8 8.305,36 2004 1.871,04 18.749.273.800,00-28,0-13,2 10.020,78 2005 1.205,68 11.933.037.000,00-35,6-36,4 9.897,35 2006 1.605,62 16.664.982.880,00 33,2 39,7 10.379,16 2007 1.665,52 21.508.369.145,00 3,7 29,1 12.913,91 2008 1.997,11 29.455.193.290,00 19,9 36,9 14.748,91 2009 1.231,88 19.125.676.043,00-38,3-35,1 15.525,60 2010 441,77* 7.415.710.065,00-64,1-61,2 16.786,36 Rata-rata -11,5-5,5 - Kisaran -64,1 33,2-61,2 39,7 - Keterangan : * = Angka sementara Perkembangan kurva volume produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2001 2010 cenderung menurun (Gambar 2). Pertumbuhan volume produksi tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 33,2%, sedangkan pertumbuhan volume produksi terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar -64,1%. Rata-rata pertumbuhan volume produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2001 2010 adalah -11,5% dengan kisaran -64,1% 33,2%. Pertumbuhan volume produksi terbesar yang terjadi pada tahun 2006 di atas mengindikasikan bahwa bencana tsunami yang terjadi pada tahun 2006 di wilayah selatan Kabupaten Ciamis tidak membuat pertumbuhan produksi hasil tangkapan menurun. Padahal pada tahun 2005 terjadi pertumbuhan yang negatif (-35,6%). Dengan demikian berdasarkan data di atas, pertumbuhan volume produksi hasil tangkapan pada tahun 2006 seharusnya jauh lebih besar dari 33,2%. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, pertumbuhan volume produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis cenderung menurun, hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah trip nelayan karena besarnya gelombang dan angin sehingga nelayan tidak melaut untuk menangkap ikan (subsubbab 4.2.1). Pada tahun 2010 jumlah trip nelayan di Kabupaten Ciamis adalah sebanyak 379.146 trip atau mengalami penurunan sebesar -15,7% dibandingkan jumlah trip pada

29 tahun 2009 (449.928 trip; DKP Kabupaten Ciamis, 2011). Selain itu, banyaknya pendaratan hasil tangkapan yang tidak tercatat di PPI Pangandaran (subsubbab 5.1.1) mengakibatkan jumlah volume produksi hasil tangkapan yang tercatat di Kabupaten Ciamis tahun 2010 menurun sebesar -64,1%. Volume Produksi (ton) 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 2 Kurva perkembangan volume produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 Perkembangan nilai produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2001 2010 cenderung fluktuatif (Gambar 3). Rata-rata pertumbuhan nilai produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis pada periode tersebut adalah sebesar -5,5% dengan kisaran -61,2% 39,7%. Pertumbuhan nilai produksi tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 39,7%, sedangkan pertumbuhan nilai produksi terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar -61,2%. Nilai Produksi (Rp x 10 9 ) 30 25 20 15 10 5 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 3 Kurva perkembangan nilai produksi hasil tangkapan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010

30 4.2.3 Unit penangkapan ikan 1) Armada penangkapan ikan Menurut DKP Kabupaten Ciamis (2011), jenis armada penangkapan ikan yang terdapat di Kabupaten Ciamis terdiri dari perahu tanpa motor, perahu motor tempel, dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.897 unit, yang terdiri dari perahu tanpa motor sebanyak 33 unit (1,7%), perahu motor tempel sebanyak 1.863 unit (98,2%) dan kapal motor sebanyak 1 unit (0,1%). Perahu motor tempel merupakan jenis armada yang dominan digunakan oleh nelayan, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis masih tradisional. Tabel 3 Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 Jenis Armada (unit) KM PMT PTM Jumlah (unit) Pertumbuhan (%) 2001 4 1.142 38 1.184-2002 4 1.244 38 1.286 8,6 2003 4 1.510 30 1.544 20,1 2004 4 1.548 122 1.674 8,4 2005 4 1.548 122 1.674 0,0 2006 4 962 114 1.080-35,5 2007 4 2.071 114 2.189 102,7 2008 4 1.863 33 1.900-13,2 2009 4 1.863 33 1.900 0,0 2010 1 1.863 33 1.897-0,2 Rata-rata 10,1 Kisaran -35,5 102,7 Keterangan : 1.KM = Kapal Motor; 2.PMT = Perahu Motor Tempel; 3.PTM = Perahu Tanpa Motor Perkembangan kurva jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis pada kurun waktu tahun 2001 2010 cenderung fluktuatif dengan ratarata pertumbuhan per tahun sebesar 10,1% dan kisaran pertumbuhan per tahun sebesar -35,5% 102,7% (Tabel 3 dan Gambar 4). Pertumbuhan jumlah armada penangkapan ikan terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar -35,5%, hal ini disebabkan oleh bencana tsunami yang terjadi di wilayah Selatan Kabupaten Ciamis khususnya di Kecamatan Pangandaran sehingga menyebabkan rusaknya

31 armada penangkapan ikan. Pertumbuhan armada penangkapan ikan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 102,7%, hal ini disebabkan oleh adanya bantuan perahu motor tempel ukuran 1 GT sebanyak 1.000 unit ke wilayah Kabupaten Ciamis dari Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu upaya pemulihan setelah terjadinya bencana tsunami tahun 2006. Penurunan jumlah armada penangkapan ikan juga terjadi pada tahun 2010 yaitu berkurangnya kapal motor sebanyak -75%. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, hal ini disebabkan biaya operasional yang tinggi sehingga nelayan memilih untuk menjual kapal motornya ke nelayan Cilacap. 2500 2000 Jumlah (unit) 1500 1000 500 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 4 Kurva perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 2) Alat penangkapan ikan Jumlah alat penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2010 adalah sebanyak 3.415 unit yang didominasi oleh alat tangkap gillnet (gillnet monofilament dan gillnet multifilament) sebanyak 2.395 unit (70,1%). Alat tangkap lain yang terdapat di Kabupaten Ciamis adalah pancing rawai sebanyak 469 unit (13,7%), trammel net sebanyak 303 unit (8,9%), dogol sebanyak 201 unit (5,9%), pukat pantai sebanyak 27 unit (0,8%) dan bagan sebanyak 20 unit (0,6%) (DKP Kabupaten Ciamis, 2011).

32 Tabel 4 Perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 Pancing Rawai Pukat Pantai Jenis Alat Tangkap (unit) Gillnet Dogol Trammel net Bagan Jumlah (unit) Pertumbuhan (%) 2001 551 31 1.686 195 661-3.124-2002 551 31 1.686 195 661 13 3.137 0,4 2003 253 53 1.309 141 203 36 1.995-36,4 2004 242 22 1.359 160 219 36 2.038 2,2 2005 242 22 1.359 160 219 36 2.038 0,0 2006 153 32 926 97 144 16 1.368-32,9 2007 205 43 2.806 110 276 20 3.460 152,9 2008 469 27 2.395 201 303 20 3.415-1,3 2009 469 27 2.395 201 303 20 3.415 0,0 2010 469 27 2.395 201 303 20 3.415 0,0 Rata-rata 9,4 Kisaran -36,4 152,9 Perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 cenderung meningkat setelah mengalami penurunan pada tahun 2001 2003. Rata-rata pertumbuhan per tahun pada periode tahun 2001 2010 adalah sebesar 9,4% dengan kisaran pertumbuhan per tahun sebesar -36,4% 152,9% (Tabel 4 dan Gambar 5). 4000 3000 Jumlah (unit) 2000 1000 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 5 Kurva perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010

33 Pertumbuhan jumlah alat tangkap terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar -36,4%. Penurunan jumlah alat tangkap juga terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar -32,9%, hal ini disebabkan karena bencana tsunami yang terjadi di wilayah Selatan Kabupaten Ciamis sehingga mengakibatkan banyaknya alat tangkap yang rusak dan hilang terbawa gelombang tsunami. Pertumbuhan jumlah alat tangkap terbesar terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 152,9%. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk menstabilkan kembali kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Ciamis dengan memberikan bantuan berupa alat tangkap gillnet kepada nelayan. 3) Nelayan Jumlah nelayan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2010 adalah sebanyak 3.826 orang (DKP Kabupaten Ciamis, 2011). Rata-rata pertumbuhan per tahun jumlah nelayan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2001 2010 adalah 1,4% dengan kisaran -21,3% 18,6% (Tabel 5). Tabel 5 Perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 Jumlah (orang) Pertumbuhan (%) 2001 3.531-2002 3.876 9,8 2003 4.598 18,6 2004 4.709 2,4 2005 4.709 0,0 2006 4.619-1,9 2007 4.619 0,0 2008 4.860 5,2 2009 4.860 0,0 2010 3.826-21,3 Rata-rata 1,4 Kisaran -21,3 18,6 Pada periode tahun 2001 2004, perkembangan jumlah nelayan cenderung meningkat dengan nilai peningkatan yang relatif tidak terlalu besar (Gambar 6). Pertumbuhan jumlah nelayan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 18,6%. Namun pada periode tahun 2004 2010 pertumbuhan jumlah nelayan

34 cenderung mengalami penurunan dengan nilai yang relatif tidak terlalu besar. Pertumbuhan jumlah nelayan terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar -21,3%. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, bertambah atau berkurangnya jumlah nelayan di Kabupaten Ciamis disebabkan karena banyaknya nelayan yang beralih profesi seperti menjadi pedagang, pemandu wisata dan tukang ojek. Tidak adanya syarat dan keahlian khusus menyebabkan seseorang dengan mudah menjadi nelayan. Begitu juga sebaliknya, ketika produksi hasil tangkapan sedang menurun atau pada saat nelayan tidak mempunyai modal melaut, nelayan dapat dengan mudah beralih profesi seperti menjadi pedagang, tukang ojek, pemandu wisata atau pekerjaan lainnya. 5.000 4.000 Jumlah (orang) 3.000 2.000 1.000 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 6 Kurva perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Ciamis tahun 2001 2010 Hampir seluruh nelayan yang terdapat di Kabupaten Ciamis merupakan nelayan asli yang bersifat menetap. Jika ditinjau dari klasifikasi nelayan berdasarkan waktu yang digunakan untuk menangkap ikan, sebagian besar nelayan di Kabupaten Ciamis merupakan nelayan penuh. Disamping nelayan penuh juga terdapat nelayan sambilan utama, hal ini dapat dilihat pada saat produksi hasil tangkapan sedang menurun atau pada saat nelayan tidak mempunyai modal untuk melaut, nelayan beralih profesi menjadi pedagang, tukang ojek, pemandu wisata atau pekerjaan lainnya.